Hai aku Rikala Mahesa aku tinggal disebuah kota besar bersama
keluarga kecil ku. Aku memiliki adik kecil yang sangat lucu ia bernama
Askar Alkalo. Aku dan Askar bukan saudara kandung, Askar ditemukan
orang tua ku saat hendak pergi menjemput nenek ku. Di jalan sepi, saat
itu aku masih sangat kecil untuk mengetahui apa benda merah yang
membuat orang tua ku panik itu. Aku bertanya pada mama “Mama apa
itu, kenapa benda itu menangis?” Mama ku menjawab “Sayang, ini
bukan benda tapi ini adalah seorang bayi, lihat dia menggigil, seperti
nya dia akan menjadi adik mu.” Aku mengingat ingat sepertinya itu
sudah 10 tahun yang lalu.
Aku dan Askar sedang berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
setiap pagi dan sore keluarga ku mengajarkan aku dan Askar untuk
beriman kepada Tuhan.
“Kakak Kala kenapa sih kita harus beriman kepada Tuhan?” tanya
Askar.
“Iya iya kakak Kala, Askar mengerti hehe” Askar mengangguk dan
tertawa.
“Kak Rikala, kenapa harus kemah hiks jangan pergi kak” tangis Askar
semakin kencang.
“Stt.. jangan menangis, kakak hanya pergi sebentar saja, jaga mama
dan papa okay, kamu juga harus mandiri mengerjakan PR mu” ucapan
Rikala sontak membuat Askar tersenyum.
Askar mengangguk “Oke kak Rikala, aku janji akan mandiri. Cepet
pulang ya kakak, aku menyayangimu!” kata Askar dengan memeluk
Rikala.
“Om yang lain lagi buat apa?” tanya Askar pada Om Herry.
“Om-om ini lagi buat kebun untuk di tanami sayuran, ya siapa tau kita
di komplek ini tidak usah membeli sayur lagi di pasar, kita bisa
memanfaatkan sisa lahan yang kosong ini, kita sama-sama saling
membantu untuk menyelesaikan proyek ini” ucap Om Herry.
“Boleh dong, ayo kita buat bersama-sama agar lebih cepat selesai”
“Yeyy selesai akhirnya, sangat ajaib lahan kosong ini berubah jadi
indah” ucap Askar senang.
Askar akhirnya pulang kerumah setelah membantu orang-orang di
komplek seharian. Dia pun mandi dan memutuskan untuk membuat
tugas sekolah karena besok dikumpul. Karena ia mengingatkan
perkataan kakaknya jika ia harus mandiri saat mengerjakan tugas
sekolah nya.
“Saat nya mengerjakan tugas inii, seperti nya aku bisa mengerjakan
ini” ucapnya pada dirinya sendiri.
“Kak Rikala kapan sih pulang aku kangen sama kakak, Askar bosen ga
ada temen, kan Askar cuma di sekolah punya temennya” keluh Askar
sambil menatap malam yang penuh bintang itu.
“Adek kenapa, kok nangis kangen ya sama kak Rikala? Cup cup kakak
kan kemah, lusa seperti nya Kakak akan kembali” tenang sang Mama.
“Kak Rikala beneran kan pulang lusa? Adek udah ga sabar untuk
bermain sama kakak, adek juga mau menceritakan kalau adek bisa
mengerjakan tugas sendiri” lanjut Askar.
“Iyaa kakak Rikala akan pulang, ini udah malem ayo nanti telat lagi
bangun nya, adek tidur sama Mama ayo” bujuk Mama.
Pagi pun menjelang, Askar sudah berangkat ke sekolah karena hari ini
dia piket kelas. Askar mulai menaikan kursi ke meja di bantu dengan
temannya dan mulai menyapu sampai sudut-sudut kelas. Dan
membuang sampah ke tong sampah.
“Halo adik kecil ku, kok kemarin nangis sih kak kala jadi khawatir,
syukur kemahnya selesai hari ini jadi kakak bisa bertemu sama kamu”
ucap Rikala.
“Hiks kakak Rikala, akhirnya kakak pulang adek rindu kak Kala, kakak
Kala tau adek lho membantu warga komplek untuk buat kebun di lahan
kosong, adek nyangkul-nyangkul tahan, adek juga bawain mereka
makanan, terus adek udah bisa buat tugas sekolah sendiri, pinter kan
adek” jelas Askar panjang lebar kepada Rikala.
“Sudah-sudah ayo makan, udah jam makan siang Mama tau kalian
belom makan kan, Mama buat ayam goreng sama sayur kangkung
kesukaan kalian berdua” panggil Mama.
“Kakak Kala, ini sangat dingin tapi menyegarkan, WAH ADA BEBEK
KAK AYO KESANA” teriak Askar.
“Astaga Askar, kaka kaget” kejut Rikala.
“Lihat kak, disana ada lelakut, wah di sana ada orang yang lagi
membajak sawah” heboh Askar menunjuk-nunjuk kearah sana.
“Kamu pinter Askar, lelakut itu juga mengajarkan apa si artinya gotong
royong di kehidupan, apalagi kita pelajar Pancasila jadi kita harus
mengetahui apa saja si karakter pelajar Pancasila itu seperti Beriman,
Bertakwa Kepada Tuhan, Berakhlak Mulia contoh nya saat kamu
berdoa setiap pagi dan sore kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong
royong seperti kamu bersama-sama membuat kebun di lahan kosong
bersama orang-orang di komplek dan membuat lelakut ini,
Kebhinekaan global, Kreatif, Mandiri, dan Bernalar kritis seperti saat
kamu berpikir gimana si cara bikin lelakut cara pikir kamu di sini tu di
uji, terus saat kamu mengerjakan tugas sekolah secara mandiri tidak
meminta bantuan kepada siapapun itu sudah menerapkan karakter
pelajar Pancasila di diri kamu Askar” jelas Rikala.