Anda di halaman 1dari 10

Perjuangkan Impian

Oleh : Faizal Syahrul Fahrudi


Hari ini, aku harus berbicara dengan orang tuaku. Tidak bisa kutunda-tunda lagi
masalah ini. Lagi pula tekadku sudah bulat. okoknya, setu!u atau tidak setu!u, aku tetap
ingin kuliah di "epang. #tu sudah men!adi impianku se!ak kecil. $ilai u!ianku !uga
memenuhi untuk mendapatkan beasis%a itu. &eterampilanku mengenai "epang !uga cukup
bagus. Sekarang sa!a aku sudah ha'al ()** huru' kan!i. +an kurasa, itu sudah cukup
meyakinkan mereka.
Sambil memba%a lembaran 'ormulir penda'taran beasis%a Monbusho, aku
menemui ayahku yang sedang bersantai di ruang tamu. ,-ah, aku sudah membuat
keputusan tentang kuliahku.,
,Oh, kalau begitu kamu ingin masuk uni.ersitas mana/,
,0ku ingin kuliah di "epang.,
,&uliah di "epang/ 0ku tidak setu!u.,
,Lho. &ok tidak setu!u/,
,&amu itu masih belum cukup de%asa untuk hidup sendiri. 0palagi di luar negeri.,
,Tapi, itu kan mimpiku se!ak dulu.,
,Lebih baik, kamu cari uni.ersitas dalam negeri sa!a. Seperti 123 atau 1#,
kualitasnya kan !uga bagus. ,
Tidak puas dengan !a%aban ayah, aku langsung kembali ke kamar. 4asanya kece%a
sekali mendengar !a%abannya. 0ku dianggap seperti anak kecil yang belum bisa hidup
sendiri. adahal usiaku sudah (5 tahun. &T, S#3 !uga sudah punya. $amun aku tetap
ber'ikir positi'. 3ungkin sekarang bukan %aktu yang tepat untuk membicarakannya. 0kan
kucoba lagi kapan-kapan, semoga ayahku setu!u.
&uputuskan pagi ini untuk pergi ke &edubes "epang di "akarta. 0ku ingin
mendapatkan in'ormasi lebih mendetail mengenai program beasis%a Monbusho. $amun,
sepertinya rencana ini akan sedikit terhambat. Sepeda motor milikku sa!a masih dipin!am
kakakku kuliah. Tidak mungkin aku naik angkot. 1ang sa!a aku tidak punya. &alau minta
uang ke ibu, nanti malah nggak boleh pergi. 6enar-benar payah hari ini.
&arena tidak punya pilihan lain, aku menelpon 7rik. &usuruh dia untuk datang ke
rumahku. 6eruntung, dia mau menolong. Sambil menunggu kedatangannya, aku
menghampiri ibuku yang sedang sibuk di dapur untuk meminta izin. ,6u, aku mau !alan-
!alan sebentar dengan temanku. 6oleh, kan/,
,#ya, tapi mana temanmu/,
,Sebentar lagi !uga datang.,
,&alau begitu hati-hati ya.,
,#ya, 6u.,
6eberapa saat kemudian, terdengar bunyi klakson kendaraan dari luar. &ulihat dari
balik !endela, ternyata 7rik. 6agus, dia sudah datang. &uhampiri dia, dan tanpa buang
%aktu, kami langsung berangakat ke &edubes "epang.
Sesampainya, ada cukup banyak orang yang mengantri untuk seleksi dokumen. 0da
seorang perempuan yang sedang berdiri di depan lobby. 3ungkin itu salah satu
pega%ainya. 0khirnya aku bertanya kepadanya. ,ermisi. 0pa anda pega%ai disini/,
,6ukan. Saya peserta seleksi dokumen beasis%a Monbusho.,
,Oh, maa' saya salah orang.,
,$ggak apa-apa. 3emangnya ada apa ya/,
,Saya sedang mencari in'ormasi tentang program beasis%a ini.,
,8oba tanya sama perempuan di sebelah sana itu,, katanya sambil menun!uk
perempuan berba!u biru.
,&alau begitu, terima kasih.,
,Sama-sama.,
&uhampiri perempuan berba!u biru itu. 6elum sempat kusapa, dia malah
menyapaku duluan. ,Selamat pagi. 0da yang bisa saya bantu/,
,6isakah saya mendapat in'ormasi mendetail mengenai program beasis%a ini/,
+ia pun men!elaskan secara lengkap. Setelah puas dengan in'ormasi yang kudapat, aku
segera berterima kasih dan keluar menghampiri 7rik.
,6agaimana/ Sudah dapat in'ormasinya/, 7rik bertanya kepadaku.
,-a. Tapi, batas %aktu seleksi dokumen hanya sampai minggu depan.,
,Lalu/,
,0ku harus meyakinkan ayahku agar ia setu!u aku kuliah di "epang.,
,"adi itu masalahnya. 6egini, orang tua ingin anaknya sukses, dan anak !uga ingin
meraih apa yang ia impikan, %alaupun terkadang orang tua tidak setu!u dengan
impian anaknya. 1ntuk itu, tun!ukkan bah%a kamu benar-benar memper!uangkan
impianmu. +engan begitu, orang tua akan mengetahui bah%a impian itu benar-
benar berarti bagimu.,
,9ah, makasih banyak atas nasehatnya,, !a%abku dengan nada menyindir.
,-a. Tapi !angan dianggap bercanda, itu serius. 0yo cepat naik:,
+engan segera aku naik ke motornya. 3otor itu ber!alan begitu cepat dalam
per!alanan. 4umahku yang !araknya cukup !auh sa!a ditempuh dalam %aktu kurang dari (;
menit.
Sampai di rumahku, 7rik memutuskan untuk langsung pulang. 0ku pun langsung
masuk rumah. &ulihat, sepatu ayah ada di rak. 6erarti ayah hari ini pulang lebih a%al.
$amun, aku mengurungkan niatku untuk kembali membahas masalah semalam. Hari ini
aku benar-benar pusing memikirkan cara untuk meyakinkan ayahku. 0khirnya kuputuskan
untuk duduk-duduk di so'a sambil menonton tele.isi.
0yah datang menghampiriku sambil memba%a secangkir kopi panas. ,0yah hari ini
kok pulang lebih a%al/,
,0yah sedang cuti. &alau kamu dari mana tadi/,
,+ari !alan-!alan. 6osan di rumah terus.,
,O, lalu bagaimana dengan keputusanmu/ 0pa kamu berubah pikiran/,
,0ku sedang tidak ingin membahasnya. 3ungkin lain kali.,
,6aiklah.,
0ku beran!ak dari situ menu!u ke kamar. Lalu, aku bermain game untuk
menghilangkan pusing. 0h, lega !uga pikiranku sekarang. Setelah bosan bermain game,
kurebahkan tubuhku di atas kasur. Tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah sms masuk dari
4ika. +ia menga!akku untuk bertemu di depan gedung bioskop, tempatku biasa berkumpul
dengan teman-teman yang lain dulu. &arena aku !uga bosan di rumah, maka kusanggupi
a!akannya.
&arena !arak gedung bioskop yang tidak begitu !auh, aku memutuskan untuk
ber!alan kaki kesana. Siang ini terasa begitu panas, baru ber!alan beberapa meter sa!a aku
sudah keluar keringat. $amun, akhirnya aku bisa sampai %alau harus dibasahi keringat.
&ulihat 4ika melambaikan tangannya ke arahku. Segera kuhampiri dia. ,Hai, ada apa/,
,0ku hanya ingin mengembalikan komik ini.,
,Ha: 3engembalikan komik/ 0ku bela-belain kesini sampai mandi keringat, hanya
untuk mengambil komikku kembali/,
,3emangnya kau mau apa/,
,3mm< Traktir nonton, dong.,
,#ya, deh. &au ini masih belum berubah, ya.,
,-ah, itulah aku sulit untuk berubah.,
Setelah selesai, kami berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Sampai di
rumah, aku langsung berbicara dengan ayahku. ,-ah, apa ayah masih tidak setu!u dengan
keputusanku/,
,0yah tetap tidak setu!u, $ak. Lebih baik kamu kuliah sa!a disini, kehidupanmu
lebih ter!amin, masa depanmu !uga.,
0ku yang sudah bosan mendengar ketidaksetu!uan ayah, men!adi emosi dan
berbicara dengan nada membentak. ,0ku sudah bosan mendengar !a%aban yang sama:
okoknya, !ika ayah tidak setu!u, aku akan keluar dari rumah ini:,
,6aiklah: 0yah !uga sudah bosan denganmu yang sulit diatur: Silakan keluar:,
3endengar bentakan ayah, aku langsung keluar dari rumah. &ali ini aku benar-
benar serius. Selama ayah belum setu!u, aku tidak akan kembali ke rumah. Sementara itu,
aku !uga tidak tahu akan pergi kemana. 0khirnya aku menu!u ke tempat tinggal 7rik.
9alaupun !araknya !auh, tapi tetap kutempuh dengan !alan kaki.
+i tengah !alan, aku bertemu lagi dengan 4ika. +ia sedang memba%a koran bekas.
,Hei, untuk apa koran itu, 4ik/,
,#ni mau ku!ual, daripada menumpuk di rumah. &amu sendiri mau kemana/,
,0ku mau ke rumah 7rik. +uluan ya.,
,#ya, deh.,
Tanpa menghiraukannya lagi, kupercepat langkah menu!u rumah 7rik. Tiba di
depan rumahnya, aku langsung mengetuk pintu. 6eberapa saat kemudian, 7rik
membukakan pintu itu. +ia pun mempersilakan aku masuk. Lalu, kuceritakan maksud
kedatanganku itu. 6eruntungnya, dia orangnya suka menolong teman, sehingga aku
diperbolehkan untuk menginap di rumahnya sampai masalahku ini selesai.
agi ini, aku harus membantu 7rik membetulkan atap rumahnya yang bocor.
Hitung-hitung sebagai balas budi karena dia telah memberiku tempat menginap. Lagipula
ini !uga untuk teman.
&uambil tangga yang ada di dalam gudang, dan perlatan lainnya yang dibutuhkan.
Sementara yang akan membetulkan atapnya sendiri adalah 7rik. &uba%a semua peralatan
itu ke halaman depan rumahnya. 6aru sa!a kuletakkan peralatan itu, 7rik malah
memanggilku. ,Hei< &emari:,
,0da apa/, !a%abku sambil berlari.
,0ku tahu seseorang yang bisa menyelesaikan masalahmu.,
,Siapa/,
,okoknya, kau sudah kenal dengan orang itu.,
,0yolah, terus terang sa!a.,
,6aik, orang itu ada disebelah sana,, katanya sambil menun!uk seorang perempuan
yang sedang memba%a barang bekas.
0ku menatap perempuan itu dengan seksama. 4asanya aku tidak asing dengan
perempuan itu. Tapi, aku masih belum tahu.
,Heh, memang siapa dia/,
,+ia itu 4ika.,
+isitu aku kaget, tidak mungkin 4ika yang seorang anak direktur men!adi
pengumpul barang bekas. &arena semakin penasaran, aku menghampirinya. +ia tampak
kaget melihat kedatanganku. 0ku pun bertanya mengapa dia men!adi pengumpul barang
bekas. $amun, tampaknya dia agak keberatan untuk men!a%abnya.
1ntuk itu, aku men!elaskan bah%a sebagai seorang teman, aku hanya ingin
mengetahui apa yang dia lakukan. 0khirnya, dia mau men!elaskan tentang keadaannya
sekarang. +an ternyata, dia men!adi tukang pengumpul sampah, untuk membuktikan
kepada orangtuanya bah%a dia mampu membiayai kebutuhannya sendiri. Setelah
mengetahui hal itu, aku langsung meminta maa', karena aku pernah memintanya untuk
mentraktirku menonton bioskop. 0khirnya dia mau memaa'kanku, dan sebagai gantinya,
aku akan membantunya untuk mengumpulkan barang bekas. Tapi, karena aku masih ada
urusan dengan 7rik, maka hal itu akan kulakukan kapan-kapan.
7rik yang dari tadi melihatku berbicara dengan 4ika langsung memanggilku. ,Hei:
Sudah belum pacarannya/,
,3aa', nggak dengar:, balasku sambil menu!u ke arahnya.
,0yo, cepat kita perbaiki atap ini.,
,Oh, baik.,
4asanya aku merasa bersalah !uga kepada ayah. Tidak seharusnya aku sebagai anak
bersikap seperti itu. $amun, aku !uga ingin meraih impianku. "ika aku pulang, aku masih
belum memiliki cukup nyali. 0palagi kalau ayah tambah benci kepadaku, pasti urusannya
akan pan!ang. Tapi, !ika aku pulang lalu minta maa', mungkin ayahku akan memaa'kanku,
tapi belum tentu dia men!adi setu!u dengan keputusanku. Tak kusangka, masalahnya malah
!adi bertambah.
Tiba-tiba aku teringat 4ika, dia berani mengambil resiko men!adi seorang
pengumpul barang bekas, untuk membuktikan pada ayahnya bah%a dia bisa membiayai
kebutuhannya sendiri. Sedangkan aku, masih dianggap seperti anak kecil oleh orangtuaku.
Sampai-sampai aku tidak diperbolehkan untuk meraih impianku ini. 0ku ingin sekali
berbuat seperti yang 4ika lakukan. $amun, aku masih tidak tahu bagaimana harus berbuat.
0khirnya, aku membuat sebuah rencana untuk meminta maa' kepada ayah. #ni
merupakan sebuah rencana, karena selain meminta maa', aku !uga ingin agar orangtuaku
mengetahui seberapa besar per!uanganku untuk memper!uangkan impian itu. 6ila rencana
ini ber!alan dengan baik, maka sudah pasti aku akan tetap melan!utkan usahaku untuk
meraih beasis%a itu. $amun !ika gagal, maka aku akan meminta maa' kepada ayah, dan
menuruti apa yang dia katakan.
Siangnya, aku menghampiri 7rik yang sedang duduk termenung di depan rumah.
,Hei, aku butuh bantuanmu.,
,6antuan apa/,
,Tolong sms 4ika untuk datang kesini.,
,9ah, ada apa nih/ "angan-!angan<,
,0h, !angan ber'ikir yang aneh-aneh. #ni menyangkut masalahku.,
,#ya, iya.,
6eberapa !am kemudian, 4ika sampai di depan rumah. Tanpa basa-basi, aku
langsung menepati !an!iku untuk membantunya mungumpulkan barang bekas. 7rik yang
masih belum mengetahui permasalahannya, hanya garuk-garuk kepala. Tanpa mengeluh
sedikit pun, aku membantunya sampai sore. +an hasil ker!a kami hari ini sungguh
menguntungkan, karena hasilnya bisa tiga kali lipat dari hari biasa. Tentunya ini !uga
karena ada aku yang membantu.
Sebelum aku pulang ke rumah 7rik, kutitipkan surat yang telah kubuat untuk ayah
kepada 4ika. &u!elaskan pula maksudku mengirim surat itu untuk ayah. 4ika pun mengerti
dan mau mengantarkan surat ini untuk ayahku. Tak lupa kuucapkan terima kasih karena dia
telah membantuku.
ikiran ini masih belum tenang. 0palagi perut ini, masih belum kenyang. +i depan
rumah 7rik, aku menunggu kedatangan dua teman. ertama, 7rik yang sedang membeli
makanan di %arung depan. +an 4ika yang akan memba%a kabar tentang surat kemarin.
&ulihat 7rik sudah muncul dengan dua bungkus nasi uduknya. 6aguslah, perutku yang dari
tadi sudah berbunyi bisa terisi dengan nasi uduk ini. Sembari makan, aku masih menunggu-
nunggu kedatangan 4ika.
Tak terasa satu bungkus nasi uduk telah habis. $amun 4ika masih belum datang
!uga. $amun baru sa!a kupikirkan, tiba-tiba 4ika muncul le%at belakang rumah. ,Hei,
bagaimana surat kemarin/,
,Setelah membaca surat itu, ayahmu memintamu untuk datang menemuinya.,
,Lalu, selain itu apa yang ayah katakan/,
,Tidak ada, dia hanya memintamu untuk datang menemuinya.,
,Oh, kalau begitu, terima kasih, ya. &au telah membantuku.,
,Sama-sama.,
Surat itu merupakan rencanaku yang sudah kupersiapkan dengan matang. Selain
permohonan maa', surat itu !uga berisi pembuktian bah%a aku telah bela!ar banyak tentang
"epang, terutama budaya dan kehidupannya. Sehingga sudah pasti kalau aku tidak main-
main dengan impianku itu. "uga telah kucantumkan in'ormasi mengenai beasis%a
Monbusho agar ayahku !uga tahu bah%a aku telah berusaha untuk mendapatkan in'ormasi
itu. +an, tu!uan dari surat itu hanyalah agar ayahku setu!u dengan keputusanku dan mau
memaa'kanku.
0ku menyanggupi permintaan untuk menemui ayah. +engan diantar 7rik, aku
berangkat menu!u rumahku dengan hati penuh tanda tanya. Sementara, 7rik hanya bisa
memberi dukungan untukku. $amun, itu sudah bisa membuatku merasa tenang.
Sampai di depan rumah, 7rik memarkir sepeda motornya dan menunggu di luar.
Sementara, aku masuk dengan penuh keberanian yang kupaksakan. Sampai di ruang tamu,
aku benar-benar terke!ut. 0yahku langsung memelukku. Saat itu !uga, aku meminta maa'
kepada ayah dengan penuh rasa tulus. 0yahku !uga meminta maa' padaku sembari
menahan air matanya, sehingga kami saling memaa'kan satu sama lain.
#buku !uga terlihat menahan air matanya. Setelah itu, aku disuruh duduk. +an
ayahku men!elaskan tentang keputusannya. #a akhirnya setu!u dengan keputusanku, namun
ia berpesan kepadaku untuk tetap 'okus pada pendidikan. 0ku pun menyanggupinya.
erasaanku seketika berubah men!adi bahagia.
&emudian, aku pergi ke luar rumah untuk menemui 7rik. &uucapkan banyak terima
kasih padanya, karena dia selalu menolongku saat aku membutuhkan. $amun, sayangnya
tidak ada 4ika disini, karena aku masih belum sempat mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalam untuknya. 0khirnya, aku hanya menitip salam untuk 4ika le%at 7rik.
&arena hari sudah mulai siang, 7rik memutuskan untuk segera pulang.
Tiba-tiba ayah menghampiriku yang sedang berdiri di depan rumah.
,0yah bangga kamu punya impian yang tinggi. +an per!uangkanlah impianmu itu.
Teruslah per!uangkan, sampai kamu benar-benar telah mendapatkannya.,
,6aik, -ah.,
Hari ini !uga, ayahku membantuku untuk mengurus dokumen-dokumen yang akan
diba%a untuk seleksi dokumen di &edubes "epang. 6anyak sekali dokumen yang harus
diurus, namun ayah tetap membantuku mengurusnya dengan sabar dan tulus.

===
(. Saya akan bercerita tentang seseorang yang harus gigih memper!uangkan impian.
2. Kira-kira ringkasan ceritanya begini :
0ku yang memiliki impian untuk kuliah di "epang, harus dihadapkan pada
kenyataan bah%a ayahnku tidak setu!u kalau aku harus kuliah di "epang. Sampai-
sampai aku diusir dari rumah karena membentak ayahku yang tetap tidak setu!u
pada impianku. $amun, ketika aku mengenal sosok 4ika dan 7rik, pandanganku
terhadap sosok ayah mulai berubah. 0ku memberanikan diri untuk meminta maa'
atas kesalahanku kepada ayah, dan ayahku akhirnya memaa'kanku. +ia !uga telah
sadar bah%a aku benar-benar telah memper!uangkan impianku, sehingga dia
menyetu!ui impianku untuk kuliah di "epang.
3. Tokohnya saya rancang begini :
0ku : seorang yang gigih memper!uangkan impiannya. Tidak mudah
menyerah, dan suka menolong teman.
0yah : seorang ayah yang tidak setu!u terhadap impian anaknya. $amun
pada akhirnya, ayah setu!u terhadap impian anaknya.
#bu : seorang yang penyabar.
7rik : suka menolong teman, penyabar.
4ika : peker!a keras, mandiri, tidak menyusahkan orang tua.
4. Setting :
&ota : "akarta
9aktu :
o Tahun )*(*
o agi hari
o Siang hari
o Sore hari
o 3alam hari
Tempat :
o &edubes "epang
o 4umahku
o 4umah 7rik
o 2edung 6ioskop
Oleh : Faizal Syahrul Fahrudi

$ama : Faizal Syahrul Fahrudi
&elas : >-?
$o. 0bsen : (@

Anda mungkin juga menyukai