Anda di halaman 1dari 20

RESUME MANAJEMEN KEPERAWATAN PADA Tn.

K
DENGAN SNH DM DI RUANG SADEWA 3 RSUD
K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

Disusun Oleh:
Oktavia Rizkya Putri
G3A021025

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SEMARANG
2022
A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 13 Maret 2022 jam 20.14 WIB
Tanggal pengkajian : 14 Maret 2022 jam 07.00 WIB
I. Identitas Klien
Nama : Tn. S
No. Rekam Medis : 5645xxx
usia : 54 tahun
Ruang Rawat Inap : Sadewa 3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Bahasa : Jawa dan Indonesia
Alamat : Jl. Sayangan
Pembiayaan Kesehatan : BPJS Non PBI Kelas 3
Dirawat DPJP : dr. Dyah, Sp.S
II. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.W
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
Hubungan dengan Klien : Anak Kandung
Bahasa : Jawa dan Indonesia
Alamat : Jl. Sayangan

B. RESUME MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Tn. S datang ke IGD RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang pada tanggal 13
Maret 2022 jam 20.00 WIB. Pasien dengan diagnosa medis hemiparesis dd/SNH,
SH, hiperglikemia DM datang dengan keadaan umum kesadaran composmentis.
Pasien mengatakan lemah anggota gerak nan dirasakan sejak 4 jam SMRS, disertai
pelo, rasa kesemutan di wajah sebelah kanan, jalan sempoyongan, pusing. Hasil
pemeriksaan fisik di IGD didapatkan data keadaan umum yaitu GCS: 15, TD:
156/88 mmHg, HR: 92 x/mnt, RR: 20x/mnt, suhu tubuh: 36.4 ºC, SpO2: 99%.
GDS 393 mg/dL kekuatan motortik 444/5555. Pasien kemudian di pindah ke
ruang Sadewa 3 pada tanggal 14 Maret 2022 jam 01.37 WIB. Saat pengkajian di
ruang Sadewa 3, pasien mengatakan pusing berkurang.
2. Diagnosa Keperwatan
Berdasarkan hasil pengkajian di atas didapatkan diagnosa keperawatan yaitu:
Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif d.d stroke
3. Intervensi
Diagnosa keperawatan yaitu Resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif d.d stroke.
Tujuan keperawatan yaitu: setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x7 jam
perfusi serebral meningkat dengan kriteria hasil: sakit kepala menurun, refleks syarah
meingkat. Intervensi keperawatan : Observasi : tanda gejala peningkatan TIK. Terapeutik
: berikan posisi semifowler. Kolaborasi : pemberian deuretik osmossis jika perlu
4. Implementasi
Tanggal 14 Maret 2022
Melakukan pemantauan TTV, memonitor tanda gelaja peningkatan TIK,
mempertahankan posisi semifowler
5. Evaluasi
Tanggal 14 Maret 2022
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam dilakukan evaluasi. DPJP
melakukan visite dan pasien tetap dalam pantauan dan tindak lanjut diberikan
perawatan, memonitor TTV: TD: 141/86 mmHg, HR: 89 x/mnt, suhu tubuh: 36.4
RR: 20x/mnt, SpO2 98%. Pasien mengatakan pusing berkurang. Therapi yang
diberikan infus RL 20 tpm, injeksi Ranitidin 2x50 mg, inj citicolin 2x250mg, inj
mecobalamin 500mg, cefixim 2x200mg, fenofibrat 1x300mg, pletal SR 1x100mg.

C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 13 Maret 2022 jam 20.14 WIB. melalui
IGD untuk menjalani perawatan, setelah mendatangani formulir persetujuan rawat
inap dan dipasang gelang identitas, pasien lalu diantar oleh petugas kurir (porter) ke
ruang sadewa 3 menggunakan Brankart.
Sistem penerimaan pasien oleh petugas TPPRI kepada perawat penanggung jawab
disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer internal dimana dalam
formulir.
Berikut ini hasil pendokumentasian komunikasi SBAR oleh perawat pada saat
transfer pasien:
S : Nama Tn. S 54 tahun , DPJP yaitu dr. Dyah Sp.S, diagnose medis: hemiparase
dd snh, masuk pada tanggal : 13 Maret 2022 jam 20.14 WIB. Pasien bicara pelo,
lemah anggota gerak sebalah kanan, dan pusing
B : Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum pasien bicara pelo,
lemah anggota gerak sebelah kanan kekuatan otot 4444/5555. kesadaran
composmentis , GCS: 15, BB: 60 kg, TTV : TD: 156/88 mmHg, HR: 92 x/mnt, RR:
20x/mnt, suhu tubuh: 36.4 ºC, SpO2: 99%.
A : Resiko perfusi serebral tidak efektif
R : Monitor TTV, Monitor KU, Kolaborasi pemberian therapy infus infus RL 20
tpm, injeksi: ranitidine 50mg, mecobalamin 500mg, citicolin 500mg, novorapid 10
iu, per oral : amlodipin 10mg, candesartan 16 mg.

2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien


PPJP melakukan orientasi kepada Tn. S dan keluarga.
a. Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.

b. Perawat mengantar pasien dan keluarga pasien ke kamar pasien.

c. Perawat menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang:

1) Nama ruang, kelas, dan nomor kamar tempat pasien dirawat.

2) Kapasitas ruangan

3) Fasilitas yang ada, fungsi dan cara penggunaan; seperti saklar dan lampu
ruangan, cara menyalakan dan mematikan AC, meja dan kursi, almari,
tempat sampah dan arah mata angin.

4) Alat bantu komunikasi (bel pasien)

5) Lokasi atau tempat petugas (Nurse Station)

d. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang cara meninggikan atau


menurunkan tempat tidur pasien, cara memasang pengaman tempat tidur
pasien dan cara mengunci roda tempat tidur.
e. Perawat menjelaskan kepada pasien/keluarga tentang lokasi kamar mandi dan
fasilitas yang ada di dalamnya, fungsi pispot, pot urinal dan pegangan di kamar
mandi.

f. Perawat memberi informasi mengenai dokter yang merawat dan perawat yang
bertanggungjawab terhadap pelayanan saat itu.

g. Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai maksud, tujuan dan fungsi


pemasangan gelang pasien, pasien akan selalu diidentifikasi dengan
menyebutkan nama dan tanggal lahir saat melakukan tindakan.

h. Perawat menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bagaimana cara:

1) Memperoleh informasi/edukasi mengenai kondisi pasien

2) Penunjukan kewenangan penerima informasi (pelepasan informasi)

3) Memperoleh pelayanan rohani apabila membutuhkan

4) Melaporkan kejadian/perubahan kondisi pasien

5) Menyampaikan keluhan berhubungan dengan pelayanan/sarana yang


kurang memuaskan

6) Tata tertib kunjungan pasien (jam besuk)

i. Perawat menjelaskan kepada pasien /keluarga tentang layanan informasi dan


pengaduan di Customer Service.

j. Perawat menjelaskan kepada pasien mengenai jalur evakuasi jika terjadi


bencana di Rumah Sakit.

k. Perawat mengajarkan kepada keluarga pasien mengenai cara cuci tangan


melalui 6 langkah.

l. Mengucapkan salam dan berpamitan kepada pasien/keluarga pasien.

Kemudian keluarga diminta untuk menandatangi lembar bukti bahwa


klien sudah mendapatkan orientasi dari perawat.
Hak dan kewajiban pasien di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang
1. Hak pasien

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar


profesi dan standar prosedur operasional

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar


dari kerugian fisik dan materi

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan


peraturan yang berlaku di Rumah Sakit

8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain


yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun luar
Rumah Sakit

9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk


data-data medisnya

10. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatife tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan

11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya

12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis

13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya


selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya

14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan


di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya

16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya

17. Menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana

18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan el,ektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2. Kewajiban pasien

1. Mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku di Rumah Sakit

2. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya

3. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit


yang diderita kepada dokter yang merawat

4. Melunasi/memberikan imbalan jasa atas pelayanan rumah sakit/dokter

5. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

Tata tertib RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang


1. Sebaiknya Anda tidak melakukan kunjungan lebih dulu jika kondisi badan
tidak fit, sedang flu, demam, dsb.
2. Anak-anak di bawah usia 14 tahun tidak diizinkan berkunjung karena daya
tahan tubuh yang masih rendah.
3. Pengunjung diwajibkan :
a. Tidak merokok

b. Tidak duduk / tiduran di tempat tidur pasien

c. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan

d. Pengunjung harus segera meninggalkan ruang perawatan setelah jam


berkunjung selesai.
Waktu Berkunjung

Karena kebijakan pandemic covid, waktu berkunjung pasien di RSD K.R.M.T

Wongsonegoro ditidadakan hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan.

3. Tingkat Ketergantungan Pasien


Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Nilai Keterangan
0 1 2 3
Makan,Minum 1 0: Tidak mampu
1: Dibantu
2: Mandiri
Mandi 1 0: Tergantung orang lain
1: Mandiri
Perawatan diri 0 0: Tergantung orang lain
(grooming) 1: Mandiri
Berpakaian 1 0: Tidak mampu
(deressing) 1: Dibantu
2: Mandiri
BAB (bowel) 2 0: Inkontinensia (tidak teratur/perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia (maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK 2 0 : Inkontinensia (tidak teratur/perlu enema)
(bladder) 1 : Kadang inkontinensia (maks 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer 2 0: Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 2 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan 1 0 : Tergantuan bantuan orang lain
toilet 1 : Membutuhakan batuan tapi beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : mandiri
Naik turun 1 0 : Tidak mampu
tangga 1 : Membutuhakan batuan
2 : mandiri
Total score 11 Ketergantungan ringan

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang

5-8 : Ketergantungan berat


0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Tn. S pada hari kedua didapatkan skor 11 yang
termasuk dalam kategori ketergantungan ringan. Untuk pasien rawat inap, menurut
Douglas (1984) standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan perawatan minimal
memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah kebutuhan tenaga perawat yang
dibutuhkan pasien per shift-nya adalah:
𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽ℎ 𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽
= 2= 0,29 = 1 Perawat
𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽 7
𝐽ℎ𝐽𝐽

Kesimpulan :
1 orang klien dengan tingkat ketergantungan ringan, minimal membutuhkan 1 perawat
dalam setiap shift kerja. Dalam 24 jam 1 klien dibutuhkan 3 orang perawat.

4. Prinsip Pasien Safety


a. Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran
keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif, penggunaan
obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh. Perawatan yang
didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh
petugas dan Tn.S telah terpasang gelang identitas utama berwarna biru
yang berisi identitas utama klien yaitu nama, tanggal lahir dan No.
Rekam Medis. Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayanan
seperti pemberian obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi
identitas pasien dengan mencocokan nama, tanggal lahir dan no. Rekam
medis pasien dengan tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Penggunaan komunikasi efektif dilakukan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat ataupun
pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif digunakan untuk
mengurangi resiko kesalah pahaman yang mungkin dapat terjadi
sewaktu-waktu.
c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)
Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah menggunakan
prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar cara pemberian,
benar dosis, benar waktu, benar dokumentasi dan benar informasi yang
diberikan. Selama dirawat di rumah sakit.
d. Kepastian tepat lokasi tepat prosedur dan tepat operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan Perawat selalu
mencuci tangan dan sudah mengajarkan cara mencuci tangan kepada
pasien dan keluarga
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi pasien
dengan menggunakan tabel morses fallrisk untuk mengukur resiko jatuh
pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. S

.
Tabel Morses Fallrisk
Penilaian Resiko Jatuh Skor 19-
10-
2021
Riwayat jatuh: tidak Jatuh satu kali atau lebih dalam 25 -
termasuk kecelakaan kerja kurun waktu 6 bulan
atau rekreasional
Dengan dua diagnosa Tidak 0 -
Ya 15 15
Status mental Agitasi/konvulsi 15 -
Dimensia 15 -
Gaya berjalan Terganggu 20 20
Lemah 10 -
Normal 0 0
Alat bantu jalan Benda sekitar, kursi, dinding, dll 30 -
Kruk, tongkat, tripot, dll 15 -
Kondisi medis Diagnosa sekunder 15 -
Pasien terpasang infus 20 20
Skor total s.k.o.r.e 55
Kesimpulan RT

Keterangan skor:
Resiko tinggi (RT): 51 atau lebih
Resiko sedang (RS): 25-50
Resiko rendah (RR): 0-24
Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada pasien Tn. S didapatkan hasil skore 55
yaitu (resiko tinggi).

5. Kebutuhan Waktu Perawatan Pasien


Hari/ Tindakan Jenis Tindakan Keperawatan
Tangga Keperawatan Yang Langsung Tidak Langsung Kolaborasi
l Dilaksanakan
Senin, Melakukan operan 15 menit
14 Maret
jaga
2022 Memberikan terapi 5 menit
obat sesuai anjuran

Melakukan 15 menit
pemeriksaan
TTV
Menanyakan keluahan 5 menit
Memberikan posisi 2 menit
semi fowler
Memberikan oksigen 3 menit
5 liter
Memberikan 5 menit
edukasi diit

Menulis laporan 10 menit


hasil kondisi pasien

Melakukan operan 5 menit


jaga
Total 65 Menit

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :

Waktu tindakan keperawatan yang


Hari perawatan Jadwal sift
Dilaksanakan
1 Pagi 80 menit
2 Siang 70 menit

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan asuhan


keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien
Minimal Parsi Total
al
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
1. 0,17 0,14 0,27 0,15 0,36 0,30
2. 0,34 0,28 0,54 0,30 0,72 0,60
3. 0,51 0,42 0,81 0,45 1,08 0,90
4. 0,68 0,56 1,08 0,60 1,44 1,20
5. 0,85 0,70 1,35 0,75 1,80 1,50
6. 1,02 0,84 1,62 0,90 2,16 1,80
7. 1,19 0,98 1,89 1,05 2,52 2,10
8. 1,36 1,12 2,16 1,20 2,88 2,40
9. 1,53 1,26 2,43 1,35 3,24 2,70
10. 1,70 1,40 2,70 1,50 3,60 3,00

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan asuhan


keperawatan pada klien di ruang Sadewa 3 dengan jumlah total 11 pasien.
ketergantungan minimal: 5, parsial: 3 total: 3. Pasien dengan ketergantungan ringan
membutuhkan perawat (5x0,14=0,7), untuk pasien dengan ketergantungan parsial
(3x0,15=0,45). Dan pasien ketergantungan total (3x0,30=0,9) Jadi, jumlah perawat yang
dibutuhkan yaitu 0,7+0,45+0,9=2,05 ( 2 perawat) untuk melakukan asuhan keperawatan
shift siang.

7. Kebutuhan Logistik Pasien


No Tindakan Logistik Tanggal Total
penggunaa Penggunaan
n
14/3/22
1. Biaya 1 1
Administrasi
rawat inap
2. Pemberian terapi RL 500 ml 3 3
obat Inj Ranitidin 50 mg 2 2
Inj Citicolin 250mg 2 2
Inj mecobalamin 500 1 1
mg
Cefitim tab 200 mg 2 2
Fenofibrat tab 100 mg 1 1
1 1
Pletaal SR 100 mg
Novorapid im 1 1
3. Pemakain alat Alkhol swab 10 10
Infusion pump 1 1
Syringe pump 1 1
Pemasangan DC 1 1
Apron plastik 2 2
Mask earloop 10 10
Masker kantung dws 1 1
Sarung tangan non 4 4
steril
Spuit 10 cc 1 1
softpad 2 2
4. Ruang perawatan Tempat tidur 1 1
kelas 2 Bel pasien
AC
Meja
Kasur
Sprei
Bantal
Sarung bantal
Selimut
Tiang infus
Handscrub
Tong sampah
Lemari
Penerangan+listrik
Air
Kamar mandi/WC
Gayung
Pispot
5. Visite dokter dr. Jeremi 2 2
umum dr. Seno
6. Visite dokter dr. Dyah sp.S 1 1
spesialis
dr. Winarno sp.pd

8. Konsultasi Ahli Gizi 1 1


9. Tindakan Injeksi perhari 1 1
keperawatan

Jumlah Pembiayaan
Total Harga
No. Tindakan Logistik Total Biaya
penggun Satuan
aan
1. Biaya administrasi 1 15.500 15.500

Pemberian terapi RL 500 ml 3 10.000 30.000


2.
obat Inj Ranitidin 50 mg 2 1.500 13.000
Inj Citicolin 250mg 2 80.000 160.000
1

Inj mecobalamin 500 1 13.000 13.000


mg
Cefitim tab 200 mg 2 3.000 66.000
Fenofibrat tab 100 mg 1 5.000 55.000
Pletaal SR 100 mg 1 18.000 18.000
Novorapid im 1 200.000 200.000
3. Pemakain alat Alkhol swab 10 200 2.000
Infusion pump 1 25.000 25.000
Syringe pump 1 25.000 25.000
Pemasangan DC 1 29.000 29.000
Apron plastik 2 9.500 19.000
Mask earloop 10 500 5.000
Masker kantung 1 27.500 27.500
dws
Sarung tangan non 4 1.000 4.000
steril
Spuit 10 cc 1 2.000 2.000
softpad 2 5.000 10.000
4. Ruang perawatan Tempat Tidur 1 55.000 55.000
kelas III Ac

Meja

Kasur

Sprei

Bantal

Sarung Bantal

Selimut

Tiang Infus

Hanscrub

Tempat Sampah

Lemari

Penerangan+lam pu
Air

Kamar
Mandi/WC
8. Pelayanan Asuhan keperawatan 1 35.000 35.000
rawat inap
9. Pelayanan 1 8.500 8.500
laundry
10. Viti dokter dr. Dyash sp.s 1 35.000 35.000
spesialis

dr. winarno sp.pd 1 35.000 35.000

11. Konsultasi Ahli gizi 1 7.500


7.500

Farmasi rawat inap 1 15.000 15.000

RP. 1.910.000
TOTAL
8. Edukasi Pasien dan Keluarga
Perawat memberikan edukasi kepada keluarga Tn. S dan mengenai
pencegahan penyebaran infeksi yaitu dengan cuci tangan 6 langkah menggunakan
handscrub dan handwash yang tersedia di dekat wastafel, menggunakan masker,
mengedukasi mengenai penyakit yang di derita dan diit untuk mendukung proses
penyembuhan pasien.

9. Discharge Planing
a) Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang pasien
keluarga juga ikut dilibatkan karena keluarga merupakan bagian dari unit perawatan
agar proses perawatan dari ruang Sadewa 3 ke rumah dapat efektif. Beberapa
elemen dari pengkajian discharge planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa pasien febris thypoid dengan keluhan demam naik turun, menggigil
dan pusing serta nyeri punggung kiri dan kedua kaki dengan masalah
keperawatan yang muncul adalah hipertermia berhubungan dengan proses
penyakit.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama menjalani perawatan di
rumah sakit adalah BPJS.
b) Diagnosa
Diagnosa keperawatan dengan lanjutkan tindakan keperawatan
c) Perencanaaan: Hasil yang diharapkan
Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menyelesaikan
permasalahan pasien :
1) Dokter
Memberikan edukasi terkait kondisi kesehatan pasien dan penyakit yang dialami
pasien dengan gambaran tindakan yang akan dilakukan dan tindakan selanjutnya.
2) Ahli Gizi
Memberikan edukasi terkait dengan diit yang sebaiknya dikonsumsi oleh pasien
seperti makanan lunak sehingga mudah untuk dicerna oleh pasien.
3) Farmasi
Memberikan informasi terkait dengan obat-obatan seperti dosis, manfaat, efek
samping obat yang diberikan kepada pasien saat pulang.
4) Menentukan rencana perawatan untuk mempersiapkan perawatan kesehatan
pasien dirumah sesuai dengan kebutuhan pasien, seperti :
a) Anjurkan tirah baring
b) Catat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien dalam
pendokumentasian
Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk
persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Menjelaskan obat apa saja yang akan dibawa pulang dan dosis obatnya.
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal pasien terdapat
tempat pelayanan kesehatan, agar ketika klien memubutuhkan
pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke tempat pelayanan terdekat
seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan medis/keperawatan yang
akan diperoleh klien ketika sudah pulang nantinya, pasien harus kontrol
dengan dokter penanggung jawab klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat memberikan dan menjelaskan cara
pemakaian obat yang sudah diedukasi oleh Farklin, memotivasi untuk
melakukan diit sesuai yang dijelaskan oleh ahli gizi.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
d) Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary).
e) Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi selanjutnya akan
dinilai oleh DPJP apakah klien sudah bisa pulang atau belum.

10. Kepuasan Pasien


Pasien mengatakan puas terhadap pelayanan di RSUD K.R.M.T wongsonegoro
semarang, terutama dibangsal Sadewa 3.

11. Komunikasi
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga medis seperti
dokter spesialis saat visit dokter. kemudian komunikasi keluarga pasien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat keluarga pasien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya. Komunikasi
dengan ahli gizi dilakukan saat ahli gizi memberikan edukasi ke pasien.

12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial


a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial. Komunikasi
yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan mudah dimengerti
oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu dan dosis yang diberikan
sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk penanda tangananan discharge
planning pada saat pertama masuk sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga.
Untuk setiap tindakan dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
Dalam proses perawatan pasien, pasien mendapat asuhan dari
PPA(Professional Pemberi Asuhan) yaitu DPJP, PPJA, Ahli Gizi dan Farmasi
Klinis, sehingga dengan adanya PPA tersebut merupakan sumber daya
pendukun dalam pemberian asuhan pada pasien untuk memperoleh out come
sesuai yang diharapkan.

13. Hambatan /Tantangan, Faktor Pendukung dan Solusi Penyelesaian dalam


Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit.
b. Pendukung
1. Tenaga medis yang siap membantu
2. Keluarga komunikatif, mampu mengungkapkan semua keluhan
yang dirasakan sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan
kondisi pasien.
3. Perawatan yang diberikan pada pasien sudah sesuai dengan SOP yang
ada.
4. Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 7 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut pada klien.
Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami, termasuk
pemberian diit dan perawatan lanjutan selama perawatan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai