Anda di halaman 1dari 4

BAHASA INDONESIA

“Orang Ikhlas”

ANGGOTA:
1.M. Rafli Firmansah : Star
2.Aldi Ramadan :Penculik
3.Dimas Akbar : Polisi I
4.Remon Anggara : Polisi II
5.Nabila Amanda : Bi' Nopa
6. Ocha Oktarina : Bu Ayu

Guru pembimbing:
Khoridatul Anisah, M.Pd

MADRASAH ALIYAH NEGERI PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
PENCULIKAN

Di sebuah rumah mewah dengan perabotan yang mahal, tampak dari ruang
keluarga seorang pembantu yang tengah memasak di dapur. Tiba-tiba telepon
berdering (kring kring...). Dia langsung bergegas ke ruang tengah untuk mengangkat
telepon sambil memegang ulekan di tangannya.

Bi' Nopa: (Mengangkat telepon) Halo....


Penculik: Apa benar ini kediaman Ibu Ayu?
Tante Nopa: Ya, benar. Ini siapa ya?
Penculik: Saya penculik.
Bi' Nopa: Oh...tunggu sebentar ya! Bu ada telepon dari penculik! Eh...tunggu dulu, yang
nelpon tadi...penculik...??? (Pingsan seketika)
Ibu Ayu: (Datang menghampiri Bi' Nopa) Ada apa sih Bi'? Ya ampun Bi'! Kok tidur disini
sih?! (Sambil menutup gagang telepon)

(Tiba-tiba telepon berdering (kring...kring...). Ibu Ayu langsung duduk dan


mengangkat ulekan. la mengira ulekan itu adalah telepon)

Ibu Ayu: (Mengangkat ulekan) Halo...halo...Aduh maaf ya, suaranya kurang jelas nih...
(Melihat ulekan yang dipegangnya) Oh iya salah... (Kemudian mengangkat gagang
telepon) Halo...
Penculik: Ini dengan Ibu Ayu?
Ibu Ayu: Ya dengan saya sendiri. Ini siapa ya?
Penculik: Saya penculik!
Ibu Ayu: Pe...pe...penculik?!
Penculik: Ya, saya sudah berhasil menculik anak ibu. Kalau ingin anak ibu kembali, ibu harus
membayar uang tebusan sebesar Rp 1 Milyar!
Ibu Ayu: Apa! 1 Milyar?!
Penculik: Ya! Dan ingat, jangan laporkan hal ini pada polisi!
Ibu Ayu: I...iya...ya...ya... Dimana saya memberikan uang tebusan itu?
Penculik: Di rumah kosong, Gg. Sukakaya. Saya tunggu sampai jam 03.00 sore. (Menutup
telepon)
Bi' Nopa: (Tiba-tiba siuman) Laporin aja ke polisi bu! 1 Milyar itu kan banyak bu!
Ibu Ayu: Lho? Kok kamu dengar sih? Kamu tidur atau nguping?
Bi' Nopa: Mmm...dua-duanya bu...(Sambil menggaruk kepala) Tapi, pokok - nya laporin aja
deh bu!
Ibu Ayu: Mmm...gimana ya? Ya udah deh... (Menelepon polisi) Halo, ini Kantor Polisi?
(Terdiam sejenak) Tolong saya bu! Anak saya diculik. (Terdiam sejenak) Saya Ibu
Ayu. Rumah saya di Jl. Sukasepi no. 4. Ya, Terima kasih ya bu. (Menutup telepon)
(Beberapa saat kemudian, Ibu Ayu sudah berada di depan rumah kosong yang
dimaksud si penculik, bersama 2 orang polisi)
Polisi I: Ibu masuk dulu, kami akan mengawasi dari sini.
Polisi II: Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi ibu nggak perlu khawatir.
Ibu Ayu: Iya...iya...(Masuk ke dalam rumah kosong itu).

(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa anak Ibu Ayu yang diculiknya)

Penculik: Anda Ibu Ayu?


Ibu Ayu: Iya benar, saya Ibu Ayu.
Penculik: Anda membawa uang tebusannya?
Ibu Ayu: Ya, saya membawanya. Kembalikan anak saya!
Penculik: Enak aja! Duitnya dulu dong! Baru anaknya saya kembalikan.
Ibu Ayu: Nih! (Menyerahkan kantong plastik yang dibawanya pada penculik).
Penculik: Ini isinya duit?!
Ibu Ayu: Ya iyalah...dah tau nanya!
Penculik: Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh lagi! (Sambil
menggoyang - goyangkan kantong plastik itu).
Ibu Ayu: Eh! Emang beli koper nggak pake duit apa?! Lagian kan yang penting isinya duit!
Penculik: Huh, ya udah deh nggak apa-apa. (Membuka kantong plastik itu) Hmm...niat
banget nih ibu-ibu ngasih gue duit... (Bicara dalam hati).
Ibu Ayu: Ya iyalah...secara gitu loh...orang kaya... (Bicara dalam hati).
Penculik: Nih! Anak ibu saya kembalikan! (Sambil mendorong Dian, anak Ibu Kiki ke. arah
Ibu Kiki).
Star: Mama (Sambil memeluk Ibu Kiki).
Ibu Ayu: Ya ampun Star! Mama khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini dibuka dulu ya.
(Sambil membuka plastik yang menutupi kepala Star) Ha...! Lho kok...anak saya jadi
kurus kayak gini sih, ini bukan anak saya!
Penculik: Lho?! Jadi ini bukan anak ibu?
Ibu Ayu: Ya...kayaknya sih dia emang anak saya, tapi dulu dia itu gemoy. Nggak kayak gini!
Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! (Sambil mendorong Star ke arah
penculik).
Penculik: Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang-kenangan dari saya untuk ibu dan
uang ini sebagai kenang-kenangan dari ibu untuk saya. (Sambil mendorong Star ke
arah Ibu Ayu)

(Tiba-tiba saja polisi muncul dengan mendobrak pintu)

Polisi 1: Angkat tangan! (Sambil menodongkan pisang).


Polisi II: Eh! Itu... (Sambil menunjuk ke arah pisang itu).
Polisi 1: Oh iya, maaf!
Polisi II: Angkat tangan!
Penculik: Iya, dari tadi juga dah angkat tangan kok!
Polisi I: Kalian berdua ditangkap!
Ibu Ayu: Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya itu dia! (Sambil
menunjuk si penculik) Saya ini kan ibunya! (Sambil menunjuk Dian)
Polisi II: Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan ibu ditangkap karena menolak anak ibu
sendiri.
Ibu Ayu: Apa?! Tapi kan....
Polisi I: Sudah! Menjelaskannya nanti saja di Kantor Polisi!

Akhirnya polisi membawa Ibu Kiki dan si penculik ke Kantor Polisi.


Sementara itu, Dian dipulangkan ke rumahnya.

Pesan moral dari cerita ini adalah: Jangan pernah menyia nyiakan sesuatu atau orang
yang selama ini kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai