Anda di halaman 1dari 3

Kejutan

Pagi ini Naila sedang berjalan jalan di sebuah taman, hari ini adalah hari minggu. Naila tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini, dia ingin menyegarkan otaknya. Naila pun melihat ada orang penjual es
krim potong di seberang jalan, diapun berjalan untuk membeli es krim tersebut. “Mas es krimnya 1
potong ya, rasa coklat!” pesan Naila. Penjual pun langsung memotong es krim dan memberikannya pada
Naila karena saat itu hanya Naila yang datang. Naila sangat senang dan bahagia. Dia pun duduk di salah
satu bangku taman yang terlihat kosong sambil memakan es krim yang dibelinya tadi. Setelah es krim
habis Naila duduk sambil memandangi tumbuhan dan orang orang yang ada di taman. Tapi pandangannya
terhenti ketika getaran dari sakunya berbunyi. Naila mengerenyit bingung mamanya meneleponnya. Naila
pun mengangkatnya. Tiba tiba Naila menitikkan air mata dan jatuh membasahi kerudungnya. Ada apa
dengan Naila?

“bagaimana ma? Apakah ada kabar?” Tanya Naila berulang kali. Mama Naila pun
menggelengkan kepala. “lebih baik kamu tidur, kalau ada kabar akan mama bangunkan kamu” ucap
mamanya seraya tersenyum tipis. “hm baiklah, mama janji?!” sambil mengangkat tangannya dan hanya
menunjukkan jari kelingking. Mamanya membalas tangan yang di sodorkan Naila kemudian mengangguk
seraya tersenyum. Naila pergi melangkah meninggalkan mamanya menuju kamar. Sesampainya dikamar
Naila mencoba untuk menutup matanya dan memaksa tidur. Tetapi tidak bisa karena dia
mengkhawatirkan neneknya yang katanya sedang kritis. Ia sendiri bingung, kenapa mamanya tidak
langsung pergi kerumah sakit dan memilih untuk tetap disini. Naila terus saja menangis sampai tidak
sadarkan diri, dia tidur.

Naila adalah anggota OSIS disekolahnya dan hari ini dia yang bertugas menjadi petugas upacara
adalah anggota OSIS. Najwa ditunjuk untuk menjadi pembawa acara. Sejujurnya Naila sangat tidak
menyukai hal itu, tapi mau bagaimana lagi. Saat upacara berlangsung Naila merasa pusing karena tadi
pagi dia hanya sempat meminum susunya saja. Mata Naila suda mulai berkunang kunang. Tapi syukurnya
sudah selesai. Dia segera duduk kebelakang dan memijat kepalanya. “Naila kamu kenapa?” Tanya
seorang wanita yang duduk disebelah Naila. “tidak apa apa Raina, aku baik baik saja. Hanya sedikit
pusing” ucap Naila lemas. “sepertinya kau butuh istirahat mari ku antar kamu ke UKS” saran Raina dan
mengulurkan tangannya. Tangan Naila pun membalas uluran tangan Raina dan mereka berjalan ke UKS
dengan pelan.

Naila tengah duduk di kasurnya. Tangan Naila tak pernah lepas dari telepon genggamnya. Bukan
karena Naila seperti anak muda jaman sekarang yang kecanduan dengan gadget, tetapi dia sedang
menunggu informasi tentang neneknya. Naila sangat menyayangi sososk neneknya itu. Naila mendengar
sebuah pesan masuk di ponselnya dan berharap itu adalah pesan dari seseorang yang mengabarkan
tentang neneknya. Tetapi nihil, yang ada pesan tentang kuota internetnya habis. Naila pun mendengus
kesal. Kemudian dengan cepat dia menuju kamar mamanya untuk menyalakan hotspot mamanya. Tanpa
dia sadari ada pesan banyak sekali masuk tapi ada 1 yang membuat Naila tercengang dengan nama grup
“kejutan untuk kesayanganku” Naila pun mengerenyit jijik melihat nama grup itu. Dia berpendapat nama
grup itu sangat alay. Dan setelah menghidupkan hotspot dari hp mamanya Naila pun segera kekamarnya.

“Naila besok kita ke Bandung ya” ucap mamanya Naila lesu. Ada apa dengan mamanya?.
“memangnya ada apa ma?” Tanya Naila heran. “bersiaplah nak, besok pagi kita berangkat ke bandara
sekitar jam 10 pagi” lanjut mamanya tanpa menjawab pertanyaan Naila dan berlalu meninggalkan Naila.
Naila masih bingung dengan ucapan dan tingkah laku mamanya. Tapi Naila tidak ambil pusing dia segera
ke kamar dan menyiapkan barang barangnya seperti apa yang diperintahkan oleh mamanya tadi.

“mari sayang kita cari taksi, kita harus segera jika tidak ingin terlambat” ucap mamanya Naila
sambil menarik tangan Naila dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya iya gunakan untuk
menarik koper. Naila kebingungan dengan tingkah laku mamanya tapi Naila tidak ingin membantah,
mungkin ada urusan yang sangat penting hingga mamanya ingin sekali bisa cepat sampai. Untuk mencari
taksi disekitaran bandara sangatlah mudah. Banyak sekali berjejer taksi yang terparkir dengan rapi. Mama
pun segera mencari taksi dan memasukkan barang barang ke dalam bagasi.

“kenapa kita ke hotel ma? Kenapa tidak kerumah nenek saja?” Tanya Naila heran pada mamanya
yang membawanya kesebuah hotel. Sedangkan di kota dan jarak yang tidak jauh paling hanya 800 meter
adalah rumah neneknya, mereka bisa tidur disana. “mama hanya hmm, mama hanya ingin tinggal di hotel.
Besok kita kasih kejutan untuk nenekmu” ucap Meisya, mama Naila.

Besok harinya Naila bersama mamanya memesan taksi dan pergi menuju rumah neneknya.
Sesampainya disana, Naila bingung. Rumahnya di siang ini mengapa gelap? Seperti rumah tak
berpenghuni. Atau apakah mati lampu?. Tapi lamunannya buyar ketila mamanya sudah menarik
tangannya. Mamanya mulai membuka pintu dengan kunci yang ada di dalam tasnya. Tunggu, kunci?
Dapat dari mana mamanya ini kunci rumah. Setahunya mamanya ini tidak pernah mempunyai kunci
rumah neneknya yang di Bandung. Ketika pintu terbuka suasana disana sangat gelap kemudian tanpa
disadari ada bunyi orang tertawa yang menyeramkan. Naila pun menggenggam tangan mamanya dan
bertanya “mama mendengar orang tertawa?” “tidak, mama tidak mendengar apapun kecuali bunyi
kendaraan yang berlalu lalang” jawab mamanya Naila. “mama serius?” Tanya Naila dengan nada yang di
haluskannya. “iya sayang, memang kamu mendengar orang tertawa?” Tanya Meisya balik bertanya pada
anaknya. “heem” saat itu Naila susah menelan ludahnya kemudian bulu kuduknya berdiri. Tiba tiba suara
benda pecah berbunyi. Tanpa bisa terkontrol Naila sudah lari dan berteriak. Meisya yang menyadari
anaknya lari keluar langsung menghampiri anaknya yang sudah berada di gerbang rumah tersebut. “kamu
ada apa La?” Tanya sang mama dengan lembut. “tadi aku mendengar bunyi pecahan kaca ma, aku sangat
takut” ucap Naila seraya memeluk tubuh Meisya. “mungkin pendengaranmu saja, karena kamu takut
kegelapan.” Ucap Meisya menenangkan Naila. “hm, tapi kemana nenek?” Tanya Naila heran “nenekmu
kan sedang sakit. Jadi dia ada di rumah sakit tentunya.” Naila yang mendengar itu dalam pelukan ibunya
kembali tenang dia pun berjalan bersama mamanya ke dalam rumah.

“Selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan, selamat sejahtera
sehat sentosa. Selamat panjang umur dan bahagia, yeay” seketika lampu ruangan menyala dan ruangan
yang tadinya gelap dan menyeramkan terlihat sangat indah. “terima kasih, tapi bukankah nenek sakit?”
Tanya Naila yang melihat neneknya sedang berdiri tersenyum padanya. “itu hanya alasan untuk kau mau
meninggalkan sekolahmu untuk kesini. Maafkan nenek, tapi nenek sudah sangat merindukanmu. Kau
pulang kesini jika libur panjang saja. Sekali kali nenek bisa merayakan ulang tahunmu disini. Suara yang
kau dengar tadi? Itu adalah sebagian rencana kita. Tapi tidak dengan benda yang pecah. Itu adalah
kecerobohan sepupumu ini, Zidan. Dia tidak sengaja menyenggol gelas. Tetapi karena kecerobohannya
kau terlihat sangat ketakutan sampai berlari. Awalnya kami menyangka akan gagal tapi yang ada, malah
menambah keseruan dalam kejutanmu ini.” Ujar neneknya dengan panjang lebar dan diakhiri dengan
tertawa kecil. “ini sangat menyebalkan, tapi terima kasih untuk kejutannya. Aku sangat menyayangi
kalian” ucap Naila sambil berlari mendekati neneknya dan memeluk erat neneknya sambil menangis,
menangis haru pastinya. Neneknya dan yang lain ikut tersenyum.

Anda mungkin juga menyukai