Anda di halaman 1dari 2

Luka November

Tepat pada 21 November kemarin 2 tahun sudah kepergian ayah. Beliau menyerah melawan tumor yang menggerogoti
otaknya. Ayah yang selalu terlihat ceria, humoris, dan penyayang itu sudah pergi meninggalkan aku dan mama sendiri.

Suatu hari pada tanggal 17 Juli 2021 ayah sering kali mengeluh bahwa kepalanya sangat pusing, aku dan mama berusaha untuk
menenangkan ayah dengan cara memberi obat pereda nyeri tetapi tidak ada perubahan, esoknya ayah masih mengeluh pusing
bahkan sangat pusing katanya. “ma..aku tidak pernah merasa sepusing ini sebelumnya” ucap ayah. “Iya.. ayah yang sabar dulu
ya?” sahut Mama yang sedang kebingungan. karena tidak ada perubahan akhirnya mama membawa ayah ke salah satu rumah
sakit di Jember dengan membawa mobil pamanku.

Sesampainya di rumah sakit ayah langsung dirujuk ke IGD dan mulai diperiksa, akhirnya dokter memutuskan bahwa ayah
harus rawat inap. Mama terlihat sedih melihat kondisi ayah yang masih merasa kesakitan. mama dan aku yang selalu
menemani ayah di rumah sakit meskipun kadang aku selalu pulang saat malam hari dikarenakan besok harus bersekolah.

Syukurlah setelah 4 hari di rumah sakit ayah dibolehkan pulang dengan diagnosa dokter yang katanya vertigo akut. Ayah
sangat senang setelah sampai di rumah dan aku menyuruh ayah untuk istirahat saja. “Ayah langsung istirahat dulu jangan
capek-capek ya?”. “Iya dek”, ucapan sambil merebahkan badannya di atas kasur?

Selang beberapa minggu ayah kembali merasakan pusing yang teramat sangat. “Ma.. aku udah nggak kuat, bawa aku ke rumah
sakit ma..” ucap ayah mengerang kesakitan pada 05.00 pagi hari dan akhirnya Mama membawa ayah lagi ke rumah sakit,
tetapi beda dengan rumah sakit yang sebelumnya.

Setelah sampai di rumah sakit ayah langsung dirujuk dokter untuk rontgen kepala karena dokter rasa ada yang janggal, karena
pusingnya ayah itu hampir setiap hari dan rasa sakitnya itu tidak bisa hilang padahal sudah diberi obat pereda nyeri. sembari
menunggu hasilnya yang cukup lama aku yang memang berdoa supaya tidak terjadi apa-apa.

Dan hasilnya pun keluar, kaki mama langsung lemas seketika saat mendengar ucapan dokter. “Bu yang sabar ya, bapak diberi
semangat terus hasil rontgen ini menyatakan bahwa ada tumor berukuran 5 CM dia otak sebelah kiri bapak” dan tanpa pikir
panjang aku langsung memeluk ayah dengan erat, aku sangat menyayangi aku ini.. “bapak harus dirujuk ke dokter syaraf untuk
melakukan tindakan operasi” ucapkan dokter dengan nada sedih.

Saat sampai di rumah semua orang memeluk ayah dengan tangisan setelah mendengar kabar sedih tadi, semua orang
memberikan semangat untuk ayah, ayah merasa sangat down tidak percaya bahwa selama ini ada tumor berukuran 5 cm di
kepalanya. “Ayah semangat ya, pasti bisa sembuh bisa sehat lagi” ucapku sambil memeluk ayah erat. Ayah hanya tersenyum
sembari membalas pelukanku

Hari demi hari kondisi ayah semakin memburuk sakit kepala ayah masih sering kambuh bahkan sampai tidak sadarkan diri.
Mama selalu mondar-mandir keluar masuk rumah sakit karena ayah sering tidak sadarkan diri tiba-tiba.

Dan sekitar bulan November akhir ayah menjalani operasi pertamanya sekitar 3 jam. Operasi ayah selesai dan harus menunggu
3 hari sampai ayah sadar lagi. Setelah 3 hari ayah sudah sadar kondisi ayah sangat baik bahkan aku bisa bertukar tawa dengan
ayah. “Ayah, sudah sembuh ya? sudah sehat lagi yey” ucapku gembira. “Iya doakan ayah terus ya dek”, ucap ayah sembari
mengelus kepalaku. Sehari kemudian ayah dibolehkan pulang oleh dokter

Saat di jalan ayah sangat senang melihat jalan raya melihat gedung-gedung tinggi karena sudah lama sekali katanya tidak
melihat itu. Setelah sampai di rumah ayah disambut beberapa saudaraku yang ingin menjenguk ayah, semuanya senang
melihat ayah sudah sehat kembali seperti sedia kala. Kita bertiga melihat TV bersama seperti biasanya sesekali aku memeluk
ayah karena rindu sekali, dan ternyata itu adalah pelukan terakhir ayah kepadaku. di sore hari ayah kembali tak sadarkan diri
Mama mulai kebingungan lagi Mama mencoba membangunkan ayah dan ayah tidak merespon sama sekali, lagi dan lagi
Mama kembali membawa ayah ke rumah sakit.

Ayah langsung dilarikan ke ruang ICU dan diberi berbagai macam alat. Kondisi ayah semakin hari semakin buruk dokter
bilang mungkin tumornya belum bersih 100%. Dan ayah sudah koma selama 3 hari.
HB ayah terus menurun, badan ayah sangat panas dan pada tanggal 21 November 2021 ayah menghembuskan nafas
terakhirnya tepat pada azan zuhur dan semuanya berubah, hidupku berubah total setelah kepergian ayah.

1 tahun sudah ayah pergi, aku mencoba membiasakan diri hidup tanpa ayah. Aku rindu dimarahi ayah, aku rindu sholat
berjamaah dengan ayah. Yang bisa ku lakukan hanyalah berdoa dan berdoa untuk ayah, semoga beliau diberikan tempat yang
terbaik disisinya. Untuk ayah, jangan khawatir ya? Aku dan mama baik-baik saja disini.

Anda mungkin juga menyukai