Anda di halaman 1dari 8

Bionarasi

Dea Ambar Mulyantika, lahir Pontianak, 16 Januari 1989. Alumni S1 Kesehatan


Masyarakat. Dulu bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas Kota Pontianak. Sekarang
menjadi ibu rumah tangga, melanjutkan pendidikan S2 Hukum Kesehatan, bersemangat
membimbing tumbuh kembang anak dan bergabung di grup penulis “KICS (All about
Menulis)” untuk menjadi penulis mengembangkan pengetahuannya.

FB : De Ambar

IG : @de_ambar

Email : deaambarmulyantika@gmail.com
ANAKKU WARNA WARNI HIDUPKU
Punya anak lebih dari satu pasti akan membuat rumah menjadi lebih berwarna. Apalagi
anak itu memiliki usia yang berdekatan, pasti rumah akan menjadi heboh, ramai bahkan
disitu bisa menguji kesabaran orang tuanya.

Saya memiliki dua orang anak. Umur mereka berbeda 3 tahun. Anak pertama
perempuan, lahir di tahun 2017. Anak kedua laki-laki, lahir di tahun 2020. Begitu
banyak yang dilalui saat mengandung mereka. Sehingga mereka memiliki keunikan
yang berbeda-beda.

Dalam kehidupan seorang anak pasti memiliki kriteria yang berbeda. Antara anak
pertama dan kedua selalu memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Walau mereka
memiliki ciri khas yang berbeda kita sebagia orang tua tetap harus memperlakukan
mereka dan mendidik mereka dengan cara yang sama. Sehingga mereka dapat berguna
bagi nusa dan bangsa.

Saat mengandung anak pertama, banyak orang yang menilai saya mengandung anak
laki-laki. Itu karena saya tidak suka bermakeup dan hoby makan siang pesan nasi
padang. Rasanya aneh. Hari demi hari selalu saya lewati walau 5 bulan dalam
mengandung anak pertama saya sering mengalami Morning Sickness.

Saat hamil saya selalu kontrol setiap bulan ke dokter kandungan untuk melihat tumbuh
kembang sang buah hati dalam kandungan. Karena banyak orang yang mengira saya
hamil anak laki-laki, saat usia kandungan 5 bulan saya melakukan USG 3D agar pasti
anak laki-laki atau perempuan.

Jika anak pertama laki-laki atau perempuan tidak akan jadi masalah dalam keluarga
kami. Bagi saya dan suami serta keluarga anak laki-laki dan perempuan itu sama saja.
Saat melakukan USG sang dokter sempat berkata “lucunya si montok” dari ucapan
dokter seperti itu saya sudah menerka kalau anak saya nanti perempuan.

Dokter hanya mengucapkan satu kalimat itu saja. Dia tak memberi tau itu laki-laki atau
perempuan. Mungkin bagi dokter pasti mengira kami sudah tau dengan maksud kalimat
yang telah dia ucapkan didepan kami.
Saat kandungan berusia 7 bulan tiba saatnya untuk mempersiapkan kehadiran sang buah
hati. Walau sudah melakukan USG dan sudah diberi gambaran bahwa anaknya montok,
saya dan suami tetap beretkad untuk berbelanja persiapan yang netral saja, sehingga
bisa dipakai untuk bayi laki-laki atau perempuan.

Rasanya tak sabran untuk menanti kehadiran sang buah hati lahir di dunia. Namun saat
kandungan berusia 7 bulan 1 minggu saya harus meneteskan air mata, saya kehilangan
seorang kakek yang telah merawat saya dari kecil. Kehilangan adalah salah satu ujian
yang berat, namun saya tetap harus ikhlas. Melalui keikhlasan akan ada ketenangan.
Setiap manusia pasti akan berkumpul lagi diakhir zaman.

Tak terasa 28 hari sudah kepergian kakek saya, dan sang buah hati pun hadir di dunia.
Saat itu usia kandungan baru memasuki 8 bulan. Saat memasuki kelahiran si buah hati
begitu banyak tindakan yang harus dilakukan di Rs.

Sang buah hati terpaksa harus lahir secara Caesar (SC), karena saat itu air ketuban
merembes sedikit demi sedikit. Awalnya dokter sempat berkata “air ketuban masih
cukup bu, masih kita bisa pertahankan sampai lahiran normal.” Namun saat itu saya
sering mengalami kontraksi yang bisa dikatakan kontraksi palsu. Namun setelah 4 hari
terjadi rembes air ketuban dan dilakukan USG lagi dokter berkata lagi “maaf ibu, ini
sudah tak bisa lagi kita tunggu, jadi harus dilakukan tindakan SC dan harus kita beri
pematang paru terlebih dahulu.”

Saat dokter berkata seperti itu saya hanya pasrah dan suami serta keluarga menyetujui
agar saya lahiran SC. Itu semua kami lakukan demi sang buah hati yang telah lama kami
tunggu.

Alhamdulillah, hari Kamis, 16 Maret 2017 dan pukul 10.04 WIB lahir sang buah hati.
Sesuai dengan perkiraan saya bahwa dia perempuan. Berat badannya 2525 gram dan
panjangnya 45 cm. Walau usia kandungan belum cukup, sang buah hati bisa lahir
dengan selamat dan berat serta panjang badan yang cukup.

Saat sang buah hati lahir ada rasa suka dan duka , karena saya masih merasakan tidak
komplit karena kakek saya sudah tiada. Namun memang berkata orang terkadang jika
ada yang pergi pasti akan ada yang hadir juga dalam hidup kita.
Anak pertama dan cucuk pertama dalam keluarga saya. Keluarga saya merasa bahagia
karena hadir bayi mungil, lucu dan cantik dalam keluarga.

Saya lakukan sesuai niat dan tekad saya, agar saya bisa merawat anak sedemikian
mungkin. Agar anak saya bisa menjadi anak ASI eksklusif. Sempat saat itu saya panik,
karena ASI saya sampai hari kedua lahiran anak belum mau keluar.

Sehingga saya berkonsultasi ke dokter kandungan dan anak yang membantu lahiran
anak saya. Akhirnya mereka memberikan saya banyak solusi. Dokter kandungan sempat
menyarankan saya “ ibu, saya ada solusi agar ASI ibu lancer yaitu ada vitaminnya da
nada juga melalui suntikan, ibu mau pilih yang mana?”

Saat itu saya langsung menjawab “ saya pilih vitaminnya aja dokter, karena saya takut
dengan suntikan.” Akhirnya dokter memberikan vitamin pelancar ASI dan Dokter
spesialis anak yang dimana beliau juga menerima konsultasi masalah ASI memberi saya
masukan agar saya tetap optimis dalam memberi ASI.

Saya mengikuti saran para dokter dan Alhamdulillah akhirnya ASI berjalan lancar. Saya
tetap semangat untuk memberi sang buah hati ASI yang eksklusif. Diamana pada saat
usia dia 0-6 bulan dia hanya mengkonsumsi ASI dan mauk 6 bulan dia sudah mulai
MPASI. Saya tetap berusaha memberinya ASI dan target saya dia bisa menerima ASI
sampai usia 2 tahun.

Hari demi hari selalu saya lihat tumbuh kembang si cantik buah hati. Saya tak hanya
menjaga dia dengan memberi ASI, saya juga mengikuti yang namanya imunisasi.
Semua saya lakukan demi tumbuh kembang dan kesehatan anak saya.

Alhamdulillah menurut ilmu dan info yang sudah saya dapat untuk tumbuh kembang
anak, yang dibantu oleh ASI dan Imunisasi tak ada ruginya. Dengan ASI dan Imunisasi
anak saya menjadi anak yang selalu sehat.

Si cantik sang buah hati mengkonsumsi ASI ternyata tak hanya eksklusif namun super
eksklusif. Mungkin dengan konsumsi melalui ASI ini yang membuat stamina dan
kecerdasan si buah hati selalu meningkat.

Tumbuh kembang sang buah hati semakin meningkat. Alhamdulillah dia terhindar dari
stunting. Tumbuh kembangnya sesuai dengan grafik. Saya selalu semangat
membawanya imunisasi karena saya tak ingin ketinggalan pertumbuhan si kecil sang
buah hati.

Saya awalnya bekerja namun disaat sang buah hati memasuki usia 6 bulan saya
melakukan resign, bagi saya usia 6 bulan itu adalah usia yang sangat penting untuk dia
tumbuh kembang. Dimana saat usia itu dia harus mulai makan.

Alhamdulillah saat usia 6 bulan dia sudah bisa duduk tegap, jadi tak susah untuk saya
memberinya makan. Saat mengkonsumsi MPASI saya semangat membuat makannya.
Alhamdulillah si cantik buah hati mau dan suka semua MPASI yang saya buat.
Terkadang orang sempat berkata anak GTM, namun sang buah hati tak pernah
mengalami GTM.

Tumbuh kembang anak semakin meningkat. Tetap saya jaga dan rawat dia sebaik
mungkin, agar dia bisa menjadi seperti yang saya harapkan. Saat usia 1 tahun dia sudah
mulai belajar berjalan namun harus dipegang atau berpegang ke suatu media seperti
meja dan dinding.

Saat itu, bagi saya begitu cepat dia tumbuh dan menjadi balita. Rasanya ingin dia selalu
masih bayi. Walau dia sudah balita, saya, suami dan keluarga selalu memanjakan si
cantik sang buah hati.

Saat usia 1 tahun 11 bulan tak saya sangka ternyata dia sudah bisa bicara dan suka
bernyanyi. Sampai ada lagu yang dia hafal. Waktu itu saat saya sedang makan, dia
duduk disamping saya dan tiba-tiba dia bernyanyi “jhony…jhony… yes papa” dia
memang tak kan bernyanyi sampai habis. Selain itu dia menyanyikan lagu “rain rain go
away”.

Saat mendengarnya bernyanyi, menggambar rasanya unik dan lucu karena usia 1 tahun
11 bulan dia bisa bernyanyi dan memegang pen untuk menggambar. Terkadang dia bisa
membuat lagu dengan sendirinya. Itu membuat kami selalu tertawa. Apa lagi saat dia
menyapa kita, membawa kita berbicara. Kadang pembicaraanya bikin saya tertawa, dia
berbicara pas tanpa pelat namun kata-kata dan kalimatnya membuat lucu.

Semakin hari dia berkembang dan aktif dengan baik. Saat usia 2 tahun saya suka
membawanya arisan atau undangan. Dia selalu mau berdandan, dia memang aktif dan
suka lari-lari serta teriak-teriak kalau di rumah, tapi saat dibawa bertamu ketempat
orang, atau undangan arisan dia pasti akan bersifat kalem. Banyak orang yang
mengucapkan kepadanya “anak pintar, pendiam, dan makan tak cerewet.” Itulah
sifatnya yang selalu dipuji orang.

Saat usia 2 tahun ini dia belum bisa berhenti untuk konsumsi ASI. Begitu banyak cara
saya lakukan untuk memberhentikannya konsumsi ASI. Kata orang tua “ anak udah 2
tahun harus disapih.” Saya diajarkan orang tua menyapih dengan memberikan daun
yang pahit itu di tumbuh dan dilumurkan ke payudara. Semua sudah saya coba tapi dia
tetap tak bisa untuk berhenti menyusu.

Saya sempat berkonsultasi gimana cara menyapih anak, kalau dia tak mau berhenti
menyusu. Ada seorang bidan yang memberi saya masukan “biarkan saja dulu dia
mengASI, nanti dia bisa berhenti dengan sendirinya, jika ASI sudah tidak keluar lagi.

Ternayata benar saat usia dia 3 tahun dan saya hamil anak kedua, ASI tidak ada airnya
lagi akhirnya dia bisa berhenti dan dia mau minum susu formula. Saat berhenti itu dia
berkata “mama, air susunya sudah tak ada lagi.”

Saat usia 3 tahun dia juga mulai ingin tahu, mulai ingin menjadi anak sekolah, sehingga
saat masuk usia 3 tahun saya memasukan dia sekolah ditingkat KB atau Kelompok
Bermain. Namun sayang pada saat mau mulai belajar di Indonesia sudah ada virus baru
yaitu virus COVID-19. Sehingga anak-anak semua harus belajar melalui daring. Dia
sangat semangat untuk sekolah walau daring dan saat ini juga dia masih bersekolah.

Rasanya hati saya bahagia tapi ada takutnya di saat usia si cantik 3 tahun, bahagia
karena si cantik sudah sekolah dan dia akan mendapat seorang adek. Saya takut karena
harus berhati-hati dengan kesehatan baik anak dan keluarga di rumah serta rekan
sekitar.

Saat si cantik sekolah dan hamil anak kedua, saya sudah mulai bekerja lagi di satu
Puskesmas Kota Pontianak. Saat hamil anak kedua di masa pandemi membuat saya
harus menjaga stamina kehamilan. Saya selalu menjalani hidup bersih dan sehat. Setiap
dari luar baik kerja, belanja atau kontrol kehamilan, dll saya sampai di rumah langsung
menuju kamar mandi untuk bersih-bersih.
Semua sudah saya jaga, namun karena virus Covid-19 itu tidak tampak, saat hamil saya
sempat kena positif Covid-19. Saat itu usia kandungan sudah 8 bulan. Saya selalu
berdoa agar stamina tetap kuat dan si adek bisa lahir normal dan sesuai waktunya.

Saat masa isolasi saya sudah selesai, saya langsung kontrol ulang untuk si adek. Saya
harus periksa lengkap. Alhamdulillah semua hasil memuaskan. Dokter memberi
prediksi untu lahiran di akhir November atau awal Desember.

Hari demi hari dilewati, akhirnya hari yang dinanti dating juga. Sesuai permintaan
suami dan keluarga saya harus lahiran SC di tanggal 29 November 2020. Sebelum
lahiran saya harus melakukan swab lagi karena itu syarat masa pandemi. Alhamdulillah
hasil swab saya negatif.

Si adek lahir di hari minggu 29 November 2020 pukul 10.20 WIB, alhamdulillah dia
lahir sehat dan juga bisa menerima ASI. Perjuangan ASI untuk si adek tetap saya
perjuangkan agar si adek bisa seperti kakaknya.

Alhamdulillah sampai saat ini diusia dia 2 tahun dia masih ASI dan di tambah dengan
susu formula juga. Tumbuh kembang si adek juga baik. Dia bisa berjalan di usia 1 tahun
dan tak disangka di usia 1 tahun dia juga bisa memiliki gigi lengkap.

Perbedaan dengan si kakak sampai saat ini usia dia 2 tahun dia belum bisa lancar
berbicara. Walau seperti itu dia bisa menerima dan mengerti yang kita lakukan. Setiap
ada musik atau lagu pasti dia suka berjoget dan menyanyi, walau bahasa yang dia sebut
belum pas.

Setiap anak pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, namun kita sebagai orang tua
harus bersemangat agar tumbuh kembang anak baik dan sesuai harapan kita. Berbagai
cara yang harus kita lakukan, agar anak bisa tumbuh kembang dengan baik. Salah
satunya yaitu dukungan tumbuh kembang anak, makan dengan gizi seimbang dan jaga
hidup sehat.

Kehadiran anak-anak memberikan anugrah kehidupan yang penuh warna. Warna berarti
variasi, dan hidup yang penuh warna berarti hudup yang penuh suka duka dan banyak
pengalaman.

Hidup ini singkat dan semua tentang menjelajahi cakrawala baru dalam hidup.
Anakku Syaurah dan Sayhan, terimakasih telah hadir dalam hidupku. Bersamamu
hidupku lebih banyak warna.

Anda mungkin juga menyukai