Anda di halaman 1dari 17

KADO TERINDAH

Pagi yang cerah mentari memulai awal cerianya. Angin berhembus kencang
mengajak bunga-bunga menari. Burung-burung pun tak mau kalah, para burung
berkicau ria dengan melodi-melodi indahnya. Suasana pagi yang hening dan sunyi
membuatku merasa gelisah hanya bunyi dentingan jam dan tetasan air hujan yang
mengaum jelas ditelingaku. Aku tinggal disebuah kos-an yang cukup luas didekat
sekolah kami. Aku tinggal disana bersama sahabatku Mita.

Namaku Rena Aurelia teman-temanku biasa memanggilku dengan sebutan Rere,


yah! Walaupun aku sedikit risih dengan sebutan itu. Menuruku aku ini cantik, mengapa
tidak! Aku bergaya feminim dengan kulit putih, mata sipit, dan rambut ikal barwarna
pirang yang panjang. Kalau sahabatku Mita bergaya tomboy dengan kulit sawo matang,
mata bulat, dan rambut keriting berwarna hitam yang pendek. Aku dan Mita berbanding
terbalik dalam segala hal tidak hanya penampilan melainkan sifat, tingkah laku, dan
segala hal deh. Tapi perbedaan itulah yang membuat kami semakin dekat.

“Udah pagi yah Re?”tanya Mita sanil mengucek kedua matanya yang masih
merah

“Iyalah, tau kan udah pagi makanya bangun itu awal-awal dikit dong kalau telat
kesekolah kita juga yang susah”bentakku pada Mita

“Biasa aja kali Re ngomongnya, nggak usah marah-marah gitu”jawab Mita lembut

“Loh tu pagi-pagi udah mincing emosi aja”sahutku kesal

“Ikan kali dipancing”ujar Mita sambil mencubit kedua pipiku

“GAJE loh Mit”

“Apaan tu Re, udah mulai kan alaynya dasar ALAYERS”sahut Mita menyindirku

“Gak jelas! Makanya belajar ni bahasa baru dari gue”ujarku balik menyindir Mita
“Terserah loh aja gue mah mau mandi urusan bahasa nanti aja yah Rena Aurelia
saying. Dadah muachhh”jawab Mita dengan meninggalkanku sendiri dikamar

“Apaan sih Mita, benar-benar gaje kali yah”kataku dalam hati sambil
mengenakan seragam putih abu-abuku

Seperti biasa setelah mengenakan seragam sekolah aku selalu menyinggahi


cermin untuk memastikan kalau tampilanku sudah sempurna dan rapi.

“Hmm! Okay, udah cantik”ujarku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri

“Gila loh nanti senyum-senyum gak jelas gitu”kejut Mita yang datang dengan tiba-
tiba

“Kayak jelangkung aja loh Mit datang tak diundang pulang tak diantar”

“Ihhh, apaan sih Re serem amat kata-kata loh”sahut Mita ketakutan

“Udah deh daripada berantem mending loh siap-siap aja, ntar telat lagi kita
kesekolahnya”ujarku

“Iya-iya deh, mending loh keluar aja dulu 5 menit lagi gue udah siap kok”kata
Mita dengan mendorongku keluar kamar

15 menit lamanya aku menunggu Mita siap-siap. Aku sudah merasa lelah
menunggu Mita yang tak kunjung keluar.

”Duh, mana nih si Mita katanya 5 menit dandan melebihi artis aja sok kecantikan
banget tu anak”gumamku kesal

“Hey! Gak usah ngomel-ngomel gitu, yuk kita berangkat”ajak Mita

Kami berangkat menuju kesekolah tepat pukul 06:45 dengan berjalan kaki,
maklum jarak kos-an dengan sekolah kami memang lumayan dekat. Ketika aku dan
Mita lagi berjalan tiba-tiba burrrr! Bunyi cipratan air yang tergenang dijalan mengenai
baju putihku.

“Ya ampun, loh bisa nggak sih bawa mobilnya kalau nggak bisa jalan aja noh gak
liat apa orang lagi jalan”ujarku kesal
Tiba-tiba seorang laki-laki dengan perawakan tinggi, kulit putih, dan hidung mancung
keluar dari mobil BMX-nya yang berwarna merah. Laki-laki itu memandangiku dengan
sorotan mata yang tajam melebihi tajamnya silet.

“Eh mbak main nyolot-nyolot aja, loh tu yang lihat-lihat kalau jalan. Emang nih
jalan punya nenek moyang loh apa? Mau seenaknya aja”kata laki-laki itu dengan nada
tinggi

“Biasa aja kali mas, loh itu sebenarnya cowok apa cewek sih mulutnya nyerocok
aja kayak bajaj. Nih lihat baju gue kotor semua gara-gara loh, percuma mobil bagus
kalau gak bisa bawanya. Dasar cowok zaman sekarang dia yang salah malah dia yang
marah”sahutku balik memarahinya

“Udah deh, kalian gak usah ribut gini malu tau dilihat orang banyak”kata Mita
melerai pertengkaran kami

“DIAM”kata aku dan laki-laki itu serempak

“Ceileh kompak banget jangan-jangan jodoh kali yah”ujar Mita menyindir sambil
tertawa kecil

“Ogah banget gue pacaran ama nih cewek bisa mati kejang-kejang nanti”ujar
laki-laki itu tanpa memikirkan kata-katanya

“Ehh, loh pikir gue mau apa punya pacar kayak loh amit-amit tau”

“Udah lah Re mending kita kesekolah aja ntar telat lagi”ajak Mita

“Pokoknya ini kali pertama dan terakhir gue ketemu loh”teriakku

Aku dan Mita pergi meninggalkan laki-laki itu yang masih berdiri dan langsung menuju
kesekolah.

Sesampainya disekolah aku dan Mita menuju kelas kami. 15 menit lamanya
menunggu guru masuk.

“Ya ampun, pak bandi lama banget masuknya gue gak sabar lagi mau belajar
nih”sahut Dinda murid paling centil dikelasku
“Huuuuu!”teriak kami sekelas menyoraki Dinda

“Kayak rajin amaat loh belajar, gilian gurunya udah masuk malah molor”kataku
menyindir Mita

“Apaan sih loh terserah gue juga kali, itu urusan gue bukan urusan loh”ujar Dinda
dengan nada tinggi

“Hei, siapa suruh kalian ribut disini”tegur pak Bandi yang tiba-tiba masuk

Suasana hening seketika karena murid disekolahku memang takut dengan pak Bandi.
Siapa yang tidak takut coba melihat seorang guru dengan tubuh yang tinggi dan
menyeramkan itu.

“Baiklah anak-anak ada murid baru dikelas kalian, Erick! Silakan masuk”ujar pak
Bandi

“Hahhh! Cowok aneh ini lagi malas amat gue”gumamku dalam hati

“Rena! Apa kamu bilang?”kejut pak Bandi

“Oh nggak kok pak Cuma mau ambil pulpen yang jatuh”ujarku cengingisan

“Baiklah Erick, silakan perkenalkan diri kamu”kata pak Bandi

“Okey, baiklah teman-teman nama saya Erick Mahendra, biasa dipanggil Erick.
Semoga kalian suka berteman dengan saya, terimakasih”kata Erick simple

Mita pergi meningalkanku dan duduk dibangku kosong dekat dinda.

“Ehh loh kenapa pindah Mit?”tanyaku keheranan

“Udah nggak usah dipikirkan deh”ujar Mita berbisik-bisik

“Pak, saya duduk dimana?”tanya Erick

“Oh iya, hmm kamu duduk dibangku samping Rena aja yah soalnya gak ada lagi
bangku kosong”kata pak Bandi.

“APA”kataku dan Erick serempak


“Oh nggak deh pak ini tempatnya Mita”ujarku

“Nggak pak, saya duduk disini”kata Mita sambil mengangkat kedua alisnya

“Udah deh Rena kalau benci sama orang tu jangan terlalu berlebihan banget
mtar loh suka lagi sama gue”ujar Erick cengingisan

“Idiwww nggak usah GR loh itu nggak akan terjadi”sahutku dengan nada tinggi

“Udah Erick cepat duduk bapak akan memulai pelajaran”tegur pak Bandi

Pak Bandi memulai pelajarannya dan ketika pelajaran dimulai suasana hening.

Kringggggg! Suasana bel tanda istirahat mulai terdengar.

“Loh nggak keluar Re?”tanya Mita

“Apaan sih Mit gue sebangku sama dia karena ulah loh nih”

“Emang loh pikir gue mau apa duduk dekat loh. Gatal-gatal tau”ujar Erick

“Loh pikir gue penyakitan apa? Dasar cowok aneh”

“Gue heran deh, kenapa kalian tu kalau ketemu pasti berantem. Gue pernah
nonton film kalau dua orang sering berantem pasti ujung-ujungnya sama-sama suka.
Pegang deh kata-kata gue”kata Mita serius

“Idiwww gue suka sama dia? Mimpi kale, udah Mit kantin yuk”

“Dasar cewewk aneh”ujar Erick

“Hay Erick kantin bareng yuk sambil ngobrol gitu biar saling kenal aja sama
gue”teriak Dinda dari kejauhan

“Oh boleh deh”ujar Erick

Aku dan Mita pergi kekantin tanpa menghiraukan Erick dan Dinda.

Saat aku dan Mita sedang makan, Erick dan Dinda masuk kekantin dan duduk
dimeja depan kami. Mereka berdua ngobrol sambil tertawa-tawa seperti sudah lama
akrab.
“Tuh Mit, cocok bangetkan mereka berdua kayak King and Queen aja”ujarku
sambil menguyah roti coklatku

“Yeee loh cemburu yah Re liat mereka berdua akrab gitu”ujar Mita menyindirku

“Ngapain jug ague cemburu sama cowok aneh itu ada-ada aja loh Mit”kataku
dengan tertawa kecil

Bel tanda pulang berbunyi, semua orang bersahut mendengarnya. Mereka keluar
dari gerbang sekolah dengan mengendarai kendaraan masing-masing. Ada yang pakai
mobil, motor, ataupun sepeda. Kalau aku dam Mita selalu setia dengan jalan kaki.
Tit…….Tit…...Tit suara klakson mobil terdengar nyaring jelas ditelingaku.

“Eh loh mentang-mentang bawa mobil mau seenaknya aja”ujarku kesal

“Udah lah Re nggak usah diurusin lagi”ujar Mita menenangkanku

“Ya elah loh lagi, kenapa yah setiap gue ketemu sama loh gue pasti sial mulu”

“Terserah loh mau bilang apa gue udah capek berantem mulu sama loh, bye-bye
cewek aneh”ujar Erick sambil melambaikan tangannya

“Benar-benar gak sopan yah tu cowok datang tak diundang pulang tak
diantar”kataku kesal

“Udah deh, pulang aja yuk”ajak Mita

Sesampainya di kos-an aku duduk sebentar lalu menganti pakaian. Aku


mengenakan kaos merah nuda dengan jins putih tak pernah ketinggalan aku
mengenakan high heels dikedua kaki ku.

“Wow udah cantik banget loh Re, mau kemana?”tanya Mita

“Mau ketoko buku, loh mau ikut nggak? Ehhh udah deh nggak usah ikut yah ntar
lama dandannya. Bye Mita sayang”ujarku meninggalkan Mita

“Apaan tu anak mending gue tidur aja”ucap Mita dengan nada yang lembut

Sesampainya ditoko buku aku mencari buku yang aku mau. Disana terdapat
banyak sekali buku yang tersusun rapi dirak kayu berwarna coklat tua. Pokoknya persis
sekali dengan perpusatakaan disekolahku. Saat aku sedang mencari buku tiba-tiba
kakiku tersandung hingga membuatku terjatuh.

“Aduh sakittt!”rintihku sambil memegang kakiku

“Loh nggak apa-apakan?”tanya Erick yang tiba-tiba datang ntah sejak kapan

Erick memegang kedua tanganku, saat itu mataku fokus kemata bulatnya yang
berwarna coklat terang itu.

“Heiii, loh nggak apa-apakan?”tanya Erick yang kedua kalinya

“Tau orang jatuh pasti sakitlah”ujarku marah-marah

“Orang mau bantuin malah nyolot-nyolot, makanya kalau nggak bisa pakai high
heels jangan dipakai dong. Kalau udah kayak gini loh sendiri yang sakit”

“Udah deh nggak usah sok perhatian gitu. Minggir gue bisa jalan sendiri”kataku
dengan melepaskan genggaman Erick

“Dasar keras kepala”ujar Erick

Saat aku memulai langkah pertamaku, kakiku seakan tidak bisa digerakan hal itu
membuatku terjatuh lagi.

“Aduhhh!”rintihku kesakitan

“Makanya kalau mau ditolongin orang tu jangan nolak, udah gue antar kedokter
yah”ujar Erick perhatian

“Yaudah”

Setelah selesai kedokter Erick mengantar aku pulang kekos-an.

“Rere! Hah Erick! Kok bisa barengan gitu?”tanya Mita keheranan

‘Ceritanya panjang, udah loh bikinan minuman aja”ujarku

“Duduk dulu Rick”teriak Mita sambil masuk kedalam kos-an

“Maafin Mita yah tu anak memang kayak gitu”


“Nggak apa-apa kok gue pulang dulu yah udah malam juga”
“Ohh iya sekali lagi makasih yah Rick”

“Santai aja kali”ujar Erick

Mita datang dengan membawa segelas sirup jeruk.

“Lohh Re Ericknya mana?”tanya Mita keheranan

“Udah pulang, masuk yuk Mit”

“Terus ini sirup siapa yang minum?”tanya Mita

“Loh minum aja sendiri apa susahnya Mita”ujarku kesal

Aku masuk kekamar dan segera mandi. Setelah mandi kukenakan piyama biru
mudaku dengan motif bunga sakura favoritku

“Telpon gak yah? Kalau nggak ditelpon ntar gue dibilang nggak tau terima kasih,
tapi kalau ditelpon kan gengsi gue, hahhh! Bingung kalau gini”ujarku dalam hati

Aku tidak tau apa yang aku pikirkan, yang aku tau aku selalu membayangkan kejadian
siang tadi saat aku bersama Erick.

“Gila loh Re senyum-senyum sendiri, lagi mikirin Erick yah?”kejut Mita

“Sok tau loh Mit, mending kita tidur aja katanya mau bangun pagi”kataku

“Oh iya hampir lupa gue hehehehe”sahut Mita sambil tertawa kecil

Mentari pagi mulai memancarkan sinar indah cahayanya seakan memberikan arti
kehidupan pada dunia. Suasana yang sejuk membuat hatiku tenang, pikiranku masih
jernih belum dikotori dengan masalah-masalah yang akan membuat kepalaku meledak.
Suasana sekolah pagi ini terlihat sepi hanya beberapa orang saja yang terlihat saat ini.

“Kita kepagia kali Re?”ujar Mita

“Kayaknya nggak deh Mit, nih udah pukul 07:00 tepat”kataku sambil menunjukan
jam tanganku
Kringgggggg! Bel masuk berbunyi memberikan isyarat kalau pelajaran pada pagi
ini akan dimulai. Setelah 3 jam melewati pelajaran matematika yang membosankan
akhirnya penghujung pertemuan datang juga.

“Baiklah anak-anak mungkin sebatas ini aja dulu pertemuan kita kali ini sampai
jumpa pertemuan selanjutnya”ujar guru matematika

“Huhhh! Tenang gue kalau udah selesai pelajaran matematika, sumpah yah Re
terasa dineraka gue tadi”sahut Mita

“Hush, nggak boleh ngomong kayak gitu Mit dia kan guru kita”

“Mulai lagi deh, udah gue mau kekantin loh mau ikut nggak?”tanya Mita

“Nggak deh gue mau keperpus cari buku buat praktek besok”ujarku

“Haii Re, loh mau kemana?”tanya Erick yang tiba-tiba datang

“Gue mau keperpus, emang kenapa?”

“Gue boleh ikut gak? Bosan nih nggak ada teman”pinta Erick

“Ohhh yaudah”

Sesampainya diperpustakaan aku mengambil buku yang aku mau, Erick juga
mengambil sebuah buku dan duduk disebelahku.

“Hemmm, Re malam nanti loh ada kerja gak?”tanya Erick

“Nggak ada sih, emang kenapa?”tanyaku balik nanya

“Gini kalau kita jalan sambil makan-makan gitu mau yah Re”pinta Erick

“Hemmm, boleh deh”sahutku

“Gue tunggu yah Re”kata Erick

“Balik kekelas yuk Rick?”ajakku kepada Erick

“Erick nanti aja kekelasnya katanya mau pinjam DVD horror gue”triak Dinda

“Loh duluan aja Re gue ada urusan dulu sama Dinda”sahut Erick
“Yaudah gue duluan yah”kataku dengan meninggalkan mereka diperpus

Sesampainya dikelas aku melihat Mita yang tengah duduk sambil memakan
sebuah roti isi.

“Loh kenapa Re kok mayun-mayun gitu”tanya Mita

“Gue heran yah sama Erick dia yang mau ikut gue keperpus malah dia juga yang
ninggalin gue, gara-gara si Dinda tu”sahutku kesal

“Loh cemburu yah”sindir Mita

“Apaan sih Mit mana mungkin gue cemburu”kataku kesal dengan sindiran Mita

“Hemmm iya dehh”kata Mita dengan tertawa kecil

Suasana hening malam sudah terasa, dingin yang mencengkam serasa dengn
cepat menjalar keseluruh tubuhku. Malam ini aku tampak gelisah.

“Loh kenapa Re mondar-mandir kayak setrikaan aja”kejut Mita

“Gini Mit, Erick ngajak aku jalan tapi aku tu ragu ketemu sama dia soalnya Erick
kayak nyaman gitu ngobrol sama Dinda”ujarku

“Yaelahhh santai aja kali mungkin mereka Cuma ngobrol sebatas teman aja”ujar
Mita

“Iya juga yah, kan Erick baru juga ketemu sama Dinda kalau dia suka sama
Dinda mana mungkin dia ajak gue jalan”pikirku dalam hati

Ku tinggalkan Mita yang tampak keheranan dengan tingkahku.

“Loh mau kemana Re?”tanya Mita

“Mau kwtwmu sama Erick”teriaku dari kejauhan

Aku pergi menemui Erick ditempat yang sudah kami janjikan. Disana aku melihat
Erick yang sedang menungguku.

“Udah lama yah Rick?”tanyaku menghampiriku


“Udah lumayan lama juga sih tapi apa sih yang nggak buat loh hehehe”ujar Erick

“Apaan sih Rick darimana loh belajar gombal kayak gitu?”

“Dari loh Re, jujur yah Re dari awal kita ketemu waktu mobil aku numbur
genangan air hingga kena baju kamu aku udah mulai ada perasaan sama kamu, aku
senang banget kalau lihat kamu lagi marah makanya aku tu selalu bikin kamu jengkel
tapi itu semua aku lakukan karena aku tuh sayang sama kamu. Jujur yah baru kali ini
aku merasakan rasa sayang yang sangat mendalam. Kamu mau nggak jadi pengisi
hari-hariku dan menemani setiap sepiku?”ujar Erick

“Sebenarnya aku itu juga punya perasaan yang sama kayak kamu tapi semua itu
kan butuh proses, kalau sekarang kita berteman dulu aja yah kalau waktunya udah
tepat kita baru menjalankan hal selanjutnya”jawabku menyakitkan

“Kalau itu yang kamu inginkan sekarang aku nurut aja kalau waktunya udah tepat
kita baru merencanakan hal-hal lain”sahut Erick

“Maafin aku yah Rick”

“Ngapain kamu minta maaf ini bukan kesalahan kamu Re, mungkin ini belum
saatnya untuk kita bersatu”kata Erick dengan menampilkan semum manis diwajahnya

Kami ngobrol tentang kehidupan masing-masing baik hal yang disukai maupun hal yang
dibenci. Sejak kejadian itu aku dan Erick makin dekat dari hari ke hari.

Sekarang sudah 6 bulan lebih aku mengenal Erick dengan segala kekurangan
dan kelebihannya. Tapi pada suatu hari aku melihat Erick yang sedang ngobrol dengan
Dinda sambil memegang kedua pundak Dinda dan menghapus air mata dipipi Dinda.

“Eh Rena, oh iya Re gue sama Erick udah jadian loh”kata Dinda sambil
menggandeng tangan Erick

“Oh iya Din makasih informasinya yah, buat loh Erick semoga langgeng sampai
mati”kataku

“Udahlah Re nggak usah dengarin kata-kata Dinda, dia nggak bisa dipercaya”ujar
Erick
“Loh hebat banget aktingnya Rick gue salut banget sama loh, tadi loh bilang
sayang banget sama gue udah sekarang loh nggak usah ditutupin lagi”ujar Dinda

Tanpa aku sadari aku sudah meneteskan air mata, aku merasa kaku diseluruh tubuhku
kakiku terasa sulit untuk digerakan.

“Itu udah jelas Erick jadi nggak usah menghubungi aku lagi”kataku dengan
meninggalkan Erick dan Dinda

“Rena!”teriak Erick terdengar jelas ditelingaku

Erick selalu menelponku tapi tidak pernah aku angkat, chat nya pun tak pernah
aku balas. Aku tidak mau lagi mengenang Erick atau bahkan mengingat namanya tapi
semakin ku coba mau melupakan Erick rasa sayang ku pada nya semakin dalam.

“Udah lah Re loh nggak usah menyiksa diri sendiri, mungkin yang loh lihat hanya
salah paham aja”ujar Mita

“Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri Mita mana mungkin penglihatan aku ini
salah, lagian aku juga nggak mau dicap sebagai PHO”kataku dengan nada tinggi

“Terserah loh aja Re gue dukung semua hal yang bisa membuat loh bahagia”

“Makasih Mit udah mau mendukung gue”ujarku

“Sebagai seorang sahabat yang baik gue harus ngedukung loh dalam kebaikan
Re”sahut Mita tersenyum

“Loh sahabat terbaik gue”kataku sambil memeluk Mita

“Udah sekarang loh lupain Erick aja yah”

“Memang itu yang akan gue lakukan sekarang Mit gue udah nggak mau
berhubungan lagi sama Erick”

Sekarang sudah 4 bulan lebih aku dan Erick tidak berhubungan tapi perasaan
yang sama ketika aku awal mengenalnya masih membekas hingga sekarang, aku tidak
tau mengapa hatiku terasa sulit untuk melupakannya. Nama seorang Erick Mahendra
masih saja menghantui pikiranku dan sepertinya betah berada dihatiku.
Suatu ketika aku merasakan sakit diperutku bagian kiri rasa sakit yang tak
tertahan tubuhku serasa tidak bisa digerakan, nafasku juga tidak teraturan.Hal ini
membuatku jatuh pingsan hingga harus dirawat dirumah sakit.

“Aku dimana?”tanyaku lesu

“Dirumah sakit Re, udah loh istirahat aja”ujar Mita lembut kepadaku

“Mbak Mita dipanggil dokter keruangannya”kata salah satu suster diruangan itu

“Oh iya makasih sus”

Mita pergi menemui dokter diruangannya.

“Dokter manggil saya?”tanya Mita

“Iya Mita, jadi gini salah satu ginjal Rena tidak berfungsi lagi jadi kita harus
melakukan operasi ginjal secepatnya untuk Rena karena kondisi fisiknya tidak
memungkinkan bertahan dengan satu ginjal, kalau tidak segera dilakukan operasi
secepatnya lambat laun Rena tidak dapat melihat dunia lagi. Sejauh ini belum ada
pendonor yang tepat buat Rena”kata dokter serius

“Apa dok! Apa mungkin Rena bisa bertahan sampai ada pendonor yang tepat?”

“Bisa aja kalau mungkin ada mukjizat untuk Rena, kita disini hanya bisa berdoa”

“Baiklah dok, saya akan berusaha untuk mencari pendonor buat Rena. Saya
permisi mau keruangan Rena dulu yah dok”kata Mita

Sesampainya diruangan Rena. Mita ingin menangis mendengar perkataan dokter


tadi tapi dia harus bisa seperti biasa saja didepan Rena.

“Kenapa dokter memanggil kamu Mit?”tanyaku pada Mita

“Nggak ada apa-apa kok Re loh istirahat aja”

“Benaran nggak ada apa-apa Mit?”tanyaku kepada Mita lagi

“Iya benar-baner nggak ada apa-apa Rena, jangan bawel deh”ujar Mita dengan
mengangkat kedua sudut bibirnya membentuk senyuman manis
Aku tau bahwa Mita menyembunyikan sesuatu dariku tapi aku tidak ingin memikirkan itu
semua.

Suasana disekolah terlihat sepi, hanya ada beberapa orang saja yang terlihat.
Tiba-tiba Erick menghampiri Mita yang berjalan kearah kelas.

“Mita please berenti dulu gue mau ngomong sama loh”ujar Erick

“Ada apa sih Rick mau apa lagi loh!”Kata Mita dengan nada tinggi

“Gue mohon sama loh beritahu gue dimana keberadaan Rena”

“Mau apa lagi loh sama Rena semuanya udah jelas”

“Rena cuma salah paham aja Mit Dinda tu mau ngejebak gue please percaya
sama gue”

“Iya Mit, jujur gue tu sayang sama Erick tapi saat gue lihat ekspresi Erick yang
sangat khawatir sama Rena saat itu membuat aku sadar kalau cinta sejati itu sangat
kuat, percaya sama Erick yang terjadi sama gue dan Erick itu semua bagian dari
rencana gue agar Rena meninggalkan Erick”kata Dinda yang tiba-tiba memotong
pembicaraan Mita dan Erick

“Kalian berdua ini nggak sekongkol kan?”tanya Mita curiga

“Benaran Mit percaya deh sama gue sumpah gue nggak bohong”kata Erick
menyakinkan Mita

“Iya deh gue percaya sama loh”

“Rena mana Mit?”tanya Erick

“Rena sekarang ada dirumah sakit Rick dia harus dioperasi sekarang karna satu
ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi jadi harus ada pendonor yang tepat buat Rena
sekarang kalau tidak kemungkinan besar Rena tidak bisa bertahan”kata Mita serius

“Apa! Loh nggak bohong kan Mit?”kata Erick tak percaya

“Buat apa gue bohong ini kan menyangkut hidup dan mati Rena”
“kalau gitu kita kerumah sakit sekarang Mit”ajak Erick

Mita dan Erick pergi kerumah sakit untuk memastikan keadaan Rena.
Sesampainya dirumah sakit saat Erick dan Mita terburu-buru masuk ruangan Rena tiba-
tiba dokter masuk.

“Mita sudah ada pendonor yang yang tepat buat Rena?”kejut dokter

“Belum dok tapi saya akan usaha”sahut Mita

“Bagaimana kalau dokter periksa saya, saya siap jadi pendonor buat Rena”kata
Erick

“Tapi Rick…”kata Mita belum selesai berbicara yang sudah dipotong Erick

“Gue siap melakukan apa saja buat Rena Mit jadi nggak usah khawatir”

“Baiklah Erick ayo ikut saya keruangan”ujar dokter

“Baiklah dok”

Er ick dan dokter memasuki ruangan untuk memeriksa kondisi ginjal Erick.

“Baiklah Erick menurut hasil pemeriksaan saya ginjal kamu sangat cocok untuk
Rena.Apakah kamu siap melakukan operasi sekarang?”tanya dokter

“Saya sangat siap dok”kata Erick bersemangat

Diruangan tempat Rena dirawat, Mita melihat kondisi Rena yang makin
memburuk sudah 2 hari Rena tidak sadarkan diri. Tanpa Mita sadari ia menangis
melihat kondisi sahabatnya itu. Saat Rena sedang menangis tiba-tiba Erick datang
mengejutkan Mita.

“Mit gue dan Rena akan melakukan operasi sekarang”kejut Erick

“Apa Rick! Jadi ginjal loh cocok buat Rena?”tanya Mita

“Iya Mit, dokter akan mengoperasi Rena sekarang jadi sebelum hal itu terjadi gue
harus kabarin loh dulu kan”

“Iya Rick alhamdulilah kalau begitu”kata Mita


Rena dan Erick dimasukan kedalam ruangan operasi sekarang untuk melakukan
pengoperasian sekarang.

Sekarang sudah seminggu lebih Rena dioperasi, kondisi fisiknya pun sudah
membaik.Rena sudah tersenyum seperti sediakalah.

“Loh kenapa Mit kok habis nangis gitu?”tanyaku

“Gi…..ni Re E…ri…ck udah meninggal”kata Mita terpotong-potong sambil


menangis sejadi-jadinya

“Ohhh, terus emang gue harus mikirin dia Mit”kataku dingin

“Loh kok jahat banget Re Erick nggak pernah sejahat ini sama loh”ujar Mita

“Erick lebih jahat sama gue gue dioperasi pas waktu gue ulang tahun apa ada dia
kasih gue kado jangankan kado jenguk aja nggak lagianpula dia udah punya pacar kali
Mit buat apa gue ngurusin dia”kataku kesal kepada Mita

“Loh jahat Re kalau loh mau tau loh tu dapat kado terindah dari Erick, dia yang
udah donorin ginjalnya buat loh dia yang udah merelakan hidupnya, buat siapa? Cuma
loh Re. Kalau loh mau tau kejadian yang loh lihat hari itu cuma salah paham itu semua
bagian dari rencana Dinda buat menjebak Erick karena Dinda tu suka sama Erick,
Dinda sendiri yang udah jelasin semua sama gue”kata Mita membentakku

“Apa!”ujarku dengan sangat kaget

Aku sontak terdiam mendengar perkataan Mita itu. Hatiku merasa malu dengan tingkah
ku sendiri aku tidak sanggup mendengar semua itu aku kejam aku jahat semua itu yang
ada dipikiranku. Aku meneteskan air mata dan menangis sejadi-jadinya.

“Udalah Re nggak ada lagi yang perlu loh sesali”ujar Mita

“Tapi gue belum pernah mintak maaf sama Erick”kataku

“Re, ini Erick ada meninggalkan suat buat loh”kata Mita sambil memberikan surat
dengan amplop berwarna pink motif hati. Ku bukak surat itu dan segera membacanya.
Isi suratnya: Dear Rena Aurelina

Maafin aku selama ini kalau selama ini sudah mengecewakan kamu, aku belum bisa

menjadi yang terbaik untukmu. Semoga dengan adanya tubuhku dibagian tubuhmu

kamu dapat selalu mengingatku. Itu juga kuhadikan sebagai kado dihari ulang tahunmu.

Kamu nggak usah mengkhawatirkan aku, aku nggak layak mendapatkan sayang dari

kamu.Semoga hal itu menjadi kado terindah untukmu. Aku sayang banget sama kamu.

I LOVE YOU RENA…..

Kepalaku terasa sakit seakan-akan ada yang menjambak rambutku. Rasa sakit yang
berasal dari ubun-ubunku hingga menjalar kesebagian kepalaku. Baru kali ini aku
merasakan sakit kepala yang begitu dahsyat, air mataku membasahi surat yang sedang
ku pegang.

”Seharusnya bukan kamu yang meminta maaf Rick tapi aku, aku yang egois
karena tidak mendengarkan penjelasanmu aku tidak layak mendapatkan semua ini
darimu terutama rasa sayangmu, semoga kamu tenang disana. Sekali lagi maafkan aku
Rick karena sudah mengecewakan kamu” kataku sambil terus meneteskan air mata

”Udahlah Re gak ada lagi yang bisa loh sesali semunya sudah berlalu. Sekarang
loh doain aja Erick semoga dia tenang dialam barunya “ ujar Mita menenangkanku

Karya : Della Apriani

Kelas : XI MIPA 2

Anda mungkin juga menyukai