Anda di halaman 1dari 5

Pemeran :

1. Narator : felicia
2. Bapak : sani
3. Ibu : aurel
4. Adik : sinta
5. Kakak laki laki : rafi
6. Kakek : dandi
7. Nenek : elfindri
8. Kades : celvin
9. Tini : laily
10. Parto : ubaid

Judul : [KELUARGA CEMARA(HH)] cenang marah marah 🤣

Pengamalan Nilai-nilai Pancasila

Sila Ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

[KELUARGA CEMARA(H)]

BABAK 1

Di sebuah desa bernama Cikiih, terdapat sebuah keluarga yang oleh orang-orang sekitar dijuluki
sebagai Keluarga Cemarah, karena setiap hari baik itu ayah, ibu, anak, bahkan kakek dan
nenekdalam keluarga itu selalu marah-marah, salah satu penyebabnya adalah karena tidak adanya
kesepakatan atau musyawarah terlebih dahulu dalam memutuskan suatu perkara.

Keluarga itu terdiri dari Ayah, Ibu, Kakak laki-laki, Adik perempuan,kakek dan nenek. Mereka tinggal
serumah bersama dengan kedua pembantunya, tini dan parto.

Suatu ketika..

Ayah Alay : Mamah, ini kenapa mamah nyiapin ayah baju warna pink, celana nya warna kuning,
sepatunya warna merah, ayah kan mau upacara, kalau pakai pakaian ini bisa diketawain sama
semua.

Ibu Rempong : Aduh, ayah sih ga bilang, dikirain hanya mau main saja, aduh gimana ya? adanya baju
ini saja, yaudah dipakai saja.
Ayah Alay : (dengan muka cemberut) yaudah deh, nasib. lain kali jangan kaya gini lagi.

Ibu Rempong : Ayah juga harusnya ngomong dulu, biar mamah siapin bajunya sesuai.

"Karena tidak adanya musyawarah terlebih dahulu, sesuatu hal bisa menjadi hal perdebatan dan
membawa kepada pertengkaran, oleh karena itu sebelum memutuskan sesuatu kita harus terlebih
dahulu bermusyawarah dalam menentukan apa yang akan dilakukan"

BABAK 2

Tidak berhenti dari situ, perdebatan pun terjadi karena sang kakak tiba-tiba memutuskan untuk
bekerja di luar negeri tanpa memberi tahu kepada keluarga.

Kakak : Yah, aku besok akan berangkat ke Malaysia untuk bekerja disana.

Ayah : Apa? Ke Malaysia? untuk apa? disini kan masih banyak lowongan pekerjaan.

Kakak : Ini sudah diputuskan olehku, dan tidak bisa dirubah.

Ibu : kakak, kalau kamu memutuskan sesuatu, cobalah untuk bermusyawarah terlebih dahulu
kepada orang tua.

Kakak : Tidak usah bu, aku sudah besar.

"Karena tidak mau menerima pendapat orangtuanya, keputusannya sudah tidak bisa dirubah, sang
kakak pun akhirnya pergi bekerja ke Malaysia meninggalkan orangtuanya."

Ibu nya sedih, setiap hari menangis karena memikirkan anaknya yang jauh disana, sampai tidak
semangat dalam menjalani aktivitas seperti biasa.

BABAK 3
Sang Adik yang kini sudah beranjak dewasa dan hendak berkuliah, menangis karena tidak diizinkan
kuliah di luar pulau Jawa.

Adik : (sedang menangis)

Nenek : Kamu kenapa menangis?

Adik : Aku tidak dizinkan ayah dan ibu untuk kuliah di luar pulau jawa, aku sedih.

Kakek : Oh begitu masalahnya, mungkin menurut orangtuamu, setelah kepergian kakakmu keluar
negeri, mereka tidak mau berjauhan dengan anaknya lagi.

Adik : Tapi kakak boleh?

Nenek : mereka khawatir, karena kamu perempuan, dan apabila jauh dari orangtua, ibu mu pasti
lebih sedih lagi.

Adik : (masih terus menangis)

BABAK 4

Ibu : tini!!! Parto!! Sini kalian berdua !

Tini : inggih bu.

Parto : ada apa toh bu?

Ibu : ada apa ? Kalian tidak tahu hari ini itu saya ada arisan ibu ibu sosialita istri dpr,ngawur aja kalian
ini jam segini belum siapin apa apa!

Tini : baik bu akan kami siapkan. Makanannya bagaimana bu? Apakah ibu sudah pesan?

Ibu: haduhh ya kamu dong tini yang masak sedangkan kamu parjo, bersih" rumah ya,tata dengan
rapi!

Parjo: astaghirullah ibu, kan kemarin saya sudah ijin sore ini saya mau pulang kampung jenguk anak
saya yang sedang sakit

Tini : iya ibu saya juga tidak bisa masak karna ibu tau sendiri kan kemarin saya jatuh dari loteng.

Ibu : haduh kalian ini bagaimana sih kerja kok gak becus!
(Tini berbisik ke parto) : lah salah siapa ada acara kok gak ya dirundingkan dulu bersama kita.
Sekarang dadak bilang dikira kita nih robot apa ya.

-------

Mendengar selalu ada keributan di rumah Keluarga Cemarah, Kepala Desa Cikiih akhirnya
mendatangi rumah mereka bermaksud untuk memberikan nasihat.

Kades : Assalamu’alaikum

Keluarga Cemarah : Wa’alaikumsalam

Kades : Saya mendengar setiap hari selalu ada saja keributan di rumah ini? Berisik terdengar dari
luar.

Ayah : Iya pak Kades kami sering berbeda pendapat antara satu dengan yang lainnya.

Ibu : Kami juga sering tidak bermusyawarah terlebih dahulu dalam memutuskan sesuatu.

Adik : Ayah dan ibu tidak mau menerima pendapatku

Kakek : mereka semua ini perlu nasihat dan arahan agar bisa selalu sepakat dengan terlebih dahulu
bermusyawarah antar anggota keluarga.

Kades : Oh begitu masalahnya, mulai dari sekarang, cobalah untuk bermusyawarah, perbedaan
pendapat itu biasa, tetapi kita juga harus bisa bersikap demokratis.

tiba-tiba sang kakak pulang dari Malaysia.

Kakak : Ayah, ibu, maafkan aku karena bersikap tidak menghargai pendapat kalian.

Kades : Nah sekarang kakak sudah datang, mulai dari sekarang marilah kalian bermusyawarah agar
bisa mendapatkan keputusan yang sebaik-baiknya.
Itulah kisah keluarga cemarah yang pada akhirnya warga setempat memanggilnya keluarga cemara,
menghilangkan hurup H di akhir karena saat ini mereka hidup bahagia, tidak bertengkar karena
selalu bermusyawarah terlebih dahulu dalam memutuskan suatu perkara.

Anda mungkin juga menyukai