Anda di halaman 1dari 6

ANAK YANG HILANG

Disuatu desa hiduplah seorang Ayah dengan kedua anaknya. Yang sulung pekerja
keras, disiplin dan sering membantu ayahnya yang seorang pengusaha kaya raya.
Sedangkan adiknya seorang yang manja, kurang disiplin dan cenderung suka bermain
dengan teman-teman nya pemuda dikampung.

Ayah: Saya ini sangat Bahagia sekali sekali dengan 2 anak saya ini. Yang sulung ini bisa
saya percaya dan dia rajin serta disiplin. Sulung tolong datang ke sini !
Sulung : Ya Ayah, bagaimana ayah. Ada yang bisa saya bantu
Ayah : Bagaimana dengan usaha kita, kebun, peternakan dan pegawai kita
Sulung : Beres Ayah, semua beres. Kalau saya yang urus semua beres
Ayah : Kalau saham kita di bank Mandiri bagaimana ?
Sulung : Beres Ayah, saham kita aman
Ayah : Ok trims. Kalau adikmu Si bungsu dimana kah ?
Sulung: Sibungsu ada di belakang ayah. Kalau di itu terlalu manja, tidak mau bantu kah.
Adik kau dimanakah, Ayah ada pamggil ini ?
Bungsu : Ya kakak, saya disini. Bagaimana Ayah ada cari saya kah ?
Ayah : Ya, bagaimana kabarmu. Kamu ada bantu kakak kah untuk urus usaha kita ?
Sulung : Itu sudah ayah, dia tidak pernah bantu saya. Dia hanya bermain dengan teman-
temannya saja, dia tidak peduli dengan usaha kita.
Bungsu: Begini sudah ayah, setelah saya piker-pikir, kasih sudah harta warisan saya, biar
saya pergi merantau dan saya akan sukses disana. Disini kakak selalu atur-atur saya
Ayah : Bah, bagaimna kau ini, bapak belum mati tapi kau sudah minta harta warisan, dan
nanti kau dirantau bagaimna, apakah kau tega tingglkan Ayah dan kakak mu disini.
Sulung : Kasih aja Ayah, biar dia tahu bagaimna rasanya hidup dirantau orang. Dasar ini
anak kurang ajar, masak Ayah belum mati tapi dia sudah minta harta warisan. Kasih
aja Ayah, biar dia tahu bagaimana bekerja keras.

Ayah sementara terdiam, dan merenung apa yang harus dia jawab.

Bungsu : Ayah, kasih sudah harta bagian saya. Saya mau tunjukkan bahwa saya juga bisa
berhasil seperti kakak.
Ayah : Oke sudah. Pembantu tolong datang kemari !
Pembantu : Ya, tuan. Apa yang harus kami kerjakan !
Ayah : Tolong siapkan segala sesuatu harta yang menjadi bagian warisan anak saya yang
bungsu ini.
Pembantu : Siap Tuan, akan kami kerjakan

Kemudian para pembamtu mempersiapkan segala sesuatu dan membawa harta berupa
uang dan emas serta surat berharga yang menjadi harta warisan si bungsu.
Stelah semua beres lalu membawa ke Tuan mereka

Ayah : ini nak yang menjadi harta warisanmu, nanti diperantauan gunakan harta ini dengan
baik-baik dan usahakan agar bisa berkembang
Bungsu : Tenang Ayah, semua pasti beres, dan saya pasti akan sukses. Selamat tinggal Ayah
dan kakak, saya langsung berangkat ya
Ayah : Ya nak, hati-hati ya ditanah rantau
Sulung : Sudah pergi sana, kami mau lihat bagaimana kau dirantau orang.

Lalu si Ayah memeluk anaknya yang bungsu dan melepaskan kepergiannya, dan
sisulung dengan panas hati tidak melihat adiknya itu pergi.

Kemudian si bungsu pergi merantau ke tanah rantau yang sangat jauh, dan bukannya
berusaha di tanah rantau tetapi hidup berfoya-foya dengan di nigh clup dan
hambur-hamburkan uangnya

Ditengah tengah pesta pora dengan dikelilingi banyak penghibur, sambal mabuk-
mabuk dan hamburkan uang. Tetapi setelah berselang beberapa saat datang
masa sulit dan harta si bungsu itu habis, kemudian dia mulai menjual apa yang
bisa dia jual, dan hartanya hanya tinggal baju di badan.

Bungsu : Aduh, aku sudah lapar ini, mau makan tidak ada uang, aku mau ke teman-temanku
dulu yang selama ini pesta dengan saya.
Bungsu: Teman teman, ini aku temanmu waktu pest aitu. Bisa tolong saya kah, sudah 1
minggu saya kurang makan dan minum.
Teman-teman : Siapa kau, kami tidak kenal. Kami tidak punya teman seperti kau, sudah
bau, compang camping. Tidak selevel kami, ayo pergi sana. Satpam bawa orang ini
dan usir
Bungsu : Saya ini teman mu yang dulu, yang selalu traktir kalian. Kasihani lah saya
Satpam: Hai keluar saya, dan jangan gangu pesta disini, ayo keluar sana !

Lalu satpam membawa sibungsu keluar dengan paksa.

Bungsu : Adoh malangnya nasibku, teman-temanku sudah lupa sama saya. Tapi saya lapar
ini. Lebih baik saya cari kerja saja, supaya saya bisa makan

Lalu si bungsu pergi mencari pekerjaan dan dia melihat ada peternakan babi lalu dia
menghampiri Tuan pemilik peternakan itu.
Bungsu : Selamat pagi ongko. Ongko saya bisa minta pekerjaankah, karena saya butuh untuk
makan, saya sudah satu minggu tidak makan
Ongko : Haya, bagaimana lah. Disini bukan tempat makan lah. Tapi kalau lu mau kerja disini
hanya pelihara babi lah
Bungsu : Ya ongko tidak apa-apa, yang penting saya bisa kerja dan bisa makan
Ongko : okelah, sekarang tugamu pertama kasih makan babi lah. Disitu ada makanan babi,
hayo kasih makan babi dulu lah
Bungsu : Trimakasih ongko

Setelah itu si Bungsi mengambil makanan babi dan memberi makan babi babi itu.
Tetapi saking laparnya, makanan babimu ingin dia makan untuk memuaskan
rasa laparnya, tetapi si Ongko melihat sibungsu ingin memakan makanan babi.
Ongko : Hay kamu orang, jangan makan makanan babi itu. Itu untuk babi. Nanti babiku
kurang makan dan jadi kurus-kurus dan harganya jadi murah. Kamu orang pergi dari
sini, disuruh kerja malah makan makanan babi.
Bungsu : Tapi ongko saya sudah lapar, tolong kasihani saya
Ongko : Tidak boleh begitu, ayo pergi saya, pergi pergi

Akhirnya si bungsu pergi dan sambil menangis terseduh-seduh, dan tiba tiba dia
teringat dengan Ayah nya
Bungsu: Adoh, ayah, saya menderita disini. Mau makan makanan babi saja orang tidak kasih
saya. Lebih baik saya pulang saja daripada disini, di rumah bapakku, makanan
banyak dan pembantu nya saya hidup melimpah, sementara saya disini hidup
sengsara dan menderita

Kemudian dengan tertatih tatih sibungsu pulang ke rumah Ayahnya


Ayah: Tadi malam saya kok mimpi aneh ya, saya lihat anakku pulang tapi dia kok kelihatan
susah. Coba saya lihat di jalan dulu apakah anakku benar-benar pulang.

Kemudian si Ayah melayangkan pandang di kejauhan jalan dan dia melihat ada
seseorang yang jalan terhuyung-huyung mendekati rumah, semakin lama-
semakin jelas. Dia kelihatan seperti sibungsu. Dan setelah beberapa saat
tampak dengan jelas anak itu ada sibungsu, kemudian si Ayah pergi
menyongsong anak itu dengan lari sekencang mungkin. Dan sibungsu kelihatan
gemetar karena dia lihat Ayahnya mengejar dia, dia takut akan diusir oleh
Ayahnya seperti yang dilakukan teman-temannya dan si Ongko

Ayah : Anakku – anakku, akhirnya kau pulang. Bapak sudah rindu menunggumu kapan kau
pulang.

Bungsu: Bapak, minta maaf Bapak. Ini aku anakmu yang tidak tahu diri ini, mohon maaf
ayah, kalau boleh terima saya ayah sebagai salah satu karyawanmu, supaya saya bisa
makan ayah.
Ayah: Tidak anakku. Kau adalah anakku, mari kita pulang.

Kemudian si Ayah dan sibungsu saling berpelukan dan menangis lalu mereka Kembali
ke rumah.

Ayah: Pelayan tolong datang kemari.


Pelayan : Ya Tuan, apa yang bisa kami kerjakan
Ayah: Tolong bawa pakaian yang indah kemari dan cincin serta sepatu yang terbaik. Setelah
itu tolong potong Sapi, Kambing, Rusa dan jangan lupa jupa babi. Masak yang enak
dan undang semua tetangga kita. Kita akan makan Bersama untuk menyambut anak
saya yang pulang ini. Laksanakan !
Pelayan : Siap tuan, akan kami laksanakan segera.

Setelah semua tersaji dan undangan para tetangga sudah hadir maka mereka makan
Bersama dan bersuka cita.

Ayah: Terimakasih untuk bapk ibu dan saudara I yang hadir. Saat ini kita akan makan
Bersama dan bersuka cita, karena anak saya yang bungsu sudah pulang dari perantauan.
Ayo music !
Para hadirin : Terimakasih atas undangannya, dan selamat datang anak bungsu.

Ditengah-tengah acara makan dan minum yang berlangsung dan diiringi musik,
pulanglah anak sulung ke rumah dan kaget ada apa yang terjadi. Dia masih
dihalaman dan bertanya pada pelayan.

Sulung : Pelayan tolong datang kemari, ada acara apa di rumah, kok rame sekali !
Pelayan : Dirumah sedang ada pesta tuan. Adikmu si bungsu sudah pulang, dan tuan sudah
buatkan pesta penyambutan dengan para tamu tetangga
Sulung : Ha, anak tidak tahu diri itu sudah pulang dan ayah buatkan pesta, apa-apaan ini !
Aku tidak mau masuk ke rumah, tidak sudi aku melihat wajah nya si kacuping halus itu

Kemudian si pelayan masuk ke rumah dan menyampaikan kepada si Ayah bahwa si


sulung sudah pulang dan dia tidak terima dengan adanya pesta penyambutan si
bungsu serta tidak mau masuk ke rumah. Dan sibungsu menyusul dari belakang

Ayah : Mari masuk nak, adikmu sudah pulang, mari kita pesta untuk adikmu
Sulung : Apa, anak kurang ajar itu sudah pulang dan ayah buatkan pesta untuk dia. Saya
tidak terima ini, Ayah tidak adil. Bertahun-tahun aku kerja keras, siang dan malam, dan
tidak pernah ayah buatkan pesta untuk saya. Tetapi anak kurang ajar itu pulang,
habiskan harta ayah, lalu ayah buatka pesta untuk dia. Aku tidak terima, usir dia dari
rumah ini
Ayah : Anakku, bagaimana ayah tidak Bahagia, karena anak saya sudah pulang, tadinya dia
hidup sengsara di negri orang dan dia juga sudah menyesal aka napa yang dia lakukan
dan diam au berubah. Ayah mana yang tidak Bahagia melihat anaknya pulang dan
masih hidup serta mau hidup berubah.
Sulung : Pokoknya saya tidak terima. Ayah sudah lupa tentang apa yang sudah dia lakukan,
dia tinggalkan kita, hidup foya foya dan habiskan harta semua, saya tidak mau masuk
ke rumah

Lalu sibungsu datang berlari dan berlutut pada kakak nya dan minta maaf

Bungsu : Minta maaf kakak, saya selama ini sudah banyak melakukan kesalahan, tidak
hormat pada Ayah dan kakak, dan tidak pernah peduli dengan keadaaan. Saya juga
sudah habiskan harta warisan saya. Saya tidak layak jadi anak bapak lagi, saya jadi
pembantu juga tidak apa-apa, yang penting beri kesempatan pada saya untuk bisa
bekerja dan bisa makan !
Ayah : jangan begitu nak. Walau bagaimnapun kau tetap anakku. Tolonglah sulung maafkan
adikmu, dia sudah berubah. Dia tidak seperti yang dulu lagi
Sulung: Ya sudah, tapi jangan ulangi lagi ya. Kakak maafkan kamu.

Demikianlah happy ending cerita ini, dan keluarga ini semakin Bahagia dengan
kehadiran si bungsu, dan sejak itu sibungsu menjadi anak yang baik, rajin
bekerja dan melakukan tugas yang diberikan ayahnya dengan baik

Anda mungkin juga menyukai