Di sebuah rumah mewah dengan perabotan yang mahal, tampak dari ruang
keluarga seorang pembantu yang tengah memasak di dapur. Tiba tiba telepon berdering
(kringkring). Dia langsung bergegas ke ruang tengah untuk mengangkat telepon
sambil memegang ulekan di tangannya.
Bi Siti
Penculik
Bi Siti
Penculik
: Saya penculik.
Bi Siti
Ibu Kiki
(Tiba tiba telepon berdering (kringkring). Ibu Kiki langsung duduk dan
mengangkat ulekan. Ia mengira ulekan itu adalah telepon)
Ibu Kiki
Penculik
Ibu Kiki
Penculik
: Saya penculik!
Ibu Kiki
: Pepepenculik?!
Penculik
: Ya, saya sudah berhasil menculik anak ibu. Kalau ingin anak
ibu kembali, ibu harus membayar uang tebusan sebesar Rp 1 Milyar!
Ibu Kiki
: Apa! 1 Milyar?!
Penculik
Ibu Kiki
Penculik
Bi Siti
:(Tibatiba siuman) Laporin aja ke polisi bu! 1 Milyar itu kan banyak bu!
Ibu Kiki
Bi Siti
Ibu Kiki
(Beberapa saat kemudian, Ibu Kiki sudah berada di depan rumah kosong yang dimaksud
si penculik, bersama 2 orang polisi)
Polisi I
Polisi II
: Ya. Kami akan mengintai dari sini. Jadi ibu nggak perlu khawatir.
Ibu Kiki
(Kemudian si penculik itu keluar sambil membawa anak Ibu Kiki yang diculiknya)
Penculik
Ibu Kiki
Penculik
Ibu Kiki
Penculik
Ibu Kiki
Penculik
Ibu Kiki
Penculik
: Nggak bermodal banget sih! Pake koper kek! Mana isinya duit receh
lagi! (Sambil menggoyang goyangkan kantong plastik itu).
Ibu Kiki
: Eh! Emang beli koper nggak pake duit apa?! Lagian kan yang penting
isinya duit!
Penculik
: Huh, ya udah deh nggak apa apa. (Membuka kantong plastik itu)
Hmmniat banget nih ibu ibu ngasih gue duit(Bicara dalam hati).
Ibu Kiki
Penculik
: Nih! Anak ibu saya kembalikan! (Sambil mendorong Dian, anak Ibu Kiki
ke arah Ibu Kiki).
Dian
Ibu Kiki
: Ya ampun Dian! Mama khawatir banget sama kamu sayang! Eh, ini
dibuka dulu ya. (Sambil membuka plastik yang menutupi kepala Dian)
Ha! Lho kokanak saya jadi jelek kayak gini sih, ini bukan anak
saya!
Penculik
Ibu Kiki
: Yakayaknya sih dia emang anak saya, tapi dulu dia itu cantik. Nggak
kayak gini! Ya udah deh, dia saya ikhlasin aja buat kamu! (Sambil
mendorong Dian ke arah penculik).
Penculik
: Ogah ah! Anggap saja anak ini adalah kenang kenangan dari saya untuk
ibu dan uang ini sebagai kenang kenangan dari ibu untuk saya. (Sambil
mendorong Dian ke arah Ibu Kiki)
Polisi II
Polisi I
: Oh iya, maaf!
Polisi II
: Angkat tangan!
Penculik
Polisi I
Ibu Kiki
: Lho! Kok saya juga ditangkap sih?! Kan yang nyulik anak saya itu dia!
(Sambil menunjuk si penculik) Saya ini kan ibunya! (Sambil menunjuk
Dian)
Polisi II
: Dia ditangkap karena menculik anak ibu dan ibu ditangkap karena
menolak anak ibu sendiri.
Ibu Kiki
Polisi I
Akhirnya polisi membawa Ibu Kiki dan si penculik ke Kantor Polisi. Sementara itu, Dian
dipulangkan ke rumahnya.
Pesan moral dari cerita ini adalah: Jangan pernah menyia nyiakan sesuatu atau
orang yang selama ini kita miliki.
Sumber: http://ilay984.blogspot.co.id/2010/12/naskah-drama-komedi-6-pemain.html
Sella : iya. Bapak bawa mobil yang mana nih? Kang bejo gabawa mobil yang baru
dibeliin papa kemarin kan?
Supir : engga kok non.. emang kenapa teh sama mobil barunya? *pasang tampang
bingung* (logat sunda)
Sella : yeh si bapak.. kemaren tuh mobilnya kecipratan becek, kan jelek jadinya kalo
bawa yang itu.
Hanif : *cengo ngeliat sella sama supirnya*
Sella : *kipas-kipas* iiih panas banget .. yaudah yu kang, pulang! Gue duluan ya nif!
Hanif : *masih rada cengo* ha? Iya.. hati-hati ya, sel.
Sella : *ngelampar tas sekolahnya ke supir* nih pak! Bawain tas gue! Berat nih!
Supir : *nangkep tas si sella*
Sella dan supirnya pun, masuk ke dalam mobil yang terparkir agak jauh dari halte
dan pergi.
Hanif : *ngeliatin sella dan supirnya pergi* gue gak abis pikir. Ada aja orang
begituan yaallah *latin jam tangan* udah jam segini, gua juga pulang ah.
Hanif pun pulang dengan angkutan umum yang berhenti tepat di depan halte.
Sesampainya Sella di rumahnya.
*barang-barang berantakan di luar rumah* *banyak barang yang terlempar dari arah
pintu*
Sella : *kaget ngeliat barang yang dilempar dr arah pintu rumahnya* lho!? Ada
apa ini? Maa!! Ada apa ini, ma!? Kok barang-barang kita dibuangin gini sih?
*ibu sella keluar*
Ibu Sella
: *keluar dari pintu* *sambil nangis* nak! Kita bangkrut, nak!. Mama
ditipu orang! Kita jadi miskiiin!!
Sella
: *kaget* OMH! Gua jadi miskin !? no.. noo..noo.. itu gak mungkin.
Mama bohong kan? Ini bukan april moop kan ma!?
Ibu Sella
Sella
: oh iya lupa *nyengir* *sadar lagi* What? Miskin? Aku gak mau
miskin! Pokoknya aku gamau jadi anak mama lagi! Titik! Aku gak mau
jadi orang miskiin.. miskiiin .. miskiiin (bergema ceritanya)
Tak lama setelah bangkrut, Mama, satu-satunya orang tua Sella meninggal karena
sakit-sakitan, Sella pun akhirnya hidup sebatang kara.
Beberapa tahun kemudian
Pak Yanto
Mar(sella)
: *buru-buru nyamperin pak yanto* maa.. maaf tuan, tadi saya lagi nyuci
baju dibelakang.
Pak Yanto
: Dasar kamu ini, gak becus. Yasudah, sebentar lagi anak saya yang
tinggal di USA akan pulang, kamu tunggu dia. Saya mau istirahat dulu.
*sambil ngelempar jas dan tasnya ke sella*
Mar(sella)
Dan.. begitu lah kisah dari kesombongan Sella dengan segala hartanya yang ia
punya saat dia muda. Berkat kesombongannya itu, sekarang ia menjadi pembantu di
rumah orang tua temannya sendiri, beruntunglah temannya mau memberikan pekerjaan
yang lebih baik dari pembantu yaa.. Good luck Sella!
Sumber: http://pyonpyonkirei98.blogspot.co.id/2014/06/naskah-drama-anekdot.html