Anda di halaman 1dari 8

UNSUR INTRINSIK  NOVEL AYAT-AYAT CINTA

Adapun unsur intrinsik sinopsis novel ayat-ayat cinta adalah sebagai


berikut :
A. Tema
Tema yang diangkat dalam novel ayat-ayat cinta ini adalah mengisahkan
tentang kehidupan sosial Mahasiswa di Al – Azhar serta pendidikan dakwah,
yakni perjuangan Fahri dalam menuntut ilmu di Al – Azhar, Kairo, Mesir.
a. Tokoh dan Penokohan/watak tokoh ayat-ayat cinta
1.Fahri : “hei Fahri, panas-panas gini kamu mau kemana?” – hal.22
Peduli : “Aku merasa Noura seperti adik kandungku sendiri.. Tapi aku
merasakan apa yang Noura rasakan” – hal. 136
2.Maria : “Maria adalah gadis yang unik. Ia seorang kristen koptik…..” –
hal.23
Kritis : “Fahri, aku geli sekali mendengar perkataan doktor Sorbonne itu. Dia
adalah orang Arab, juga Muslim. Tapi bagaimana bisa mengatakan hal stupid
begitu. Aku saja yang koptik dapat merasakan betapa indahnya Al-qur’an
dengan alif laam miiim -hal.26
3. Noura : “..Namanya Noura, nama yang indah dan cantik ..” – hal.73
Penakut : “ ‘.. Mereka menanyakan padaku siapa yang telah menghamiliku
aku tak mau berterus terang bahwa Bahadur lah yang menghamiliki dengan
memperkosaku ..’ ‘akhirnya aku berbohong pada mereka bahwa yang
menghamiliki adalah Fahri. Sebab aku sangat mencintai Fahri dengan
harapan Fahri nanti mau menikahiku..’ “
4. Aisha : “Aisha melihat jam tangannya ..” – hal.94
Penurut : “ ‘ Aisha, temani maria dan ceritakan padanya semua yang sedang
aku alami ..’ ‘insya Allah aku akan melakukan tugasku dengan baik ..”
hal.382
5. Tuan Boutros :”..agar aku mengetahui bagaimana perasaan Maria
terhadapmu yang sebenarnya” – hal.369
Kalem : “Tuan Boutros menggerutu giginya.. Tapi mukanya tetap tenang
memandang ke depan ..” – hal.125
6. Mademe Nahed : “..nyawa Maria berada di tanganmu” – hal.375
Penyayang : “Tolonglah aku, aku tidak mau kehilangan Maria “ – hal.366
7. Syaikh Ahmad : “Usai shalat, aku melayani Syaikh Ahmad ..” – hal. 30
8. Rudi : “..Rudi keluar dari kamarnya dengan ceria ..” – hal.59
9. Saiful : “kalau ini usul yang sulit utntuk ditolak”’ – hal.70
10 Hamdi : “..Beli juga tamar hindi ya?? “
11. Syaikh Utsman :” pertanyaan Syaikh Utsman..’ Maksud Syaikh
bagaimana??”
12 Nurul : “Nurul sendiri bagaimana??” – hal.228
13. Yousef : “.. dia tidak dapat lepas untuk memikirkanmu, .. sampai
akhirnya jatuh sakit’ Yousef meneteskan air mata” – hal.342
14. Magdi : “Insya Allah” Jawab Magdi – hal.348
Paman Eqbal : “ ‘Bagaimana Amru??’ Tanya paman Eqbal” – hal.348
B. Sudut pandang
Sudut pandang yang terdapat dalam novel ayat ayat cinta ini yang
digunakan pengarang adalah sudut pandang orang pertama, pelaku utama.
Hal itu dapat dibuktikan dari bagaimana cara pengisahannya yang
menggunakan kata “Aku” dalam novel tersebut.

C. Latar Tempat dan Latar Waktu


Latar tempat dan latar waktu yang terlukiskan dalam novel ini antara lain
sebagai berikut :
1. Siang hari di Al – Azhar, Kairo, Mesir
“Tengah hari, kota Kairo seakan membara. Matahari bersinar di tengah
petala langit. Sumpama lidah api yang menjulang dan menjialat bumi. Tanah
dan pasir seakan menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai
dengan debu yang bergulung-gulung menambah panas suhu udara semakin
tinggi dari detik ke detik.
Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat, yang ada dalam
apartemen-apartemen berbentuk kotak dengan pintu, jendela, dan tirai yang
tertutup rapat.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:15
2. Siang hari di Flat
“Memang. Istirahat dalam flat sambil menghidupkan ac ruangan jauh lebih
nyaman daripada berjalan keluar rumah, walau sekedar untuk shalat
berjamaah di masjid. Panggilan adzan dzuhur dari ribuan menara yang
bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan
hati mereka yang benar-benar kuat imannya.
Mereka yang mempunyai tekad beribadah sesempurna mungkin dalam
segala cuaca dan musim, seperti karang yang tegak berdiri dalam terjangan
ombak, terpaan badai, serta sengatan matahari. Ia tiada kenal dengan
sesah, tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan tuhan bertasbih siang dan
malam” – Ayat Ayat Cinta, 2005:15
3. Masjid
“Panggilan iqamah terdengar bersahut-sahutan. Panggilan mulai terdengar
sangat menentramkan hati. Pintu-pintu meraih kebahagiaan serta
kesejahteraan masih terbuka lebar. Kupercepat langkah. 30 Meter di depan
adalah Masjid Al-Fath Al-Islami” – (Ayat Ayat Cinta, 2005:29
4. Sore hari di Rumah sakit
“ Menjelang maghrib dokter Ramzi Shakir memberi tahu usai melihat hasil
foto CT scan kepalaku, aku harus menjalani operasi. Ada segumpalan darah
beku yang harus dikeluarkan.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:45
5. Restoran
“Pada akhirnya Boutros memarkirkan mobilnya di halaman sebuah restoran
megah. Namanya  “Cleopatra restaurant” yang terletak tepat di pinggir
sungai Nil. Bersebelahan dengan Good Shot dan Maadi Yacht Club.” – Ayat
Ayat Cinta, 2005:285
6. Slan Stefano, Alexandaria
“Selesai dari pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke
Alexandra. Dengan begitu cermat Aisha mendata semua keperluan yang
harus dibawa.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:293
7. Penjara
“Aku dibawa ke marka polisi Abbasca. Diseret seperti anjing kurap.
Kemudian diinterogasi habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki serta
disumpah seraphi dengan kata-kata yang kotor.”
8. Malam hari di sebuah gang
diamana terdapat seorang muslimah yang dipukuli oleh seorang laki-laki
bertubuh besar di suatu gang saat malam hari. Ternyata muslimah tersebut
adalah Noura, dia kerap kali dipukuli oleh sang ayah yang bernama Bahadur.

D. Latar suasana
Adapun suasana yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Menyedihkan
“ ia tetap tersenyum, menatapku tidada berkedip. Perlahan pandangan
matanya menutup. Tak lama kedua matanya yang bening itu tertutup rapat,
kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya pula tak ada lagi denutnya, dan
jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan derasnya
lelehan airmata. Aisah pun begitu. Innalillahi wa innailaihi rajiun” – Ayat Ayat
Cinta, 2005:402
Suasana yang terlukis dalam kisah itu adalah menyedihkan sekali. Ketika
Maria harus tidur untuk selama-lamanya menghadap pada sang Illahi. Waktu
itu yang ada tepat di sampingnya adalah Fahri dan Aisha. Mereka berdua
merasa sangat kehilangan sekali.
2. Menyenangkan
“Tepat pada waktu adzan berkumandang mereka sampai di masjid tempat
akad pernikahan akan dilangsungkan. Telah banyak kawan-kawan
mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Turki yang berada di sana.
Aisha dan kedua bibinya langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita.
Acara dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Utsman, Syakh prof.Dr.
Abdul Ghafur ja’far. Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan
beberapa Syaikh mesir lainnya, Syaikh Utsman duduk dengan khidmat tepat
di depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin yang memenuhi
masjid” – Ayat Ayat Cinta, 2005:375
Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika Aisha dan Fahri
melangsungkan pernikahan mereka di sebuah masjid. Betapa senangnya
mereka berdua beserta para keluarga teman serta kerabat mereka.
3. Menegangkan
“Persidangan kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir memberikan
kesaksiannya. Beliau membantah keterangan Noura” – Ayat Ayat Cinta,
2005:343
Dari penggalan cerita di atas terbukti bahwa hak yang menegangkan sedang
terjadi dalam ruang sidang. Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri
untuk kedepannya.

E. ALUR
Alur yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta adalah maju dan
mundur dimana ada pingback ke masa lalu dan kemasa yang akan datang.

Tahap perkenalan
Pada waktu Fahri memulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tingal
di flat bersama dengan rekan mahasiswa dari Indonesia. Lalu kenal dengan
tetangga dekatnya yakni Maria sekeluarga. Dan menjalankan perkuliahan
sebagamimana mestisnya dan mengenal orang-orang Mesir diantaranya
Syeikh Utsman, Syaikh Ahmad dan tak lupa kawan-kawan aktivis dari Mesir
juga teman seperjuangan Fahri pada saat main bola.

Tahap konflik
Diawali pada saat malam hari disana ada wanita yang sedang di hajar,
wanita itu adalah Noura, ia dihajar dibawah dekat flat Fahri dan kedengeran
oleh Fahri, ia hendak menolong, namun enggan, karena dia seorang
perempuan.
Lalu ia meminta tolong pada Maria untuk menolong Noura, meski Maria takut
oleh Bahadur ayah Noura, ia terpaksa dan akhirnya Noura tertolong
kemudian Noura menginap di rumah Nurul.
Adapun konflik pada saat pertikaian Fahri pada waktu ia pulang dari
Alexsandria berbulan madu, ia ditangkap oleh polisi karena dituduh
memperkosa Noura dan Fahri tidak sempat menjelaskan pada istrinya yakni
Aisha. Pada waktu itu ada juga tetangga sengit kepada Fahri sedang diadili
dan pengakuan Noura bahwa telah diperkosa oleh Fahri, sedangkan Fahri tak
melakukan hal tersebut.
Didukung oleh pengakuan seorang masyarakat yang bertempat tinggal di
flat bawah dekat dengan flat Fahri, hal tersebut membuat Fahri merasa
kecewa atas perlakuan Noura yang telah menuduh Fahri.

 Tahap Puncak
Pada saat Fahri berada dalam penjara di tuduh serta di siksa habis-habisan
serta tempat penjaranyapun di bawah tanah, karena telah dituduh
menghamili Noura yakni wanita yang di tolong Fahri dari kekejaman
Bahadur, disana Fahri mengalami kesedihan yang luar biasa karena :
Pertama di penjara dalam tanah dan disiksa, sedangkan Aisha sedang
berada pada masa kehamilan untuk pertama kalinya, Kedua pada bulan
tersebut adalah bulan Ramadhan yang mana Fahri dengan Aisha telah
merencanakan jauh hari untuk Umroh pada bulan tersebut, tapi semua tak
seperti yang diharapkan justru yang terjadi malah sebaliknya mereka
mengalami cobaan yang perih.
Ketihga pada waktu persidangan Fahri dituduh habis-habisan oleh
pengaduan Noura dan salah satu orang sebagai saksi yang melihat kejadian
itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan akan dihukum mati.
Keempat Fahri tidak memiliki bukti bahwa ia tidak bersalah, kecuali salah
satu kunci utama dalam memecahkan kasus ini yakni Maria sebagai saksi
yang dapat membebaskan Fahri dari hukumannya, sedangkan Maria sendiri
sedang dan terbaring tak berdaya.

Tahap Peleraian Konflik


Pada akhirnya jalan satu-satunya adalah Fahri terpaksa menikahi Maria yang
terbaring koma, dengan alasan Maria akan sembuh jika di sentuh/dinikahi
oleh Fahri, dan Fahri tertekan akan beberapa hal yang menimpanya
termasuk Aisha dan orang tua Maria.
Pertama kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua Fahri cemas dan harus
bertanggung jawab atas kehamilan Aisha (Istri Fahri), ia ingin Fahri segera
bebas dari kasus tersebut dan Aisha juga ingin bahwa saat kelahirannya
Fahri harus berada di sisinya, Serta Aisah mengijinkan Fahri untuk menikahi
Fahri secepatnya.
Pada akhirnya mereka menikah dengan Maria dan Maria sembuh setelah
pernikahannya dengan Fahri, walaupun dia masih duduk dengan bantuan
kursi roda, kemudian ia bisa menjadi saksi sekaligus membebaskan kasus
antara Fahri dengan Noura.
Dan alhamdulillah itu kebenaran selalu menang, akhirnya Fahri bebas
dengan kesaksian Maria, serta kejujuran Noura kenapa dia melakukan hal
sehina itu karena dia sangat mencintai Fahri, dan saksi yang melihat adalah
saksi palsu.

Tahap penyelesaian
Pada akhirnya Fahri mempunyai dua orang istri yang menyayanginya yaitu
istri pertama Aisha dan yang kedua Maria yang masih sakit-sakitan dan
akhirnya Maria harus dirawat kembali di rumah sakit, saat di rawat di rumah
sakit terdapat keajaiban yang terjadi pada Maria, yaitu Maria tertidur dan
bermimpi tiba di 7 pintu surga kemudian ia akan masuk karena
kenikmatannya.
Ternyata ia tidak diperbolehkan masuk ia tidak diperbolehkan masuk hingga
pinti keenam dan pintu terakhir di boleh masuk namun dengan syarat yaitu
pertama ia harus memiliki wudhu dan syahadat, kemudian ia kembali pulang
dan seseorang menunggu kembalinya Maria. Maria terbangun dan
dihadapannya ada Fahri dan Aisha yang menunggunya.
Maria meminta tolong pada Fahri dan Aisha untuk mengajari wudhu dan
syahadat kemudian Fahri membantunya lalu ia menceritakan tentang
kejadian dalam mimpinya, kemudian ia ingin sholat bersamanya selesai
sholat Fahri dan Aisha melihat Maria yang terdiam dan ternyata Maria telah
meninggal dalam sholatnya. Terdapat pesan ketika ngobrol dengan Fahri
dan Aisha, Maria akan menunggu Fahri di Surga Firdaus untuk memadu cinta
dan kasih.
F. Amanat
Dalam kisah novel ayat ayat cinta ini dapat diambil amanat atau hikmah
yaitu :
Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan dan rintangan yang
menghadang, suatu tujuan yang hendak dicapai di depan mata belum tentu
akan berjalan dengan mulus.
Semakin banyak ilmu yang ada dalam diri manusia, maka semakin banyak
pula hambatan dan godaan yang harus di lewati dan dipecahkan, namun
dengan inilah derajat seseorang akan diangkat Allah Swt setinggi –
tingginya.
Menghadapi suatu masalah dengan sabar dan ikhlas dan kita harus yakin
bahwa pasti ada hikmah dalam suatu masalah tersebut. Serta kita juga
harus yakin bawasannya jodoh ada di tangan Allah dan tugas manusia
adalah berusaha, berikhtiar menemukan dan menjemput jodoh tersebut.
 Semua rencana yang dijalankan manusia tida akan berdaya apa – apa
terhadap rencana Tuhan
 Hendaknya dapat saling tolong menolong dalam kebaikan terhadap
sesama umat manusia baik muslim maupun non muslim
 Bersabarlah dalam menghadapi semua cobaan itu dan yakinlah bahwa
cobaan itu datangnya dari Allah, jadi kamu harus selalu ingat pada-Nya
 Ketika kita di hadapkan pada situasi memilih, berserah diri lah kepada
Tuhan
 Takdir tuhan berada dalam ujung usaha manusia.

G. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM NOVEL AYAT AYAT


CINTA
 Nilai Sosial
Hidup dalam negeri orang harus saling menolong dan melengkapi.. – hal.65
 Nilai Keagamaan
Tidakkah kalian dengar sabda Nabi Saw. “barang siapa menyakiti ahli
zhimmi. Maka aku akan ..” – hal.50
 Nilai Pendidikan
“Kita mengamalkan hadist Nabi, tahaadu tahaabbu seringlah kalian memberi
hadiah .. – hal.112
 Nilai Kemanusiaan
“Aku paling tidak tahan mendengar suara perempuan menangis. – hal.74
 Nilai kebudayaan
“Orang Mesir memang suka banyak bicara, kalau sudah bicara ia merasa
benar sendiri. – hal.36
UNSUR EKSTRINSIK NOVEL AYAT AYAT CINTA
1. Biografi Pengarang
Habiburahman El Shirazy. Berkelahiran di Semarang jawa timur, pada hari
kamis. 30 september 1976. Memulai pendidikannya di Mts Futuhiyyah 1
Mranggen sambil belajar di pondok pesantren Al-Anwar.
Kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) di
Demak pada tahun 1999. Karya beliau banyak menghiasi majalah dan koran,
lokal maupun Nasional. Adapun karyanya yaitu Ketika Cinta Berbuah Surga
(2005), Ketika Cinta Bertasbih (2005), Ayat-ayat cinta (2004), dan masih
banyak lagi karya-karya lainnya yang beliau buat.
2. Keadaan Sosial Budaya
Latar sosial budaya yang dilukiskan dalam novel ayat ayat cinta tersebut
adalah latar budaya Mesir. Hal ini sebab latar yang beliau buat dari novel
tersebut berada di Mesir sehingga budaya yang tergambarpun budaya Mesir,
seperti bangsa Mesir yang ramah dan tamah.

KELEBIHAN NOVEL AYAT AYAT CINTA


1. Ceritanya sangat menyentuh dan mengalir seakan pembaca juga
mengalami berbagai problema yang dialami sang tokoh
2. Penulis mengajak pembaca untuk belajar serta mendalami Islam
dengan bahasa yang menyejukkan
3. Kisah-kisah hubungan antar manusia satu dengan yang lain (kisah
cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar/

KEKURANGAN NOVEL AYAT AYAT CINTA


1. Seorang lelaki dicintai oleh empat orang wanita muslim. Mungkinkah ?
apabila di hubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada
lelaki yang di gilai oleh empat orang wanita muslim lagi walau yang satu
awalnya tidak muslim namun pada akhirnya ia juga muslim.

Baik Aisha, Maria, Noura dan Nurul mencintai Fahri dan menginginkan untuk
menjadi suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri ! mungkinkah hal yang
demikian ada dalam kehidupan nyata, dan jika ada itu adalah hal yang
sangat minim sekali mengetahui menemukan wanita muslim zaman
sekarang ini tidak mudah.
2. Noura Frustasi karena tak mendapat cinta Fahri. Ia lantas memfitnah
dengan tuduhan yang sangat kejam. Benarkah ada seorang perempuan
muslim seperti Noura ada dalam kehidupan nyata? Cinta tetaplah citna. Tak
akan berubah menjadi pisau yang bisa menusuk dari belakang

KEBERMANFAATAN NOVEL AYAT AYAT CINTA


1. Merupakan media penyaluran dakwah pad siap saja yang bekeinginan
untuk mengetahui lebih banyak tentang islam
2. Dengan membaca novel, khusunya novel ayat ayat cinta ini dapat
mengetahui geografi kota mesir serta sosialisasi budaya Timur Tengah tanpa
harus hijrah kesana
3. Memberikan contoh pada kita tentang agungnya sebuah pernikahan
yang baik dan sesuai syariat islam

Anda mungkin juga menyukai