Anda di halaman 1dari 3

Kesaksian Bpk.

Suprayitno
Sabtu 01 Januari 2022

Shalom, Selamat pagi saudaraku.


Terimakasih atas waktunya yang diberikan kepada kami. Kami ingin menyaksikan
secara singkat tentang pertolongan Tuhan didalam keluarga kami. Yang kami beri judul :
“MUJIZAT MASIH ADA”

Kisah ini kami alami didalam keluarga kami yang terjadi pada akhir bulan Juni 2021,
secara akal dan pikiran manusia itu adalah hal yang tidak mungkin dan diluar nalar kami,
tetapi Tuhan telah menunjukkan mujizat itu kepada kami.
Urutan singkat dari peristiwa ini dimulai dari tanggal 22 Juni 2021 Ayah merasakan
tubuhnya meriang, tetapi Ayah tetap bekerja dan pulang malam.
Pada tanggal 23 Juni 2021 malam, Ayah merasakan meriangnya semakin hebat,
sampai-sampai didalam perjalanan pulang dari pabrik Way Abung kira-kira berjarak 37 Km
bisa makan waktu 2 jam, karena kondisi tubuhnya tidak kuat dan harus beberapa kali
berhenti didalam perjalanan.
Kemudian pada tanggal 24 Juni 2021 Ayah diantar Eko pergi kedokter umum dan
berobat, sama dokter diberi waktu istirahat selama 4 hari.
Setelah 4 hari berlalu, ternyata kondisi badan Ayah semakin melemah, kemudian
pada tanggal 28 Juni 2021 Ayah kembali diantar Eko pergi ke dokter umum untuk berobat
yang kedua kalinya, tetapi apa yang terjadi pada hari itu, tubuh Ayah semakin melemah dan
nafasnya terasa berat. Lalu sore harinya Ayah minta diantar ke rumah sakit.
Setelah sampai di Rumah Sakit ISLAM, dokter mengatakan “Saturasi Bapak Cuma
30% dan Detak Nadinya Cuma 60/menit, dan harus segera mendapatkan pertolongan”
tetapi yang benar-benar aneh, saat itu Ayah masih bisa berjalan sendiri, berhubung di
Rumah Sakit ISMAM tidak ada dokter paru, maka kami dianjurkan ke Rumah Sakit Harapan
Bunda atau Rumah Sakit YMC, maka kamipun memilih ke Rumah Sakit YMC karena yang
lebih dekat dari rumah.
Setelah kami sampai di Rumah Sakit YMC, Ayahpun segera diperiksa lebih lanjut
termasuk SWEB, dan hasil SWEB menyayakan “Negatif”. Tetapi dokter bilang bahwa “paru-
parunya kronis”, kemudian Ayah dimasukkan keruang ISOLASI karena ada masalah dengan
paru-paru, akhirnya Ayahpun terkontaminasi VIRUS karena Ayah digabungkan satu ruangan
dengan mereka yang terpapar VIRUS.
Kami tidak tau apa yang akan terjadi bila Ayah tetap dibiarkan diruangan itu, karena
Ayah tidak bisa sendiri dan harus ada yang membantu, tetapi tidak boleh ditemani, dan
pada hari kedua di Rumah Sakit YMC, saya menandatangani Surat Pernyataan agar Ayah
boleh ditemani, akhirnya Eko boleh masuk keruang ISOLASI tersebut untuk menemani Ayah.
Pada hari ketiga sore, kondisi Ayah semakin buruk dan Eko bilang kepada saya bahwa “bisa
tidak bisa Ayah harus segera dikeluarkan dari Rumah Sakit ini, kalau tidak, aku tidak tau
besok akan terjadi apa”.
Kemudian malam itu juga saya berusaha mencari Rumah Sakit didaerah Bandar
Lampung dan kami juga minta tolong kepada beberapa teman di Bandar Lampung untuk
mencarikan Rumah Sakit yang mau menerima Ayah, tetapi pihak Rumah Sakit YMC tidak
mengijinkan keluar karena kondisi Ayah sangat buruk dan beresiko tinggi didalam
perjalanan, akhirnya saya membuat surat pernyataan yang kedua kalinya berkaitan dengan
pencabutan pasien secara paksa. Dan pada hari yang keempat siang tepatnya pada tanggal 2
Juli 2021 Ayah dikirim ke Rumah Sakit Budi Medica di Bandar Lampung, karena Rumah Sakit
di Bandar Lampung semuanya penuh dan tidak mau menerima pasien COVID.
Ada satu Rumah Sakit yang mau menerima Ayah, karena dipaksa oleh seorang
direktur perusahaan. Didalam perjalanan saturasi Ayah hanya 40% bertahan selama 1½ jam
sampai diRumah Sakit Budi Medica. Setelah sampai disana Ayahpun langsung ditangani oleh
dokter dan langsung dipasang ventilator dengan tekanan tinggi hingga saturasinya mencapai
80% minimal.
Sementara Ayah dirawat di Rumah Sakit Budi Medica Bandat Lampung, saya dirumah
juga mengalami gangguan kesehatan hingga dipasang infus sampai 5 hari.
Dihari pertama saturasi Ayah hanya 70%, hari kedua 76%,hari ke tiga 85%, hari ke
empat 95%, hari ke lima 98% dan bertahan sampai hari ke 23 dengan tekanan oksigen dari
80 liter / menit turun sampai 25 liter / menit.
Selama diruang ISOLASI, hampir setiap hari Ayah dihadapkan dengan sebuah
kematian, secara fisik kondisi mereka jauh lebih baik dari pada kondisi Ayah.
Tepatnya pada tanggal 13 Juli 2021 siang, Ayah sempat terlintas pikiran “jangan-
jangan besok giliran saya”, kemudian pada tanggal 13 malam sekitar pukul 01.00 dini hari,
Eko dikasih informasi oleh seorang perawat lewat WA katanya “Mas Eko, Bapak Pinsan“
kemudian Eko menjawab “tidak, bapak itu tidur” kemudian sekitar pukul 03.00, perawat
kembali WA Eko, katanya “Mas Eko, Bapak belum sadar” kemudian saya jawab lagi dengan
hati cemas “tidak, bapak itu sedang tidur, karena sepanjang hari bapak tidak pernah tidur,
dia capek” karena pada saat itu nafas Ayah dinyatakan hilang, nadi Ayah dinyatakan
berhenti oleh dokter dan tidak bisa dibangunkan, pada saat itu ada 3 dokter dan 4 perawat
lengkap dengan peralatan medis, artinya, selama 2 jam ayah telah kehilangan nyawanya,
tetapi tepat pada pukul 03.00 Ayah terbangun dan bertanya kepada mereka “ada apa ini,
kok kumpul-kumpul disini ?” merekapun kaget dan tercengang. Kemudian 3 dokter dan 2
perawat yang lain pergi meninggalkan Ayah, dan Ayah ditunggu oleh 2 perawat ISOLASI
sampai pagi. Dihari itulah Tuhan menyatakan mujizat-Nya kepada Ayah. Sejak saat itu
kondisi Ayah berangsur membaik.
Pada hari ke 18 diruangan ISOLASI, kami harus mencari donor plasma untuk Ayah,
pada saat itu stok di PMI kosong, tetapi pada saat itu Tuhan campur tangan dalam hal ini
dan pada akhirnya kamipun mendapatkannya. Kemudian plasma itu ditransfusi pada pukul
03.00 subuh.
Tetapi pada tanggal 23 Juli 2021 kami kembali diuji iman kami dengan dipanggilnya
Mbah Putri yang merawat Ayah dari bayi ke pangkuan Bapa, namun apa daya, kami hanya
dapat mohon kekuatan dari Tuhan untuk melampaui cobaan ini, dan Tuhan kuatkan kami.
Dan selama Ayah diruang ISOLASI tidak boleh ditemani oleh siapapun kecuali perawat
dan sesama pasien yang ada diruangan itu, waktu itu Eko hanya bisa menunggu diluar dan
tidur di Musholla selama 23 hari, dan kami hanya bisa berkomunikasi melalui HP.
Kemudian setelah semua terlewati, pada hari ke 23 tanggal 25 Juli 2021 Ayah
dipindahkan ke ruang rawat inap, sejak hari itu Eko bisa menemani Ayah selama 7 hari,
kemudian saya gantikan selama 10 hari. Jadi selama 1 bulan penuh Eko tidak pulang dan
tidak masuk bekerja.
Kemudian pada tanggal 10 Agustus 2021 Ayah diijinkan pulang oleh dokter dengan
syarat harus ada oksigen dirumah. Setelah 11 hari Ayah istirahat dirumah, pada tanggal 22
Agustus 2021 tiba-tiba detak nadi Ayah meningkat tinggi sampai 207/menit, kemudian Ayah
kembali masuk Rumah Sakit Harapan Bunda selama 4 hari, lalu Ayah dirujuk ke Rumah Sakit
Abdul Muluk Bandar Lampung dan dirawat selama 16 hari, dan Ayah diijinkan pulang oleh
dokter pada tanggal 11 September 2021.
Diantara waktu istirahat dirumah, terjadi momen yang sangat berkesan bagi Ayah,
karena seumur-umur baru kali ini Ayah dikejutkan dengan acara Ulang Tahun yang ke 54,
tepatnya pada tanggal 15 September 2021.
Setelah Ayah istirahat dirumah selama 18 hari, Ayah kembali dirawat di Rumah Sakit
Harapan Bunda selama 6 hari karena nafasnya sesak. Pada tanggal 3 Oktober 2021 diadakan
pelayanan Perjamuan Kudus di Rumah Sakit Harapan Bunda, yang dilayani oleh Boksu Putut
Riadi bersama Semu Lindan, Cuantau Leni dan Diaken Murni Nababan, kemudian Ayah
diijinkan pulang oleh dokter pada tanggal 5 Oktober 2021.
Selama masa perawatan Ayah tidak bisa bangun sendiri, tidak bisa berdiri dan Ayah
kehilangan tenaga. Berat badan Ayah dari 56 Kg turun menjadi 35 Kg. tetapi kami semua
tetap yakin dan percaya jika Tuhan pasti pulihkan Ayah, dengan demikian pada tanggal 11
Oktober 2021 Ayah mulai belajar duduk di kursi roda, pada tanggal 11 November 2021 Ayah
mulai belajar berjalan menggunakan tongkat, pada tanggal 19 Desember 2021 Ayah
mencoba berjalan tanpa tongkat dan pada hari ini Ayah dapat berkumpul dengan semua
saudaraku yang selama ini telah mendukung Ayah dan keluarga kami dalam segala hal dan
Tuhan mendengar serta menyatakan kemuliaan-Nya melalui Mujizat yang Ayah terima.
Meskipun Ayah masih harus menggunakan bantuan oksigen.
Terimakasih untuk semua dukungan doa dan dana dari saudara sekalian, kami tidak
dapat membalasnya, tetapi biar Tuhan yang memberkati kembali. Dan pada hari ini kami
juga sedang berduka, karena pada pukul 01.26 dini hari tadi kami mendapatkan informasi
kalau kakak ipar kami ( istri Mas Rubiyanto) yang dulu pernah tinggal disini telah dipanggil
Tuhan karena menderita kanker payudara.
Terimakasih, ini kesaksian singkat kami, segala kemuliaan kami kembalikan kepada
Tuhan.

Dan kami sekeluarga mengucapkan :


Selamat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Tuhan Yesus Memberkati.

Anda mungkin juga menyukai