[KELUARGA CEMARA(H)]
BABAK 1
Di sebuah desa bernama Cikiih, terdapat sebuah keluarga yang oleh
orang-orang sekitar dijuluki sebagai Keluarga Cemarah, karena setiap
hari baik itu ayah, ibu, anak, bahkan kakek dalam keluarga itu selalu
marah-marah, salah satu penyebabnya adalah karena tidak adanya
kesepakatan atau musyawarah terlebih dahulu dalam memutuskan
suatu perkara.
Keluarga itu terdiri dari Ayah, Ibu, Kakak laki-laki, Adik perempuan dan
Kakek.
Suatu ketika..
Ayah Alay : Mamah, ini kenapa mamah nyiapin ayah baju warna
pink, celana nya warna kuning, sepatunya warna
merah, ayah kan mau upacara, kalau pakai pakaian ini
bisa diketawain sama semua.
Ibu Rempong : Aduh, ayah sih ga bilang, dikirain hanya mau main
saja, aduh gimana ya? adanya baju ini saja, yaudah
dipakai saja.
Ayah Alay : (dengan muka cemberut) yaudah deh, nasib. lain kali
jangan kaya gini lagi.
Ibu Rempong : Ayah juga harusnya ngomong dulu, biar mamah
siapin bajunya sesuai.
BABAK 2
Tidak berhenti dari situ, perdebatan pun terjadi karena sang kakak
tiba-tiba memutuskan untuk bekerja di luar negeri tanpa memberi tahu
kepada keluarga.
Kakak : Yah, aku besok akan berangkat ke Malaysia untuk bekerja disana.
Ayah : Apa? Ke Malaysia? untuk apa? disini kan masih banyak lowongan
pekerjaan.
Kakak : Ini sudah diputuskan olehku, dan tidak bisa dirubah.
Ibu : kakak, kalau kamu memutuskan sesuatu, cobalah untuk
bermusyawarah terlebih dahulu kepada orang tua.
Kakak : Tidak usah bu, aku sudah besar.
BABAK 3
Sang Adik yang kini sudah beranjak dewasa dan hendak berkuliah,
menangis karena tidak diizinkan kuliah di luar pulau Jawa.
BABAK 4
Mendengar selalu ada keributan di rumah Keluarga Cemarah, Kepala
Desa Cikiih akhirnya mendatangi rumah mereka bermaksud untuk
memberikan nasihat.
Kades : Assalamu’alaikum
Keluarga Cemarah : Wa’alaikumsalam
Kades : Saya mendengar setiap hari selalu ada saja keributan di rumah ini?
Ayah : Iya pak Kades kami sering berbeda pendapat antara satu dengan
yang lainnya.
Ibu : Kami juga sering tidak bermusyawarah terlebih dahulu dalam
memutuskan sesuatu.
Adik : Ayah dan ibu tidak mau menerima pendapatku
Kakek : mereka semua ini perlu nasihat dan arahan agar bisa selalu sepakat
dengan terlebih dahulu bermusyawarah antar anggota keluarga.
Kades : Oh begitu masalahnya, mulai dari sekarang, cobalah untuk
bermusyawarah, perbedaan pendapat itu biasa, tetapi kita juga
harus bisa bersikap demokratis.
tiba-tiba sang kakak pulang dari Malaysia.
Kakak : Ayah, ibu, maafkan aku karena bersikap tidak menghargai
pendapat kalian.
Kades : Nah sekarang kakak sudah datang, mulai dari sekarang marilah
kalian bermusyawarah agar bisa mendapatkan keputusan yang
sebaik-baiknya.