Anda di halaman 1dari 6

Malaikat Pelindung

Apa-apaan, sih elo? Posternya kan jadi sobek !!!

Sorry, Rin ! Gue bener-bener nggak sengaja!

Rinta sama sekali nggak ngegubris pembelaan Anya. Ia masih memandangi poster Blur
kesayangannya yang kini sudah terbagi dua karena robek. Rin, sorry, ya gue

Aah! Udah, deh! Pulang sana ! potong Rinta kesal, matanya sudah sembap, hamper
nangis. Anya nggak mau memperburuk keadaan. Ia pun langsung keluar dari kamar Rinta
dan bergegas pulang. Ia buru-buru ke gerbang, meninggalkan Rinta yang masih marah-
marah dan memaki-maki Anya. No Wonder kalau Rinta marah-marah setengah mati. Poster
yang robek itu adalah pemberian pamannya dari Inggris. Pantas aja kalo itu benar-benar
berharga, menurut fans macem Rinta. Padahal kata orang biasa sih, apa bagusnya poster
itu? Malah aneh, ada empat orang berjas sedang nengadah ke langit. Lain dengan Rinta,
bagaimana pun posenya, yang pasti ia marah sekali saat poster itu robek.

Keesokan harinya, Rinta pergi ke sekolah dengan perasaan campur aduk seperti kemarin. Ia
masih setengah mati kesalnya sama Anya. Makanya walaupun hari itu dia sdar bahwa Anya
nggak masu k sekolah , ia sama sekali nggak peduli dan nggak nanyain ada apa dengan
Anya. Rinta Cuma berpikir lebih baik nggak melihat mukanya daripada nanti dia makin
ngamuk lagi gara-gara ingat soal poster itu.

Dua hari berlalu, Anya masih belum nongol di sekolah. Dan Rinta masih nggak peduli
dengan hal itu. Hal ini membuat heran seluruh kelasnya, karena biasanya mereka selalu
berdua. Begitu juga dengan Andre, sobat sejak SD yang merupakan sepupu Anya, bingung
akan hal ini.

Anya kemana, Rin? tanya Andre mincing.

Nggak tau! jawab Rinta pendek. Andre mengernyitkan keningnya. Dia kenapa?
tanyanya lagi.

Nggak tau!

Lo kenapa, sih?

Iiih, bawel amat sih, lo, Ndre! Nanya melulu! Diem bentar bisa, nggak? gerutu Rinta
sewot. Dengar gerutuan Rinta Andre Cuma ber-grinning ria.

Aha, gue tau ada something wrong, ya? Biasanya kan kalian kayak gitar listrik sama
amplifier-nya, nggak terpisahkan. Ada apa, sih?
Bawel, Rinta semakin datar.

Yaaah, kok gitu, seeeh? Andre menghela napas sebentar. Eh, tengok Anya, yuk!

Rinta heran, Ngapain nengok kalau nggak kenapa-kenapa?

Lho, Lo nggak tau dia kecelakaan waktu pulang dari rumah Era? Wah-wah-wah. . . . dia kan
ketabrak bus. . . .

Nggak! Kenapa lo Tanya gue kalo lo lebih tau keadaan orang itu sekarang? Sambar Rinta
sambil bergegas dari tempat duduknya. Tapi, Andre langsung narik tangannya.

Eh, mau kemana, choy? Ntar dulu, dong. Ceritain dulu gimana bisa kamu jadi nggak
peduli gini sama Anya?

Nggak ada apa-apa, tukas Rinta sambil buang muka.

Nggak mungkin banget! Oh, come on girl, lo kayak nggak tau siapa gue aja. Gue kan sobat
lo sejak SD. Makanya cerita dong. . . . . , rayu Andre. Akhirnya Rinta nyeritain insiden dua
hari lalu.

Hah? Cuma gara-gara poster? Tanya Andre nggak percaya.

Lp nggak ngerasain perasaan gue, sih! Jadi, lo nggak tau gimana rasanya kehilangan benda
paling berharga buat gue. Pokoknya gue nggak bakal maafin dia!!! Rinta langsung berlalu
dari hadapan Andre. Nggak peduli dengan panggilan-panggilannya. Rinta kesal karena
kayaknya membela Anya. Anya kecelakaan, kualat! Siapa suruh nyobekin barang orang,
piker Rinta. Walaupun begitu, Rinta merasa was-was juga tentang Anya. Tapi, dia gengsi
buat nengok.

Rinta baru bangun tidur saat dering telepon mengagetkannya. Ia langsung mengangkatnya.

Halo, Rinta. Selamat pagi! sapa suara dari telepon itu. Suara itu aneh, parau, serem juga,
sih.

Siapa, nih? Tanya Rinta heran. Im your guardian angel!

Hah? Rinta heran. Bercanda lagi, serius, dong!

Serius? Dua rius malah. Aku memang malaikat pelindung kamu. Aku tahu segalanya
tentang kamu.

Kalo iseng, jangan kesini nelponnya, potong Rinta sambil menutup teleponnya. Siapa, sih?
Minggu pagi-pagi begini sudah iseng dengan semangat kayak gitu? Mana pake ngaku-ngaku
jadi guardian angel segala. Baru saja Rinta mau ke kamar mandi, telepon bordering lagi.

Eh, jangan marah, dong, sama malaikat pelindung sendiri. Kamu kayak nggak tahu, apa itu
malaikat pelindung.
Siapa bilang gue nggak tahu? Tahu, kok! Malaikat pelindung adalah seorang yang nggak
ada kerjaan, yang iseng nelponin orang, pake sayap di punggungnya, walaupun dia tahu itu
berat!

Yaaah, kok ngotot sih? Gimana kalo aku bilang kamu adalah Rinta Yuliani. Cewek yang
lahir 25 juli di Bandung. Punya hobi baca, tinggi 150 senti, berat 40 kilo, umm kurus juga,
ya? Dan oh ya, youre a Blur Fan. Satu lagi, kamu sekarang pasti lagi pake kaos warna biru,
ya?

Rinta melongo. Kata-kata orang itu benar semua. Siapa, sih, ini??

Malaikat pelindung, hehehe. Bener, kok

Nggak percaya.

Ya, udah. Padahal tadinya aku mau kasih kabar buat kamu. Kabar penting, the most
important thing, the hottest one, kata suara parau itu.

Tapi, karena kamu nggak bakal percaya, jadi, buat apa aku kasih tahu kamu. Oke, deh.
Bye!

Eeeeehhhhh!! Tunggu dulu! jerit Rinta tiba-tiba.

Apa? Rinta tarik napas, Hal apa yang bisa lo buktikan supaya gue percaya kalo lo adalah
malaikat pelindung?

Suara itu tertawa garing.Umm, buah mangga dari pohon di depan rumahmu bakal jatuh
tujuh detik lagi. Satu . . . dua . . .

Hah? Rinta heran. Lima. . . .enam . . . .

Duak! Tiba-tiba terdengar suara berdebam dari teras.Coba lihat dulu keluar,apa itu
beneran mangga yang jatuh,atau malah duren,lagi!Rinta pun langsung keteras dan
didapatinya sebuah mangga masak jatuh tepat dibawah pohonnya.

B-benar,kata Rinta gelagapan nggak percaya.Sekarang gue percaya.Jadi,certain. . . . .

oke,ngg. . . . kamu umurnya tinggal. . . sekarang jam tujuh,ya? Berati satu,dua,tiga puluh
jam lagi. Jadi,besok sekitarjam satu siang , siap-siap aja, bakal ada yang jemput.

Maksudnya,gue besok . . . ., Rinta kaget nggak percaya.

Mati, . . .. eh, maksudnya meninggal. Jadi, sekarang mendingan kamu berbaik delu,deh. Di
sini dicatatkalau amal baik kamu udah cukup. Tinggal ada satu kesalahan besar yang kamu
kerjain. Ini benar-benar ngeganjel kamu besok,potong si suara parau itu. Rinta khawatir.
Catetan amal!?

Apa, tuh? tanya Rinta.


Eits, enak ajah pengen di kasih tau. Cari tau sendiri,dong! Sudah, ya! Pokoknya kamu siap-
siap, deh. Bye! Lalu telepon itu di tutup.

Rinta terpaku di depan telepon dengan muka pucat.Mati? Besok? Apa bener??

Besoknya, Rinta pergi ke sekolah dengan perasaan makin campur aduk dari kemaren.
Karena sekarang pake ada pikiran mau mau mati,lagi. Udah poster robek,ditambah hal aneh
kayak begituan. Dia bener-bener khawatir. Cemas ah,semua, deh! Saat dia lagi mikirin
kesalahan besar yang dia kerjain, tiba-tiba terlintas di pikirannya nama Anya.

Mungkin kesalahan besar yang gue lakukan adalah nggak maafin Anya,kali,ya? ia pun
akhirnya memutuskan untuk mencari Andre sepulang sekolah. Siapa tahu dia bisa anter
kerumah sakit tempat Anya dirawat. Akhirnya, Andre di temukan di kantin sedang melahap
bakso dengan nikmat. Rinta pun menceritakan apa yang di alaminya kemaren.

Wahahahahahaha!!!!! Nggak salah lo? Percaya ama gituan? Mana ada malaikat telepon?.

Eh,lo tu gimana, sih? Nggak mau nganter nih,ceritanya? Oke. Kalo gitu gue pergi sendiri
aja!

Wah, Rin, masak lo mau nengok dia Cuma gara-gara lo mau mati doing? Rinta tertekun.

Enggak,gue baru nyadar.Gue salah. Dia nggak sengaja. Ia pun selalu begitu saja
meninggalkan Andre yang melongo. Rinta ingin segera sampai di rumah sakit. Ia ingin tahu
keadaan Anya,secepatnya.

Anya? sapa Rinta sesampai di rumah sakit.

Lho? Rinta? Ada apa?Tanya Anya yang berbaring lemas dipenuhi perban. Tiba-tiba Rinta
menangis lalu memeluk Anya erat-erat.

Anya,maafin gue,ya! Gue yang salah. Gue tahu lo nggak sengaja. Gue nggak mau
kehilangan sahabat Cuma gara-gara poster yang seberapa dibandingkan elo. Gue egois.
Maaf, ya, Nya? Anya tersenyum manis,yang berate dia memaafkannya.

Udalah,Rin!

Tapi gara-gara gue,lo jadi kecelakaan!

Anya menggeleng, enggak , kok. Itu salah gue aja yang meleng. Tapi ,toh gue masih
selamat.

Kedua sahabat itu saling berpelukan erat. Kini udah baikan. Hati Rinta sekarag serasa plong.
Setelah bercakap-cakap lumayan lama, Rinta pamit pulang.

Di perjalanan pulang,tiba-tiba telepon umum di dekatnyaberdering. Mau nggak mau Rinta


ngangkat telepon itu.

Halo?
Rinta,ini aku. Kesalahan kamu sudah kamu perbaiki.

Malaikat? Eh, ini kan udah jam stengah dua. Kok, gue belum mati? Tanya Rinta. Suara itu
malah terkikik.

Enggak, kok. Kamu nggak jadi mati sekrang. Nanti, entah kapan. Rinta heran.

Terus?

Nggak,Cuma itu usaha aku biar kamu baiakn ama Anya, hehehe

Lho?

Iyalah, emang ada malaikat pelindung kayak begituan ada? Kayak yang nggak beriman
aja,percaya kapan mati. Dasar !

Hah? Jadi,elo bukan malaikat pelindung? Trus, gimana ceritanya mangga yang kemaren
bisa kejadian? Tanya Rinta panas.

Ya,bukanlah. Itu sih gue tembak pake katapel,suara parau itu tiba-tiba saja berubah
menjadi suara normal,nggak parau lagi.

Jadi, ini siapa, dong? semburnya. Hening sejenak.

Ngg . . . Andre , Rin . . . .


O
L
E
H

I Wayan Priska
O13 013
Akademi Keperawatan Metuari Waya

Anda mungkin juga menyukai