Anda di halaman 1dari 2

Perjuangan Semasa Kecil Melawan Penyakit

Nama saya Dzacky Fadhilah Yahya, mudahnya dipanggil jaki. Saya lahir di Banjarnegara
tepatnya pada Hari Jumat, 31 Maret 2006. Saya merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
Saya terlahir dari keluarga sederhana, Ayah saya bekerja sebagai Wiraswasta dan Ibu saya
sebagai Ibu Rumah Tangga. Keluarga kecil saya tinggal di sebuah perumahan yang berada di
Purbalingga dengan bahagia.

Sewaktu masih bayi saya adalah anak yang periang dan menggemaskan menurut Orang
Tua saya, saya senang sekali diajak bepergian dan melakukan aktivitas bersama keluargaku
seperti berkunjung ke kebun binatang seruling mas yang berada di Banjarnegara, ke taman
unggas yang berada di Purbalingga, ke kolam renang Owabong yang berada di Purbalingga
dan ke Purbasari Pancuran Mas yang berada di Purbalingga. Hal yang paling aku ingat adalah
aku senang sekali melihat ikan yang berada di Purbasari Pancuran Mas. Semua momen itu
sangat membuat masa kecilku bahagia, saya sangat menyukainya dan akan selalu
mengingatatnya. Namun, semuanya berubah ketika saya mulai mengalami hal yang tidak
ingin saya alami.

Pada saat masih bayi saya seringkali mengalami demam sehingga orang tua saya selalu
membawa saya ke dokter dan selalu diberi obat untuk diminum sampai dibawa ke tukang urut
bayi untuk diurut. Namun demam itu selalu saja kembali dan mengharuskan saya untuk
berobat dan meminum obat setiap saat. Sampai pada suatu saat saya mengalami penyakit
yang tidak pernah terpikirkan.

Pada usia 1 tahun aku mengalami kelainan di perut, perutku membuncit tetapi badanku
kecil. Kemudian aku dibawa berobat ke berbagai Klinik dan Puskesmas bahkan sempat
dibawa ke pengobatan alternatif tetapi tidak kunjung sembuh malah semakin membesar, itu
sangat membuat perasaan orang tua saya campur aduk antara sedih, panik, bingung. Lalu,
tidak lama dari kepanikan di atas akhirnya orang tua saya membawa saya ke rumah sakit
Banjarnegara tetapi setelah dicek ternyata penyakit saya tidak bisa dilakukan tindakan operasi
di rumah sakit. Setelah dari rumah sakit Banjarnegara aku disarankan ke rumah sakit
Emanuel, sesampainya aku di rumah sakit Emanuel ternyata ditolak juga karena rumah sakit
Emanuel belum pernah menangani penyakit seperti yang saya alami. Disini orang tua saya
benar-benar merasa bersalah, terpukul, sedih, dan putus asa.

Setelah saya memasuki usia 2 Tahun akhirnya mendapatkan sedikit petunjuk, saya pergi
ke rumah sakit Margono, Purwokerto atas anjuran sodara saya yang bekerja di rumah sakit
Margono, Purwokerto. Akhirnya saya diperiksakan ke Dokter Spesialis Anak. Ternyata
setelah diperiksa alangkah terkejutnya orang tua saya ketika mendengar ada sejenis Tumor
(Jinak) di dalam tubuh saya dan harus diambil segera diambil melalui operasi.

Akhirnya saya mendapatkan operasi untuk mengangkat Tumor itu, operasi berjalan
selama 5 Jam. Banyak sekali tenaga dan emosi yang dikeluarkan oleh orang tua saya.
Kemudian saya dibawa ke ruang perawatan selama 9 Hari dan baru dibolehkan untuk pulang.
Selama perawatan, orang tua saya hanya bisa menangis, menemani dan berdoa untuk saya
yang tidak berdaya selama di ruang perawatan di rumah sakit Margono. Berdasarkan orang
tua saya, saya hanya bisa menangis setiap terbangun dan hanya bisa dihibur dengan mainan
yang sangat saya sukai. Orang tua saya selalu membawa boneka ikan untuk menghibur saya
yang sedang berjuang melawan Tumor di tubuh.

Setelah banyaknya peristiwa yang sudah terjadi akhirnya saya berhasil melawan penyakit
itu dan dibolehkan untuk pulang. Lalu, saya dan keluarga saya pulang ke rumah kakek saya
yang berada di Banjarnegara. Sesampainya di rumah kakek, saya sudah disambut oleh
keluarga besar saya karena berhasil berjuang untuk terus hidup. Lalu, saya dan keluarga
menjalani hidup seperti semestinya.

Saat ini, saya duduk di bangku kelas 3 SMK dan peristiwa yang menimpa saya dahulu
tidak akan pernah saya lupakan karena dari peristiwa tersebut saya bisa mengambil pelajaran
untuk terus merasa bersyukur karena telah diberikan kesempatan hingga saat ini. Dan saya
tidak akan pernah melupakan jasa dan perjuangan orang tua saya yang telah mengorbankan
semuanya hanya untuk putra kecilnya tetap hidup.

Anda mungkin juga menyukai