Anda di halaman 1dari 2

Sandiwara Cinta

Cerpen Karangan: Gadis Virgo


Kategori: Cerpen Cinta Segitiga, Cerpen Remaja

Lolos moderasi pada: 31 July 2017

“Jika kau suka dia katakan saja!!” ujar seseorang di ujung sana. Ternyata dia adalah Angel

sahabat sekaligus pacar dari Brayen sahabatku. Gubrak tak sengaja aku yang sedari tadi
memperhatikan mereka, menabrak seseorang di hadapanku. “Eh sorry gue gak sengaja”, “Ya

gue gak apa kok” ternyata dia adalah Billy kembarannya Brayen. “Elo” dengan muka yang

bingung gue ngajak dia duduk di kursi taman.

“Oya, Bill tadi gue ngeliat Brayen lagi bratem sama Angel, kira-kira mereka kenapa ya? lo tau
gak?”

“Gue juga gak tau” dengan nada jutek

“Ma..” belum selesai aku melanjutkan perkataanku, bel pun berbunyi aku dan Billy segera
bergegas ke kelas.

Sampai di kelas kudekati Angel. “Njel, lo ada masalah ya?”, “Enggak kok”, “Udah njel cerita

aja ama gue, mana tau gua bisa bantu”, “Gini tadi tu gue abis brantem sama Brayen, dia

bilang dia gak kenal sama cewek itu tapi gue ngeliat sendiri kalo mereka chatan”, “Jadi, cuma
gara itu?”, “Iya Rani”, “Hmm ya udah ntar gue coba ngomong sama dia”.

Jam istirahat pun gue hampiri Brayen “Bray lo lagi ada masalah ya?” gue pura-pura kaga tau,

“Iya nii gue dituduh selingkuh ama Angel”, “Apa ini semua gara gue ya Bray?”, “Enggak, ini

bukan salah lo kok”, “Tapi Bray gue udah gak sanggup begini terus” gak sengaja gue nangis.

“Iya gue tau kok gimana perasaaan lo ke gue, apa gue akhiri aja sandiwara cinta ini”, “Itu

semua terserah lo”

Keesokannya aku dengar mereka berdua putus.

“Rani, gue udah putusin dia, ternyata dia jugak gak tulus sama gue, dia suka ama Si Billy.

Jadi sekarang gue janji gue bakal bahagiain lo dan gue pun akan jaga hati dan perasaan lo”,

“Iya gue percaya kok”.

Semenjak kejadian itu gue jadiaan sama brayen, dan Billy jadian sama Angel.
Malam itu
Cerpen Karangan: Andhini Sekar Putri
Kategori: Cerpen Horor (Hantu)

Lolos moderasi pada: 29 July 2017

Kujatuhkan diriku di atas kasur empuk seraya memejamkan mata beberapa saat. Rasanya

lelah sekali karena harus menempuh perjalanan selama berjam-jam dan hanya duduk di
dalam gerbong kereta. Yap, sekarang aku ini sedang menginap di rumah tanteku, tante Rika.

Rumah tante Rika berada di Yogyakarta dan tentunya perjalanan dari Jakarta dan Yogya

bukanlah perjalanan yang dekat. Tentu saja itu adalah perjalanan jauh dan sangat
melelahkan.

Tante Rika memasuki kamarku seraya membawa nampan berisi satu buah gelas. “Diva, ayo

bersih-bersih badan dulu. Baru boleh tidur,” ucap tante Rika kemudian menunjuk pintu

kamar mandi yang berada di luar kamar.


“Iya, Tan,” sahutku singkat. Tante Rika memang orang yang disiplin dan tegas namun sangat

baik hati. Beliau sangat sayang kepadaku dan keponakan-keponakannya yang lain.

Aku keluar dari kamar dan menuju sebuah pintu kayu warna cokelat tua. Itu adalah pintu

kamar mandi. Segera saja aku memasuki kamar mandi agar bisa cepat istirahat.
Namun, sesuatu yang janggal menghampiriku. Ketika jam kamar mandi menunjukkan pukul

10 tepat, sesuatu berbunyi dari jendela kamar mandi. Aku terdiam sesaat dan menatap

jendela. Beberapa detik aku menatap jendela dan suara itu tidak muncul lagi. Akhirnya

kubiarkan saja

.Namun, bunyi itu tetap terdengar sebanyak tiga kali. Aku yakin itu adalah orang jahil yang

sengaja mengetuk jendela kamar mandi. Yang pasti bukan tante Rika karena tadi tante Rika

sudah masuk kamar. Dan buat apa tante Rika keluar kamar lagi dan menjahiliku seperti ini?

Tidak ada faedahnya.Selesai membersihkan diri, aku berjalan menuju kamar. Awalnya

langkahku santai namun berubah menjadi langkah gemetar. Hal itu disebabkan ada seorang

anak kecil duduk di pojok ruangan.

Ia duduk memeluk lutut. Rambutnya acak-acakan dan dia mengenakan pakaian lusuh.

Setauku, tante Rika tidak pernah mengizinkan anak kecil yang tidak dikenalnya dan keluarga

untuk masuk tetapi anak ini anak siapa? Karena aku tak kenal, kuberanikan diri untuk

mendekati anak itu.

Anda mungkin juga menyukai