Anda di halaman 1dari 5

BERHASIL DI KEHIDUPAN

Karya : I Luh Made Gede Swadesi Asri

Hai aku Rikala Mahesa aku tinggal disebuah kota besar bersama
keluarga kecil ku. Aku memiliki adik kecil yang sangat lucu ia bernama
Askar Alkalo. Aku dan Askar bukan saudara kandung, Askar ditemukan
orang tua ku saat hendak pergi menjemput nenek ku. Di jalan sepi, saat
itu aku masih sangat kecil untuk mengetahui apa benda merah yang
membuat orang tua ku panik itu. Aku bertanya pada mama “Mama apa
itu, kenapa benda itu menangis?” Mama ku menjawab “Sayang, ini
bukan benda tapi ini adalah seorang bayi, lihat dia menggigil, seperti
nya dia akan menjadi adik mu.” Aku mengingat ingat sepertinya itu
sudah 10 tahun yang lalu.

Aku dan Askar sedang berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
setiap pagi dan sore keluarga ku mengajarkan aku dan Askar untuk
beriman kepada Tuhan.

“Kakak Kala kenapa sih kita harus beriman kepada Tuhan?” tanya
Askar.

Aku terkekeh sambil mengacak rambut Askar “Aku senang melihat


kau sedang berpikir itu menggemaskan, Askar apakah kau lupa apa
kata Mama, kita itu harus beriman kepada Tuhan karena kita harus
menghormati Tuhan contohnya kau harus berdoa kepada Tuhan,
percaya pada Tuhan, Tuhan pasti senantiasa melindungi mu, gitu lho
Askar ngerti ga?”

“Iya iya kakak Kala, Askar mengerti hehe” Askar mengangguk dan
tertawa.

Karena besok sekolah Rikala mengadakan kemah, Rikala sedang


menyiapkan keperluan yang harus ia bawa, sebenarnya ia tak ingin
meninggalkan Askar, tetapi acara kemah ini penting untuk nilainya mau
tak mau Rikala harus menghadiri kemah itu. Keesokan harinya Askar
sedang bersedih saat mengetahui bahwa kakak nya akan berkemah.

“Kak Rikala, kenapa harus kemah hiks jangan pergi kak” tangis Askar
semakin kencang.

“Stt.. jangan menangis, kakak hanya pergi sebentar saja, jaga mama
dan papa okay, kamu juga harus mandiri mengerjakan PR mu” ucapan
Rikala sontak membuat Askar tersenyum.

Askar mengangguk “Oke kak Rikala, aku janji akan mandiri. Cepet
pulang ya kakak, aku menyayangimu!” kata Askar dengan memeluk
Rikala.

Askar sangat bosan, saat Rikala berkemah ia tidak punya teman


bermain. Ia memutuskan untuk bermain di taman komplek rumah nya,
Askar melihat tetangga komplek sedang membuat kebun di lahan
kosong. Askar yang penasaran pun menghampiri mereka.

“Om yang lain lagi buat apa?” tanya Askar pada Om Herry.

“Om-om ini lagi buat kebun untuk di tanami sayuran, ya siapa tau kita
di komplek ini tidak usah membeli sayur lagi di pasar, kita bisa
memanfaatkan sisa lahan yang kosong ini, kita sama-sama saling
membantu untuk menyelesaikan proyek ini” ucap Om Herry.

“Askar boleh bantuin ga?” tanya Askar.

“Boleh dong, ayo kita buat bersama-sama agar lebih cepat selesai”

Disana Askar mulai membantu orang-orang, seperti mencangkul


tanah untuk ditanami tomat, membantu membawa air untuk
menyiram, bahkan sampai membawa makanan dan minuman untuk
orang yang ada di sana, semua terbayarkan setelah melihat lahan
gersang dan kosong telah berubah menjadi lahan yang gembur dan
banyak tanaman.

“Yeyy selesai akhirnya, sangat ajaib lahan kosong ini berubah jadi
indah” ucap Askar senang.
Askar akhirnya pulang kerumah setelah membantu orang-orang di
komplek seharian. Dia pun mandi dan memutuskan untuk membuat
tugas sekolah karena besok dikumpul. Karena ia mengingatkan
perkataan kakaknya jika ia harus mandiri saat mengerjakan tugas
sekolah nya.

“Saat nya mengerjakan tugas inii, seperti nya aku bisa mengerjakan
ini” ucapnya pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa lama Askar mengerjakan tugas sekolah nya, ia


memutuskan untuk naik ke atas sambil bintang-bintang di langit.

“Kak Rikala kapan sih pulang aku kangen sama kakak, Askar bosen ga
ada temen, kan Askar cuma di sekolah punya temennya” keluh Askar
sambil menatap malam yang penuh bintang itu.

Mama yang melihat sang anak sedang murung di balkon pun


menghampiri nya.

“Adek kenapa, kok nangis kangen ya sama kak Rikala? Cup cup kakak
kan kemah, lusa seperti nya Kakak akan kembali” tenang sang Mama.

“Mama hiks, kakak lama banget kemahnya, kangen” tangis Askar.

“Kak Rikala beneran kan pulang lusa? Adek udah ga sabar untuk
bermain sama kakak, adek juga mau menceritakan kalau adek bisa
mengerjakan tugas sendiri” lanjut Askar.

“Iyaa kakak Rikala akan pulang, ini udah malem ayo nanti telat lagi
bangun nya, adek tidur sama Mama ayo” bujuk Mama.

Pagi pun menjelang, Askar sudah berangkat ke sekolah karena hari ini
dia piket kelas. Askar mulai menaikan kursi ke meja di bantu dengan
temannya dan mulai menyapu sampai sudut-sudut kelas. Dan
membuang sampah ke tong sampah.

Kelas pun di mulai, ia berdoa menurut keyakinan dan menyanyikan


lagu Indonesia Raya dan mulai memperhatikan guru mengajar, Askar di
sekolah termasuk anak yang pintar dan disukai semua guru karena sifat
nya yang baik dan sopan.

“Akhirnya pulang, aku lelah sekali sekarang” ucap Askar.

Saat Askar hendak pergi ke kamarnya, ia melihat seorang yang sangat


familiar di benaknya, seseorang yang begitu ia rindukan.

“Kak Rikala!!” teriak Askar.

“Halo adik kecil ku, kok kemarin nangis sih kak kala jadi khawatir,
syukur kemahnya selesai hari ini jadi kakak bisa bertemu sama kamu”
ucap Rikala.

“Hiks kakak Rikala, akhirnya kakak pulang adek rindu kak Kala, kakak
Kala tau adek lho membantu warga komplek untuk buat kebun di lahan
kosong, adek nyangkul-nyangkul tahan, adek juga bawain mereka
makanan, terus adek udah bisa buat tugas sekolah sendiri, pinter kan
adek” jelas Askar panjang lebar kepada Rikala.

“Adek siapa si inii, pinter banget” goda Rikala.

“Adeknya kakak Kala lah” ucap Askar kesal.

“Sudah-sudah ayo makan, udah jam makan siang Mama tau kalian
belom makan kan, Mama buat ayam goreng sama sayur kangkung
kesukaan kalian berdua” panggil Mama.

Meraka bertiga pun saling bercerita bagaimana keadaan waktu itu,


suasana hangat ini membuat keduanya saling tertawa saat Mama
bercerita bagaimana Askar menangis karena ditinggal sang kakak. Dan
Askar bercerita saat dimana ia mendapat pujian guru, karena tugas
yang ia kerjakan sendiri itu mendapat nilai yang sempurna.

Di Minggu pagii, Rikala sengaja membangun Askar untuk pergi ke


jogging track dekat rumah mereka, ia ingin memperlihatkan bagaimana
suasana pagi hari.

“Kakak Kala, ini sangat dingin tapi menyegarkan, WAH ADA BEBEK
KAK AYO KESANA” teriak Askar.
“Astaga Askar, kaka kaget” kejut Rikala.

“Lihat kak, disana ada lelakut, wah di sana ada orang yang lagi
membajak sawah” heboh Askar menunjuk-nunjuk kearah sana.

“Kamu tau lelakut?” tanya Rikala.

“Tau, kan proyek adek di sekolah membuat lelakut, sebenarnya adek


takut melihat lelakut tapi saat dijelaskan apa saja fungsi lelakut itu adek
ga jadi takut, ternyata fungsi lelakut itu untuk menakut-nakuti hama di
kebun” jelas Askar.

“Kamu pinter Askar, lelakut itu juga mengajarkan apa si artinya gotong
royong di kehidupan, apalagi kita pelajar Pancasila jadi kita harus
mengetahui apa saja si karakter pelajar Pancasila itu seperti Beriman,
Bertakwa Kepada Tuhan, Berakhlak Mulia contoh nya saat kamu
berdoa setiap pagi dan sore kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong
royong seperti kamu bersama-sama membuat kebun di lahan kosong
bersama orang-orang di komplek dan membuat lelakut ini,
Kebhinekaan global, Kreatif, Mandiri, dan Bernalar kritis seperti saat
kamu berpikir gimana si cara bikin lelakut cara pikir kamu di sini tu di
uji, terus saat kamu mengerjakan tugas sekolah secara mandiri tidak
meminta bantuan kepada siapapun itu sudah menerapkan karakter
pelajar Pancasila di diri kamu Askar” jelas Rikala.

“Oh seperti iya ya kak Kala, aku mengerti” jawab Askar.

“Ayo kita lanjutkan jogging nya, kita kelamaan bercerita nanti


matahari nya semakin naik” ucap Rikala sambil berlari.

“KAK KALAA TUNGGU HUWE” teriak Askar mengejar Rikala.

“HAHAHAHA KAMU LAMBAT, KEJAR KAKAK AYO CEPET” saut Rikala.

Mereka pun berlari-lari dan Askar tertawa terbahak-bahak karena


melihat sang kakak nyemplung di saluran irigasi sawah.

Anda mungkin juga menyukai