Bugis)
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yang diberi nama, I Lapung
Tau Tolo orang bodoh. Karena sejak menginjak dewasa, I Lapung Tau Tolo,
tidak lagi mau bermain dengan teman sebayanya, tidak lagi mau membantu
orang Tua nya, entah apa yang sedang di pikirnya, sehingga Dia hanya berdiam
diri di rumah.
Suatu Pagi, Ibu I Lapung tau Tolo, melihat anak semata wayangnya sedang
bermain ayunan, karena tidak seperti biasanya.
Ibu: kamu sedang apa anakku? (mendatangi Lapung)
I Lapung Tau Tolo: Tidak apa-apa bu, hanya sedang bermain ayunan saja.
Ibu: Kamu kan sudah besar, kenapa main ayunan? (terheran-heran)
I Lapung Tau Tolo: Aku kan sudah besar (acuh lalu pergi)
Keesokan harinya, Ibu I Lapung tau Tolo mendapati I Lapung tau Tolo, sedang
loncat-loncat di atas tempat tidurnya. Melihat hal itu, Ibu I Lapung tau Tolo pun
menceritakan tentang hal-hal yang tidak seperti biasanya dilakukan I Lapung tau
Tolo kepada ayahnya
Ibu: pak, anak kita tiba-tiba aneh ya?
Ayah: Apa iya? Kok bisa gitu?
Ibu: ya tiba-tiba keluar rumah ga jelas dan lompat-lompat di atas kasur
Ayah: Ah ibu ini mengada-ada saja (geleng-geleng)
Ibu: eh seriusan pak. Jangan-jangan sakit jiwa anak kita?
Ayah: Mungkin anak kita ngebet nikah bu.
Ibu: Ah masa??? Nafkahin diri sendiri aja ga bisa masa mau nikah? (kebingungan)
Lalu I lapung dipanggil kedua orang tuanya dan diajak ngobrol.
Ayah: Anakku apa betul dirimu ingin menikah?
I Lapung Tau Tolo: ah bapak tau banget lah.
Ibu: Aduh kamu ini mau nikah kok ga bilang yang jelas. Emang kamu mau nikah
udah bisa kasih makan istrimu?
Ayah: Bener kata ibumu nak, bukannya lebih baik kamu belajar mencari uang
lebih dulu sebelum menikah. Kasian istrimu.
I lapung Tau tolo: Lalu bagaimana cara mencari uang pak?
Ayah: jual aja gentong-gentong di loteng, nanti hasil jualannya kamu pakai untuk
membiayai pernikahanmu.
I lapung tau Tolo: (Mengangguk-angguk)
Ke esokan harinya I Lapung tau tolo pun, pergi menjual gentong dengan cara di
pikul, dalam perjalanan I Lapung tau tolo, menghitung keuntungan yang akan dia
dapatkan dari menjual gentog yang di bawanya itu, karena keasikan
menghitung, I Lapung tau tolo pun, jatu terpeleset dan semuah gentong yang di
bawanya itu pecah.
Dengan sedih I Lapung tau tolo pun pulang dan menjelaskan kejadian yang
dialaminya.
I Lapung: (masuk ke dalam rumah)
Ayah: Gimana tong, kok cepet banget jualannya? Laku banget ya?
I Lapung: (diam saja)
Ibu: ditanya kok diam saja, sini duduk dulu.
I Lapung: sebenernya tadi gentongnya pecah sewaktu saya menghitung uang
hasil jualan sodara-sodara (tertunduk memberikan uang kepada ayahnya)
Ayah & Ibu: ya ampun..
Ayah: Ya sudah tidak apa-apa anakku, bapak ngerti kok. Coba sekarang kamu
cari kerbau kecil saja. Pakai uang hasil jualanmu tadi. Beli beberapa terus kamu
ternakkan.
I lapugn: (tersenyum sambil mengangguk)
I lapung gembira karena tidak dimarahi maka I Lapung tau tolo pun segera pergi
mencari kerbau yang ayahnya suruh beli itu, dalam perjalanan, I Lapung tau tolo
mendengar anak kecil sedang bermain Kerbau-kerbauan bersama temantemannya. I Lapung tau tolo pun singgah
I lapung: kalian sedang apa sih?
Bocah: main kerbau-kerbauan daeng
I lapung: eh? Kerbau? Beneran?
Bocah: Iya nih ada banyak juga.
I Lapung: (mengambil uang) Aku beli semua ya kerbaunya?
Bocah: Ha?
I Lapung: nih uangnya (memberikan uang dan langsung mengambil tikus-tikus)
Ternyata kerbau yang di maksud anak itu, kerbau-kerbau an adalah tikus yang
sedang di aduh. Karena pada dasarnya orang bodoh, I Lapung tau tolo pun
dengan gembira pulang membawa kerbau nya itu dan menaronya di loteng
rumah, seketika Ibu dan Ayah, I Lapung tau tolo pulang kerumah,
Ayah: Sudah beli kerbaunya?
I Lapung: Sudah pak
Ibu: Kok di luar kayaknya ga ada, dimana kerbaumu itu?
I Lapung: sedang makan di loteng bu.