Kelas : 5B PGSD
Kelompok :3
Anggota Kelompok :
A. DRAMA
1. Naskah Drama
Jauh dimasa lalu di pegunungan Fak fak tepatnya pegunungan Bumberi hiduplah
seorang perempuan bersama seekor anjing betina.Perempuan itu bernama Yakoba. Yakoba
bersama anjing betina itu mendapatkan makanan dari hutan berupa buah-buahan dan bahan
makanan lainnya. Hutan adalah ibu mereka yang menyediakan makanan untuk hidup. Mereka
berdua hidup bebas dan bahagia di alam.Suatu ketika, seperti biasanya mereka berdua ke
hutan untuk mencari makan.
Perjalanan yang cukup memakan waktu lama telah mereka tempuh, namun mereka
belum juga mendapatkan makanan. Akhirnya mereka berteduh dan beristirahat sejenak.
Tanpa sengaja Yakoba melihat buah yang belum pernah ia lihat.
Yakoba : “Buah apa ini ?, kamu mau coba buah ini ?” (Menyodorkan buah ke anjing)
Yakoba : “Wah buah ini enak juga, walaupun aku tidak tahu buah apa ini ?”
Tak lama setelah memakan buah itu tiba- tiba perut anjing itu berubah menjadi aneh
dan membesar.
Ternyata anjing itu hamil dan melahirkan seekor anak anjing yang imut.
Yakoba : “Wah....ternyata kamu hamil, bagaimana mungkin.... jangan- jangan gara- gara
kamu memakan buah ini. Tadi aku ikut memakannya, tapi...tidak terjadi apa – apa
padaku.”
Perutnya sama- sama membesar dan ia melahirkan seorang bayi laki – laki. Yakoba
memberikan nama pada anak lelakinya Kweiya. Mereka berdua pun merawat anak bersama –
sama dan penuh kasih sayang. Waktu belalu begitu cepat. Kweiya tumbuh menjadi anak laki
-laki yang rajin. Ia sangat cekatan dan pandai dalam hal apapun.
Suatu hari mereka akan membuka lahan, untuk dijadikan kebun sayur, Kweiya menebang
pohon dengan kapak batu, sementara ibu membakar dedaunan yang telah kering. Asap dari
kmembakar dedaunan kering itu tanpa disadari mengumpul ke atas dan terlihat oleh pria tua.
Pria tua : “Asap dari mana itu? Apakah berarti disana ada seseorang yang tinggal ?”
Pria tua : “Selamat siang anak muda, apakah kau disini sendirian ?” (mendekati Kweiya)
Kweiya :”Siang, tidak tadi aku bersama ibuku tapi dia sudah pulang duluan”
Pria tua : “Lalu apa yang sedang kau lakukan disini anak muda ?”
Kweiya : “Aku sedang membuka lahan, untuk membuat kebun sayur. Tapi karena kapak
yang kupunya terbuat dari batu jadi aku hanya bisa menebang satu pohon dalam
satu hari”
Benar saja dalam sekejap beberapa pohon berhasil ditebang lahan untuk kebun sayur telah
siap.
Pria tua : “Hahaha aku tidak punya rumah disini, aku berpindah- pindah”
Pria tua : “ Tidak juga karena aku sendirian jadi lebih praktis jika berpindah – pindah “
Kweiya : “Ahhh bagaimana jika paman tinggal bersamaku, pasti lebih menyenangkan jika
punya banyak keluarga. Aku akan bilang pada ibu, paman tenang saja”
Yakoba : “Heyyy.... cepat sekali anak itu pulang dan siapa pria yang bersamanya itu”
Kweiya : “ Ibu aku pulang lebih cepat karena aku dibantu paman ini, ia meminjamkan aku
kapak besi”
Yakoba : “Sore.... rupanya anda telah membantu kweiya, terima kasih banyak”
Kweiya : “Ibu karena paman ini telah membantuku bolehkah paman ini tinggal dengan kita”
Yakoba : “ Ahh iya boleh saja, tapi apakah bapak ingin tinggal bersama kita, bagaimana
dengan keluarganya “
Pria tua : “ Hahah aku tidak berkeluarga, aku berterima kasih jika diperbolehkan tinggal
bersama kalian”
Mereka bertiga akhirnya hidup bersama, seiring berjalannya waktu, keluarga ini
semakin ramai karena kelahiran 3 saudara Kweiya. Kweiya kini memiliki dua adik laki – laki
dan satu adik perempuan. Kweiya merasa hidupnya yang sekarang membahagiakan. Namun
keadaan tidak selamanya berjalan baik, kedua adik laki-laki kweiya merasa iri terhadap
kweiya.
Adik Laki 1 : “ Kau tau tidak, ibu itu lebih sayang dengan kak Kweiya, dari pada kita”
Adik Laki 2 : “ Kau benar ayah pun sama lebih sayang kak kweiya, hanya kak kweiya saja
yang diperhatikan”
Hari itu ketika orang tua mereka bekerja di ladang, hal uruk terjadi pada Kweiya. Tiba
– tiba kedua adik laki – laki Kweiya menyerang Kweiya.
Kweiya hanya pasrah tidak berdaya membalas kedua adik laki- lakinya dan akhirnya
Kweiya jatuh tersungkur.
Adik Laki 2 : “Ayo. HEI DIK AYO KITA PULANG ! Nanti orang tua kita mencari kita”
Adik Perempuan 1 : “ Tapi bagaimana dengan kak Kweiya, apa yang sebenarnya telah kalian
lakukan”
Adik Perempuan 2 : “huhuhuhu(menangis) .... iya jangan tinggalkan kak kweiyaa kasihan dia
sudah babak belur”
Adik laki 1 : “Sudahlah kalian ikuti kata kami berdua”
Adik laki 2 : “ Awas kalau kau mengadu ke ayah dan ibu. Kau diam saja kalau ditanya ayah
dan ibu. Biar kami yang menjawab”
Adik Laki 1 : “Ayo pulang atau kami kan meninggalkan kamu juga”
Mereka bertiga pun meninggalkan Kweiya, Kweiya masih berbaring di tanah. Ia tidak
berusaha bangun atau mengejar adiknya.
Kweiya : “Apa yang harus aku lakukan sekarang, jika aku pulang keadaan akan sulit bagi
adik- adikku. Ayah iu tentu akan marah pada mereka. Seandainya aku punya sayap,
aku akan terbang bebas”
Kweiya memintal benang dari kulit pohon, bermaksud untuk membuat sayap. Hari
telah gelap. Ketika ibu pulang dari ladang, ibu mencari Kweiya.
Yakoba : “Dimana kakak kalian, tumben sekali dia tidak di rumah. Hari sudah gelap begini.”
Adik Laki 1 “Kami tidak tahu kakak pergi tidak memberi tahu kami”
Adik Laki 2 : “Tapi bu hari sudah gelap. Kami akan celaka jika pergi ke hutan”
Yakoba : “Kalian ini bisa saja terjadi sesuatu pada kaka kalian apakah kalian tidak khawatir”
Sang ibu benar- benar cemas sang ibu takut terjadi sesuatu kepada Kweiya. Tidak
biasanya Kweiya pergi tanpa pamit. Adik bungsu Kweiya tidak tega melihat ibunya. Ia pun
mengatakan yang sebenarnya terjadi
Adik perempuan 1 : “Ibu kak Kweiya sekarang berada di hutan. Mereka saling berkelahi dan
mereka sengaja meninggalkan kak Kweiya di hutan”
Adik Perempuan 2 : “Iya ibu kak kweiya ditinggal di hutan oleh mereka” (nada sedih)
Namun bukannya suara kweiya yang menjawab namun suara burung. Yakoba melihat
burung yang sangat cantik.
Yakoba : “Kweiyaaa... Kamu mengerti apa yang aku katakan ? apakah kau kweiya ?”
Kweiya : “jangan bersedih bu kini aku telah bebas. Jangan marah pada adik – adik. Aku akan
tetap berada disini”
Yakoba : “ masih adakah benang pintalan itu kweiya, berikan kepada ibu “
Kweiya pun memberikannya kepada ibu. Dan ibu menaruhnya di ketiak dan ibu
berubah menjadi burung yang cantik. Sementar itu kedua adik laki- laki Kweiya sedang
berdebat. Karena ibu ikut menghilang.
Adik Laki 1 : “ Semua ini karena idemu, untuk meninggalkan kak kweiya”
Adik Laki 2 : “Kenapa ini salahku karena kakak yang merencanakan semua”
Mereka berdua saling melempar abu. Dan berkelahi. Dan mereka berubah menjadi
burung yang berwarna hitam seperti abu. Mereka tidak secantik Kweiya dan ibu. Begitulah
burung yang cantik dikenal sebagai burung cendrawasih yang dikenal sebagai burung surga.