Anda di halaman 1dari 5

Perjuangan ibu

Sama seperti biasa, Kyra pergi ke sekolah dengan senyumnya yang


khas pagi ini. “ Ra , kamu kenapa pagi ini senyum terus , ada kabar
gembira ya?” ucap Dendi teman akrabnya Kyra. “Iya dong gimana
ga seneng coba, kamu bayangin aja hari ini karya tulis aku yang
udah dari lama akhirnya selesai juga, hahaha” kata Kyra . Kyra itu
emang salah satu murid yang berprestasi di sekolahnya, dan
kemampuan menulisnya juga bisa dibilang bagus buat remaja di
usia nya, sambil nunggu gurunya masuk Dendi membaca karya
tulis Kyra yang udah lama dia tunggu karena belum selesai.
            “Wahh Ra, Cerita kamu ini bagus bangett, ga sia-sia aku
ajarin kamu dari dulu , hahaha” kata Dendi sambil tertawa. “eh
enak aja kamu bilang begitu , aku ini kan emang hobinya bikin
cerita , dan suatu saat juga aku bakal jadi penulis professional
ko,hahaha” kata Kyra. Bel masuk pun sudah berbunyi dan Kyra dan
Dendi belajar seperti biasanya, ya seperti biasa , Mereka selalu
jadi perhatian para guru karena mereka selalu dapat menjawab
soal-soal yang diberikan guru.. ga kerasa jam pelajaran sudah
habis, sekarang kedua teman akrab itu harus berpisah. Kyra yang
baru pulang dari sekolah itu dikagetkan sama beberapa laki-laki
bertubuh besar dan lumayan kekar membawa barang-barang dari
rumah mereka dan memasukan barang tersebut ke mobilnya.
“Ehh, kalian siapa seenaknya ngambil barang-barang dari rumah
aku ini?” Ucap Kyra ke orang-orang itu. Akhirnya dijelaskan bahwa
ayah Kyra mempunyai hutang yang sudah melebihi batas dan
mereka adalah orang-orang dari pihak bank yang bertugas untuk
menyita barang-barang rumah mereka.
            Kyra sekarang terpaksa harus putus sekolah karena
sekarang ia tidak mempunyai biaya lagi untuk melanjutkan
sekolahnya, Ayahnya sekarang kabur tidak tahu kemana bersama
keempat kakaknya, Ia sekarang tinggal bersama Ibu nya disuatu
ruko . Ibu-nya seorang wanita berusia 55tahun yang sekarang
berprofesi sebagai penjual kue keliling dengan menggunakan
sepeda warisan kakeknya. Kyra hanya bisa memikirkan kemana
saja uang yang ayahnya hasilkan dari tiga buah toko kue yang
lumayan besar dulu. Setiap malam Kyra membantu ibunya
membuat adonan-adonan kue untuk dijual pada paginya, Ibu-nya
sudah beberapa kali mengatakan pada Kyra untuk tidur tepat pada
waktunya, tapi Kyra tidak tega melihat Ibu-nya setiap hari
membuat kue-kue itu sendirian sampai larut malam. Dan setiap
pagi Kyra selalu ikut bersama ibunya pergi keliling Kota buat nyari
pembeli. 
            Tiga Bulan sudah berlalu, Suatu pagi ia bertemu dengan
Dendi kawan terbaikknya dulu. “ Eh Ra, apa kabar kamu sekarang?
Sekolah jadi sepi semenjak gaada kamu, haha.hobi kamu masih
membuat cerita atau udah beda,Ra?” Ucap Dendi sambil tertawa.
“ Den , Den . Kabar baik den , kamu sekarang keliatan beda ya
hahaha, Iya aku masih suka menulis , gimana kamu sekarang
disekolah, Den?” kata Kyra . “Yah gitu Ra, Eh Ra ngomong-
ngomong kamu ingat ga sama cerita yang pernah kamu tulis dulu?
Yang katanya berbulan-bulan buat nyelesainnya , kemarin aku
ceritain ke adik sama kakak aku, katanya mereka kenapa ga coba
kirim ke tempat-tempat percetakkan aja? Kata mereka sih hahaha”
balas Dendi. “ Ah Den, Kamu kaya gatau aja ngirim barang kaya
gitu kan perlu uang , dan kalau-pun pergi ketempatnya juga butuh
2 jam naik bus dan itu-pun harus ngeluarin uang juga” Ucap Kyra.
Melihat kondisi Kyra yang sekarang Dendi pun gabisa ngomong
apa-apa. “Ra , Aku pulang dulu ya. Ada tugas yang harus di
selesaikan nih, Sukses buat kamu ya Ra”Ucap Dendi. Kyra pun
terus melanjutkan jualan bersama ibu nya.
            Esok hari-nya waktu Ibu Kyra berencana untuk membuat
secangkir kopi kepada Kyra yang keliatan cape karena membantu
Ibu-nya membuat adonan, tapi secara gak sengaja ibu nya
kepeleset dan jatuh , sialnya lagi kopi itu tumpah dan mengenai
beberapa karya tulis Kyra . “Maafin ibu ya nak, Ibu benar-benar
tidak sengaja.”Ucap ibu nya merasa bersalah. Kyra tidak tahu harus
merasa sedih atau biasa saja, tetapi ia coba untuk tetap bersabar.
“Gapapa bu, masih bisa kebaca ko, nanti Kyra tulis ulang lagi aja.”
Ucap Kyra. Ia memang tidak tega untuk mengucapkan kata yang
cukup kasar kepada ibunya, karena dia sadar betapa besar jasa
Ibu-nya dari dulu, Ia pernah secara ga sengaja menjatuhkan
tumpukkan buah dulu saat ayahnya masih mempunyai usaha,
tetapi Ibu-nya yang mengaku kalau ia yang menjatuhkannya, agar
tidak menerima hukuman dari sang Ayah. Mereka pun berangkat
mengelilingi kota seperti biasanya. Tapi ketika mereka mencoba
untuk menyebrangi jalanan, Tiba2 ada sebuah sepeda motor yang
mengebut dan menyenggol sepeda mereka, tidak ada yang
membantu dan pengendara pun pergi tanpa merasa bersalah
mungkin pengendara itu buru buru karena hari masih terlalu pagi.
            Sepeda mereka rusak , Kue-kue nya juga bertaburan di
jalanan, Kyra hanya mengalami sedikit luka-luka kecil , sedangkan
ibunya mengalami luka yang cukup serius pada pergelangan
kakinya . mereka terpaksa pulang dengan membawa kue-kue
tersebut dan mendorong sepeda mereka. 
“Bu , aku akan pergi memperbaiki sepeda ini , Ibu tetap
dirumah aja jangan kemana-mana ya” Ucap Kyra dengan muka
yang sedih. “gak perlu nak, uang hasil penjualan kue kita akan kita
pakai untuk biaya kamu pergi ke tempat percetakan saja,Ibu
percaya karya mu ini pasti diterima dan Ibu dengar ada pertemuan
para Penulis disana, Kamu bisa ketemu sama beberapa penulis
yang cukup terkenal minggu ini” Balas Ibunya . kemudian terjadi
perdebatan antara Kyra dan Ibu-nya. 
Malam hari telah tiba. Kyra terus memikirkan kondisi Ibu-nya
,apalagi perkataan ibu nya tadi pagi . Ia ga menyangka Ibu-nya
sudah merencanakan ini semua untuknya. Ia hanya terus
membayangkan pengorbanan Ibu-nya selama ini sambil melihat
Ibu-nya telah tertidur nyenyak, Kyra menangis karena merasa
bersalah dulu pernah meluapkan amarahnya ketika masih kecil. Ia
membayangkan itu semua hingga tertidur.
“Kyra, malam ini kamu harus pergi ke tempat pak Nota ya,
Kamu mau dibawa ke kampung sebelah dan besok paginya kamu
pasti dibimbing untuk naik bus mana saja supaya sampai ke tempat
percetakan. Ini uangnya nak, Ibu sudah tabung dari kemarin,
Jangan nakal ya nak.” Ucap Ibu Kyra. Gabisa ngomong apa-apa
Kyra hanya merasa terharu bercampur sedih ngelihat dirinya harus
meninggalkan ibunya sendirian malam ini. Ia hanya
menganggukkan kepala dan memeluk Ibu-nya.
            Malam hari pun tiba, Kyra pergi dengan membawa tas
dan uang yang diberi ibunya. Tetapi Ia lupa untuk memasukkan
karyanya kedalam tas itu. Besok pagi nya saat di bus ia baru
menyadari itu semua. Dalam pikirannya ini sudah terlambat, ia
membayangkan betapa sedih Ibu nya kalau mengetahui ini. Tiba-
tiba terdengar suara yang cukup keras dari depan busnya.
Segerombolan penumpang pun turun melihat apa yang terjadi.
Alangkah terkejutnya Kyra melihat ibunya tergeletak ditanah
sembari memegang karya tulis milikknya. Ibu-nya ternyata
tertabrak bus tepat didepan bus yang ditumpangi Kyra. Kondisi
Ibu-nya cukup memprihatikan. Ia masih sedikit sadar tetapi
kelihatannya ia kesakitan pada pergelangan kaki nya, ia mencoba
berbicara pada Kyra “Nak , ini karya tulismu. Kamu dapat
melanjutkan perjalanan-mu , Ibu tunggu hasilnya ya Nak” Sambil
menyodorkan beberapa lembar kertas-kertas yang penuh tulisan
Kyra, dan Ibunya pun pingsan. Kyra gabisa ngomong apa-apa ,
hanya menangis sambil merangkul Ibu-nya. Tetapi ia sadar ia harus
melanjutkan perjalanannya, ini membuatnya bertambah semangat
dan optimis bahwa karya-karyanya akan diterima. Ternyata Ibu
Kyra menyadari terlebih dahulu bahwa karya-karya Kyra masih
berada diatas meja, dan ia mengayuh sepeda dari larut malam
hingga pagi untuk menuju ke tempat percetakan itu. Ibu nya
sekarang dirawat di rumah sakit.

Pagi hari nya Kyra mendapat kabar dari pihak percetakan


untuk pergi ke tempat percetakan yang tidak jauh dari rumah sakit
Ibunya dirawat. Setelah sampai disana, ia mendapat kejutan dari
pihak percetakan bahwa karya tulisnya akan diterbitkan beberapa
bulan mendatang, Ia mendapat sejumlah uang sebagai awal dari
karya nya. Kyra hanya merasa sangat senang karena Ibu-nya pasti
bangga kalau mendengar ini. Ia bergegas menuju rumah sakit
ibunya dirawat. Sesampainya disana ia melihat beberapa orang
suster dan seorang dokter keluar dari ruangan Ibu-nya dirawat
sambil menundukkan kepala, ia pun segera melihat apa yang
terjadi dengan Ibu-nya. Ternyata, Ibunya sudah meninggal. Dokter
mengatakan bahwa ada masalah yang cukup serius pada kedua
kakinya, dan ia terlihat sangat lemah mungkin karena kebanyakan
aktivitas yang membuat Dirinya terlalu capek. Kyra terus
meneteskan air matanya dihadapan Ibu-nya, dan tidak tau harus
berbuat apa. Ia terus memikirkan apa yang akan terjadi jika Ibu-
nya melihatnya berhasil sekarang, dan pengorbanan apa saja yang
telah Ibu-nya lakukan hari-hari sebelumnya, Terlebih lagi kalimat
terakhir yang Ibu-nya sampaikan padanya.

Anda mungkin juga menyukai