BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari gagal nafas (Respiratory failure)
1.3.2 Mengetahui etiologi dari gagal nafas (Respiratory failure)
1.3.3 Mengetahui apa saja manifestasi klinis dari gagal nafas (Respiratory
failure)
1.3.4 Mengetahui pemeriksaan penunjang dari gagal nafas (Respiratory
failure)
1.3.5 Mengetahui penatalaksaan dari gagal nafas (Respiratory failure)
1.3.6 Mengetahui bagaimana pencegahan primer, sekunder, dan tersier dari
gagal nafas (Respiratory failure)
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.4.7 EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung disisi
kanan, disritmia.
2.5 Penatalaksanaan
2.5.1 Penatalaksanaan suportif
Penatalaksanaan suportif adalah tindakan yang secara tidak
langsung ditunjukkan untuk memperbaiki pertukaran gas, yaitu:
2.5.1.1 Atasi hipoksemia: terapi oksigen
2.5.1.2 Atasi hiperkapnia: perbaiki ventilasi
2.5.1.3 Perbaiki jalan napas
2.5.1.4 Bantuan ventilasi: face mask, ambu bag
2.5.1.5 Terapi lainnya (fisioterapi dad, bronkodilator,
antikolergenik/parasimpatolitik, teolifidin, kortikosteroid,
ekspektoran
2.5.2 Penatalaksanaan kausatif
Sambil dialakukan resusitasi (terapi suportif) diupayaklan mencari
penyebab gagal napas. Pengobatan spesifik ditujukkan pada
etiologinya, sehingga pengobatan untuk masing-masing penyakit
akan berlainan. Semua terapi diatas dilakukan dalam upaya
mengoptimalkan pasien gagal naps di UGD sebelum selanjutnya
nanti dirawat di ICU. Penanganan lebih lanjut terutama maslah
penggunaan ventilator akan dilakukan di ICU berdasarkan guidiles
penanganan pasien gagal naps di ICU pada tahap berikutnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh. Gagal nafas penyebab
terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan
nafas atas.
gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yang dapat
mengakibatkan gangguan pada kehidupan. gagal nafas ada dua macam yaitu
gagal nafas akut dan gagal nafas kronik dimana masing-masing mempunyai
pengetian yang berbeda.
indikator gagal nafas yaitu frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
pernafasan normal ialah 16-20x/m. bilanya lebih dari 20x/m tindakan yang
dilakukan memberi bantuan ventilator karena pernapasan menjadi tinggi
sehingga timbul kelelahan.
3.2 Saran
Setelah penulisan makalah ini kami mengharap mahasiswa keperawatan pada
khususnya mengetahui perngertian, tindakan penanganan awal, serta
mengetahui pencegahan primer, sekunder dan tersier respiratory failure.
12
DAFTAR PUSTAKA