Anda di halaman 1dari 16

KASUS KIPI PUSKESMAS

CIKUPA

DESA BITUNG JAYA


KEC.CIKUPA

JANUARI 2017
DATA DEMOGRAFI
 Puskesmas Cikupa terletak di Kecamatan Cikupa di bagian
barat Kabupaten Tangerang, tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang. Jarak antara
Puskesmas Cikupa dengan ibu kota kabupaten kurang lebih 10 km. Luas wilayah kerja Puskesmas
Cikupa adalah 29 km2.
 Batas wilayah kerja Puskesmas Cikupa :
• Sebelah barat : Kecamatan Balaraja dan
Kecamatan Tigaraksa
• Sebelah timur : Kecamatan Curug dan Puskesmas
Pasirjaya
• Sebelah utara : Kecamatan Pasar Kemis dan
Puskesmas Pasirjaya
• Sebelah selatan : Kecamatan Panongan
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIKUPA :
1. Desa Cikupa
2. Kelurahan Sukamulya
3. Desa Talaga
4. Desa Talagasari
5. Desa Cibadak
6. Desa Sukanegara
7. Desa Bojong
8. Desa Budimulya
9. Desa Dukuh
10.Desa Bitungjaya
PETA WILAYAH PUSKESMAS CIKUPA
KRONOLOGI KEJADIAN
Minggu 15 Januari 2017 Jam 16.30 WIB :

Orang tua bayi berangkat pukul 16.30 WIB menuju rumah BPS bidan Devi dengan tujuan imunisasi tetapi BPS
tersebut tutup. Orang tua bayi langsung menuju ke klinik dr. Mahmud dan petugas kesehatan mengatakan
bahwa di klinik tersebut tidak mengadakan imunisasi.

Minggu 15 Januari 2107 Jam 17.00 WIB :

Setelah itu pasien langsung lanjut ke BPS bidan Puspita Pukul 17.00 WIB. Asisten bertanya kepada orang tua
bayi ada perlu apa, lalu pasien pun menjawab kami mau imunisasi anak kami. Perbincangan pun terjadi antara
asisten dengan orang tua, asisten bertanya imunisasi apa pak anaknya. Orang tua menjawab tidak tahu
imunisasi apa, lalu bidan pun bertanya apakah ada KMS atau buku yg menjelaskan bahwa anak tersebut sudah
diimunisasi? orang tua menjawab ada, setelah itu di lihat bukunya bahwa bayi tersebut belum diimunisasi HbO.
Bidan menjelaskan bahwa bayi tersebut akan disuntik HbO, orang tua berkata bu ini anak saya sudah berumur
1 bulan memang boleh diimunisasi. Bidan pun menjawab boleh diimunisasi daripada tidak sama sekali disuntik
dan akhirnya bidan pun menyuntik bayi tersebut HbO. Bidan menjelaskan bahwa imunisasi HbO tidak panas.
Senin 16 Januari 2017 Jam 01.00 WIB :
Ibu mengatakan bahwa bayinya panas dan hidung bayi seperti tersumbat, ibu tidak melihat paha
kanan bayi bengkak atau tidak.

Senin 16 Januari 2017 Jam 09.00 WIB :


Ibu bayi mengganti pakaian bayi karena bayi panas sehingga tidak dimandikan dan melihat paha
kanan bayi bengkak, merah dan biru. Ibu bayi tidak membawa bayi berobat dikarenakan tidak ada
kendaraan dan tidak ada yg mengantar, sehingga ibu menunggu suami pulang bekerja.

Senin 16 Januari 2017 Jam 16.05 WIB :


Orang tua membawa bayi tersebut berobat ke BPS terdekat bidan Devi lalu konsultasi dan mau
berobat. Orang tua bayi menceritakan ke bidan Devi, bidan Devi pun menyarankan untuk balik lagi
ke tempat imunisasi awal.
Senin 16 Januari 2017 Jam 16.30 WIB :
Orang tua bayi membawa bayi ke BPS bidan Puspita. Asisten melihat kondisi bayi bahwa paha
kanan bayi bengkak. Asisten bidan pun mengkonsultasikan keadaan bayi ke bidan Puspita. Asisten
pun menyarankan orang tua bayi untuk mengompres bekas suntikannya dengan air hangat. Bidan
pun memberikan terapi ITRAMOL dan PUYER karena bayi pilek. Selama di rumah bayi dikompres
pake air hangat pahanya dan minum obat yg diberikan. Selama dari rumah bidan Puspita bayi
merengek saja, paha bagian bawah sudah mulai kempes dan paha bagian atas masih keras. Lama –
lama perubahan warna kulit pun terjadi sampai menjadi biru memar, 3 hari sebelum meninggal
terjadi perubahan pada kulit bayi yaitu menjadi kuning tepat pada tanggal 20 – 01 – 2017.

Sabtu 21 Januari 2017 Jam 01.30 WIB :


Bayi muntah – muntah dan keringat dingin serta masih mau menyusu pada ibunya. Setiap menetek
bayi selalu muntah.
Sabtu 21 Januari 2017 Jam 04.00 WIB :
Bayi muntah hingga keluar dari hidung, orang tua menganggap itu hal yang normal dan tidak
mengkhawatirkan karena bayi pun masih mau menyusu atau menetek pada ibunya.

Sabtu 21 Januari 2017 Jam 10.00 WIB :


Orang tua bayi sempat membawa ke dukun bayi buat dijampe – jampe dan dukun pun melihat
bekas suntikan itu pun hanya diusap tidak diurut - urut.

Sabtu 21 Januari 2017 Jam 17.30 WIB :


Orang tua bayi membawa anaknya ke RSIA PERMATA HATI untuk berobat bayinya. Di RSIA
PERMATA HATI bayi hanya dilihat di cek matanya, tidak dilakukan tindakan atau penanganan apa
pun. Petugas kesehatan pun tidak melihat sama sekali bekas suntikan. Petugas kesehatan
menjelaskan ke orang tua bayi bahwa bayinya dehidrasi. Lalu petugas kesehatan menyarankan
untuk membawa bayinya ke RSIA AN – NISA karena peralatan pun lebih lengkap dan memadai
serta pasien pun memakai BPJS.
Senin 21 Januari 2017 Jam 18.30 WIB :
Orang tua bayi pun berangkat menuju rumah sakit yang di sarankan, di tengah perjalanan orang
tua bayi pun melihat ada RS HERMINA. Orang tua bayi pun membawa bayinya ke RS HERMINA
dan langsung dibawa ke ruangan IGD. Di ruangan IGD bayi langsung mendapatkan penanganan
seperti di infus, di pasang oksigen dan diambil darah. Dokter pun tidak melihat – lihat paha si bayi
tersebut.

Senin 21 Januari 2017 Jam 21.00 WIB :


Ayah bayi pun menunggu hasil laboratorium. Ayah bayi mendengar obrolan petugas IGD tentang
keadaan Hb si bayi. Dokter pun menjelaskan kepada orang tua bayi bahwa Hb anaknya 4 gr/dl.

Senin 21 Januari 2017 Jam 23.00 WIB :


Dokter pun langsung menyarankan orang tua si bayi, agar bayi masuk ruangan ICU serta transfuse
darah.
Selasa 22 Januari 2017 Jam 02.00 WIB :
Ayah bayi tanda tangan informed consent untuk tindakan transfusi darah serta tindakan lain
seperti pompa jantung.

Selasa 22 Januari 2017 Jam 03.00 WIB :


Suster memanggil ibu bayi dan bertanya kepada ibu, itu bengkak di pahanya kenapa ya bu, ibu
menjawab karena bekas imunisasi. Suster pun langsung oh ya sudah nanti ibu dipanggil lagi ya, ibu
pun keluar.

Selasa 22 Januari 2017 Jam 04.00 WIB :


Ayah bayi melihat anaknya dipakai alat pompa jantung dan dokter pun memanggil ayah bayi serta
menjelaskan bahwa keadaan anaknya tersebut dalam keadaan kritis. Ibu melihat muka anaknya
bengkak dan bertanya kepada perawat, perawat hanya menjawab bayi ibu masih dalam keadaan
kritis. Perawat pun menyuruh ibu untuk ke luar dulu.
Minggu 22 Januari 2017 Jam 06.30 WIB :
Ayah bertemu dengan dokter di lift dan bertanya bagaimana dok hasilnya, dokter menjawab kita
berusaha dulu segala tindakan sudah dilakukan kita berdoa saja.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 08.30 WIB :


Ibu dipanggil lagi dengan dokternya, dokter bertanya ini dipahaanya kenapa ya, ibu pun menjawab
itu bekas imunisasi dok. Dokter menjelaskan ke ibu bahwa kondisi bayinya makin kesini makin
memburuk.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 10.00 WIB :


Dokter lewat dari IGD ayah bayi bertanya bagaimana dok, dokter pun menjawab jantung dan nadi
kembali normal namun masa kritis belum bisa di lewati.
Minggu 22 Januari 2017 Jam 11.00 WIB :
Ibu dipanggil sama dokter anaknya dan bertanya kepada ibunya ini kenapa Hbnya ko bisa rendah?
Apakah ibu sudah memberikan susu formula? Dokter pun mengatakan bahwa ada perdarahan di
tubuh bayi tersebut, lalu dokter bertanya lagi apakah bayi pernah terbentur, orang tua menjawab
tidak pernah. Dokter mengatakan bahwa dokter curiga ada perdarahan di otak karena Hb pun
turun jadi 3,5 gr/dl. Suster kelepasan bicara mungkin karena imunisasi, lalu dokter menjelaskan
bahwa itu bukan karena imunisasi dan dokter memberitahukan bahwa anak juga sudah koma.
Dokter menyuruh ibu untuk dipersilahkan keluar dari ruangan.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 11.30 WIB :


Ayah bayi dipanggil oleh dr. Rasmita dan dijelaskan oleh dokter bahwa kejadian ini bukan karena
imunisasi tetapi karena ada benturan atau hal lain yang terjadi pada tubuh anak ini.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 15.00 WIB :


Ayah bayi melihat kepanikan bayangan dari kaca ruangan ICU.
Minggu 22 Januari 2017 Jam 16.00 WIB :
Ibu bayi mendengar pengumuman untuk Tim ICU segera kumpul.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 16.30 WIB :


Ayah bayi berada di lift dan melihat dokter lari serta melihat perawat membawa alat EKG , ayah
bayi bertanya untuk siapa alatnya? Perawat hanya diam saja.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 16.45 WIB :


Orang tua bayi dipanggil oleh dokter, mengatakan bahwa alat bantu pernafasan sudah dilepas dan
hanya dibantu pernafasan pompa manual saja serta menekan dada si bayi. Dokter bilang jantung
bayi berhenti dan kami masih terus berusaha.

Minggu 22 Januari 2017 Jam 16.55 WIB :


Bayi sudah tidak ada atau meninggal.
RESUME MEDIS RS.HERMINA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai