Anda di halaman 1dari 2

Arti Persahabatan

Nabil Raditya Kuswoyo/XI IPS 2/28

Bahagia itu ketika semuanya terpenuhi sampai apapun bisa dibeli, itulah Riska, anak
konglomerat yang sangat kaya raya yang orang tuanya adalah pengusaha besar di wilayah
Jakarta. Hal yang baik tentang keluarga ini adalah mereka mampu bertindak dan
berperilaku seperti orang normal, bersikap sopan dan ramah kepada tetangga dan
pengunjung. Tak terkecuali Riska, anak-anaknya cantik, tidak pernah dimanja oleh orang
tuanya, dia baik kepada semua orang, termasuk teman-temannya, banyak orang yang
betah saat berkunjung ke rumahnya.
Salah satu sahabat Riska adalah Ika, dia berasal dari keluarga sederhana, rumahnya
masih satu jalan dengan Riska, mudah untuk bermain atau sekedar mengenal Riska. Tapi
hari ini, sahabat Ika tidak pernah muncul lagi, sudah hampir tiga minggu.
“Kok Ika ngga’ pernah keliatan? Kemana ya, biasanya dia selalu masuk sekolah”.
“Mungkin sakit”, jawaban dari Mama.
“Kalo begitu coba nanti sore aku pengen ke rumahnya lagi”, kata Riska sangat
bersemangat.
Sudah beberapa kali Riska mengetuk pintu, tetapi tak ada jawaban dari dalam rumah,
kemudian tiba-tiba muncul orang dari sebelah rumah.
“Ada apa mba”, tanya orang lelaki itu.
“Saya mau mencari teman saya , Ika namanya”, jawabnya cepat.
Ia heran jika Ika yang dikenalnya dan pernah menjadi temannya menyewa rumah di
dalam rumah tersebut dan kembali ke desanya karena dikabarkan orang tuanya sudah
berhenti bekerja. Dipecat oleh perusahaannya.
Sesampainya di rumah, Riska hanya bisa melamun dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Kemudian dia bergegas mencari Ika di desanya. “Bu, aku ingin mencari Ika dan
membiarkannya sekolah lagi,” pintanya.
“Baiklah kalo itu keinginanmu, mari bergegas dan segera mencari alamat Ika dahulu”,
jawab Mamanya dengan penuh perhatian.
Akhirnya keinginan Riska terkabul, ia berkeliaran berjam-jam di daerah pedesaan yang
akrab dengan Riska, dan akhirnya menemukan alamat rumah Ika. Kedatangannya
disambut haru dan isak tangis oleh keluarga, termasuk Ika. Pelukan hangat di antara
mereka membuat persahabatan semakin erat.
“Ika, kedatanganku sama keluarga ingin mengajakmu kembali bersekolah sekaligus ikut
kami ke Jakarta lagi”, kata Riska.
“Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga’ usah khawatir biar saya yang
menanggungnya”, lanjut Papa Riska.
“Baiklah bila Riska dan Bapak Ibu menghendaki dan memberikan kesempatan itu pada
saya, saya sangat bersyukur dan banyak mengucapkan terima kasih atas kebaikan Riska
dan keluarga”, jawabnya Ika diselingi haru yang luar biasa.
“Terima kasih banyak Pak, Buk, kami tidak bisa lagi harus memberikan imbalan seperti
apa, karena hanya petani biasa”, lanjut Ibu dan Bapak Ika. Lalu mereka pun kembali
berpelukan untuk kembali menyambut Ika menjadi sahabatnya kembali.

Anda mungkin juga menyukai