“Jika kau suka dia katakan saja!!” ujar seseorang di ujung sana. Ternyata dia adalah Angel
sahabat sekaligus pacar dari Brayen sahabatku. Gubrak tak sengaja aku yang sedari tadi
memperhatikan mereka, menabrak seseorang di hadapanku. “Eh sorry gue gak sengaja”, “Ya
gue gak apa kok” ternyata dia adalah Billy kembarannya Brayen. “Elo” dengan muka yang
“Oya, Bill tadi gue ngeliat Brayen lagi bratem sama Angel, kira-kira mereka kenapa ya? lo tau
gak?”
“Ma..” belum selesai aku melanjutkan perkataanku, bel pun berbunyi aku dan Billy segera
bergegas ke kelas.
Sampai di kelas kudekati Angel. “Njel, lo ada masalah ya?”, “Enggak kok”, “Udah njel cerita
aja ama gue, mana tau gua bisa bantu”, “Gini tadi tu gue abis brantem sama Brayen, dia
bilang dia gak kenal sama cewek itu tapi gue ngeliat sendiri kalo mereka chatan”, “Jadi, cuma
gara itu?”, “Iya Rani”, “Hmm ya udah ntar gue coba ngomong sama dia”.
Jam istirahat pun gue hampiri Brayen “Bray lo lagi ada masalah ya?” gue pura-pura kaga tau,
“Iya nii gue dituduh selingkuh ama Angel”, “Apa ini semua gara gue ya Bray?”, “Enggak, ini
bukan salah lo kok”, “Tapi Bray gue udah gak sanggup begini terus” gak sengaja gue nangis.
“Iya gue tau kok gimana perasaaan lo ke gue, apa gue akhiri aja sandiwara cinta ini”, “Itu
“Rani, gue udah putusin dia, ternyata dia jugak gak tulus sama gue, dia suka ama Si Billy.
Jadi sekarang gue janji gue bakal bahagiain lo dan gue pun akan jaga hati dan perasaan lo”,
Semenjak kejadian itu gue jadiaan sama brayen, dan Billy jadian sama Angel.
Malam itu
Cerpen Karangan: Andhini Sekar Putri
Kategori: Cerpen Horor (Hantu)
Kujatuhkan diriku di atas kasur empuk seraya memejamkan mata beberapa saat. Rasanya
lelah sekali karena harus menempuh perjalanan selama berjam-jam dan hanya duduk di
dalam gerbong kereta. Yap, sekarang aku ini sedang menginap di rumah tanteku, tante Rika.
Rumah tante Rika berada di Yogyakarta dan tentunya perjalanan dari Jakarta dan Yogya
bukanlah perjalanan yang dekat. Tentu saja itu adalah perjalanan jauh dan sangat
melelahkan.
Tante Rika memasuki kamarku seraya membawa nampan berisi satu buah gelas. “Diva, ayo
bersih-bersih badan dulu. Baru boleh tidur,” ucap tante Rika kemudian menunjuk pintu
baik hati. Beliau sangat sayang kepadaku dan keponakan-keponakannya yang lain.
Aku keluar dari kamar dan menuju sebuah pintu kayu warna cokelat tua. Itu adalah pintu
kamar mandi. Segera saja aku memasuki kamar mandi agar bisa cepat istirahat.
Namun, sesuatu yang janggal menghampiriku. Ketika jam kamar mandi menunjukkan pukul
10 tepat, sesuatu berbunyi dari jendela kamar mandi. Aku terdiam sesaat dan menatap
jendela. Beberapa detik aku menatap jendela dan suara itu tidak muncul lagi. Akhirnya
kubiarkan saja
.Namun, bunyi itu tetap terdengar sebanyak tiga kali. Aku yakin itu adalah orang jahil yang
sengaja mengetuk jendela kamar mandi. Yang pasti bukan tante Rika karena tadi tante Rika
sudah masuk kamar. Dan buat apa tante Rika keluar kamar lagi dan menjahiliku seperti ini?
Tidak ada faedahnya.Selesai membersihkan diri, aku berjalan menuju kamar. Awalnya
langkahku santai namun berubah menjadi langkah gemetar. Hal itu disebabkan ada seorang
Ia duduk memeluk lutut. Rambutnya acak-acakan dan dia mengenakan pakaian lusuh.
Setauku, tante Rika tidak pernah mengizinkan anak kecil yang tidak dikenalnya dan keluarga
untuk masuk tetapi anak ini anak siapa? Karena aku tak kenal, kuberanikan diri untuk