Anda di halaman 1dari 5

Kehidupan Sosial Dan Budaya Manusia Di Era 2023

Nama : Nur Rahmatillah Lathifah

Nim : 10923027

Prodi : S1 Kebidanan

Atika adalah anak ke-2 dari 4 bersaudara, ayah nya bernama Rafka dan ibu nya bernama Ayla. Ia
merupakan anak kelas 10 di sebuah SMA yang berasa di desa nya, atika merupakan anak yang sangat
pintar dan rajin, dari SD sampai sekarang dia selalu mendapatkan rangking di kelas nya, sedari kecil Atika
sangat senang bermain bersama teman-teman, sering mengikuti kegiatan sosial serta kebudayaan yang
berada di desa nya.

Pada suatu hari, ayah nya memiliki rezeki berupa uang yang nominalnya lumayan gede, terbesit di dalam
hati nya ingin meminta di belikan handphone, ia terkadang iri melihat anak seusia nya serta abang nya
sudah memiliki handphone, "ayah aku ingin memiliki handphone seperti teman-teman ku pakai",
sebagai seorang ayah yang pengertian ia membelikan handphone tersebut dengan kesepakatan harus
lebih giat belajar.

sebulan setelah di belikan handphone, terlihat perubahan terhadap sikap dan tindakan Atika, dia
sekarang lebih memilih berkurung diri di dalam kamar nya sepanjang hari, bahkan kebiasaan diri nya
yang terbiasa makan bersama keluarga di ruang tamu sekarang tidak lagi ia lakukan, ia lebih memilih
makan sendirian dengan handphone di pangkuan nya. keseharian nya Atika di dalam kamar milih untuk
menonton dan berkomunikasi bersama teman-teman virtual nya yang berasal dari beberapa daerah.

Sore hari teman-teman nya datang ke rumah dan mengajak atika agar bermain bersama seperti yang
biasa mereka lakukan, tapi dalam diri atika tidak ada rasa tertarik untuk melakukan hal tersebut, ia
menolak ajakan teman nya.

"Atika, apakah kamu tidak ingin bermain, malam ini juga ada acara tampilan seni budaya, " ajak Mia.
Atika yang berada di kamar dan mendengar pangilan dari mia pun bergegas keluar dan melihat teman
nya itu.
"Seperti tidak Mia, rasanya aku sangat malas untuk keluar rumah, aku memilih untuk tidur saja" tolak
atika.

Mia mengangguk "oke, kita pergi dulu ya," ujar Mia sambil melambaikan tangan ke arah Atika. Atika pun
membalas lambaian tersebut dan kembali jalan masuk ke kamar nya dan melanjutkan chatingan
bersama teman-teman virtual nya.

Malam hari, ibu nya memeriksa ke kamar karena seharian ini Atika tidak keluar dari kamar nya. Sang ibu
heran, Atika yang terbiasa bermain di luar bersama teman-teman sekarang bahkan tidak keluar dari
kamar. ketika ibu nya membuka pintu kamar, terlihat Atika sedang asik memainkan handphone nya.

"kenapa kamu tidak ikut teman-temanmu menonton pentasan wayang kulit, dari pagi hanya berkurung
diri di kamar, makan saja kamu jarang" ujar Ayla.

"aku tidak tertarik bu, bosen selalu nonton pentasan seni, di HP juga banyak film film drakor yang jauh
lebih modern dan ada juga vidio tiktok yang bisa menghibur dari pada pentasan kuno itu bu. aku belum
lapar bu, nanti aku makan" balas Atika. Ibu Atika hanya menghela napas, atika yang dulu nya lebih
semangat jika menonton pentasan kini lebihh tertarik dengan benda segi panjang itu. akhir-akhir ini juga
Atika bergadang, menghabiskan waktu tidur malam nya dengan menonton dan memainkan HP.

pagi nya Atika terburu-buru, karena dia bangun kesiangan. abang, ayah dan adek-adeknya sudah
berangkat sekolah atau kerja 10 menit yang lalu. ia sedikit marah kepada sang ibu karena tidak
membangunkan nya, padahal dari subuh ibu nya sudah bolak-balik dari dapur ke kamar hanya untuk
membangunkan nya. Sesampainya di sekolah ia terlambat, bel masuk sudah berbunyi 20 menit lalu.
Atika di hukum untuk berdiri di lapangan sekolah dengan keadaan terik matahari pagi. dalam hari ia
menyesal karena tadi malam ia bergadang.

Setelah di hukum, Atika memasuki kelas nya dan meminta maaf ke pada guru nya, ia sedikit di marahin
karena keterlambatan nya, setelah itu ia di persilahkan duduk di kursi. teman nya menatap heran
kepada Atika, kenapa bisa Atika yang di kenal murid rajin dan disiplin waktu bisa terlambat. waktu
istirahat pun tiba. Mia mengahampiri tempat duduk Atika dan bertanya alasan apa yang membuat
teman nya itu terlambat.

"kenapa kamu bisa terlambat ka, apakah kamu bergadang? " tanya Mia
Atika menjawab dengan anggukkan "iya tadi malam gua bergadang". Mia sedikit kaget dengan
perbuatan bahasa Atika yang menggunakan bahasa gaul itu.

"kenapa kamu menggunakan bahasa seperti itu atika, biasanya kamu akan berbicara dengan aku-kamu"
tanya Mia.

"haha, Mia kenapa lu masih pake bahasa kuno gitu, ikut trend dong jaman sekarang mah ga jaman lagi
pake aku kamu, ga keren" jawab atika sambil tertawa kecil. saat asik ngobrol bersama Mia HP atika
berbunyi menandakan ada notif pesan masuk, dia mengambil HP nya dan memainkan HP tanpa
menghiraukan Mia yang sedang berbicara dengan nya. Mia sedikit kesal ia memutuskan untuk pergi ke
kantin dan tidak lupa juga mengajak Atika.

"Ayo ke kantin, aku sedikit laper dan ingin duduk gabung bersama teman-teman yang lain" ajak Mia.

Atika melihat Mia sekilas, "ga deh, gua main di kelas aja, malas juga buat komunikasi sama orang-orang"
tolak Atika sambil memainkan HP nya. Mia hanya ber "oh" ria dan pergi meninggalkan ruangan kelas.

setelah Mia pergi, jela menghampiri Atika. "Hai Atika, kamu dari mana saja, aku tidak pernah melihatmu
berkumpul dengan kami lagi, apakah kamu sakit?" tanya jela.

"ga kok, cuman malas aja keluar rumah, heheh" jawab Atika sambil cengegesan.

Saat jam terakhir tiba, bu dini selaku wali kelas 10 masuk dan mengabarkan bahwa hari senin depan
akan di adakan ulangan semester ganjil, ia memperingati anak-anak didik nya untuk belajar giat untuk
persiapan ulangan. saat pulang Atika melihat ibu nya yang sedang membereskan rumah, ia
mengucapkan salam dan salim tangan ibu nya, ia berniat membantu ibu nya untuk menyapu rumah, tapi
ibu nya melarang dan menyuruhnya untuk mengganti pakaian sekolah dan segara untuk makan siang.
setelah berganti pakaian, Atika menchager HP nya dan berjalan ke dapur untuk makan, ibu nya datang
dan duduk di depan Atika.

"kurangin main HP nya kak, kamu di kamar terus, jarang bersosialisasi dengan orang-orang di luar
rumah, minggu lalu ada acara adat (kapanca) atas nikahan tetangga juga kamu ga ikut, nanti apa kata
tetangga" ujar Ayla menasehati anak nya.

"Iya bu" jawab atika.


"lain kali kalau ada acara adat gitu kamu ikut, itu budaya kita harus di lestarikan. apalagi, anak remaja
berperang penting dalam mempertahankan budaya, kalau semisalnya kamu tidak ikut dan satu persatu
teman-teman mu juga ikutan kamu, pasti tidak akan ada lagi adat tersebut"

lanjut Ayla menasehati anak nya. Atika hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ayla berjalan ke dapur meninggalkan Atika yang melanjutkan acara makan nya. Setelah makan, Atika
bergegas ke kamar nya, ia memikirkan nasehat ibu nya tadi, benar dia sekarang sudah jarang
bersosialisasi dan mengabaikan acara kebudayaan mereka, Atika berusaha untuk mengontrol diri nya
agar tidak terlalu memainkan HP nya, tapi bagaikan magnet yang kuat, Atika tidak bisa berlama lama
untuk tidak memegang benda tersebut. Tanpa di sadari bahwa diri nya sudah ketagihan terhadap benda
cangih itu, Atika membuka HP nya dan memeriksa pesan dari teman-teman nya, sekarang dia merasa
senang melakukan komunikasi lewat media sosial nya ketimbang berkomunikasi secara langsung dengan
teman-teman lain nya, bisa di hilang rasa sosial nya untuk komunikasi secara langsung berkurang dan
seperti bisa dia menghabiskan waktu di dalam kamar dengan memainkan HP nya.

Esok hari nya pun tiba, hari ini adalah hari minggu, di mana hari minggu adalah hari libur, sehingga dari
itu Pak Kepala Dusun mengadakan acara gotong royong bersama pada pagi hari ini. Ia melakukan
pengumuman di masjid untuk menginformasikan hal tersebut, dia mengakatan dan berharap terhadap
anak muda yang berada di dusun itu untuk berpatisipasi melakukan gotong royong. Ayla yang
mendengar pengumuman tersebut menyuruh anak anak nya untuk ikut serta dalam gotong royong.
Setelah beberapa menit ia tidak melihat Atika keluar dari kamar nya, ia pun mengecek keberadaan atika.
Ternyata Atika berada di dalam kamar, ia berkata kepada ibu nya tidak ingin ikut gotong royong dan
memilih rebahan sambil memainkan HP nya. Sang ibu tidak bisa memasak dan sedikit memarahi nya.

Di saat makan malam tiba, Rafka sang ayah memanggil anak-anak nya untuk makan bersama, Atika
menyimpan HP nya dan berjalan ke dapur untuk bergabung bersama keluarga nya, setelah makan
seperti biasa sang ayah menasehati anak anak nya.

"Atika, kenapa jarang sekali keluar kamar?" tanya rafka sang ayah.

"Malas saja, tidak ada kegiatan yang menarik" jawab Atika.

"itu karena kamu terlalu mementingkan hp mu itu, coba cari kegiatan di luar, main sama teman-teman
mu, belajar kelompok atau bisa membantu ibu beres beres rumah. kapan kamu ulangan?" tanya Rafka.
"iya ayah, besok aku ulang" jawab Atika.

"nanti jangan lupa belajar biar mudah isi soalnya" ujar Rafka.

"Siap ayah" jawab Atika.

Setelah mengobrol bersama kelurahan nya di ruang tamu Atika bergagas ke kamar nya berniat untuk
belajar, sudah 15 menit ia membaca buku tapi tidak ada yang masuk, ia sulit berkonsentrasi, mata nya
selalu melirik HP yang dia simpan di samping, ia mengambil HP nya sebentar dan menyimpan nya lagi, ia
berusaha untuk fokus tapi tidak bisa, dia terus membaca dan memahami materi nya, setelah beberapa
menit iya membereskan buku nya. dan memainkan HP nya.

1 minggu berlalu begitupun ulangan semester ganjil yang Atika jalani, sekarang adalah hari pembagian
raport hasil ulangan siswa, Atika merasa deg-degan menunggu hasil nya. Beberapa jam berlalu, Atika
terlihat murung dan sedih, ia pulang dengan wajah kecewa nya, sang ibu yang melihat itu bertanya apa
yang sedang anak nya alami, Atika menceritakan bahwa rangking dia menurut, sang ibu hanya
menasehati dan memberikan semangat untuk anak nya. Atika kecewa pada diri nya yang tidak bisa
mempertahankan rangking nya, ia menyadari ini akibat karena dia tidak fokus dalam belajar. Dia
memutuskan dalam hati nya benar-benar ingin mengontrol diri agar tidak terlalu memainkan HP nyaa.

Beberapa hari ini Atika membiasakan diri nya untuk berkomunikasi dengan teman-teman nya di luar
rumah, hubungan sosial itu penting, karena setiap individu pasti membutuhkan individu lainny, dia
merasa harus memperbaiki hubungan komunikasi nya dengan teman-teman nya, karena beberapa
bulan kemarin dia sudah jarang melalukan komunikasi. dia juga berpartisipasi dalam acara acara
kebudayaan yang di selenggarakan di dusun nya, dia menyadari bahwa anak remaja adalah faktor utama
untuk melestarikan budaya.

Anda mungkin juga menyukai