Anda di halaman 1dari 6

Naskah Drama/Teater Komedi 6 Orang

SIMBAH DAN CUAP

Tokoh:

Simbah Dulloh : Muhammad Abdullah

Cuap : Muflikhatul Khasanah

Penculik : Bayu Budi Tri

Polisi 1 : Daski Tri

Polisi 2 : Effendy Imam

Pujo : Achmad Saffrudin

Dikisahkan seorang anak bernama Cuap yang hidup bersama kakeknya disebuah desa bernama Desa
Sukamabur, Kabupaten Purwoboyo. Kakeknya tersebutadalah orang sudah agak tuli. Nama kakek
tersebut adalah Simbah Dulloh. Umurnya sekitar 120 tahun. Simbah Dulloh adalah kakek yang sangat
trendi karena terus mengikuti perkembangan jaman. Bahkan setiap malam minggu simbah sering ikut
dugem bersama kakek-kakek trendi lainnya di DGC, DGC tersebut bukan singkatan dari Dukun Gambar
Cimot tetapi merupakan singkatan dari Dugem Goyang Celamanya. Simbah membesarkan Cuap sendiri
dari sejak Cuap kecil. Simbah masih hidup sampai sekarang karena dia mempunyai ramuan rahasia yaitu
susu captante. Dirumah simbah juga ada pembantu yang membantu kegiatan simbah seperti mencuci
sapi, kerbau, buaya, dan singa.

Tak usah berlama-lama langsung saja kita ke lokasi.

Simbah : (berbicara sendiri di depan rumah)

....

Tiba-tiba Cuap datang.

Cuap : Pagi kakek

Simbah : Pagi juga nduk. Piye ? ada apa ?

Cuap : Gini kek, aku boleh minta sesuatu nggak ?

Simbah : Boleh-boleh saja, mau minta apa nduk ?

Cuap : Aku mau main mbah, tapi nggak punya uang. Boeh minta uang nggak ?
Simbah : Apa? minta tulang? waduh, tadi sudah dimakan sama kucing simbah nduk

Cuap : Bukan tulang kek, tapi uang !!!

Simbah : Owh minta uang, yasudah ini tak kasih

Cuap : Makasih kakek

Simbah : Nduk, kamu itu jangan jadi anak yang nakal, kamu itu sudah simbah besarkan dari sejak mbah
temukan di pinggir kuburan sampai besar seperti ini. Kamu harus meneruskan perjuangan mbah. Kamu
juga harus belajar memelihara buaya-buaya mbah yang sudah mbah anggap anak sendiri.

Cuap : Iya kek, aku usahain.

Simbah : Tahu nggak kamu kok bisa namanya Cuap ?

Cuap : Nggak kek, emang kok bisa namanya Cuap ?

Simbah : Nama panjang kamu itu Cuap Cuka Mangap. Karena ketika mbah temukan kamu sedang
mangap nduk. Lalu mbah taruh makanan di mulut kamu tetapi tetap mangap, akhirnya mbah kasih
kecoak di mulut kamu dan akhirnya kamu mau mengunyahnya.

Cuap : Owh begitu ya. Yasudah, Cuap ijin main dulu ya kek. Assalamu’alaikum

Simbah : Waalaikumsalam, hati-hati ya nduk.

Tanpa sepengetahuan simbah, tiba-tiba ada dua orang penculik datang danlangsung menculik Cuap di
depan Simbah.

Cuap : Kakek, aku diculik, tolong aku !!

Simbah : Ssssssttt.... jangan brisik nduk, simbah lagi sibuk

Cuap : Kakek, ini aku lagi diculik, kakek !!!!!!

Simbah : Simbah lagi mainan hp kok malah diganggu. (beberapa saat kemudian hp kakek berbunyi)

Simbah : Hallo? Ada yang bisa membantu saya?

Penculik : Apa benar ini rumahnya simbah Dulloh?

Simbah : Iya saya sendiri, ini dari siapa ya ?

Penculik : Saya penculik

Simbah : Penculik ? penculik yang mana ya ? Yang sedang duduk itu po ?

Penculik : Ya bukan, ceritanya itu kita berbeda tempat dan aku menjadi pencuri
Simbah : Spesialis penculik apa ya ?

Penculik : Saya spesialis penculik orang

Simbah : Owh penculik orang, tapi maaf saya tidak pesan penculik disini

Penculik : Aghhh, pusing saya

Simbah : Pujo !! Pujo, kesini sebentar

Pujo : Iya tuan, ada apa ?

Simbah : Ini ada telpon dari pencuri ngakunya, coba kamu yang jawab, males aku

Pujo : Hallo, apa benar ini penculik ?

Penculik : Iya benar, cucu dari majikan kamu telah aku culik huahahahahaha

Pujo : tuan, Cuap telah diculik

Simbah : Apa ? Cuap diculik ? yasudah, kamu suruh aja ketemuan, kalau minta tebusan tawar ya !

Pujo : Baik, bagaimana penculik ? apa yang bisa saya bantu ?

Penculik : Saya ingin uang 2 Milyar, jika anda tidak bisa memberikan 2 milyar maka cucu anda akan kami
makan. Hahahaha

Pujo : Waduh, 2 milyar ? bukannya dipasaran harga tebusan nggak segitu?

Penculik : Yasudah boleh nego, nego dikit ya gan

Pujo : 700 Juta gimana gan ?

Penculik : Wah, naik lagi gan

Pujo : Yasudah 1 Milyar gimana ?Penculik : yayaya, baiklah. Tapi jangan lapor ke polisi

Pujo : Siap gan, mau ketemuan dimana ?

Penculik : Di rumah kosong, Gg Boyo Kurawa. Saya tunggu sampai besok jam 3 sore. (Menutup Telepon)

Simbah : Bagaimana Jo ?

Pujo : Kita harus membayar 1 M dan bertemu di rumah kosong Gg BoyoKurawa

Simbah : Baiklah, besok simbah akan kesana bersama Polisi. Sekarang kamu cepat kekantor polisi
laporkan dan besok simbah akan kesana.
Pujo : Siap tuan. Apakah besok saya boleh ikut kesana ?

Simbah : Jangan, kamu harus tetap disini menjaga buaya-buaya peliharaan simbah.

Pujo : Baiklah, saya akan ke kantor polisi sekarang

Simbah : Mau ngapain ke kantor polisi segala ?

Pujo : Lho, tadi katanya saya disuruh lapor ke Polisi ?

Simbah : Oh iya, baiklah silahkan, cepat ya. Kalau begitu saya mau masuk ke dalam dahulu. (salah jalan)

Pujo : eh eh eh, mau kemana tuan ? pintu masuknya disini.

Simbah : Oh iya, saya lupa.

Setelah itu Pujo melaporkan kejadian penculikan tersebut ke kantor polisi.

Keesokan harinya Simbah datang ke tempat yang telah ditentukan bersama dengan 2 orang polisi. 2
orang tersebut merupakan polisi yang sangat disegani didesa Sukamabur.

Polisi I : Kakek masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini.

Polisi II : Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi kakek nggak perlu khawatir.

Simbah: Iya…iya…(Masuk ke dalam rumah kosong itu).

(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa cucu dari simbah yang diculiknya)

Penculik : Anda Simbah Dulloh kakek dari Cuap?

Simbah : Iya benar, saya Simbah Dulloh. (Bersalaman) Loh, kamu Tono kan ?

Penculik : iya saya Tono, kog anda tahu ?

Simbah : Kamu lupa ya sama aku ? ini lho, aku Dulloh, nama lengkapku Dulloh, DugemGitu Loh.

Penculik : Owh, Dulloh yang waktu SMK suka ngompol di celana itu ya ?

Simbah : Iya ton bener, apa kabar ?

Penculik : Baik-baik saja, kamu ?

Simbah : Aku juga baik-baik saja. Bagaimana bisnismu sekarang ? Kamu sekarang kerja jadi penculik ?

Penculik : Wah, iya Dull, maklum, dulu waktu daftar jadi model sampul Hidayah tapi nggak diterima,
akhirnya aku nyerah dan jadi penculik. Kebetulan korbannya cucumu.

Simbah : Iya, gimana ? cucuku nggak nakal kan kalau sedang diculik ?
Penculik : Iya Dull, dia memang anak yang nggak nakal. Dia juga mau makanapa saja.

Simbah : Iya, itu yang membuat aku betah mengurusnya.

Penculik : Lha emang orangtuanya kemana ?

Simbah : Orangtuanya telah meninggal. Ibunya dimakan singa dan ayahnya tergigit ayam

Penculik : Emang kamu juga memelihara ayam ?

Simbah : Iya, bahkan sekarang ayam tersebut baru nikah sama ayam tetangga yang bernama Shelly.
Nama panjangnya Shellymut Tetangga. Kemaren aku juga baru selesai mengurus pernikahan mereka di
KUA

Penculik : Apa itu KUA

Simbah : Kantor Urusan Ayam

Penculik : wah, selamat ya.

Simbah : terima kasih.

Penculik : Oh iya lupa saya lagi nyulik, reoniannya nanti saja ya ?. Oke. Anda membawa uang
tebusannya?

Simbah : Ya, saya membawanya. Kembalikan cucu saya!

Penculik : Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru cucunya saya kembalikan.

Simbah : Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik)

Penculik : Ini isinya duit?!

Simbah : Ya iyalah…dah tau nanya!

Penculik : Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi! (Sambil
menggoyang–goyangkan kantong itu).

Simbah : Eh! Emang beli koper nggak pake’ duit apa?! Lagian kan yang penting isinya duit!

Penculik : Huh, ya udah deh nggak apa– apa. (Membuka kantong itu) Hmm…niat banget nih kakek-kakek
ngasih gue duit.

Simbah: Ya iyalah…secara gitu loh…orang kaya….

Penculik : Nih! Cucu kamu saya kembalikan! (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah).

Cuap : Kakek! (Sambil mendekati simbah).


Simbah : Ya ampun Cuap! Simbah khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini dibuka duluya. (Sambil
membuka tutup yang menutupi kepala Cuap) Ha…! Lho kok…cucu saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan
cucu saya! Cucu saya cucu bendera (nyanyi )

Penculik : Lho?! Jadi ini bukan cucu kakek?

Simbah: Ya…kayaknya sih dia emang cucu saya, tapi dulu dia itu cantik. Nggak kayak gini! Ya udah deh,
dia saya ikhlasin aja buat kamu! Anggap saja ini tanda persahabatan kita waktu kecil (Sambil mendorong
Cuap ke arah penculik).

Penculik : Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang–kenangan dari saya untuk kakek dan uang ini
sebagai kenang – kenangan dari kakek untuk saya. (Sambil mendorong Cuap ke arah Simbah)

(Tiba –tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu)

Polisi I : Angkat kaki! (Sambil menodongkan pisang).

Polisi II: Eh! Itu pisang…(Sambil menunjuk ke arah pisang itu).

Polisi I : Oh iya, maaf!

Polisi II : Angkat tangan!

Penculik : Tadi katanya kaki, sekarang tangan !

Polisi I : Kalian berdua ditangkap!

Simbah : Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik cucu saya itu dia! (Sambil menunjuk si
penculik) Saya ini kan kakeknyaa!

Polisi II : Dia ditangkap karena menculik cucu kakek dan kakek ditangkap karena menolak cucu kakek
sendiri.

Simbah : Apa?! Tapi kan…

Polisi I : Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!

Akhirnya polisi membawa Simbah dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara Cuap dipulangkan
kerumahnya.

“Jangan Pernah menyia-nyiakan sesuatu atay orang yang selama ini kita miliki.”
https://www.academia.edu/37316434/Naskah_Drama_Teater_Komedi_6_Orang

Anda mungkin juga menyukai