Manik angkeran
:Malik
2.
Niluh
:Salsa
3.
Ni Made Widya
:Risa
4.
Sidi Mantra
:Awim
5.
Naga Besukih
: Suara Buatan
6.
Rentenir A
:Fenny
8.
warga 1
: (Pemain)
11.
Asisten 1
:Farid
Manik : 1 juta
Ren
berkenalan
Manik : (bagaimana jika ku manfaat kan niluh agar mau meminjamkan uang ? )
*berbicaradalamhati* niluh, aku ingin berbicara empat mata padamu.
Niluh : katakan saja manik
Manik : aku lagi butuh uang, ibuku sedang sakit keras.
Niluh : sungguh? Sakit apa ?
Manik : hmmmm...... stroke.
Niluh : kasihan sekali ibumu manik, berapa uang yang kau butuh kan manik ?
Manik : hmmm....3 juta.
Niluh : baikalah, kau tunggu disini aku akan segera mengambil uangnya, semoga ibumu
lekas sembuh.
Manik : Terimakasih niluh, kau baik, tidak sombong, rajin menabung, sholehah, dan.....cantik
pulaaa!: *dalam hati* maafkan aku niluh aku terpaksa melakukannya.
-RUMAH MANIKRen
: KELUAR KAU MANIK *teriak*, hari ini kau harus memenuhi janjimu. Bayar
utang-utang kau sekarang juga
Ibu
: pak, bagaimana ini kita belum memiliki uang untuk melunasi untang manik.
Bapak : sesunguhnya bapak berat hati bu, karena kalung itu kalung kenangan kita ketika
muda dulu.
Ibu
: tapi harus bagaimana lagi pak ? kita sudah tidak memiliki uang lagi.
Asisten : dodordor * mengetuk pintu dengan kecang* KELUAR KAU MANIK CEPAT
KELUAR.
Manik : Tenang pak, bu. Tak usah menjual kalung itu. Itukan sanggat berhaga bagi ibu dan
bapak.
Ibu
: jangan kau bikin malu kita lagi dengan tingkahmu itu nak.
Manik : Tenang pak, bu. Manik mendapat uang ini dari hasil membantu saudagar desa
sebrang dan aku diberikan bonus dari beliau.
Ibu & bapak : syukurlah kalo begitu nak.
Manik : maaf lama menuggu.
Ren
Manik : woles woles masbroo.. ini uangnya ( sambil memberikan ) silahkan kau hitung takut
lebih.
Ren B : ( ngitung uang ) oke ini pas.
-DI KAMAR MANIK*Dalam chat BBM
Manik : Niluh..
Niluh : ada apa manik?
Manik : bagaimana kalau ntar malem kita janjian di pasar?
Niluh : di pasar? Ngapain? Jam berapa ?
Manik : Kita malem mingguan ? jam 7 malam
Niluh : Hmm.. boleh. Kita bertemu disana.
Manik : Siap *obrolanterputus*
-TAMAN HIBURANNiluh : kemana Manik ? janjian dia akan menemuiku jam 7, sekarang sudah jam 7 lewat 15
*sambilmelihatjam*
Manik : Niluhhh .... niluh.... niluh...
Niluh : Manik ?? kenapa kau telat ?
Manik : Maaf kan aku, di luar sana Macet sekali.
Niluh : iyadeehh
Manik : sebagai tanda perminta maaf ku, bagaimana kalo kita main permain itu ?
-RUMAH RENTERNIRManik : permisi.....
Asistan: ada apa kamu kemari? Ingin meminjam uang lagi?
Manik : iya saya butuh unag sekitar 2juta
Ren
: apajaminannya?
Manik : aku akan menjadi budak mu selama 1001hari jika aku tidak membayar hutang ku
Ren
: baiklah, silahkan kau tanda tanggani surat perjajian ini diatas materai 6000
Manik : (menadatagani)
Ren
: (memberikan uang )
Maling : sudah serahkan saja uangmu. *mengambil uang dari tangan manik*
Manik : jangaan! Aduuhh uangkuuu!
-DI RUMAH MANIKManik : Ayah, bagaimana ini? Aku sudah tidak mempunyai uang lagi, besok para rentenir itu
akan datang menagih hutangku lagi dan jika aku tidak membayar utangku aku akan menjadi
budaknya selama 1001 hari, masa ayah mau? anak satu satunya ini jadi pembokat.
Ibu
Ibu
Ayah
Ibu
Ayah
Ibu
Ayah
Ibu
Ayah : semoga kau memengang janjimu dengan baik nak. Ayah akan melunasi hutangmu ke
renternir itu.
Manik : terima kasih ayah ibu. Manik berjanji !karena janjiku, janji pelaut.
-DI RUMAH RENTERNIRKeesokan harinya Begawan Sidi Mantra dan Ni made widya pergi ke Markas rentenir...
Ayah : *mengetukpintu*
Ren : Duhh berisik kali yang diluar sana orang miskin mana lagi yang ingin meminjam
uang kepadaku ? asisten bukain sana dan tanyakan apa maunya ?
*Asisten pun membukakan pintu*
Asisten : ada perlu apa kau datang kemari ?
Ayah : kami ing....innginnnn... melunasi hutang ku (ngagu)
Ren : Ada apa ini berisik sekali ?
Asisten : maaf bos, kedua orang ini ingin melunasi hutang hutangnya ?
Ren : siapa nama anak anda ?
Ayah : Manik angkeran yang kece itu..
Ren
: *mengeluarkan kertas* ohh si maanik yang suka ngutang dan pernah janji bila tidak
membayar hutangnya ia aka menjadi budak kita selama 1001 hari.
Ibu
: hmm...hmmm iyaa. Berapa utang anaku ?
Ren : 2 juta dan bunga 30%. Jadi total utang anak anda Rp 2600.000
Ayah : apakah 10 keping emas ini cukup melunasi hutang anakku ?
Ren : hahahaha itu sangat cukup.
Niluh : ibuuuu
Ren : Niluh ??? sejak kapan kau disini ?
Niluh : sejak tadi buu, bu orang tua tadi siapa ?
Ren : ohh itu orang tuanya manik yang suka ngutang ke ibu.
Niluh : HAH ? manik ? manik angkeran ?
Ren : iya, emang ada apa nak ? kau mengenalnya ? jika iya, jauhilahh dia sekarang.
Niluh : hmm....hmm..... bernakah itu semua ?
Ren : iya nak, semua warga juga tahu malahan hampir seluruh provisi bali ini.
Niluh : tapi tadi itu benar orang tuanya?
Ren : ya nak, kau kenapa sih menyakannya terus menerus. Ibu sudah capek
membahas orang itu, ayah mau tidur saja.
Niluh : heheheh, tak apa bu. *dalamhati* ( manik jahat sekali kepadaku katanya ibunya
sakit, tetapi tadi aku melihatnya baik baik saja. Ya sudahlah besok aku akan menemui manik)
-RUMAH MANIKManik : Ayah, Ibu. Terimakasih telah membantu ku. Ayah aku ingin bertanya padamu ?
Ayah : tanya apa nak ?
Manik : Ayah, darimana ayah mendapatkan semua kekayaan itu?
Ayah : Sudahlah Manik Angkeran, jangan kau tanyakan dari mana ayah mendapat harta itu.
Berhentilah berjudi dan mengadu ayam, karena itu semua dilarang oleh agama. Dan
inipun untuk terakhir kalinya ayah membantumu. Lain kali apabila engkau berhutang
lagi, ayah tidak akan membantumu lagi.
Niluh : Manikk... kemana saja kau ? aku kangen banget sama kamu.
Manik : hmmm,, aku sibuk niluh, mencari sesuatu.
Niluh : sibuk apa ? kau mencari apa ?
Manik : kau tahu tidak dari mana ayahku mendapatkan kekayaan ?
Niluh : menurut buku primbon yang saya baca dan menurut info orang sekitar, ayahmu yang
bernama Sidi Mantra mendapatkan kekayaanya dari seekor naga yang bernama
Basukih Naga.
Manik : bagaimana caranya aku dapat bertemu Basukih Naga itu?
Niluh : kalau di buku primbon yang aku beli di intermedia, kamu harus mempunyai genta.
Dan kau harus membunyikannya ketika kau sampai pada gunung Agung.
Manik : berarti ayah pasti mempunyai genta itu.
Niluh : yap.. memangnya untuk apa kau menanyakan hal itu?
Manik : ahh.. kau tak perlu tahu. Ini rahasia lelaki.
Niluh : baiklah jika itu rahasia lelaki, tetap manikk... aku ingin menyakan suatau hal padamu
tapi kau harus jawab jujur !!
Manik : Tanyakan saja aku akan menjawabnya dengan jujur kok.
Niluh : apakah ibumu sudah sembuh ?
Manik : belum, emang kenapa niluh ?
Niluh : KAU BOHONG MANIK, KEMARIN AKU MELIHAT IBUMU DI MARKAS
AYAHKU DIA MEMBAYAR HUTANG HUTANGMU KEPADAKU. TEGANYA
KAU BOHONGI KU..
Manik : Hmmmmm kau sa.. sa.. lahhh li..att.. kalii ( gagu )
Niluh : Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, dan ayahku memberitahukan semua
tentang dirimu.
Manik : memang kau anak Renternir itu ?
Niluh : iya itu ibuku. Dan pasti uang yang telah aku berikan kepada kamu, kau pake berjudi
iya kan ?
Manik : Ti....dakk..., tapi aku hanya memakai uangmu sedikit untuk berjudi.
Niluh : DASAR PEMBOHONG, ANGGAP SAJA KITA TAK PERNAH BERTEMU !!
*niluhpergi*
Manik : Ni.....luh...... maaffff kan akuuu, aku tak bermaksud menyakitimu ...
-DI GUNUNGMaka keluarlah Sang Naga untuk melihat siapa yang datang memangilnya.
Naga : HAHAHAHAHAHA.. Hai Manik Angkeran! Ada apa engkau memanggilku dengan
genta yang kau curi dari ayahmu itu?
Manik : Sang Naga bantulah aku. Berilah aku harta yang melimpah agar aku bisa membayar
hutang-hutangku. Kalau kali ini aku tak bisa membayarnya, orang-orang akan
membunuhku. Kasihanilah aku. (muka melas )
Melihat kesedihan Manik Angkeran, Sang Naga pun merasa kasihan.
Naga : Baiklah, aku akan membantumu, asalkan tidak akan berjudi lagi.
Manik : siap, aku berjanji. *terkejut* banyak sekali intan dan permata itu*.*
*seketika ayah Manik datang*
Sidi mantra : Wahai Sang Besukih, adakah anakku Manik Angkeran datang kemari?
Naga besukih : Ya, ia telah datang kemari untuk meminta harta yang akan dipakainya untuk
melunasi hutang-hutangnya. Tetapi ketika aku membalikkan badan hendak
mengambil harta untuknya, dipotonglah ekorku olehnya. Dan aku telah membakarnya
sampai musnah, karena sikap anakmu tidak tahu balas budi itu. Sekarang apa maksud
kedatanganmu kemari, Begawan Sidi Mantra?
Ni made : Maafkan aku, Sang Besukih! Anakku Cuma satu, karena itu aku mohon
agar anakku dihidupkan kembali.
Naga besukih : Demi persahabatan kita, aku akan memenuhi permintaanmu. Tapi dengan
satu syarat, kembalikan ekorku seperti semula
Sidi Mantra : Baiklah, aku pun akan memenuhi syaratmu
Ni made : selamat tinggal nak. Ibu dan ayah harus segera pergi
Sidi mantra : selamat tinggal....ingat lah selalu janji mu nak.
Ni made : kami selalu merindukan mu
Naga besukih : kami telah mengembalikan kamu hidup kembali. Tapi ingat janjimu.
Manik : Aku akan selalu mengingat janjiku. Dan aku tidak akan berjudi lagi. Dan akupun
akan memperbaiki sifat ku ini.
setelah itu pulanglah Begawan Sidi Mantra ke Jawa Timur. Tetapi Manik Angkeran
tidak boleh ikut pulang, ia harus tetap tinggal di sekitar Gunung Agung. Karena Manik
Angkeran sudah sadar dan berubah, ia pun tidak membangkang dan menuruti perintah
ayahnya tersebut.
Dan dalam perjalanan pulangnya, ketika Begawan Sidi Mantra sampai di Tanah
Benteng, di torehkannya tongkatnya ke tanah untuk membuat batas dengan anaknya. Seketika
itu pula bekas torehan itu bertambah lebar dan air laut naik menggenanginya. Dan lama
kelamaan menjadi sebuah selat. Selat itulah yang sekarang di beri nama Selat Bali.