Anda di halaman 1dari 4

~Rezky Syukur Rahmat F

~XIMIPA6

Ibu-

Sama seperti biasanya, Sesudah terbangun, mandi dan pergi kesekolah, Kyra pergi
kesekolah dengan senyumannya yang khas pagi ini. “ Ra , kamu kenapa pagi ini
senyum terus , ada kabar gembira ya?” ucap Dendi teman akrabnya Kyra. “Iya
dong bagaimana nggak senang, kamu bayangin aja hari ini karya tulisku yang
sudah berbulan-bulan akhirnya selesai juga, hahaha” balas Kyra . Kyra memang
adalah salah satu murid dengan prestasi yang cukup membanggakan, dan
kemampuan menulisnya juga bias terbilang bagus untuk remaja seusianya, sembari
menunggu gurunya masuk Dendi pun membaca karya tulis Kyra yang sudah lama
ia tunggu-tunggu karena belum selesai.
            “Wahh Ra, Cerita mu ini sangat menyentuhku, darimana kau belajar semua
ini, hahaha” kata Dendi sambil tertawa. “Ah kamu ini seperti baru mengenalku
saja, aku ini kan memang hobinya membuat cerita , dan suatu saat bakalan jadi
penulis professional kok ,hahaha” Ucap Kyra. Bel masuk pun telah berbunyi dan
Kyra dan Dendi pun belajar seperti biasanya, ya seperti biasa , Mereka selalu
menjadi perhatian para guru karena mereka selalu dapat menjawab soal-soal yang
diberikan guru.. Tak terasa waktu belajar sudah habis, sekarang saatnya kedua
teman akrab itu harus berpisah. Kyra yang baru pulang dari sekolah pun dikejutkan
dengan beberapa lelaki bertubuh besar dan lumayan kekar membawa barang-
barang dari rumah mereka menuju ke mobilnya. “Ehh, kalian siapa seenaknya
mengambil barang-barang dari rumahku ini?” Ucap Kyra ke orang-orang itu.
Akhirnya dijelaskan bahwa ayah Kyra mempunyai hutang yang sudah melebihi
batas dan mereka adalah orang-orang dari pihak bank yang bertugas untuk menyita
barang-barang rumah mereka.
            Kyra sekarang terpaksa harus putus sekolah karena sekarang ia tidak
mempunyai biaya lagi, Ayahnya sekarang kabur tidak tahu kemana bersama
keempat kakaknya, Ia sekarang tinggal bersama Ibu nya disuatu ruko . Ibu-nya
seorang wanita berusia 55tahun yang sekarang berprofesi sebagai penjual kue
keliling dengan menggunakan sepeda warisan kakeknya. Kyra hanya bisa
menduga-duga kemana saja uang yang ayahnya hasilkan dari tiga buah toko kue
yang lumayan besar dulu. Setiap malam Kyra membantu ibunya membuat adonan-
adonan kue untuk dijual pada paginya, Ibu-nya sudah beberapa kali mengatakan
padanya agar tidur tepat pada waktunya, tetapi Kyra tidak tega melihat Ibu-nya
setiap hari seorang diri membuat kue-kue itu sampai larut malam. Dan setiap pagi
Kyra selalu ikut bersama ibunya pergi berkeliling Kota demi Kota untuk mencari
pembeli.
            Tiga Bulan pun telah berlalu, Suatu pagi ia bertemu dengan Dendi kawan
terbaikknya dulu. “ Eh Ra, apa kabar kamu sekarang? Sungguh sepi sekolah tanpa
dirimu ra , haha. Masih hobi kah menulis cerita,Ra? Ucap Dendi sambil tertawa. “
Den , Den . Kabar baik den , kamu sekarang terlihat beda ya hahaha, Iya aku masih
suka menulis , Bagaimana kamu sekarang disekolah, Den?” Balas Kyra . “Yah gitu
Ra, Eh Ra ngomong-ngomong kamu ingat tidak dengan cerita yang pernah kamu
tulis dulu? Yang katanya berbulan-bulan buat nyelesainnya , kemarin aku ceritain
ke adik dan kakakku mereka bilang kenapa tidak coba kirim ke tempat-tempat
percetakkan saja? Kata mereka sih hahaha” balas Dendi. “ Ah Den, Kamu seperti
tidak tahu saja mengirim barang seperti itu kan perlu uang , dan kalau-pun pergi
ketempatnya setidaknya butuh 2 jam naik bus dan itu-pun harus memakan biaya
juga” Ucap Kyra. Melihat kondisi Kyra yang sekarang Dendi pun tak bisa berkata
apa-apa. “Ra , Aku pulang dulu ya. Ada tugas yang harus diselesaikan nih, Sukses
buat kamu ya Ra”Ucap Dendi. Kyra pun terus melanjutkan berjualan bersama Ibu-
nya.
            Esok hari-nya ketika Ibu Kyra berencana untuk menghidangkan secangkir
kopi kepada Kyra yang terlihat lelah karena telah membantu Ibu-nya membuat
adonan, tapi secara tidak sengaja ia terpeleset dan jatuh , sialnya lagi kopi tersebut
tumpah dan mengenai beberapa karya tulis Kyra . “Maaf-in ibu ya nak, Ibu benar-
benar tidak sengaja.”Ucap Ibu-nya merasa bersalah. Kyra tidak tahu harus merasa
sedih atau biasa saja, tetapi ia coba untuk tetap bersabar. “ Tidak apa-apa bu, masih
kebaca kok, nanti Kyra tulis ulang lagi saja.” Ucap Kyra. Ia memang tidak sampai
hati untuk mengatakan perkataan yang cukup kasar kepada ibunya, karena ia sadar
betapa besar jasa Ibu-nya dari dulu, Ia pernah secara tidak sengaja menjatuhkan
beberapa tumpukkan buah dulu pada saat ayahnya masih mempunyai usaha, tetapi
Ibu-nya yang mengaku bahwa ia yang telah menjatuhkannya, agar tidak menerima
hukuman dari sang Ayah. Mereka pun berangkat mengelilingi kota seperti
biasanya. Tapi ketika mereka mencoba untuk menyebrangi jalanan, Tiba2 datang
sebuah sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi dan menyenggol sepeda
mereka, tidak ada yang membantu dan pengendara pun meninggalkan mereka
karena hari masih terlalu pagi.
            Sepeda mereka rusak , Kue-kue bertaburan di jalanan, Kyra hanya
mengalami sedikit luka-luka , sedangkan ibunya mengalami luka yang cukup
serius pada pergelangan kakinya . mereka terpaksa pulang dengan membawa kue-
kue tersebut dan mendorong sepeda mereka.
“Bu , aku akan pergi memperbaiki sepeda ini , Ibu tetap dirumah saja ya”
Ucap Kyra dengan muka yang cukup bersedih. “Tidak nak, uang hasil penjualan
kue kita akan kita pakai untuk biaya kamu pergi ke tempat percetakan disana,Ibu
percaya karya mu ini pasti diterima dan Ibu dengar ada pertemuan para Penulis
disana, Kamu bisa bertemu dengan beberapa penulis yang cukup terkenal minggu
ini” Balas Ibunya . terjadi beberapa perdebatan antara Kyra dan Ibu-nya.
Malam hari telah tiba. Kyra terus memikirkan kondisi Ibu-nya , terutama
perkataan Ibu-nya tadi pagi. Ia tidak menyangka Ibu-nya telah merencanakan ini
semua untuknya. Ia hanya terus membayangkan pengorbanan-pengorbanan Ibu-
nya selama ini sembari melihat Ibu-nya telah tertidur lelap, kerap kali ia
meneteskan air matanya karena merasa bersalah dulu pernah meluapkan amarah-
amarahnya ketika masih lebih kecil. Ia membayangkan itu semua hingga tertidur.
“Kyra, malam ini kamu harus pergi ke tempat pak Nota ya, Kamu akan
dibawa ke kampung sebelah dan esok paginya kamu pasti dibimbing untuk naik
bus mana saja agar sampai ke tempat percetakan. Ini uangnya nak, Ibu sudah
tabung dari kemarin, Jangan nakal ya nak.” Ucap Ibu Kyra. Tak berkata apa-apa
Kyra hanya merasa terharu bercampur sedih melihat dirinya harus meninggalkan
ibunya seorang diri malam ini. Ia hanya mengangguk-anggukan kepala dan
memeluk Ibu-nya.
            Malam hari pun telah tiba, Kyra pergi dengan membawa tas dan
beberapa uang yang diberi ibunya. Tetapi Ia lupa untuk memasukkan karya-
karyanya kedalam tas itu. Esok pagi nya pada saat di bus ia baru menyadari itu
semua. Dalam pikirannya ini sudah terlambat, ia membayangkan betapa sedih Ibu-
nya jika ia mengetahui ini. Tiba-tiba terdengar suara yang cukup keras dari depan
busnya. Segerombolan penumpang pun turun melihat apa yang terjadi. Alangkah
terkejutnya Kyra melihat ibunya tergeletak ditanah sembari memegang karya tulis
milikknya. Ibu-nya ternyata tertabrak bus tepat didepan bus yang ditumpangi Kyra.
Kondisi Ibu-nya cukup memprihatikan. Ia masih sedikit sadar tetapi kelihatannya
ia kesakitan pada pergelangan kaki nya, ia mencoba berbicara pada Kyra “Nak , ini
karya tulismu. Kamu dapat melanjutkan perjalanan-mu , Ibu tunggu hasilnya ya
Nak” Sambil menyodorkan beberapa lembar kertas-kertas yang penuh tulisan
Kyra, dan Ibunya pun pingsan. Kyra tak sempat berkata apa-apa , hanya menangis
sambil merangkul Ibu-nya. Tetapi ia sadar ia harus melanjutkan perjalanannya, ini
membuatnya bertambah semangat dan optimis bahwa karya-karyanya akan
diterima. Ternyata Ibu Kyra menyadari terlebih dahulu bahwa karya-karya Kyra
masih berada diatas meja, dan ia terus mengayuh sepeda dari larut malam hingga
pagi untuk menuju ke tempat percetakan itu. Ibu nya sekarang dirawat di rumah
sakit.

Esok harinya ,Pagi-pagi sekali Kyra mendapat kabar dari pihak percetakan
untuk pergi ke tempat percetakan yang tidak begitu jauh dari rumah sakit Ibunya
dirawat. Sesampainya disana, ia mendapat kejutan dari pihak percetakan bahwa
karya tulisnya akan diterbitkan beberapa bulan mendatang, dan Ia mendapat
sejumlah uang sebagai awal dari karya nya tersebut. Kyra hanya merasa sangat
senang karena Ibu-nya pasti bangga jika mendengar kabar ini. Ia pun bergegas
menuju rumah sakit ibunya dirawat. Sesampainya disana ia melihat beberapa orang
suster dan seorang dokter keluar dari ruangan Ibu-nya dirawat sambil
menundukkan kepala, ia pun mempercepat langkah kakinya dan melihat apa yang
terjadi dengan Ibu-nya. Ternyata, Ibunya sudah tiada. Dokter mengatakan bahwa
ada masalah yang cukup serius pada kedua kakinya, dan ia terlihat sangat lemah
mungkin karena kebanyakan aktivitas yang membuat Dirinya terlalu capek. Kyra
terus meneteskan air matanya dihadapan Ibu-nya, tidak tahu harus berbuat apa. Ia
terus memikirkan apa yang akan terjadi jika Ibu-nya melihatnya berhasil sekarang,
dan pengorbanan apa saja yang telah Ibu-nya lakukan hari-hari sebelumnya,
Terlebih lagi kalimat terkahir yang Ibu-nya sampaikan padanya

Anda mungkin juga menyukai