Anda di halaman 1dari 4

Lautan Kala Itu.

“KA ALTAAA ALTAIR SHANSKARA IKUT BERANGKAT IKUT PULANG JUGA’’ Seketika
teriakkan gadis itupun memasuki pendengarannya. Altair yang merasa terpanggil pun menjawab
“IYAA CEA JANGAN LAMA” jawab altair. yng meneriaki nya tadi adalah Oceanna Raespati,
tetangga sekaligus sahabatnya sedari kecil, Altair dan Oceanna sama sama duduk di bangku SMA
itulah sebabnya ia meminta untuk berangkat bersama.

Sudah sejak 20 menit yang lalu Altair duduk termangu di depan rumah Oceanna, inilah baian
yang paling ia tak suka dari berangkat dengan Oceanna, yaitu menunggunya. Pasalnya hari ini
adalah hari senin bagaimana jika mereka akan telat nantinya. Tapi untungnya Oceanna segera
keluar dengan jalan sedikit tergesa “ka ayo nanti telat” rutuknya sembari mengenakan sepatu, “ya
kalo telat gara gara kamu lah salah siapa siap siap lama’’ jawab Altair. setelah Oceanna selesai
mengenakan sepatu akhirnya mereka pun berangkat.

Jika mereka berangkat bersama maka pulang pun akan bersama, setelah bel pulang berbunyi
Altair mengeluarkan ponsel dan mengetikkan pesan kepada Oceanna untuk menanyakan dimana
keberadaannya setelah mendapat jawaban bahwa gadis itu bearada di parkiran ia pun bergegas
menuju kesana. Baru saja ia sampai gadis itu langsung berkata “lama banget banget banget banget
dari mana saja sih?” ucapnya “baru juga 5 menit ce apa kabar aku yang nunggu kamu 20 menit
lebih?” jawab altair sambal berjalan menuju motornya.

Dalam perjalanan oceanna menanyakan sesuatu kepada altair “ka ga kangen bunda nika? Udah
lama tau ga kesana, kapan kapan ke makam bunda yu” ujarnya, “kangen, setiap hari kangen
malah, makam bunda jauh cea makanya jarang kesana, ayo minggu kesana” jawab altair sedikit
sedih, memang sudah sejak lama ia ditinggalkannya namun tetap saja kematian orang terkasih
akan selalu meninggalkan luka mendalam bukan? “KAAAA dengar ga aku mau gelato berhenti
dulu ngelamunin apa sih sampe ga kedengeran” kata oceanna sedikit kesal, altair yang sedari tadi
melamun pun terkejut dengan panggilan dari oceanna “ eh eh iya sorry cea, ayo beli tapi syaratnya
nanti anterin ke toko buku” balas altair “ih males banget ka alta kalo di toko buku lama banget
asli bosen aku kalo bentar sih gapapa, tapi yaudah deh demi gelato kesayangku aku siap anterin”.
“makasih ka gelato nya sering sering ya beliin kalo bisa tiap hari sih” kata oceanna “sering sering
gimana? Orang setiap pulang bareg minta dibeliin, kamu nih ya sudah dikasih hati minta jantung”
balas altair sambal menyuapkan gelato di tangannya “ bercanda serius banget sih orang pinter, ka
aku kepikiran pengen les vocal deh kayanya seru ga sih ka kalo punya suara bagus pengen deh”
kata oceanna berandai “cih dulu les piano aja nangis kamu mau keluar” dan seterusnya mereka
berbincang hingga tak terasa gelato di tangan mereka pun akhirnya habis. Seperti yang dikatakan
altair tadi kini mereka berdua ada di sebuah toko buku, tak lama karena sedari tadi gadis yang
menganta terus merengek tidak ingin berlama lama. Stelah seeleai memilih buku yang
diinginkannya mereka berdua pun akhirnya pulang kembali kerumah nya masing.

Sesampainya dirumah Altair membersihkan dirinya an ia lanjutkan memasak untuk dirinya


sendiri, ya dirumah nya yang tak terbilang kecil itu ia hanya tinggal seorang diri. Sudah bukan hal
baru lagi baginya untuk melakukan semua pekerjaan rumahnya sendiri, semnjak ia ditinggalkan
sosok ibunya ia mulai melakukan semuanya seoang diri.

Altair yang sedang menyantap makanan yang ia buat pun teringat kepada pembicaraanya dengan
oceanna sore tadi mengenai bunda nika. Ia teringat betapa sedihnya ia dulu ketika ditinggalkan
ibunya, baginya kehilangan bunda nika merupakan hal yang menyedihkan teringat cara bunda
nika meninggalkannya cukup mengenaskan.

18 Oktober 2015, kala itu altair masih berumur 14 tahun dan masih duduk di bangku SMP. Pada
hari itu altair hendak berangkat ke sekolahnya sebelum berangkat ia tak lupa untuk berpamitan
terlebih dahulu pada orang tuanya, sudah beberapa hari ini altair hanya berpamitan pada ibunya
sudah sejak 2 minggu yang lalu ayahnya tak menginjakkan kaki dirumah ini, ia tahu sebab
ayahnya tak pulang. yang altair dengar beberapa hari lalu ayah dan ibunya bertengkar mengenai
ayahnya yang memiliki wanita lain selain dari ibunya. Sejujurnya altair sangat sedih
mendengarnya mengapa ayah yang seharusnya menjadi contoh baik baagi dirinya malah
melakukan hal se hina itu? Bukan pertama kalinya altair mendengar pertengkaran orang tuanya
sudah banyak sekali pertengkaran mereka yang ia dengar bahkan tak jarang ibunya dipukuli.
Terkadang ia ingin berbicara kepada ayahnya untuk tak melakukan itu namun setiap ia ingin
melakukannya ibunya selalu berkata “gapapa ka, ayah sama bunda ga kenapa kenapa ga perlu
kaka pikirin ya” dan pada akhirnya altair selalu memendamnya. Pamitan sekolahnya dengan
bunda nika hari itu sedikit berbeda sebelum berangkat bunda sempat menghujaminya denan
pelukan serta ciuman “kaka, bunda sayang kaka maaf ya jika selama kaka sama bunda tidak
senang, ka apapun yang terjadi kedepannya kaka harus tumbuh jadi anak baik ya?’’ ucap
bundanya, altair sempat bingung apa yang terjadi dengan bundanya pagi ini namun meskipun
begitu ia tetap menjawab perkataan bundanya “iya bun, kaka senang jadi anak bunda baik bunda
hebat terimakasih ya udah sayang kaka, kaka juga sayang bunda’’ katanya sembari tersenyum
hangat. Setelah usai berpamitan dengan bundanya altair pun berangkat menuju sekolahnya
dengan tetangganya yang tak lain adalah Oceanna. Hari itu berjalan dengan lancar bagi altair
disekolah pun ia merasa sangat senang, ia merasa tak sabar untuk menceritakan harinya kepada
sang bunda, hingga pada pukul 15.30 akhirnya altair kembali kerumahnya “bunda kaka pulang’’
ujarnya sembari mengetuk pintu namun ada yang aneh sore itu, tak ada balasan dari bundanya
bunda tak membuka pintu juga tidak menjawab perkataannya hingga altair pun akhirnya
memutuskan untuk memasuki rumahnya “nda kaka masuk ya” setelah memasuki rumah altair
memanggil bundanya berkali kali namun tetap tidak ada jawaban dari bundanya rumahnya sore
itu bak rumah tak berpenghuni. Tujuan terakhir altair adalah kamar bundanya untuk memastikan
apakah bundanya memang sedang tidak ada dirumah sore itu, sembari membuka pintu kamarnya
ia pun izin terlebih dahulu “kaka buka kamar bunda ya, izin ma-’’ belum sempat menamatkan
perkataannya altair sudah dikejutkan dengan apa yang ia lihat, semua barang yang ia pegang pun
jatuh bersamaan. Baginya ini adalah pemandangan sore hari terburuk, didepan matanya ia
melihat bundanya terkurai lemas dengan kaki yang membiru disertai tali tambang di lehernya, ia
melihat ibunya gantung diri. Ia masih tak memercayai apa yang dirinya lihat ia diam dan
terduduk lemas seraya memandangi jasad bundanya yang tadi pagi masih memberikan pelukan
dan ciuman hangatnya tapi kini ia sudah tak bernyawa dengan sebuah tali di lehernya. Altair tahu
ia tak bisa terus diam hingga akhirnya ia memberi tahu ayah Oceanna mengenai apa yang ia lihat,
setelah melakukan beberapa proses akhirnya bundanya pun di makamkan di malam hari. Yang
membuatnya semakin sedih adalah ayahnya tidak dating di pemakaman bundanya. Malam itu
altair menginap dirumah neneknya yang tak jauh dari rumahnya namun sebelum berangkat
kesana ia menemukan surat di meja belajarnya yang ternyata adalah surat dari bundanya yang
berisi permohonan maaf serta menyuruhnya untuk tinggal dengan neneknya. Akhirnya pada hari
itu altai benar benar kehilangan bundanya dan sampai sekarang ia tak mengetahui keberadaan
ayahnya.

Ingat bukan dengan altair dan oceanna yang berencana akan mengunjungi makam bunda nika
pada hari minggu, dan hari inilah tepat hari minggu. Mereka akan mengunjungi makam di sore
hari ini merupakan rencana altair katanya setelah mengunjungi makam ia akan mengajak
oceanna pergi ke mall untuk menonton film. Di pagi hari tak banyak yang altair lakukan ia hanya
membersihkan rumahnya, mencuci sepatu, membersihkan diri, serta memasak sisanya ia hanya
bersantai dengan ponselnya hingga sore hari tiba. Sebelum berangkat oceanna sempat
menelfonnya di dalam telfon oceanna berkata padanya untuk berangkat tidak terlalu sore supaya
mereka tak pulang larut malam setelah bermain altair pun menyetujui permintaan oceanna.

Setelah selesai bersiap siap altair bergegas pergi kerumah oceanna mengingat permintaan
oceanna tadi yang tidak ingin berangkat terlalu sore. Sesampainya dirumah oceanna ia bertemu
dengan ibu dari oceanna yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri sebab semenjak kepergian
bunda nika ibu oceanna lah yang memperhatikannya, selain itu ia selalu teringat kepada bunda
nika setiap melihat ibu oceanna. Sesudah meminta izin kepada ibu oceanna mereka berdua pun
akhirnya beraangkat menuju ke makam bunda nika. Dalam perjalanan oceanna meminta altair
untuk membelikan bunga untuk ditaruh di makam bunda nika “ka beli bunga ya, bunda suka
bunga apa ka?” kata oceanna “boleh kata bunda sih bunda suka bunga lily” balas altair. setelah
mengunjungi pemakaman mereka berdua pun menonton film yang tiketnya sudah dipesankan
oleh altair. setelah selesai mereka pun kembali kerumahnya masing masing.

keesokan harinya altair dan oceanna pun kembali berangkat sekolah bersama, tetapi hari itu
oceanna mengatakan kepada altair bahwa 2 hari lagi ia akan pergi mengunjungi neneknya di
Banten dikarenakan sudah lama ia dan keluarganya tidak pergi kesana. Altair yag mendengar pun
ikut merasa senang, karena memang oceanna selalu berkata ingin pergi ke rumah neneknya
baginya disana sangat seru sekali karna rumah neneknya tak jauh dari pantai dan ia sangat
menyukai pantai. Meskipun di Jakarta ada pantai tapi baginya tak seindah dengan pantai disana.

Hari ini adalah hari rabu, 2 hari setelah oceanna mengatakan ia akan pergi kerumah neneknya,
dan hari inilah ia akan berangkat. Oceanna dan keluarganya berangkat pada jam 10.00 dan altair
lah yang mengantar mereka ke bandara. Sebelum berangkat menuju banten ibu oceanna dan
ayahnya sempat mengingatkan altair untuk menjaga dirinya baik baik selama mereka pergi,
begitupun dengan oceanna “aku berangkat ka, jaga diri baik baik ya, pasti nanti kangrn deh sama
aku’’ ujarnya dengan sedikit candaan, altair yang mendengar pun bergaya seolah olah
memuntahkan sesuatu dari mulutnya “pede banget dih, iya makasih sana berangkat’’ setelahnya
mereka bertiga pun berangkat.

Sudah 3 hari semenjak keberangkatan Oceanna, dan pagi ini ia dikejutkan dengan pesan yang
Oceanna kirim dimana ia berkata bahwa semalam terjadi gempa yang cukup besar dan sekarang
ia sedang mengungsi. Altair pun lantas menelfonnya untuk menanyakan kabarnya dan juga
keluarganya, oceanna bilang semua baik baik saja sekarang hanya ada gempa gempa kecil dan ia
akan kembali kerumah sore nanti. Altair yang mendengar pun sedikit lega setidaknya oceanna
dan keluarganya baik baik saja.

Setelah oceanna kembali kerumah nneknya di sore hari, pada malamnya ia berbincang lewat
telfon dengan altair banyak sekali yang mereka jadikan bahan obrolan seperti masa masa mereka
kecil hingga keinginan mereka ketika sudah besar nanti. Seblum menutup telfonnya dengan
oceanna, oceanna sempat mengatakan sesuatu pada altair yang jujur saja membuatnya bingung
“bai ka aku tutup ya telfonnya, aku sayang kaka’’ namun sebelum benar benar ditutup Altair
sempat membalas perkataannya “sayang gimana cea maksudnya? Kenapa tiba tiba bilang gitu?”
tanya altair kebingungan “ya sayang aja, memang apa yang salah selagi aku bisa bilang ke kaka
siapa tau besok gabisa kan, mana tau besok aku udah gabisa ngobrol sama kamu ka” balas
oceanna “yeeu pasti besok pagi juga kamu udah ngirim banyak bubble chat apa aja kamu ceritain’’
ucap altair. Sesudah itu sambungan telfon pun dimatikan oleh oceanna.

Di pagi harinya altair kebingungan karena tak biasa sekali oceanna tidak mengirim satu pesan
pun untuknya. Akhirnya ia mencoba untuk menelfon Oceanna, sudah berkali kali ia menelfonnya
tetap tidak ada jawaban. Jujur saja kala itu Altair sangat panik, namun tak banyak yang bisa ia
lakukan selain menunggu kabar darinya. Pukul 10.00 pagi sesudah altair selesai membersihkan
dirinya ia memutuskann untuk menonton tv, altair pun sempat membuka ponselnya namun tetap
tidak ada satu pesan pun yang masuk dari Oceanna. Setelah ia menyalakan tv dan memilih
tontonannya di waktu itulah ia mengetahui alasan Oceanna sama sekali tidak mengabarinya,
Banten dilanda tsunami.

Sudah dua hari sejak tsunami, Altair sangat bersedih kala itu karena ia mengetahui bahwa
dirinnya kehilangan Oceanna. Semalam bibi Oceanna mengabari Altair bahwa tidak ada satupun
jasad dari keluarga Oceanna yang ditemukan, hari itu ia bukan hanya kehilangan Oceanna
melainkan ayah dan ibunya Oceanna yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri.

2 minggu semenjak adanya kabar bahwa Oceanna maupun orang tuanya tidak ditemukan. Ia
sangat merindukan Oceanna, biasanya ia selalu berisik mengirimi banyak pesan ataupun
menelfonnya. Untuk melepas kerinduannya dengan Oceanna, Altair memutuskan untuk
mengunjungi pantai, karena pantai lah yang telah membawanya.
Setibanya di pantai, ia terduduk dan menangis. Satu hal yang ia sesali adalah tak menjawab
perkataan Oceanna yang bilang bahwa ia menyayanginya, ia pun sangat sedih karena tak bisa
melihat jasad dari Oceanna ia tak bisa melihat Oceanna untuk terakhir kalinya.

Laut, memiliki arti yang sama dengan nama Oceanna, dan sekarang ia benar benar melebur
menjadi satu bersamanya. Au revoir oceanna, I’ll always love you.

Anda mungkin juga menyukai