Anda di halaman 1dari 8

SIMBAH DAN CUAP

Tokoh:
Simbah Dulloh         
Cuap                             
Penculik                      
Polisi                        
Pujo                              

            Dikisahkan seorang anak bernama Cuap yang hidup


bersama kakeknya di sebuah desa bernama Desa Sukamabur,
Kabupaten Purwoboyo. Kakeknya tersebut adalah orang sudah
agak tuli. Nama kakek tersebut adalah Simbah Dulloh. Umurnya
sekitar 120 tahun. Simbah Dulloh adalah kakek yang sangat
trendi karena terus mengikuti perkembangan jaman. Bahkan
setiap malam minggu simbah sering ikut dugem bersama kakek-
kakek trendi lainnya. Simbah membesarkan Cuap sendiri dari
sejak Cuap kecil. Simbah masih hidup sampai sekarang karena
dia mempunyai ramuan rahasia yaitu susu cap tante. Dirumah
simbah juga ada pembantu yang membantu kegiatan simbah
seperti mencuci sapi, kerbau, buaya, dan singa.
Tak usah berlama-lama langsung saja kita ke lokasi.

Simbah            : (sedang bersiul dan menyiram tanaman)

Tiba-tiba Cuap datang membawa sarapan buat kakek

Cuap                : Pagi kakek! ini cuap sudah beli sarapan!


Simbah            : Pagi juga ndung, yaudah letakan di meja
saja!
Cuap : Baik kek, cuap mau buatkan teh dulu buat
kakek
Kakek : iya ndung, terimaksih.

( setelah cuap datang membawa teh,keduanya pun makan


bersama di teras rumah)

Cuap                : Gini kek, aku boleh minta sesuatu nggak ?


Simbah            : Boleh-boleh saja, mau minta apa nduk ?
Cuap                : Aku mau main mbah, tapi nggak punya uang.
Boleh minta uang nggak ?
Simbah            : Apa ? minta tulang ? waduh, tadi sudah
dimakan sama kucing simbah ndung.
Cuap                : Bukan tulang kek, tapi uang !!!
Simbah            : Owh minta uang, yasudah ini tak kasih
Cuap                : Makasih kakek
Simbah            : Nduk, kamu itu jangan jadi anak yang nakal,
kamu itu sudah simbah besarkan dari sejak mbah
temukan di pinggir kuburan sampai besar seperti ini.
Kamu harus meneruskan perjuangan mbah. Kamu
juga harus belajar memelihara buaya-buaya mbah
yang sudah mbah anggap anak sendiri.

Cuap                : Iya kek, aku usahain.


Simbah            : Tahu nggak kamu kok bisa namanya Cuap ?
Cuap                : Nggak kek, emang kok bisa namanya Cuap?
Simbah            : Nama panjang kamu itu Cuap Cuka Mangap.
Karena ketika mbah temukan kamu sedang mangap
nduk. Lalu mbah taruh makanan di mulut kamu
tetapi tetap mangap, akhirnya mbah kasih kecoak di
mulut kamu dan akhirnya kamau mau
mengunyahnya.
Cuap                : Owh begitu ya. Yasudah, Cuap ijin main dulu
ya kek.
Assalamu’alaikum
Simbah            : Waalaikumsalam, hati-hati ya nduk.
Tanpa sepengetahuan simbah, tiba-tiba ada dua orang
penculik datang dan langsung menculik Cuap di depan Simbah.
Cuap                : Kakek, aku diculik, tolong aku !!
Simbah            : Ssssssttt.... jangan brisik nduk, simbah lagi
sibuk
Cuap                : Kakek, ini aku lagi diculik, kakek !!!!!!
Simbah            : Simbah lagi mainan hp kok malah diganggu.
(simbah pun berpuisi ditemani kicau burung yang tanpa simbah
sadari cucunya telah diculik, beberapa saat kemudian hp kakek
berbunyi)

Simbah            : Hallo ? ada yang bisa membantu saya ?


Penculik           : Apa benar ini rumahnya simbah Dulloh?
Simbah            : Iya saya sendiri, ini dari siapa ya ?
Penculik           : Saya penculik
Simbah            : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang
sedang duduk itu po ?
Penculik           : Ya bukan, ceritanya itu kita berbeda
tempat dan aku menjadi penculik
Simbah            : Spesialis penculik apa ya ?
Penculik           : Saya spesialis penculik orang
Simbah            : Owh penculik orang, tapi maaf saya tidak
pesan penculik disini
Penculik           : Aghhh, pusing saya
Simbah            : Pujo !! Pujo, kesini sebentar
Pujo                 : Iya tuan, ada apa ?
Simbah            : Ini ada telpon dari penculik ngakunya, coba
kamu yang jawab, males aku
Pujo                 : Hallo, apa benar ini penculik ?
Penculik           : Iya benar, anak dari majikan kamu telah
aku culik huahahahahaha
Pujo                 : tuan, Cuap telah diculik
Simbah            : Apa ? Cuap diculik ? yasudah, kamu suruh
aja ketemuan, kalau minta tebusan tawar
ya !
Pujo                 : Baik, bagaimana penculik ? apa yang bisa
saya bantu ?
Penculik           : Saya ingin uang 2 Milyar, jika anda tidak bisa
memberikan 2 milyar maka anak anda akan kami
makan. Hahahaha
Pujo                 : Waduh, 2 milyar ? bukannya dipasaran
harga tebusan nggak segitu ?
Penculik           : Yasudah boleh nego, nego dikit ya gan
Pujo                 : 700 Juta gimana gan ?
Penculik           : Wah, naik lagi gan
Pujo                 : Yasudah 1 Milyar gimana ?
Penculik           : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi
Pujo                 : Siap gan, mau ketemuan dimana ?
Penculik           : Di rumah kosong, Gg Boyo Kurawa. Saya
tunggu jam 12 siang. Coba kamu tanya majikanmu
dulu!
Pujo : siap!
Simbah            : Bagaimana Jo ?
Pujo                 : Kita harus membayar 1 M dan bertemu di
rumah kosong Gg Boyo Kurawa
Simbah            : Baiklah,tapi bagaimana jika penculiknya suruh
ke rumah simbah saja?
Pujo : baiklah,saya diskusikan….
Pujo. : hallo.. ini majikan saya maunya anda datan
ke rumah,bagaimana?
Penculik : yasudah,sharelock mawon massehhh!!!!
Pujo : siap gan!!!(menutup telepon)
Simbah : gimana jo hasilnya??
Pujo : penculiknya mau mbah kalo disuruh kerumah.
Simbah : bagus kalo begitu,sekarang kamu cepat ke kantor
polisi laporkan dan ajak polisinya kesini untuk diskusi dengan
simbah.
Pujo                 : Siap tuan, saya akan ke kantor polisi sekarang
Simbah            : Mau ngapain ke kantor polisi segala ?
Pujo                 : Lho, tadi katanya saya disuruh lapor ke Polisi ?
Simbah            : Oh iya, baiklah silahkan, cepat ya. Kalau begitu
saya mau masuk ke dalam dahulu. (salah jalan)
Pujo                 : eh eh eh, mau kemana tuan ? pintu masuknya
disini.
Simbah            : Oh iya, saya lupa.
            Setelah itu Pujo melaporkan kejadian penculikan
tersebut ke kantor polisi, polisi pun datang bersama pujo
menemui simbah dan membicarakan tentang penculik yang
menculik cucunya.
Sumber: www.masdulloh.blogspot.com           
 
Pujo : assalamualaikum…kek,ini polisinya sudah
datang!!!
Simbah : oiyaaa,suruh duduk dulu jo!! (simbah pun keluar
dari rumah)
Simbah :  sana kamu ke dalam,buatkan teh untuk pak
polisi.
Pujo : baik mbah….
Polisi : jadi gimana kejadiannya mbah??
Simbah : saya tidak tahu…tiba tiba ada yang menelepon
saya lalu bilang kalau dia penculik,lalu saya
suruh pujo untuk bicara dan pujo bilang kalau
cucu saya diculik.
Polisi : ohhh begitu,coba apa yang sudah dibicarakan
antara anda atau pujo dengan penculik itu!
Simbah : penculiknya bilang dia minta tebusan sebanyak
1 milyar dan mengajak untuk bertemu jam 12
siang. 
Polisi : hmmmm… okay kalo begitu,begni saja simbah
tunggu disini sampai penculiknya datang,ini
mumpung masih jam 11.30 jadi simbah tunggu
disini ya.
Simbah : masalah uang gimana pak?? kami tak
mempunyai uang sebanyak itu!!
Polisi : masalah uang,simbah ambil saja uang seadanya
lalu bungkus plastik hitam!
Simbah : ohh baiklah kalau begitu,saya tunggu disini
yaaa     
Polisi             : saya masuk dulu, saya akan mengawasi dari
dalam.
Simbah : joo!! ambilkan uangku yang dibawah kasur itu!!lalu
bungkus ke dalalm plastik hitam…
Pujo : baik mbah(pujo datang membawa uang) ini mbah!!
Simbah            : Iya…iya….
(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa cucu dari
simbah yang diculiknya)
Penculik           : Anda Simbah Dulloh kakek dari Cuap?
Simbah            : Iya benar, saya Simbah Dulloh. (Bersalaman)
                        Loh, kamu Tono kan ?
Penculik           : iya saya Tono, kog anda tahu ?
Simbah            : Kamu lupa ya sama aku ? ini lho, aku Dulloh,
nama lengkapku Dulloh, Dugem Gitu Loh.
Penculik           : Owh, Dulloh yang waktu SMK suka ngompol
di celana itu ya ?
Simbah            : Iya ton bener, apa kabar ?
Penculik           : Baik-baik saja, kamu ?
Simbah            : Aku juga baik-baik saja. Bagaimana bisnismu
sekarang ? Kamu sekarang kerja jadi penculik ?
Penculik           : Wah, iya Dull, maklum, dulu waktu daftar jadi
model sampul Hidayah tapi nggak diterima, akhirnya
aku nyerah dan jadi penculik. Kebetulan korbannya
cucumu.
Simbah            : Iya, gimana ? cucuku nggak nakal kan kalau
sedang diculik ?
Penculik           : Iya Dull, dia memang anak yang nggak nakal.
Dia juga mau makan apa saja.
Simbah            : Iya, itu yang membuat aku betah mengurusnya.
Penculik           : Lha emang orangtuanya kemana ?
Simbah            : Orangtuanya telah meninggal. Ibunya dimakan
singa dan ayahnya tergigit ayam
Penculik           : Emang kamu juga memelihara ayam ?
Simbah            : Iya, bahkan sekarang ayam tersebut baru nikah
sama ayam tetangga yang bernama Shelly. Nama
panjangnya Shellymut Tetangga. Kemaren aku juga
baru selesai mengurus pernikahan mereka di KUA
Penculik           : Apa itu KUA
Simbah            : Kantor Urusan Ayam
Penculik           : wah, selamat ya.
Simbah            : terima kasih.
Penculik           : Oh iya lupa saya lagi nyulik, reoniannya nanti
saja ya ?.
Oke. Anda membawa uang tebusannya?
Simbah            : Ya, saya membawanya. Kembalikan cucu saya!
Penculik           : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya
saya kembalikan.
Simbah            : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang
dibawanya pada penculik)
Penculik           : Ini isinya duit?!
Simbah            : Ya iyalah…dah tau nanya!
Penculik           : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek!
Mana isinya duit receh lagi! (Sambil menggoyang –
goyangkan kantong itu).
Simbah            : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?!
Lagian kan yang penting isinya duit!
Penculik           : Huh, ya udah deh nggak apa – apa. (Membuka
kantong itu)
Hmm…niat banget nih kakek-kakek ngasih gue duit.
Simbah            : Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya….
Penculik           : Nih! Cucu kamu saya kembalikan! (Sambil
mendorong Cuap ke arah Simbah).
Cuap                : Kakek! (Sambil mendekati simbah).
Simbah            : Ya ampun Cuap! Simbah khawatir banget sama
kamu sayang! Eh, ini dibuka dulu ya. (Sambil
membuka tutup yang menutupi kepala Cuap) Ha…!
Lho kok…cucu saya jadi jelek kayak gini sih, ini
bukan cucu saya!
                        Cucu saya cucu bendera (nyanyi)
Penculik           : Lho?! Jadi ini bukan cucu kakek?
Simbah            : Ya…kayaknya sih dia emang cucu saya, tapi
dulu dia itu cantik. Nggak kayak gini! Ya udah deh,
dia saya ikhlasin aja buat kamu! Anggap saja ini
tanda persahabatan kita waktu kecil (Sambil
mendorong Cuap ke arah penculik).
Penculik           : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang –
kenangan dari saya untuk kakek dan uang ini sebagai
kenang – kenangan dari kakek untuk saya. (Sambil
mendorong Cuap ke arah Simbah)
(Tiba – tiba saja polisi muncul dari dalam rumah)
Polisi               : Angkat kaki! (Sambil menodongkan pisang).
Penculik             : Eh! Itu pisang…(Sambil menunjuk ke arah
pisang itu).
Polisi I              : Oh iya, maaf! Angkat tangan!
Penculik           : Tadi katanya kaki, sekarang tangan !
Polisi               : Kalian berdua ditangkap!
Simbah            : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang
nyulik anak saya itu dia! (Sambil menunjuk si
penculik) Saya ini kan ibunya! (Sambil menunjuk
cuap)
Polisi              : Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan ibu
ditangkap karena menolak anak ibu sendiri.
Simbah            : Apa?! Tapi kan…
Polisi              : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor
Polisi!
Akhirnya polisi membawa Simbah dan si penculik ke Kantor
Polisi. Sementara itu, Cuap dipulangkan ke rumahnya.

Anda mungkin juga menyukai