Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nabila Jihan Safhira

Nim : 1911102413187
Peminatan : Promosi Kesehatan

Pertanyaan Pre-Test dan Post-Test Penyuluhan

1. Yang dimaksud dengan anak stunting adalah ….


A. Anak kerdil/pendek
B. Anak lahir prematur
C. Anak tinggi
D. Anak kelebihan berat badan
E. Anak Sehat

2. Yang dimaksud dengan ASI esklusif adalah …


A. Pemberian ASI saja sampai bayi usia 6 bulan
B. Pemberian ASI dengan susu formula sampai 6 bulan
C. Pemberian ASI dengan MPASI sejak usia 6 bulan
D. Pemberian susu formula selama 6 bulan
E. Semua pernyataan salah

3. Yang dimaksud dengan IMD adalah …


A. Inisiasi menyusui dini >8 jam setelah bayi lahir
B. Inisiasi makan dini sejak usia bayi 5 bulan
C. Inisiasi menyapih dini sejak usia 4 bulan
D. Inisiasi menyapih dini sejak usia 5 bulan
E. Inisiasi menyusui dini <1 jam setelah bayi lahir

4. Dibawah ini yang merupakan sumber protein adalah …


A. Susu
D. Minyak kelapa
B. Kentang & roti
E. Bayam
C. Ikan & tahu

5. ASI dapat diberikan sampai usia



D. 1 tahun
A. 3 bulan
E. 2 tahun
B. 6 bulan
C. 8 bulan
6. MPASI dapat mulai diberikan pada usia

D. 9 bulan
A. 5 bulan
E. 10 bulan
B. 6 bulan
C. 8 bulan

7. Dibawah ini panduan gizi seimbang yang benar adalah …


A. Piringku
B. Tumpeng gizi seimbang
C. 4 sehat 5 sempurna
D. A dan B benar
E. Semua salah

8. Pada tumpeng/piramida gizi seimbang komposisi/porsi yang paling sedikit adalah



A. Sayur
B. Karbohidrat
C. Gula, garam, minyak
D. Protein
E. Buah

9. Apakah hal yang harus dilihat untuk deteksi dini stunting pada balita…
A. Berat badan dan usia
B. Tinggi badan dan usia
C. Berat badan dan tinggi badan
D. A, B, C benar
E. Semua salah

10. Dibawah ini merupakan manfaat dari ASI esklusif adalah …


A. Melindungi bayi terhadap infeksi
B. Biaya lebih murah dibanding dengan susu formula
C. Mengandung zat gizi yang lengkap bagi bayi
D. Membantu proses bonding dengan ibu
E. Semua benar
Evaluas Pengajar

1. Pada tahap ke 1: ibu balita tidak mengerti tentang stunting dan tidak menyadari dampak

yang akan diakibatkan jika anak mengalami stunting.

2. Pada tahap ke2 , yaitu ketika ibu balita mulai menyadari bahwa anakanya termasuk anak

yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan balita seusianya dan mempelajari sebuah

masalah kesehatan ini , tetapi mereka belum berpikir tentang mengadopsi tindakan

pencegahan tersebut, secara pribadi mereka belum ingin terlibat dengan masalah ini.

3. Pada tahap ke3, setelah mendapatkan pendidikan gizi, ibu balita yang mencapai tahap

akan meneruskan untuk melakukan tindakan pencegahan , atau sebaliknya seseorang

tersebut memutuskan untuk tidak melakukan tindakan pencegahan (tahap ke 4).

4. Pada tahap ke 4 yaitu ibu balita memutuskan untuk tidak mengadopsi tindakan

pencegahan, atau keluar dari urutan adopsi tindakan. Maka pada tahap ini proses

pencegahan berakhir.

5. Pada tahap ke 5 yaitu setelah mendpatkan pendidikan gizi, ibu balita memutuskan untuk

mendukung perilaku untuk meningkatkan kebutuhan asupan gizi bagi balitanya agar

pertumbuhan dan perkembangan balita optimal, “baik, saya akan melakukan upaya

seperti yang dijelaskan konselor agar balita saya tumbuh sehat. Namun pada tahap ini

seseorang belum melakukan tindakan atas keputusannya. Pada tahap ini dapat dilihat dari

antusiame responden pada saat memberikan pertanyaan dan dapat mengulang kembali

materi yang disampaikan oleh konselor.

6. Pada tahap ke 6 ibu balita menerapkan upaya perbaikan asupan gizi pada balitanya. Pada

tahap ini, konselor memberikan panduan berupa leaflet agar membantu ibu balita

mengingat pesan yang disampaikan dan dapat memandu dalam penerapan pemberian

asupan gizi seimbang pada balitanya dirumah.

7. Pada tahap ke 7, yaitu ibu balita telah memberikan asupan gizi seimbang yang diterapkan

secara progressive dan continue selama minimal 6 bulan.


Evaluasi Penyelengara

Hambatan atau Kendala Solusi


Pada saat melakukan pendidikan gizi kami dalam melakukan pendidikan gizi tentang stunting
menemui kendala yaitu ibu balita di wilayah tidak menimbulkan stigma bahwa ibu balita
posyandu Tulip II merasa mempunyai stigma dikumpulkan hanya beberapa saja yang memang
bahwa mempunyai anak yang kurang gizi merasa mempunyai balita dengan masalah gizi, maka kami
lebih disendirikan dibandingkan dengan anak- mensiasati dengan menyampaikan bahwa kami
anak lain yang normal. Hal ini terbukti pada saat kebetulan dari mahasiswa Unair peminatan gizi, jadi
kami melakukan penyuluhan, ada salah satu ibu utamanya kami akan sharing tentang gizi. Nanti kami
yang bertanya “Mengapa penyuluhannya hanya akan membuka sesi tanya jawab, ibu bisa bertanya
diberikan pada 4 orang saja?” seputar kesehatan balita, karena latar belakang
pendidikan kami ada yang dari kebidanan, fisioterapi
dan analis kesehatan. Selain itu mengapa kami hanya
mengumpulkan beberapa ibu saja dalam penyuluhan
ini, agar pada saat memberikan informasi dapat
ditangkap secara maksimal apabila dilakukan pada
beberapa orang saja.
Pada saat memberikan penyuluhan, ada salah satu Pada saat itu kami memang tidak mempersiapkan
pertanyaan dari ibu balita bagaimana cara contoh pembuatan modisco, dan bagaimana rasa
mensiasati apabila anak lita mau minum susu modisco tersebut. Namun, kami berusaha
formula karena ASI ibu saja belum cukup menyampaikan dengan cara yang mudah diingat oleh
memenuhi kebutuhan gizi balita, dan balita nya ibu dan mudah dipraktekan dirumah.
juga susah makan. Lalu kami sebagai konselor
memberikan saran untuk menambahkan margarin
dalam susu formulanya atau disebut “modisco”.
Kendala selanjutnya yang kami temui adalah, Solusinya adalah, kami memberikan leaflet yang
karena tujuan dari pendidikan gizi yang kami dapat dibaca dirumah, sehingga apabila ibu ingin
berikan adalah hanya untuk meningkatkan mengulang kembali informasi yang sudah konselor
pengetahuan ibu tentang stunting dan gizi sampaikan dapat membaca kembali di leaflet dan
seimbang bagi balita maka kami tidak dapat tidaklupa kami meninggalkan cotact person apabila
mengetahui penerapannya dirumah. ibu ingin bertanya lebih intens maka bisa langsung
menghubungi kami.

Anda mungkin juga menyukai