Agung adalah murid yang ceroboh dan sok tau (ST). Lain halnya dengan Roy, Roy yang sehari – hari
dipangil “Big R” itu adalah orang yang rajin dan tekun, tapi ia mudah marah dan sensitif. Sehari –
harinya, Agung dan Big R selalu berselisih.
Siang hari pada saat Istirahat, tidak sengaja Agung menunpahkan minumannya ke celana Big R. “Dasar
kamu ! Anak Ceroboh !” bentak Big R. “Ma….. af Big R, tidak aku sengaja.” jawab Agung.
Minggu berikutnya pada saat pulang sekolah, tiba – tiba ada mobil angkutan dengan kecepatan tinggi
menabrak Big R. Karena kecepatan yang sangat tinggi, Big R terpental. Agung yang melihat kejadian itu
langsung berlari dan mengangkut tubuh Big R. “Big R kamu tidak apa apa, kan ?” kata Agung dengan
nada cemas. Big R hanya menggeleng kepalanya. Big R lalu dibawa ke Rumah Sakit terdekat dgn
menggunakan angkutan yang tadi menabrak Big R.
Sehari kemudian, Big R diketahui telah Retak kaki kananya. Big R harus menggunakan Gips untuk
berjalan, itupun tidak boleh berjalan terlalu lama. Sebulan kemudian, Big R sudah berada di
sekolah.”Terima kasih Gung, telah menolongku.” Lirih Big R. ”Sama – sama Big R .” jawab Agung
disambut tawa keduanya. Sekarang, Agung dan Big R bersahabat.
Kakakku Takut Tikus
Kakakku orangnya jijikan, semua harus serba bersih dan tidak mau mendengar kata‐kata kotor dan
jorok.
Suatu hari Ibu menemukan seekor bangkai tikus di dekat kamar mandi. Ibu tidak berani membuangnya,
apalagi aku. Jadi, kami menunggu Ayah pulang kantor. Saat itu, Kakak juga belum pulang.
Pada saat Kakak pulang sekolah, dia cepat‐cepat masuk ke kamar untuk meletakkan tas dan berganti
pakaian. Seperti biasa, ia baru kemudian ke kamar mandi untuk bersih‐bersih badan.
Karena tergesa‐gesa, ia tidak melihat bangkai tikus, bahkan hampir menginjaknya. Saking kagetnya, dia
berteriak sambil berlari, ”Waaaaa….!”
Aku dan Ibu kaget, tetapi kemudian tertawa geli mendengar teriakan Kakak.
http://preindo.com 1
HP HILANG
Pada suatu hari, Syifa, Esih, Pita, Ninik, Aam dan Ayu pergi ke kota Bandung untuk berwisata. Karena
pertama kali pergi ke kota besar, 5 sekawan ini begitu takjub dan heran dengan begitu banyak
kendaraan yang berlalu‐lalang. Entah berapa banyak kendaraan tersebut mereka tidak mampu
menghitungnya.
Ninik: “Wah hebat ya kota Bandung ini!?”
Aam: “Hebat gimana maksudmu?”
Ninik: “Iya hebat banget! Coba aja lihat, banyak sekali ya bus, mobil, dan truk yang berseliweran.
Kalau di kampung kita, mana ada yang kayak gini!”
Esih: “Hey, hey, ngaco aja lu, masak sih tega ngatai kampong halaman sendiri?”
Ninik: “Ikhh, siapa yang ngatain kampung sendiri? Aku kan cuma kagum dengan apa yang aku lihat!”
Esih: “Itu kan sama aja!”
Ayu: “Udah dong ah,..masak baru turun dari bus udah bertengkar yang enggak perlu?”
Syifa: “Iya bener tuh kata Ayu!”
Pita: “Yang penting selamat di tempat tujuan.”
Ninik: “Eh, ngomong‐ngomong aku jadi penasaran , apa sih bahasa Inggrisnya bus , mobil dan truk?
Tuh lihat bus, mobil dan truk banyak yang berseliweran. Pita kamu tahu enggak? Aku lupa lagi yang udah
diajarin sama guruku di sekolah.”
Pita: “Yeehh,.. kamu sih malas belajar! Nih aku kasih tahu, bus bahasa Inggrisnya bus, mobil bahasa
inggrisnya car, dan kalau truk itu,..eh,..apa ya? Kok aku lupa lagi? Syifa apa sih truk itu?”
Syifa: “Oh itu sih gampang, truk itu bahasa inggrisnya truck.”
Esih: “Kalau yang lain?”
Syifa: “Setahu saya sih pedicab itu becak, bicycle itu sepeda, dan motorcycle itu sepeda motor.”
Ninik: “Eh, kok kamu tahu ya?”
Syifa: “Ya iya lah masak ya iya dong! Kan udah diajarin sama Pak Guru di sekolah.”
Aam: “Temen‐temen, sekarang kita tidur dimana? Dari tadi ngomongin bahasa Inggris aja, aku jadi
pusing dengernya. Dimana kita nginep?”
Syifa: “Oh iya ya? dimana ya?”
http://preindo.com 2
Pita: “Kalau enggak salah, kamu kan punya saudara yang bekerja di hotel?” Tanya pita ke Syifa.
Syifa: “Oh iya bener, entar aku bilangin ke Om Dadang. Nanti aku telepon aja Om Dadang biar cepet.
Setuju enggak kalau kita nginep di hotel?”
Semuanya menyatakan setuju dan berteriak kegirangan.
Esih: “Aku setuju temen‐temen, kita serahin aja ke Syifa masalah ini, ka ada Om‐nya. Mudah‐
mudahan beliau bisa bantu.”
Ninik: “Ya, aku setuju. Lebih cepet lebih baik. Soalnya kakiku sudah pegel‐pegel nih pengen cepet‐
cepet istirahat.”
Pita: “Kalau tidur di hotel, aku ingin kamar hotel yang bernomor 205. Ada enggak ya?”
Aam: “Emangnya kenapa?”
Pita: “Itu nomor special bagiku, 20 artinya tanggal 20, kalau 5 artinya bulan kelahiranku.”
Syifa: “Udah‐udah, telepon ke Om nya aja aku belum, kalian udah ribut‐ribut pesen kamar. Kalau
enggak jadi gimana? Sekarang lebih baik kita belanja aja dulu, aku enggak bawa makanan nih. Tuh di
depan ada toserba, kita kesana yuk?”
Aam: “ Ayo, siapa takut?” kata Aam menimpali ajakan Syifa.
Syifa: “Kalau kamu Nik?” Syifa melirik ke arah Ninik.
Ninik: “Eh, iya. Aku nurut aja sama temen‐temen.”
Syifa: “YUP, kalau gitu, aku telepon dulu om ya, biar segera diurus kamarnya.”
Pita: “Iya bener, cepet gitu ya! Ingat ya nomor 205!”
Syifa: “Haaaahh……!” Syifa terkaget‐kaget ketika tangannya tidak menemukan handphone yang
disimpan di saku celananya.
Ninik: “Syifa kamu kenapa?”
Ayu: “Ada apa sih Fa? Bikin kaget aja?!”
Syifa: “Kalau enggak salah handphone‐ku disimpen di saku celana belakang, tapi kok enggak ada ya?
Duuh, gimana dong?”
Ayu: “Wah, kalau gitu gimana dong? Yang punya HP kan Cuma kamu aja Fa, kalau hilang kita enggak
bisa nginep di hotel dong!”
Syifa: “Duuh, gimana ya?” raut muka Syifa tampak murung dan sedih.
http://preindo.com 3
Ketika 5 sekawan itu sedang kebingungan menduga‐duga kemana hilangnya HP milik syifa, tiba‐tiba dari
belakang mereka ada suara yang memanggil‐manggil mereka berlima. Kelihatannya dia kernet di bus
yang mereka tumpang tadii.
Kernet: “Neng, Neng! Ini HP‐nya ketinggalan di kursi, ini HP Neng kan? Untung tadi saya sempat lihat HP
ini ini jatuh dari saku Neng. Lain kalihati‐hati ya!”
Syifa: “Hah, benarkah itu?” mata Syifa berbinar.
Setelah diperhatikan, ternyata memang benar itu handphone‐nya Syifa.
Syifa: “Eh, iya beber ini HP‐ku temen‐temen. Makasih ya Pak…!Eh,.. kok si bapak yang tadi enggak
ada?” Syifa dan kawan‐kawan tengok kanan kiri mencari orang yang telah berbaik hati mengantarkan HP
milik Syifa.
Ayu: “Kelihatannya dia udah pergi ya? Mungkin keburu berangkat lagi busnya.”
Syifa: “Duuh, padahal aku belum sempet ngucapin terimakasih, kok bapak yang tadi udah enggak ada
ya?”
Aam: “Ya udah enggak apa‐apa, yang penting HP‐nya udah kembali. Yuk kita belanja aja.”
Lima sekawan itu hanya bisa bergumam, ternyata di dunia ini masih ada orang yang jujur dan baik hati
seperti kernet bus itu, yang menolong orang lain tanpa pamrih. Syifa hanya bisa mendoakan, semoga
orang itu selalu di dalam kebajikan. Dan Syifa bertekad dalam hatinya akan meneladani sikap yang baik
dari si bapak tukang kernet itu yang bersedia membantu orang lain tanpa pamrih, bahkan kepada orang
yang tidak dikenalnya sekalipun
http://preindo.com 4