Anda di halaman 1dari 6

APA SALAHNYA BERSYUKUR?

Para Pelaku :
1. Teman 1 (Ica) : Salsa Putri Anindita
2. Teman 2 (Karin) : Sabila Putri Hendriana Ningsih
3. Teman 3 (Naya) : Salsabila Khansa
4. Ibu Ica : Naawa Alya Zahrah
5. Adik Ica (Salma) : Fuzianna Malya Uswandi
6. Ibu Penggosip 1 : Azidah Alchomah Suci
7. Ibu Penggosip 2 : Annisa Aulia Aryani
8. Pembaca Prolog : Ananda Septiani

BABAK I
Adegan I
Di suatu desa, sebuah persahabatan kecil yang terdiri dari tiga orang teman, mereka adalah
Ica, Karin, dan Naya. Mereka bertiga memiliki karakter yang berbeda. Ica si centil yang
bergaya gaul, Karin si pemberani, dan Naya manusia baik hati nan lemah lembut.
Ica hanya tinggal berdua di rumah bersama ibunya, ayahnya meninggal dunia tenggelam di
laut saat sedang mencari ikan. Semenjak ayahnya meninggal, Ibu Ica harus bekerja banting
tulang demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka untuk sehari-hari.
Di rumahnya, Ica adalah anak yang durhaka pada ibunya. Adik Ica mempunyai karakter
yang bertolak belakang dengan Ica, dia lemah lembut.
Ibu Ica : (Mencuci piring) Nduk, sini bantuin ibu cuci piring.
Ica : Ih apa sih bu! Males ah, Ica mau main ke rumah Naya.
Ibu Ica : Ya Allah... Kapan kamu mau nurut sama ibu sih Nduk.
Ica : Udah ah berisik! (Pergi meninggalkan ibu).

Adegan II
Karin sudah sampai di rumah Naya terlebih dahulu, mereka menunggu Ica sambil ngobrol-
ngobrol santai.
Naya : Kok Ica belum dateng juga ya Rin?
Karin : Ooohhh, mungkin dia lagi bantuin ibunya beres-beres.
Naya : Emmm, iya kali yaaa.

Tidak lama kemudian, Ica pun sampai di rumah Naya.


Ica : Hai teman-teman, sorry banget nih aku telat.
Naya : Iya, santai aja Ca.
Karin : Oh iya, liburan akhir tahun nanti, aku mau liburan ke Bali dong. Kalau kalian
kemana? (Bertanya kepada Naya dan Ica).
Naya : Kalau aku, nanti mau liburan ke Bandung sambil jenguk tante aku yang tinggal
disana. Kalau kamu Ca? (Bertanya kepada Ica).
Ica : Aduh kemana yaaa... Udah bosen kalau cuma Bandung atau Bali doang mah.
(Menyombongkan diri).
Karin : Wihhh keren banget ya kamu Ca.
Naya : Iya nih keren banget.
Karin : Eh udah sore nih, aku harus pulang ke rumah, nanti takut dicariin ibu, bye Naya.
Ica : Aku juga pulang deh, see you Naya.

Adegan III
Ica sampai di rumah dengan perasaan kesal karena mendengar teman-temannya akan
liburan, sementara keadaan ekonomi Ica sangat terpuruk.
Ibu Ica : Akhirnya kamu pulang juga Nduk, ayo makan dulu. (Sambil menggandeng tangan
Ica ke meja makan).
Ica : Idih apaan ini, tiap hari tahu tempe terus, aku tuh bosen Bu!
Ibu Ica : Uang ibu cuma cukup buat beli ini Nduk. Udah ayo makan, syukuri apa yang ada.
Ica : Gak, aku gak mau makan! (Sambil melempar piring yang berisi tahu tempe).
Ibu Ica : Ya Allah Nduk... Ini kan buat makan, kenapa kamu lempar kayak gitu. (Memungut
tahu tempe yang jatuh).
Ica : Kenapa sih Bu hidup kita miskin! Aku tuh malu Bu sama teman-teman kalau ngerti
keadaan aku yang miskin gini. Aku pengin liburan ke luar kota kayak teman-teman!
Salma : (Datang menghampiri) Kak Ica, kok kakak bentak-bentak ibu sih.
Ica : Gak usah ikut-ikutan deh kamu! (Pergi meninggalkan ibu dan adiknya).
Salma : (Mengelus ibunya) Bu, ibu yang sabar ya, hmm kak Ica emang udah keterlaluan.
Ibu Ica : Iya, ibu gak kenapa-napa kok.

BABAK II
Adegan I
Kelihatan Ibu Ica sedang menyapu, tetapi tiba-tiba kepalanya pusing.
Ibu Ica : Nduk, tolong terusin nyapu lantainya nih, kepala ibu pusing banget.
Ica : Ibu bisa gak sih, sehari aja gak gangguin Ica, aku juga pusing dengerin ibu nyuruh-
nyuruh terus!

Ketika Ica sedang membentak ibunya, dari luar rumah ada ibu-ibu yang sedang lewat
mendengarnya.
Ibu Penggosip 1 : Eh Bund bentar deh, itu suara Ica lagi bentak ibunya ya?
Ibu Penggosip 2 : Iya ya, kok keterlaluan banget si Ica, beda banget sifatnya sama
adiknya.
Ibu Penggosip 1 : Iya bener, kasian banget Ibu Ica.

Adegan II
Ibu-ibu tadi terus saja membicarakan Ica yang membentak ibunya, Karin yang tak sengaja
lewat di dekatnya, seketika itu penasaran dan bertanya kepada ibu-ibu disana.
Ibu Penggosip 1 : Masih gak nyangka ya bund, ternyata Ica selama ini suka ngebentak
ibunya.
Ibu Penggosip 2 : Padahal ibunya lagi sakit, tapi si Ica gak pengertian banget ya sama ibunya.
Karin : (Datang menghampiri ibu-ibu) Maaf ibu-ibu, Ica yang di maksud sama ibu
itu Ica yang adiknya bernama Salma?
Ibu Penggosip 1 : Iya nak, Ica yang adiknya bernama Salma, Salma mah baik banget gak
seperti si Ica yang durhaka sama ibunya.
Naya : (Kaget, terheran-heran) Oooh, kalau boleh tau rumah nya Ica dimana ya
bu?
Ibu penggosip 2 : Di situ neng, kamu lurus terus nanti belok kanan, di ujung sana ada satu
rumah, nah itu rumahnya Ica.
Karin : (Mengangguk) Terimakasih bu.

Adegan III
Karin dan Naya bergegas mengikuti petunjuk yang diberikan ibu-ibu tadi. Terlihat Salma
sedang menyapu halaman. Karin dan Naya segera menghampiri Salma.
Naya : Eh Salma kok ada disini?
Salma : Ini kan rumahku kak.

Naya dan Karin terkejut ketika mendengar ucapan Salma.

Salma : Ooo pasti kakak nyari Kak Ica ya? Bentar ya kak, aku panggilin.
KAK ICAAAAA!!!
Ica : APAAN SIH DEK?!
Salma : Ini nih temen kakak dateng.
Ica : (Hah temen? Siapa?)
Dengan perasaan heran, Ica pun datang menghampiri Salma. Saat membuka pintu, ia
terkejut melihat kedua temannya di luar bersama dengan Salma.
Karin dan Naya : ICA?!
Dengan spontan Ica langsung menutup pintu dengan kencang, BRAKKK. Melihat sikap Ica
tersebut, Naya dan Karin paham apa yang terjadi. Bahwa selama ini Ica berbohong pada
mereka.
Salma : (Salma terheran melihat sikap kakaknya) Eeemmm maaf ya Kak.
Naya : Iya gapapa Salma, kami pamit dulu yaa.
Karin dan Naya : Assalaamu’alaikum.
Salma : Wa’alaikumussalam.

BABAK III
Adegan I
Setelah kejadian tadi, Ica pun memarahi adiknya.
Ica : Kenapa sih kamu gak bilang kakak dulu kalau yang dateng Naya dan Karin?
Salma : Emangnya kenapa kak?
Ica : KAMU MAH GAK NGERTI! (Sambil mendorong Salma)

Mendengar keributan tersebut, Ibu Ica datang menghampiri kedua anaknya. Ia kaget melihat
Salma didorong oleh kakaknya.
Ibu Ica : Ica! Kamu jangan kayak gitu sama adik kamu! (Sambil terbatuk-terbatuk
dengan paras pucatnya).
Ica : APA?! INI SEMUA KARENA IBU! KENAPA IBU HARUS MISKIN?!
AKU GAK MAU LAHIR DARI KELUARGA MISKIN, AKU TUH MALU
BU SAMA TEMAN-TEMAN KU! (Ica mengeluarkan air mata dan mem-
bentak ibunya).
Ibu Ica : Ya Allah Nduk...
Adegan II
Semenjak meninggalnya Bapak Ica, kehidupan keluarga Ica sangat terpuruk. Ibu Ica yang
sudah sakit-sakitan harus tetap bekerja keras mengurus Ica dan adiknya. Tetapi perilaku Ica
sangat keras kepada ibunya. Suatu ketika, Ica sedang membentak ibunya karena ia tak mau
prihatin dengan keadaan, ibunya yang sudah tak kuasa lagi, lalu menghembuskan nafas
untuk yang terakhir kalinya.
Ica : Ibu, aku minta duit dong buat beli bedak, udah habis nih.
Ibu Ica : Ibu lagi gak ada duit Nduk.
Ica : Alah Bu! Selalu aja bilang gak ada duit, gak enak hidup miskin!
Ibu Ica : Sabar toh Nduk, kamu bersyukur dong, jangan kayak gini terus.
Ica : Dah lah Bu, gak berguna banget ibu disini, bisanya cuma sakit-sakitan doang!
(Mendorong ibunya sampai jatuh tersungkur).

Ibunya pun meninggal, Ica benar-benar panik, ia merasa sangat bersalah sekali akibat
perbuatannya itu.
Ica : (Menangis histeris) Ibu, ibu bangun bu, jangan tinggalin Ica.
Ica : IBUUUUUUUUUUU.

BABAK IV
Adegan I
Waktu sudah tidak dapat di putar kembali, Ica baru sadar akan perlakuan keras ia terhadap
ibunya, Ica menyesal.
Ica : (Menangis di depan jasad ibunya) Ibu, maafin Ica buuu, Ica menyesal. Ica udah jahat
selama ini sama ibu.
Salma : Udah kak, jangan nangis terus, yang penting kita selalu do'ain ibu ya.

Lalu, Karin dan Naya pun datang, mereka ingin memberi semangat kepada Ica dan Salma
agar tetap tegar dan menerima apa yang sudah terjadi.
Karin dan Naya : Assalaamu'alaikum.
Ica : Wa'alaikumussalam. silahkan masuk teman-teman.

Anda mungkin juga menyukai