Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN REFLEKSI KASUS

OLEH:
AZMI ELENDA
1714901210009

PROGRAM PROFESI NERS B


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TA 2017-2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

LAPORAN REFLEKSI KASUS

A. Deskripsi Kejadian
Selama berdinas di ruang Nifas RSUD Ulin Banjarmasin, ners muda banyak mendapati
Ibu-ibu post partum dengan keluhan Air Susu Ibu (ASI) belum keluar, atau dengan
masalag puting susu ibu tidak menonjol keluar. Ibu-ibu post partum nampak cemas
dengan keadaan tersebut ditambah lagi jika bayinya menangis. Rata-rata klien
kebingungan menghadapi masalah tersebut, karena mereka sangat ingin menyusui
anak-anak nya namun mereka belum mampu melakukannya. Tidak sedikit keluarga
ataupun suami klien juga tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya.

B. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut


Mulanya ners muda juga merasa bingung dalam menghadapi kasus tersebut karena
ners muda belum pernah menghadapi masalah seperti itu sebelumnya, namun setelah
mengingat-ngingat lagi pelajaran yang telah dipelajari selama pendidikan di kampus,
akhirnya ners muda dapat sedikit-demi sedikit membantu klien dalam menghadapi
masalahnya.

C. Evaluasi: sisi negatif dan positif dari kasus/kejadian


1. Negatif
Ibu-ibu post partum dalam menghadapi masalah ini malah bertambah cemas, yang
mana kecemasan itu menghambat proses pemecahan masalah. Bahkan ada Ibu yang
akhirnya terpaksa memberikan susu formula pada bayinya.
2. Positif
Melihat kejadian ini, ners muda mengetahui bahwasanya kesiapan ibu untuk
menyusui harus dipersiapkan sedini mungkin, tidak perlu menunggu bayi lahir.
Sejak mengandung ibu harusnya sudah mulai mempersiapkannya dengan cara
melajar merawat payudara, makan-makanan yang bergizi dan makanan yang dapat
merangsang pengeluaran ASI lebih banyak, selain itu suami juga harus belajar
bagaimana caranya melakukan pijat oksitosin agar dapat membantu istrinya jika
sudah melahirkan nanti.
D. Analisis:
1. Mengapa kasus tersebut menarik?
Proses menyusui sangatlah penting bagi bayi karena salah satu manfaat ASI pada
bayi adalah dapat meningkatkan kecerdasan anak. Hasil penelitian kesehatan
menunjukkan bahwa pada bayi yang diberi ASI di usia 18 bulan mempunyai
Intelegent quotient atau IQ (angka yang menunjukkan tingkat kecerdasan pada
seseorang) 4,3 poin lebih tinggi, pada usia 3 tahun mempunyai IQ 4-6 poin lebih
tinggi, pada usia 8,5 tahun mempunyai IQ 8,3 point lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan anak atau bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Tidak
ada susu formula dengan merk apapun yang dapat menandingi komplitnya
kadungan ASI. Dalam Islam-pun menyususi merupakan suatu perintah,
sebagaimana firman Allah “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS. al-
Baqarah: 233)”.

Namun dalam kenyataannya, banyak Ibu-ibu nifas yang belum bisa memberikan
yang terbaik untuk anaknya dalam hal pemberian ASI.

2. Mengapa bisa terjadi?


Banyak faktor yang menyebabkan kejadian ini terjadi, seperti nurisi Ibu kurang,
kurangnya kebersihan payudara, kurangnya rangsangan isap bayi, bayi belum bisa
mengisap bayudara, puting tidak menonjol keluar serta kurangnya dukungan
keluarga.

3. Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ners?


Keterkaitan masalah ini dengan kompetensi ners yaitu adalah bagaimana cara ners
muda untuk melakukan pendidikan kesehatan kepada klien tentang cara merangsang
agar ASI dapat keluar baik dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi, pencegahan
stress, pijat oksitosin ataupun perawatan payudara.

4. Analisis dapat dilihat dari berbagai aspek seperti aspek etik, moral, budaya, sosial,
ekonomi, komunikasi, hukum, kebijakan dan lain-lain sesuai dengan kejadian yang
dihadapi
a) Aspek budaya
Berkaitan dengan aspek budaya masih banyak masyarakat yang mempercayai
bahwa ibu post partum hanya boleh makan ikan asin selama 40 hari pasca
persalinan, hal ini tentunya menjadi salah saut pencetus masalah seperti diatas
terjadi.
b) Aspek ekonomi
Tingkat ekonomi rendah menjadi saalh satu penyebab kurangnya nutrisi yang
konsumsi oleh Ibu selama kehamilan dan masa nifas, namun keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah akan senantiasa berusaha memberikan ASI kepada
anaknya dengan alasan mereka tidak memiliki cukup dana untuk membelikan
susu formula.

E. Kesimpulan dari kasus tersebut?


Ibu bukanlah satu-satunya orang yang bertanggung jawab dalam pemenuhan
pemberian ASI kepada anak akan tetapisSemua anggota keluarga memiliki perannya
masing-masing, sehingga semua anggota keluarga harus saling bahu-membahu dan
saling support agar hak anak terpenuhi.

F. Action plan: seandainya kedepan kasus tersebut terjadi lagi, rencana apa yang akan
dilakukan
Ners muda akan melakukan pendidikan kesehatan tentang pemberina ASI dan cara-
cara agar ASI dapat diproduksi secara maksimal kepada ibu-ibu post partum atau lebih
baik lagi jika pendidikan kesehatan ini dilakukan pada ibu-ibu sebelum melahirkan
agar mereka sudah siap dalam menghadapi masa nifas dan menyusui.

Banjarmasin, April 2018

Ners Muda

Azmi Elenda, S.Kep


Preceptor Akademik

Roly Marwan M, Ns.,M.Kep

Anda mungkin juga menyukai