K
DENGAN SNH DM DI RUANG SADEWA 3 RSUD
K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
Disusun Oleh:
Oktavia Rizkya Putri
G3A021025
C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 13 Maret 2022 jam 20.14 WIB. melalui
IGD untuk menjalani perawatan, setelah mendatangani formulir persetujuan rawat
inap dan dipasang gelang identitas, pasien lalu diantar oleh petugas kurir (porter) ke
ruang sadewa 3 menggunakan Brankart.
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat penanggung jawab
disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer internal dimana dalam
formulir.
Berikut ini hasil pendokumentasian komunikasi SBAR oleh perawat pada saat
transfer pasien:
S : Nama Tn. S 54 tahun , DPJP yaitu dr. Dyah Sp.S, diagnose medis: hemiparase
dd snh, masuk pada tanggal : 13 Maret 2022 jam 20.14 WIB. Pasien bicara pelo,
lemah anggota gerak sebalah kanan, dan pusing
B : Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum pasien bicara pelo,
lemah anggota gerak sebelah kanan kekuatan otot 4444/5555. kesadaran
composmentis , GCS: 15, BB: 60 kg, TTV : TD: 156/88 mmHg, HR: 92 x/mnt, RR:
20x/mnt, suhu tubuh: 36.4 ºC, SpO2: 99%.
A : Resiko perfusi serebral tidak efektif
R : Monitor TTV, Monitor KU, Kolaborasi pemberian therapy infus infus RL 20
tpm, injeksi: ranitidine 50mg, mecobalamin 500mg, citicolin 500mg, novorapid 10
iu, per oral : amlodipin 10mg, candesartan 16 mg.
2) Kapasitas ruangan
3) Fasilitas yang ada, fungsi dan cara penggunaan; seperti saklar dan lampu
ruangan, cara menyalakan dan mematikan AC, meja dan kursi, almari,
tempat sampah dan arah mata angin.
f. Perawat memberi informasi mengenai dokter yang merawat dan perawat yang
bertanggungjawab terhadap pelayanan saat itu.
10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatife tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan el,ektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Kewajiban pasien
1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit
Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Tn. S pada hari kedua didapatkan skor 11 yang
termasuk dalam kategori ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut
Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan perawatan minimal
memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang
dibutuhkan pasien per shift-nya adalah:
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
= 2= 0,29 = 1 Perawat
𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽 7
𝐽ℎ𝐽𝐽
Kesimpulan :
1 orang klien dengan tingkat ketergantungan ringan, minimal membutuhkan 1 perawat
dalam setiap shift kerja. Dalam 24 jam 1 klien dibutuhkan 3 orang perawat.
.
Tabel Morses Fallrisk
Penilaian Resiko Jatuh Skor 19-
10-
2021
Riwayat jatuh: tidak Jatuh satu kali atau lebih dalam 25 -
termasuk kecelakaan kerja kurun waktu 6 bulan
atau rekreasional
Dengan dua diagnosa Tidak 0 -
Ya 15 15
Status mental Agitasi/konvulsi 15 -
Dimensia 15 -
Gaya berjalan Terganggu 20 20
Lemah 10 -
Normal 0 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding, dll 30 -
Kruk, tongkat, tripot, dll 15 -
Kondisi medis Diagnosa sekunder 15 -
Pasien terpasang infus 20 20
Skor total s.k.o.r.e 55
Kesimpulan RT
Keterangan skor:
Resiko tinggi (RT): 51 atau lebih
Resiko sedang (RS): 25-50
Resiko rendah (RR): 0-24
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada pasien Tn. S didapatkan hasil skore 55
yaitu (resiko tinggi).
Melakukan 15 menit
pemeriksaan
TTV
Menanyakan keluahan 5 menit
Memberikan posisi 2 menit
semi fowler
Memberikan oksigen 3 menit
5 liter
Memberikan 5 menit
edukasi diit
6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal Parsi Total
al
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
1. 0,17 0,14 0,27 0,15 0,36 0,30
2. 0,34 0,28 0,54 0,30 0,72 0,60
3. 0,51 0,42 0,81 0,45 1,08 0,90
4. 0,68 0,56 1,08 0,60 1,44 1,20
5. 0,85 0,70 1,35 0,75 1,80 1,50
6. 1,02 0,84 1,62 0,90 2,16 1,80
7. 1,19 0,98 1,89 1,05 2,52 2,10
8. 1,36 1,12 2,16 1,20 2,88 2,40
9. 1,53 1,26 2,43 1,35 3,24 2,70
10. 1,70 1,40 2,70 1,50 3,60 3,00
Jumlah Pembiayaan
Total Harga
No. Tindakan Logistik Total Biaya
penggun Satuan
aan
1. Biaya administrasi 1 15.500 15.500
Meja
Kasur
Sprei
Bantal
Sarung Bantal
Selimut
Tiang Infus
Hanscrub
Tempat Sampah
Lemari
Penerangan+lam pu
Air
Kamar
Mandi/WC
8. Pelayanan Asuhan keperawatan 1 35.000 35.000
rawat inap
9. Pelayanan 1 8.500 8.500
laundry
10. Viti dokter dr. Dyash sp.s 1 35.000 35.000
spesialis
RP. 1.910.000
TOTAL
8. Edukasi Pasien dan Keluarga
Perawat memberikan edukasi kepada keluarga Tn. S dan mengenai
pencegahan penyebaran infeksi yaitu dengan cuci tangan 6 langkah menggunakan
handscrub dan handwash yang tersedia di dekat wastafel, menggunakan masker,
mengedukasi mengenai penyakit yang di derita dan diit untuk mendukung proses
penyembuhan pasien.
9. Discharge Planing
a) Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang pasien
keluarga juga ikut dilibatkan karena keluarga merupakan bagian dari unit perawatan
agar proses perawatan dari ruang Sadewa 3 ke rumah dapat efektif. Beberapa
elemen dari pengkajian discharge planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa pasien febris thypoid dengan keluhan demam naik turun, menggigil
dan pusing serta nyeri punggung kiri dan kedua kaki dengan masalah
keperawatan yang muncul adalah hipertermia berhubungan dengan proses
penyakit.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama menjalani perawatan di
rumah sakit adalah BPJS.
b) Diagnosa
Diagnosa keperawatan dengan lanjutkan tindakan keperawatan
c) Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelesaikan
permasalahan pasien :
1) Dokter
Memberikan edukasi terkait kondisi kesehatan pasien dan penyakit yang dialami
pasien dengan gambaran tindakan yang akan dilakukan dan tindakan selanjutnya.
2) Ahli Gizi
Memberikan edukasi terkait dengan diit yang sebaiknya dikonsumsi oleh pasien
seperti makanan lunak sehingga mudah untuk dicerna oleh pasien.
3) Farmasi
Memberikan informasi terkait dengan obat-obatan seperti dosis, manfaat, efek
samping obat yang diberikan kepada pasien saat pulang.
4) Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan kesehatan
pasien dirumah sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti :
a) Anjurkan tirah baring
b) Catat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien dalam
pendokumentasian
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Menjelaskan obat apa saja yang akan dibawa pulang dan dosis obatnya.
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien terdapat
tempat pelayanan kesehatan, agar ketika klien memubutuhkan
pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke tempat pelayanan terdekat
seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang
akan diperoleh klien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus kontrol
dengan dokter penanggung jawab klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat memberikan dan menjelaskan cara
pemakaian obat yang sudah diedukasi oleh Farklin, memotivasi untuk
melakukan diit sesuai yang dijelaskan oleh ahli gizi.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
d) Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary).
e) Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi selanjutnya akan
dinilai oleh DPJP apakah klien sudah bisa pulang atau belum.
11. Komunikasi
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga medis seperti
dokter spesialis saat visit dokter. kemudian komunikasi keluarga pasien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat keluarga pasien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya. Komunikasi
dengan ahli gizi dilakukan saat ahli gizi memberikan edukasi ke pasien.