Anda di halaman 1dari 8

SALIB-SALIB KEHIDUPAN

Pemeran:
Mak Petrus: Ketua Dewan Stasi. Ia seorang yang baik hati dan selalu aktif dalam kegiatan
gereja.
Mak Bonek: Seorang janda yang memiliki dua orang anak. Hidupnya penuh dengan cobaan
tetapi tetap setia pada Tuhan.
Bonek : Anak mak bonek. Ia anak yang rajin tetapi suka mengeluh.
Megi : Adik bonek. Ia anak yang baik dan pandai berbicara.
Mak Pamangus: Mertua mak bonek.
Mak Poltak: Seorang kaya dan aktif di gereja.
Mak Berta : Seorang guru SD. Ia adalah guru megi.
Mak Kompor: Seorang ibu yang tinggi hati dan suka membicarakan orang lain.
Mak Rokky: Anggota kor.
Mak Maxi : Anggota kor.
Pak Petrus : Suami mak petrus
Pak Berta : Suami mak berta. Ia adalah preman kampung.
Mas Boy : Tukang warung barang-barang rumah tangga. Ia adalah orang jawa.
Drama ini mengisahkan seorang janda yang memiliki banyak hutang dan hidupnya
penuh cobaan. Tetapi dibalik semua cobaan itu, ia tetap percaya kepada Tuhan dan bersyukur
atas apa yang ia alami dalam hidup sehari-hari.
########Babak Pertama ######
Suasana malam yang dihiasi bintang-bintang dilangit, dimana mak bonek dan kedua
anaknya berbincang-bincang setelah selesai makan malam mengenai keluarganya.
Mak Bonek: Udah bagaimana tugasmu bonek, udah kau kerjakan?
Bonek : Udah mak, tapi uang sekolahku udah tiga bulan lhooo mak belum dibayar.
Kalau bisa besok bayar kenapa mak…
Mak Bonek: Minggu depanlah bilang sama gurumu ya pak, karna minggu depan baru panen
emas kita itu. Minggu depan pasti mamak lunasi semua.
Bonek : Tapi malu aku lhooo mak, hanya aku yang mengutang tiap bulan. Belum lagi
uang natalku pun belum lunas….
Megi : Aku juga beli baju natalku mak, karena teman-temanku pun beli baju natal
semua.
Mak Bonek: Ia nak, minggu depan kita beli di pajak. Eh…. Tapi bagaimana sekolahmu mak
e…
Megi : Tenang mak!!! Aman…
Pokoknya remedial semua (sambil senyum-senyum…)
Mak Bonek: Bagus nak… bagus… teruskan ya… biar cepat mamak mati. Tapi gak apa-apa
lah karena kalian berdua nya semangat hidup mamak di dunia persilatan ini.
Bonek : Tapi mak…
Mak Bonek: Kenapa pak e….
Bonek : Menurut pengamatanku ya… aku kan pengamat kecil-kecilannya mak…
Tuhan itu tidak adil lhooo mak. Si sahrido itu tukang malasnya tapi semua ada
samanya. Sedangkan aku, “bangun pagi-pagi tidur larut malam tapi apa pun gak
ada”. Kenapa Tuhan sangat kejam sama kita mak? Kenapa mak?
Mak Bonek: (Terdiam bagaikan patung sambil air mata mengalir dari kedua matanya secara
perlahan-lahan).
Bonek : Aku gak perlu rumah, mobil mewah dan sebagainya. Tapi hanya mengganti baju
natal pun susah kali kita rasa. Tiap minggu kita ke gereja, kita membantu orang
lain semampu kita, tapi kenapa makan saja kita kesulitan. Adakah Tuhan itu mak?
Mak Bonek: (Teriak). Cukup bonek!!! Cukup…
(dengan suara lembut sambil memeluk bonek). Maafkan mama nak, ini semua
salah mamak sehingga kalian menderita seperti ini. kalau kita percaya sama
Tuhan, Ia akan memberikan yang terbaik untuk keluarga kita.
Udah… tidurlah kalian dua nak, jangan lupa berdoa ya…
Bonek & Megi: (Pergi tidur dan meninggalkan ibu mereka)
Mak Bonek: Tuhan cobaan apalagi yang kau berikan pada hambamu ini… kuatkanlah aku ya
Tuhan…
############### Babak Kedua ############
Mak Petrus : Dengan demikian doa lingkungan kita telah selesai. Terima kasih atas partisipasi
kita semua. Mak poltak, tolong dulu hitung kolekte kita tadi dan minggu depan
doa lingkungan di rumah eda mak roky ya…
Mak Roky : Minggu sekali lagi lah di rumahku eda, belum selesai di cat kemarin
Mak Petrus : Kalau gitu rumah mak maxi lah ya…
Mak Maxi : rumahku juga tidak masalah eda, tapi snak nya gak bisa seenak hari ini ya…
Mak Kompor: Eda… eda… bukan snak itu yang kami cari di doa lingkungan ini, tapi
mendengarkan sabda Tuhan dalam kebersamaan
Mak Maxi : Kan lebih baiknya jujur eda, daripada main belakang nanti ea kan…
Mak Roky : Kan gak aku yang eda singgung itu kan?
Mak Maxi : Enggak eda… enggak, ini hanya untukku nya eda. Tapi kalau merasa gak apa-
apa juga sihhh hehehe…
Mak Berta : Mamak bonek kayaknya gak datang lhoo…
Mak Poltak: Kolekte kita hari ini 7.300 ya…
Eda mamak bonek panen lhoo emasnya. Jadi kecapean mungkin dia, cocoknya
kurasa itu biar dibayarnya hutangnya samaku
Mak Berta : Ehhh eda janganlah berharap, uang sekolah anaknya aja aku yang sering bayari.
Kasihan sebenarnya kita lihat keadaannya. Begitulah susahnya kalau ditinggal
suami yang punya banyak hutang!!!
Mak Roky : Bapak berta itu pun kan seperti itu nya perilakunya…
Mak Berta : Ia eda, bedanya suamiku itu belum mati. Maunya cepatlah ya kan… kalau gak
bisa gawat kita ini… hehehe…
Mak Kompor: Tapi aku bingung melihat mak bonek itu, dia kan masih muda kenapa gak
nikah lagi aja. Kan dia juga tau kalau bapak lopes itu suka kali samanya. Kan
lumayan mengurangi beban?
Mak Poltak: Ia sihhh, bapak lopes itu kan suka kali sama mak bonek itu
Mak Berta : Lagian ya curiganya aku, jangan-jangan pernah orang itu saling suka dulu?
Mak Kompor: kalau itu aku ahlinya eda, menurut pengamatanku juga mak lopes bunuh diri
karena cemburu sama mak bonek itu lhoo…
Mak Petrus : Eda… eda… baru selesai doa lingkungan langsung memfitnah orang lain.
Dimana sih sens of belonging kalian? Jijik kali awak…
Mak Berta DKK: Bukan sens of belonging eda… tapi peri kemanusiaan
Mak Petrus : Aaaa… itu tadi maksudku
Mak Berta DKK: Eheee makanilah laffet itu…
Mak Poltak: Bukan memfitnah eda, tapi kan realitasnya yang kami bicarakan ini
Mak Berta : Benar itu mak petrus, karena kasihannya kami makanya kami bilang gitu, bukan
kami fitnah
Mak Petrus : Entah fitnah atau bukan kalau membicarakan orang itu tidak baik eda…
Mak Kompor: Tapi kudengar-dengar banyak juga hutang mak bonek itu di warung mas boy
itu. Kasihan mas boy itu terus bolak-balik tapi gak ada hasil
Mak Berta : Karena udah kalian singgung ya…
Samaku pun banyak kali hutang mak bonek itu
Mak Petrus : Jangan begitu eda, semua orang pasti punya utang
Mak Kompor: kalau begitu miliarder pun berutangnya eda…
Mak Petrus : Maksudku kita ini kan tidak ingin punya hutang, tapi bagaimanalah keadaan
yang membuat mak bonek begitu
Mak Maxi : (Menguap). Aku duluan ya mak petrus, udah larut malam ini masih mau ngetik
kami…
Mak Petrus : Ehhh ia eda hati-hati ya…
Mak Berta : Bahhh… udah ada yang kasi contoh… aku pun pulanglah eda
Mak Petrus : iya eda… hati-hati kalian ya banyak hantu di luar lhooo
########### Babak ketiga ###########
(Suasana berada di rumah mamak bonek. Ia duduk dengan kedua anaknya sambil
berbincang-bincang mengenai persiapan natal keluarga mereka).
Mak Pamangus: (Datang ke rumah mak bonek dengan emosi yang meledak-ledak).
Jadi begini mak bonek, karena bapak si bonek sudah meninggal maka
ladang
yang kalian pakai selama ini tidak boleh lagi kalian pakai. Kalau bisa,
semua
emas yang kalian tanam itu diangkat saja biar bisa dipakai adek iparmu itu.
Mak bonek : Kalau tidak bisa lagi kami pakai ladang itu kemana kami cari makan
namboru
Mak Pamangus: Kemana kau bilang??? Sewanya pun gak pernah kau kasi
Mak Bonek : Waktu bapak bonek masih hidup ladang itu sudah kami pakai namboru, dan
kata bapak bonek dulu ladang itu milik kami!!!
Mak Pamangus: Bahhhh lancang sekali mulutmu, kalau gak mau kalian tinggalkan ladang itu
jangan salahkan aku kalau malam ini bunuh diri aku ya….
Mak Bonek : Lagian si bonek ini kan cucu namboru nya, kenapa kejam kali namboru sama
kami???
Mak Pamangus: Alahhhh aku kejam karena aku tahu kau itu orang yang tidak tau
berterimakasih. Aku tau bahwa kau mau nikah sama bapak lopes itu kan???
Mak Bonek : Jangan asal nuduh ya namboru, aku gak pernah berniat nikah lagi!!!
Mak Pamangus: Ahhhhh terserahlah. Intinya jangan lagi pakai ladang itu!!!
Mak Bonek : Huuu… uuuu…nghuuuu…huiiii. (menagis didepan kedua anaknya)
Bonek : Sudah mak… sakit nanti mamak
Mas Boy : syalom… syalom… ada orang kahhhh
Krik… krik… krik…
Mas boy : Halooo punya kuping kahhhh
Bonek : Ia ada apa ya bang!!!
Mas Boy : mana mamaknya dek?
Bonek : Mak…. Ada tamu datang
Mak Bonek : (Keluar dengan mata berkaca-kaca). Ehhh mas boy ada apa ya…
Mas Boy : Gimana utangnya bu, udah bolak-balik awakk kesini gak ada efeknya.
Kudengar-dengar baru panen emas ibu
Mak Bonek : Ia mas boy, tapi gak banyak hanya satu ton
Mas Boy : Jadi bagaimana buk, udah 8 bulan lhooo buk
Mak Bonek : Satu bulan dulu kubayar ya mas…
Mas Boy : Janganlah buk, 5 bulan bisalah
Mak Bonek : Bagaimana ya mas, uangku belum ada lhooo. Kalau begitu tarik ajalah
barangnya kembali mas!!!
Mas Boy : Aduhhh, sama saja buk
Mak Bonek : Yaudahlah mas.(sambil menyerahkan semua uangnya)
Mas Boy : okeee, makasih ya buk
Bonek : Kalau udah semua mamak kasi uangnya, bagaimana uang sekolahku?
Mak Bonek : Tidak tau lagi mamak nak, bilanglah sama gurumu bulan depan kita bayar
Bonek : Tidak berani lagi aku mak. Udahlah mak, berhenti saja dulu aku sekolah
nanti kalau sudah ada uang kita masuk lagi aku. Kasihan aku melihat mamak
bekerja sendiri
Mak Bonek : Jangan berhenti nak, tetap lah sekolah masih bisa kok mamak usahakan
Mak Poltak : Syalommm mak bonek, dirumah kah?
Mak Bonek : Silahkan masuk eda…
Mak Poltak : Kudengar-dengar eda baru jual emas ya?
Mak Bonek : Ia eda tapi tidak banyak hanya satu ton
Mak Poltak : Ohhh aku hanya nanyak lhoo eda, biar ingat aja eda utang pak bonek duluu
Mak Bonek : Kuingat nya eda, tapi sabarlah dulu ya belum ada uang kami
Mak Poltak : Whatttt, sabarrrrr. Sabar juga ada batasnya eda seperti lagu itu “ satu kali,
dua kali, tiga kali kau sakiti masih kumaafkan. Tapi empat kali habis kauuuuu.
Mak Bonek : Janganlah begitu edaaa
Mak Poltak : Ahhhh tidak bisa lagi eda, kalau begitu kuangkatlah dulu TV ini kalau udah
ada nanti uang kalian akan kukembalikan!!!
Mak Bonek : Angkatlah eda, kalau itu jalan yang terbaik
Mak Poltak : ok lahhh makasihhh. Jangan lupa minggu depan JR natal di rumah mak berta
Mak Bonek : ia eda, makasih ya…
( berdoa dalam hati). Tuhan janganlah jauh dariku, kuatkanlah aku
menghadapi semua ini. Setiap hari aku menangis meratapi hidupku janganlah
tinggalkan aku ya Tuhan..
###### Babak Ke empat ######
Pak Berta : Bahhh kenapa ditebarkan tikar ini? mau ngapain disini?
Mak Berta : Rumah kita JR untuk natal minggu depan pak. Ikutlah bapak!!!
Pak Berta : Bahhh kenapa baru sekarang dikasi tau?
Mak Berta : Dikasi tau sama tidak dikasi tau kan sama saja, toh bapak tidak pernah ikut
Pak Berta : kalau begitu tidak bisa JR di rumah ini. Jangan gara-gara ini kita cerai!!!
Mak Berta : Jangan seperti itu pak, dimana nanti ku buat muka ku ini?
Pak Berta : Pokoknya tidak bisa!!! Cari saja tempat kalian JR
(Pak Petrus & Mak ke Petrus datang rumah PakBerta)
Pak Petrus : Syalomm pak berta, mau kemana? Kan dirumah bapak JR natal kita
Pak Berta : Jangan banyak bicara pak!!! Pokoknya jangan di rumah ini kalian JR kalau
tidak mau satu kampung ini ribut!!!
Pak Petrus : Kenapa seperti itu pak berta?
Pak Berta : Ahhhhh terserahhh, pokoknya tidak bisa JR di rumah ini.
Mak Bonek : Ada apa ini eda?
Mak Petrus : Dilarang di rumah ini JR eda
Mak Bonek : kalau begitu di rumah kami saja kita JR eda
Mak Berta : Maaf ya teman-teman…. Beginilah kalau suami tidak berakal
Pak Petrus : Baiklah para saudara & saudari, kita JR di rumah mak bonek saja
###### Babak Ke lima #####
( Setelah selesai JR, mak bonek menceritakan semua yang ia alami kepada teman teman satu
lingkungannya).
Mak Bonek : Saudara & saudari berhubung tema natal kita tahun ini “Menjunjung
kesejahteraan hidup bersama dalam cinta kasih Tuhan”, maka tepatlah malam
ini bagiku menceritakan yang kualami pada saat ini. Kalian tau bahwa bapak
bonek meninggal dan meninggalkan banyak utang juga. Itu semua harus
kutanggung dengan berbagai penderitaan. Tetapi aku tetap semangat
menjalani hidup, karena aku yakin Tuhan tetap besertaku. Cobaan yang
kualami sekarang belum sebanding dengan penderitaan Tuhan di kayu salib.
Alasan itulah yang membuatku kuat hingga saat ini. Mohon maaf jika
hutangku tidak bisa kulunasi saat ini. Di dunia saat ini memang kami susah
dimana ladang tidak ada lagi, hutang banyak, TV tidak ada lagi. Tapi aku
yakin disurga kelak kami akan mendapat yang labih baik dari semua itu…
Mak Poltak : Sudah mak bonek, sudahhh jangan lagi dilanjutkan ceritanya. Sedih aku
mendengar itu, padahal TV yang kutarik itu tidak kupakai. Itu semua karena
keegoisanku, ini semua selama ini tidak kusadari. Besok akan kukembalikan
TV itu eda, dan walaupun suamiku tidak disini, semua hutang bapak bonek ku
hapuskan.
Mak Bonek : Tidak mak poltak, aku sudah janji untuk melunasi hutang pak bonek. Sebab
aku yakin Tuhan tidak akan mempermalukan aku
Mak Poltak : Serius mak bonek ini dari hatiku yang terdalam. Selama ini hanya uang yang
ada di pikiranku. Walaupun kita satu lingkungan tapi selama ini tidak ada
dalam diriku menjunjung kesejahteraan bersama seperti tema natal kita tahun
ini.
Mak Bonek : Isi hatiku ini murni dari dalam diriku mak poltak, bukan menyinggung
kalian.
Mak Poltak : Benar mak bonek, tapi cerita eda menyadarkanku akan tingkah lakuku yang
kurang baik. Maka malam ini aku minta maaf ya eda… (menghampiri mak
bonek dan memeluknya sambil menangis)
Mak Poltak : Jangan sedih lagi ya eda, Tuhan pasti selalu memberkati keluarga kalian.
Mak Kompor : Aku juga minta maaf ya mak bonek, selama ini sudah kejelek-jelekkan
keluarga kalian.
Mak Roki : Sama nya kita semua teman-teman. Aku juga sering berbuat salah sama mak
bonek ini
Mak Berta : Ternyata benar apa yang ada dalam lagu itu “Dalam Yesus kita
bersaudara…” mari kita nyanyikan sekali saja
Pak Petrus : Jadi menurut pengamatanku, ini tidak kebetulan tetapi rencana Tuhan. Maka
bapak dan ibu marilah kita menjadikannya sebagai pelajaran agar kita selalu
menjunjung kesejahteraan hidup bersama. Dengan itu lingkungan kita akan
kompak dan semakin maju.
Pak Berta : Sudah selesai JR nya?
Pak Petrus : Sebentar lagi lae, silahkan masuk
Pak Berta : ia lae, tiba-tiba ketakutan aku karena kuusir kalian tadi. Tapi setelah sampai
di rumah ini aku merasa tenang.
Pak Petrus : Kalau begitu mungkin ini cara Tuhan memanggil lae agar bertobat
Pak Berta : Selama ini ada rencanaku ikut kegiatan gereja tetapi tidak ada yang mengajak
dan aku juga malu
Pak Petrus : Jadi bapak dan ibu hari ini kita telah mengalami kasih Tuhan dalam
lingkungan kita. Semoga ini dapat kita jadikan motivasi untuk mengasihi
sesama seperti tema natal kita “Menjunjung tinggi kesejahteraan bersama”
AMIN…..

Anda mungkin juga menyukai