Anda di halaman 1dari 2

perjuangan sang kakak

Dua tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2021, terdapat sebuah keluarga kecil. Keluarga tersebut
hanya hidup seorang kakak dan adik, mereka tidak mempunyai kedua orang tua , kehidupan mereka
sebatang kara. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan tak terduga kala mereka masih
remaja. Sang kakak baru saja naik kelas 12 SMA, dan sang adik baru saja SMP. Namun nasib keduanya
sangat lah buruk, kakak sebagai yang tertua harus memenuhi kebutuhan hidup adiknya dan dirinya.
sedangkan sang adik memperlukan biaya yang cukup banyak untuk membayar sekolah.

Semenjak kehilangan orang tuanya sang kakak dan adik sangat kekurangan uang. Sang kakak berfikiran
untuk menjual rumah orang tuanya agar mendapat uang.

Malam itu sangat sunyi, bulan dan bintang terlihat jelas dari jendela kaca. Sang kakak melihat adiknya
sedang belajar di kamarnya. Kakak berjalan masuk ke kamar adik nya, ia duduk di pinggir kasur sambil
berkata "Dik, apakah kamu setuju jika kakak menjual rumah ini?" tanya sang kakak. Sang adik berhenti
melakukan kegiatanya, ia menatap sang kakak dengan bingung "Mengapa kita harus menjual rumah ini
kak? kita nanti tinggal dimana"jawab sang adik. "Kakak ingin menjual rumah ini karena kita butuh uang
dik, kamu harus bayar sekolah, belum lagi kakak harus beli kebutuhan sehari-hari. Uang kakak sudah
menipis dik. Masalah tinggal dimana itu kita fikir nanti" kata sang kakak meyakinkan adiknya. "Kalau
memang itu penting bagi kakak, kita jual saja rumah ini kak. nanti kita tinggal di kontrakan kecil saja,
asal kan kebutuhan kita tercukupi" jawab sang adik sambil menggenggam tangan sang kakak.

Tak terasa perbincangan mereka sudah sangat lama. Bulan mulai bergerak memuncak. Sang kakak pun
menyuruh sang adik untuk segera tidur agar tidak terlambat sekolah.

Di pagi yang cerah, ditemani merdunya suara burung, kakak terbangun, dilihat matahari telah
menunjukkan jati dirinya. Hari ini sang kakak akan berusaha menjual rumah mereka. Kakak bergegas
menempelkan papan tulisan rumah dijual. Tak lama ada seorang bapak-bapak yang menghampirinya.
Ternyata, bapak tersebut tertarik dengan rumah nya. Mereka pun saling menawar harga rumah. Setelah
di rasa harga nya pas sang kakak pun menjual rumah tersebut. Dipikir-pikir kembali, hasil dari penjualan
rumah hanya lah sedikit. Sang kakak menggerutu kesal. Sang kakak berupaya menyewa kontrakan kecil
dengan segenap uang tabungan yang masih ia miliki.

Di sore hari yang cerah. Langit bermandikan warna biru dan awan putih yang bersih, sang adik telah
pulang sekolah. Sang adik melihat kakak nya yang sedang berkemas pun segera menghampiri kakak nya.
"Kak, rumah nya sudah laku ya?" Tanya adik nya. "Sudah, kamu segeralah berkemas, kita akan pindah ke
kontrakan kecil hari ini" jawab sang kakak yang masih sibuk mengemasi barang nya. Sang adik pun
segera berkemas. Sore itu pun mereka meninggal kan rumahnya, dan pergi ke kontrakan kecil.

Setelah beberapa hari tinggal di kontrakan, tabungan sang kakak semakin menipis. Ia pun berfikir
untuk berhenti sekolah dan lebih memilih untuk bekerja. Sang kakak mencari pekerjaan di sekitar rumah
nya agar lebih dekat dengan sang adik yang masih bersekolah. Sang kakak di tawari oleh salah satu
tetangga nya yang memiliki warung makan. Setelah berfikir cukup lama, sang kakak pun memilih untuk
bekerja di warung makan tersebut, karena lokasinya yang dekat dengan sekolahan adik nya.

Pada suatu hari saat kakak sedang bekerja di warung makan, terjadi sebuah kejadian,pemilik warung
makan tersebut tidak datang ke warung dikarenakan ke luar kota. Tibalah seorang perempuan bernama
Lela yang datang lalu ia berkata bahwa ia adalah anak baru yang akan bekerja di warung makan
tersebut, sang kakak tidak memiliki rasa curiga pada saat itu. Semua berjalan dengan lancar di hari itu.

Namun keesokan harinya, ibu pemilik warung tersebut tampak kebingungan serta panik dalam
kejauhan, sang kakak pun menghampiri pemilik warung tersebut dan sang kakak pun bertanya "Ada apa
bu, mengapa raut wajah ibu terlihat sangat gelisah, apa yang telah terjadi? ". "Uang hasil jualan ku semua
hilang, padahal aku menaruh uang uang itu didalam laci ini, tidak mungkin ada yang mengetahui nya
karena laci ini sudah ku kunci" balas pemilik warung. tiba tiba Lela datang "Aku tahu siapa yang mencuri
uang ibu" ucapnya. "Siapa?" ucap pemilik warung. "Kau tidak pura-pura tidak tahu, kau kan yang
mencuri semua uang ibu" balasnya dengan menunjuk diriku dan mata sinisnya. "Aku tidak mencuri
barang apapun milik ibu, mengapa kau menuduhku.. mengapa kau tidak mencari tahu terlebih dahulu,
siapa tahu kau yang mengambil" jawab ku yang tidak terima difitnah oleh nya.

Karena masalah nya tidak kunjung selesai, ibu pemilik warung pun mengambil keputusan untuk
memecat kakak dan Lela. Kakak yang aslinya pendiam kala itu tidak terima ia difitnah dan dipecat.
Namun, apa daya sang kakak, ibu pemilik warung tidak mempercayai nya. Pada akhirnya, sang kakak pun
harus berusaha ikhlas.

Selang beberapa hari dari kejadian yang menimpa kakak. Ibu kontrakan mendatangi sang kakak, ibu
kontrakan menagih uang kontrakan pada kakak. Namun pada saat itu sang kakak tidak memiliki uang.
Karena sang kakak terus menunda-nunda membayar uang kontrakan, sang kakak dan adik pun diusir
dari kontrakan.

Hari demi hari telah berlalu, sang kakak dan adik pergi merantau ke kota. Sang kakak berusaha mencari
pekerjaan baru di kota tersebut. Untungnya sang kakak mempunyai teman bernama Dodi yang tinggal di
kota dan juga mempunyai sebuah warung makan yang cukup besar. Karena di warung makan tersebut
kekurangan pekerja sang kakak pun ditawari oleh temannya untuk bekerja di warung makan miliknya.
Mendengar kabar baik dari temannya sang kakak pun setuju untuk bekerja di warung makan milik
temannya itu.

Sekarang kakak bekerja dengan sangat telaten. Kali ini sang kakak berhati-hati agar tidak melakukan
kesalahan yang sama kembali. Setelah sekian lama bekerja di warung makan milik temannya, kakak
akhirnya sukses dan hidup mereka jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai