4. ILVIANA (IBU)
SINOPSIS
2 tahun yang lalu, ayah dari seorang anak perempuan bernama Ica meninggal dunia, tepat di malam
ulang tahun sang ibu.Hadiah terbesar yang di dapatkan ibu adalah meninggalnya sang suami.sang ibu
memutuskan untuk menggantkan posisi suaminya, menjadi tulang punggung keluarga.karna anak
pertamanya bernama arif putus sekolah dan hanya membantu ibunya berjualan di pasar.sedangkan
anak keduanya benama epul masih sekolah di bangku SMA, dan anak terakhir yaitu Ica duduk di bangku
SMP.
ADEGAN 1
Latar menggambarkan keberadaan Ica di rumah, pada saat siang hari, setelah Ica pulang
sekolah, lalu duduk di dekat meja makan dengan raut wajah yang yang penuh amarah kepada
ibunya. karena Ica bosan dengan makanan yang di berikan setiap hari oleh ibunya.
Ica : (dengan penuh amarah) Beginiii terus setiap hari, pulang sekolah pasti gaada
makanan (duduk di bangku, dengan tatapan kosong)
tak lama kemudian ibu pulang ke rumah dengan bawa keranjang dagangan yang
berisi nasi bungkus dan lauk ikan
Ibu : eeeh, anak ibu udah pulang, kamu udah makan, Nak?
Ibu : Yaudah kalo Ica tidak mau cerita, kamu sudah makan belum Nak?
Ica : makan? ibu lihat saja sendiri di meja, setiap hari beginiii terus, Ica capek bu.. dengan
kondisi keluarga seperti ini. dulu saat Ayah masih ada, apa pun kemauan Ica pasti
selalu dituruti, kenapa sekarang harus seperti ini?
Ibu : ibu sudah berusaha sebisa mungkin untuk seperti ayahmu nak, agar kamu tidak perlu
hidup susah seperti ini. Tapi kan kamu tau sendiri, ini kondisi yang sangat berat
untuk ibu lalui,
- Kak epul sebentar lagi lulus, ibu harus mencari uang untuk mencukupi kebutuhan
kita, Nak
Ica : gak ibu gak kakak, sama aja tidak bisa seperti ayah, aku capek.... aku capek bu, aku
malu dengan teman-temanku mereka semua pulang naik motor, lalu aku apa? Setiap
hari aku cuma pake sepeda dari sekolah ke rumah
Ibu : maafkan ibu nak, maaf belum bisa jadi ibu yang Ica mau
Ibu : Ibu baru ingat, ternyata tadi ibu sudah beli nasi bungkus, ayok nak makan dulu
Ica : memangnya aku apaan di kasih makan nasi bungkus, seperti pekerja bangunan saja
(Ica menepis tangan ibunya yang sedang memberi nasi sampai terjatuh)ibunya
menangis
Ica : aaahh!! aku gak butuh makanan dari ibu
Ibu : Ya Allah, tega sekali kamu, Ca, ibu udah susah payah mencari uang untuk kamu
Ica : percuma ibu cari uang susah payah, hasilnya juga tidak seberapa
Ibu : dulu ayahmu meninggal pada saat malam ulang tahun ibu, kepergian ayahmu
menjadi Hadiah terbesar dengan penuh kejutan…
Ibu : entah mengapa semenjak ayah pergi,ibu selalu merasa kesepian, sepanjang malam
ayahmu selalu muncul di pikiran ibu
Ibu : Sekarang Ibu harus jadi sosok Ayah untuk kamu, ibu juga harus membanting tulang
untuk menggantikan posisi ayah, begitulah nasib ibu Nak
Ica : ahhh ibu (berteriak lalu ingin melempar kan gelas ke pada ibunya, namun sang kakak
yang bernama epul masuk ke dalam rumah dan sudah melihat adiknya ingin
melemparkan gelas ke ibunya, epul pun langsung bergegas menahan tangan Ica)
Epul : Kamu apa-apaan sih? kenapa kamu kayak gini sama ibu?
Ica : gak usah belain ibu deh Kak! aku setiap hari jalan kaki dari sekolah sampai ke rumah,
setiap pulang pasti ga pernah ada makanan. Kalaupun ada, pasti makan itu lagi, itu
lagi. Emang kakak ga capek hidup seperti ini?
Epul : emang kamu pikir ibu ga capek? ibu cari uang dari pagi sampai sore, kamu pikir itu
untuk siapa? Untuk tetangga? Engga! itu untuk kita Ca! Kamu malah seenaknya
memperlakukan ibu kayak begini
Ica : semua orang tua juga kerja dari pagi sampe sore, Kak! duitnya banyak tuh, lah ibu,
dari pagi sampai sore tapi apa hasilnya? Tuh! cuma nasi bungkus dan ikan busukk
Epul : jaga ya omongan kamu, coba kamu berada di posisi ibu, dasar anak tidak bersyukur
Ibu : sudah Pul biarkan saja, jangan marahin adikmu seperti itu
Epul : tidak bu, kalo Ica di biarkan saja seperti ini, sifatnya gak akan berubah, Bu. selalu
egois dan keras kepala
kak arif pun pulang setelah mengantarkan dagangan ibunya kepada pelanggan.
Arif : Assalamualaikum, Buuu, pesanan udah Arif anter semua yaaa. Alhamdulillah tadi ada
yang borong Bu. jadi Arif bisa pulang lebih cepet. Loh, Pul, ibu kenapa? kok ada di
lantai? Jangan diem aja dong. Pul, ca, kenapa ibu?
Epul : ibu di caci maki dengan adik mu yang tidak punya rasa bersyukur
Ica : iya, ibu tidak bisa seperti ayah, percuma kerja dari pagi sampe sore, tetap saja kita
semua tiap hari cuma makan makanan sampah
Epul : lihat kelakuannya kak, tidak ada hati nurani kepada seorang ibu
Arif : keterlaluan ya kamu, Ca, bisa-bisanya kamu begitu sama ibu. kalau ibu Sampai
kenapa-napa gimana? kamu tidak ingat ibu punya riwayat penyakit apa?
Epul : Mau Kakak omongin gimana juga dia gak akan peduli Kak sama kondisi ibu
Ibu : sudahlah Riiif, Puuul, tidak baik marahin adik kamu seperti itu, kasian Ica baru pulang
sekolah dia pasti capek
setelah Ica di marahi dengan sang kakak, Ica pun masuk ke dalam kamar dengan raut
wajah yang kesal. arif dan epul membantu mengangkat ibu untuk duduk di bangku.
Arif : bu....., jangan terlalu nurutin Ica deh Bu. mau sampai kapan Ica terus keras kepala ke
ibu
Ibu : biarkanlah nak, Ica masih remaja, dulu Ica selalu di turutin sama ayahmu, ibu gak
tega melihat Ica harus menderita seperti ini. impian ayahmu cuma 1 jadikan lah Ica
seorang putri yang selalu tersenyum. itu alesan ibu berkerja keras dari pagi, siang,
sore bahkan sampai malam untuk menabung kuliah Ica nanti
Epul : Ica, Ica, Ica terus yang ibu pikirkan, gimana dengan nasib aku bu? sebentar lagi aku
lulus, tapi SPP ku 2 bulan belum di bayar, ibu sama aja seperti Ica, egois
Arif : Puuul, gak usah menambah beban pikiran ibu, masalah bayaran, bilang kepada
gurumu kasih waktu 1 bulan agar bisa kakak lunaskan
Arif : kakak juga bingung sih, gimana kalau sepeda dari ayah Kakak jual?
Epul : terus kakak ke pasar naik apa? kuda lumping? odong-odong? gak mungkin kak
Ibu : jangan sampai jual sepeda ayah mu Riiif, itu satu-satunya barang berharga yang kita
punya, lagian kalo di jual yang ada kita jalan kaki ke pasar
Arif : iya bu, oh iya Bu. tadi setelah mengantarkan dagangan ibu, aku di panggil sama pak
tono, dan setelah ia menanyakan kondisi keluarga kita, dia menawarkan pekerjaan
ke arif bu, yaaah pekerjaannya sih hanya mengirim barang ke toko-toko Bu.
Ibu : tidak apa apa, terima saja ya Riiif, siapa tau ini menjadi jalan rezekimu, walaupun
gajinya tidak seberapa yang penting bisa mencukupi biaya kamu sendiri. Apa lagi
epul butuh uang untuk bayaran sekolah
Arif : iya bu, Kata Pak Tono, kalo aku mau sih besok pagi aku udah bisa kerja disana
Ibu : syukurlah Rif, ibu doakan yang terbaik untuk arif, yaudah sekarang ibu minta tolong
arif dan epul belikan Bahan-bahan kue yaaa
keesokan harinya, di pagi yang cerah, arif dan epul sedang makan di dapur,
sedangkan ibu sedang menyiapkan nasi untuk Ica. tak lama kemudian Ica pun keluar
dari kamarnya, dan duduk di bangku tamu sambil memasang sepatu
Ibu : eh Ica udah keluar, sini nak makan dulu, masih ada waktu kok, nih ibu masakin
makanan kesukaan Ica
Arif : Ica........
Ica : udah telat kak, butuh waktu lama berjalan kaki untuk sampai ke sekolah
Epul : kakak juga jalan kaki, banyak alesan kamu Ca! (arif memukul tangan epul)
Ibu : Yasudah kalo Ica gak mau makan di rumah, ibu bekalin aja yah, jangan lupa di makan
masakan ibu
Ibu : ehh, nak sabar dulu, ini sebentar doang kok, Ica....., Ca..... tungguin ibu nak
ibunya mengejar Ica setelah menyiapkan bekel untuknya, namun ibu terjatuh dan
makanan itu terlempar. tiba-tiba penyakit jantung ibu kembali kambuh rasa sesak
yang ibu rasakan membuat panik arif dan epul.
Arif : oh iya kakak juga lupa, Yasudah kamu cari bantuan saja ke tetangga
Ibu : sudah rif, ibu Sudah gak kuat lagii, jika memang ini jalan ibu, ibu harus ikhlas
meninggalkan kamu semua,maafin ibu rif,dan tolong titip pesan ke Ica, ibu selalu
rindu dengan Ica seperti yang dulu
Arif : bu, jangan tinggalin arif, maafin arif bu belum bisa jadi kakak yang benar untuk adik-
adiknya
ibunya tersenyum di pangkuan Arif dengan pandangan mengarah Arif, arif tidak bisa
menahan nangis melihat ibunya sudah menutup mata. tak lama kemudian epul,pak
ustadz dan tetangganya masuk ke dalam rumah
Pak Ustadz : Inalillahi Wainailahi rojiun, rif, pull......, ibu kalian sudah tiada, udahh jangan terlalu
larut menangis, sueb, ujang cepat siapkan pemandian jenazah
Ibu Guru : baik Ica sekarang kerjain tugas esay dari ibu yahh, ini khusus buat Ica, bukan soal
matematika atau ipa kok, di jawab jujur yah ca
Ica : iya bu
setelah Ica membaca isi soalnya, Ica terkejut karena semua soalnya tentang
perbuatan dia kepada seorang ibu. Ica pun langsung tersentuh hatinya
Ica : bu, kenapa soal ujiannya tentang anak dan seorang ibu?
Ica pun langsung berlari pulang kerumah untuk meminta maaf kepada ibunya, tapi
semua itu terlambat. ketika Ica masuk ke dalam rumah, ia melihat ibunya sedang
berbaring dengan di lapisi kain dan suara pengajian. seketika Ica kaget dan menangis
lalu memeluk ibunya.
Ica : buu....., kak, Ibu kenapa kakkkkkk, ibu bangun bu, ini Ica bu, buuuu
pengajian pun telah selesai, pak Ustadz menugasi sueb dan ujang untuk mengambil
keranda di masjid
Epul : ini salah mu ca, kalo tadi pagi Ica menerima makanannya, ibu gak harus seperti ini,
ibu jatuh gara-gara mengejar kamu
keranda pun tiba ibu di bawa ke TPU, semua pergi ke TPU, setelah abis menguburi
ibu, Ica masih menangis karena belum meminta
Arif : sudah Ca, ibu pasti memaafkan kamu, ibu menitip pesan ibu rindu dengan Ica seperti
yang dulu
Arif : jangan lupa yah bekel tadi pagi yang ibu buatin kamu makan, makanan kesukaan Ica
ayam goreng, tuh ada di meja, kakak siap-siap dulu yah buat nanti malam ada
tahlilan
Ica langsung duduk di bangku dapur, dan mebuka bekal yang di siapkan ibunya
dengan air mata yang menetes.