Anda di halaman 1dari 8

Naskah Drama Pemeran :

Narator : Selfina
Ayah : Thomas
Ibu : Revi
Anak sulung : Aron
Anak bungsu: Aril
Pendeta : Angel
Kawan 1 : noak
Kawan 2 : ezra
Kawan 3 : josua
Kawan Gereja : Andini
Narator : cerita tentang seorang anak yang pergi meninggalkan ayahnya yang kemudian
menyadari kesalahannya dan kembali kepada ayahnya. Selamat menyaksikan drama
dengan judul “Pulang”
Narator : Alkisah cerita seorang ayah dan ibu yang memiliki 2 orang anak yaitu si sulung
dan si Aril, kedua anak tersebut memiliki sifat yang berbeda, si sulung adalah anak yang
rajin dan patuh pada orang tua, sedangkan si Aril adalah anak yang malas dan suka
berfoya-foya.
(saat makan pagi)
Ayah : Tunggu dulu!!! sebelum kita sarapan, bang ayo kamu pimpin doa
Sulung : baik pah........ Mari kita berdoa, ya tuhan trimakasih kau kumpulkan kami disini,
berkatilah makanann yang kau sediakan amin
Ayah: silahkan makan
Merekapun makan pagi bersama dengan suasana yang hangat
Ibu: adek makannya yang banyak la
Aril: enak kali looo mah
Sulung: mah… minta air
(Setelah makan)
Sulung : papa…mama aku pergi dulu ya
Ibu : ehh…abang mau kemana bang…?
Sulung : mau ke kebun ma
Ibu : Oke bang,cepat pulang ya …

Narator : lalu si sulung meninggalkan ayah dan ibunya lalu pergi ke kebun..... melihat
kakaknya pergi, si Aril menghampiri ayahnya dan menyampaikan hasratnya.
Ayah : ( sedang membaca koran )
Ibu : ( membawa kopi buat ayah)

Aril : (datang menghampiri ayah) papa, aku lihat lihat harta bapak sangat banyak , pasti harta itu
akan menjadi milikku dan saudaraku. Aku mau papa memberikan harta bagianku sekarang!!!.
Ayah : Tapi untuk apa nak ? semuanya itu akan kamu dapatkan selagi disini bersama ku
Aril : ah ! aku sudah bosan tinggal disini, sekarang berikanlah harta bagianku pa!
Ayah : baiklah tunggu abangmu pulang
Aril : oke..oke cepat!!!

Narator : setelah menyelesaikan pekerjaannya si sulungpun pulang, lalu sang ayah


memanggil nya

Ayah: bang…bang sini dulu


Sulung : ada apa pa?
Ayah : anakku jadi begini…, adikmu telah meminta harta bagiannya. Apakah kamu setuju?
(Narator baca)Si sulung tercengang, ia heran mengapa ayahnya membagikan harta
warisan secepat ini, mengingat ayah dan ibunya masih hidup.
Sulung : astaga…ya sudah pa berikan saja apa yang menjadi haknya
Ayah: baiklah, kalian tunggu disini
Narator : lalu sang ayah pergi mengambil sebagian dari hartanya, dan memberikannya
kepada Aril
Ayah : (memberikan dokumen ) ini hak mu pergunakan sebaik mungkin
(Aril berbicara dalam hatinya “uang ini mau saya pakai buat apa yah? (ekspresi angkuh)
sinis)
Narator : setelah Aril mendapatkan warisan, ia pergi meninggalkan rumah dan menjual
seluruh hartanya Serta menghabiskannya dengan berfoya- foya.
Narator : keesokan harinya si Aril mulai berfoya-foya dan bergegas ke tempat perjudian
(ketika Aril berjalan ke suatu tempat untuk menghabiskan hartanya ia bertemu dengan
teman gerejanya)
Teman Gereja : hei ko mau kemana aril ? (menatap penuh kecurigaan)
Aril : aku baru saja dapat harta warisan lohhh, jadi aku mau pergi bersenang-senang kemanapun
aku mau
Teman gereja : kalau boleh ini aku kasih saran? sebaiknya harta tersebut kamu pergunakan
sebaik mungkin dan tidak untuk berfoya-foya yang tidak penting
Aril : sudahlah banyak sekali bicara mu, pergi sana!
Teman gereja: ya sudahlah…Tuhan memberkatimu kawan……
Dengan tatapan sinis ia pergi meninggalkan teman gereja dan bergegas pergi ketempat
perjudian
Kawan 1 : eh itu bukannya si Aril? dengar” dia baru dapat harta warisan dari ayahnya.Ayo kita
hampiri dia siapa tau dia bisa jadi ATM berjalan buat kita.
Kawan 2 : Gaspoll…
Kawan 1,2,3, : bagaimana kabar bro ?
Kawan 2 : ku dengar kamu telah mendapat harta warisan dari ayahmu
Aril : (Dengan sombong iya mengangkat semua kantung uang yang di bawanya) You can see for
yourself right.
Kawan 1,2,3(saling berpandangan dengan ekspresi yang licik )
Kawan 2 : kalau begitu maukah kamu duduk dan minum bersama-sama dengan kami? Tentu
kamu masih punya banyak uangkan ?
Aril: tentu saja , ambillah sesuka hati kalian.
Narator : akhirnya mereka menghabiskan uang Aril.
Arilpun termabuk dan tetidur. dan akhirnya kawan-kawannya pun pergi meninggalkan
dia.
Ketika ia tersadar iapun menyadari bawah teman-temannya telah menghabiskan
uangnya.
Aril pun bingung dan tidak tahu harus berbuat apa
Aril : (berjalan sambil mengelus elus perut karena lapar ) Adu Lapar Sekali
Kawan 3 : eh bukannya itu si Aril ?
Kawan 1 : iya itu si Aril
Kawan 3 : Eh Aril mau kemana ? terlihatnya kamu sedang tidak baik-baik saja
Aril : bro kalian ada uang ga ? atau makanan adakah ?
Narator : melihat penampilan si Aril teman-temannya pun berniat menjauhinya dan
berpura-pura tidak mengenalnya.
Kawan 2 : maaf ya tapi kami tdk punya teman yang miskin seperti lu..
Aril : jadi selama ini kalian hanya memanfaatkan aku saja ?
Kawan 2 : baguslah kalau kamu sudah menyadarinya Kawan 1,2,3 : Ada Uang, Ada teman
Kawan 1 : ayo kita pergi tidak usah lama-lama disini

Narator : akhirnya teman-temanya pun pergi meninggalkan Aril. Aril kecewa mengetahui
teman-temannya hanya memanfaatkannya
Aril pergi, ia berjalan jalan tidak tahu kemana tujuannya. Seketika itu datanglah teman
gereja menghampirinya
Teman gereja : Aril kau darimana saja, aku tidak melihatmu akhir akhir ini?
Aril : ah ( mengancungkan tangan) jangan ganggu aku !
Aril : aku sekarang tidak mempunyai apa apa lagi dan sedang mencari pekerjaan
Teman Gereja : mencari pekerjaan? Bukannya kemarin kamu mendapat warisan dari ayahmu?

Aril : semua harta sudahku habiskan dengan berfoya-foya, kini aku Sudah tidak punya apa-apa
lagi, dan bingung aku harus kemana sekarang
Kawan gereja:nah sudah kubilang lebih baik kamu gunakan harta itu untuk hal yang baik.
Aril :aaa...kau hanya menambah masalahku saja kupikirkau bisa menolongku ternyata sama saja
tidak berguna sudah sudah pergi sana aku nggak perlu kau disini
Teman gereja: Baik lah..
Narator : Aril merasa lapar, ia berusaha mecari pekerjaan dan pergi ke rumah2. Ia
melihat sebuah rumah yang nampaknya dapat memberikannya pekerjaan
Aril : permisi bu, apakah ada pekerjaan disini?
Majiakan: tidak…tidak… tidak ada pekerjaan untuk mu disini!!
Aril: tolong lah bu…tolong lah saya
Majikan : sebenarnya disini sudah tidak ada pekerjaan, tapi karena saya kasihan melihatmu, saya
akan memberikan kamu pekerjaan
Aril : Terimakasih banyak bu, apa yang harus saya kerjakan bu?
Majikan : mulai hari ini tugasmu membersihkan seluruh bagian rumah ini
Aril: baik bu..
Narator : Aril memulai pekerjaannya, namun karena Aril adalah anak yang arogan,
pemalas dan suka berfoya-foya iapun bekerja dengan ele elean. mengetau hal itu
majikanpun marah dan memecatnya.
aril: ahh males banget kerja gini…
Majikan : (datang dengan hentakan kaki yang tegas) hei pemalas! Kamu kerja macam apa ini?
Mulai detik ini juga kamu saya pecat dan keluarlah dari tempat ini
Aril : alahh gini aja ribut, gajinya juga dikit. Cabut ahh
Narator : Aril pergi meninggalkan rumah majikan dengan rasa putus asa dan benci pada
dirinya, aril yang berjalan sendirian Dan kebingungan. Melihat teman gereja Aril
bergegas dan meminta bantuan kepadanya
Aril : (melihat teman gereja menghampiri, ia langsung bergerak menghampiri duluan) Teman,
bantulah aku. Apa yang harus aku perbuat dengan keadaan seperti ini. Aku tidak mempunyai apa
apa. Hidupku hancur. Tdk ada lagi harapan bagiku. Aku tidak mau kembali kepada orang tua
dengan keadaan seperti ini
Teman gereja : maaf kawan aku tidak bisa membantumu tapi aku tau tempat dimana kau bisa
memecahkan masalahmu
Aril: hahh.. dimanakah itu kawan?
Teman gereja: mari ikut aku..
Narator : lalu teman gereja mengajak si Aril ke gereja
Teman Gereja : inilah tempat yg ku maksud
Aril : gereja? Apa yang bisa saya dapatkan ditempat ini?
Teman gereja : ya! Disini kamu dapat mencurahkan isi hati, beban yang kamu miliki dan semua
keluhan yang ada padamu
Narator : masuklah mereka ke dalam gereja dan berdoa bersama.setelah mereka selesai
berdoa datanglah pendeta menghampiri mereka
Pendeta : apa yang sedang kalian gumuli?

Narator : Aril menceritakan semuanya pergumulannya kepada pendeta dan akhirnya


pendeta pun menasehati serta mengajak mereka untuk melayani bersama.
(Kebaktian minggu)
Narator : kisah cerita si Aril belanjut sampai malam natalpun tiba, saat keluarga Aril
mengikuti kebaktian natal di gereja
mereka melihat Aril yang sedang melayani Tuhan di gereja sebagai Petugas kontrol
jalannya ibadah
Sulung : pahh…bukankah itu si Aril?
Ayah : yang mana bang?
Sulung : yang itu pah, (sambil nunjuk ke arah si Aril yang pada saat itu sedang merapikan kursi)
Narator : melihat Aril anak yang ia kasihi yang selama ini pergi meninggalkan mereka,
ayah dan ibu pergi menghampirinya
Ayah : Aril, benarkah kau ini aril?
Ibu : Ariel selama kau pergi dari rumah, kami selalu merindukanmu untuk pulang,sekarang
betapa bahagianya kami
Ayah : (sedih sambil berbicara) Aril selama ini bapak menunggumu kembali, bapak rindu untuk
memeluk dan menciumu....papa tidak pedulikan harta yang ku berikan padamu karena kau
adalah anak yang sangat ku kasihi, kau lebih berharga dari segala hal yang ku miliki di dunia ini,
bahkan nyawa ku pun akan ku berikan padamu nak
Narator: karena merasa iri hati dan dengki sulung gundah dan gelisah.
si Aril merasa bersalah dan berdosa, ia bersedih dan tersungkur di kaki ayah dan ibunya.
Ia meminta maaf kepada ayah dan ibunya.
Aril : pah…mah..aku adalah anak durhaka, aku sudah berdosa kepada kalian sekarang aku
meminta maaf yang teramat dalam dan aku merasa aku tidak layak lagi sebagai anak kalian
sebab aku sudah bersalah dan berdosa terhadap kalian yang sudah merawat dan mengasihiku
Narator : mendengar penyesalan dan permintaan maaf si anak bungsunya ayah dan ibu
mengangkatnya dan memeluknya
ibu : Ariel….kau adalah anak kami apapun yang kau perbuat kau tetaplah anak kami, kesayangan
kami. Dari awal kami sudah memaafkanmu dan tidak ada alasan untuk tidak menerimamu
kembali
Ayah : (mengangguk”)
Aril : terimakasih pah..mah(sambil menangis)
Narator : mendengar ucapan ayah dan ibunya si Sulung merasa cemburu, dia marah. Ia
berfikir mengapa ayah dan ibu masih menerimanya, padahal dia sudah berdosa terhadap
ayah dan ibu
Sulung : ( dengan muka yang marah ) pah..mah kenapa kalian menerima si Aril kembali,
bukannya dia ini anak durhaka yang hanya mengingini harta bapak dan mamak saja?
Aril : maafkan aku atas apa yang sudah aku lakukan bang.... Aku menyesal aku siap menerima
konsekuensinya (sambil menangis)
Narator : mendengar penyesalan adiknya, si sulungpun menyesal telah menyimpan
dendam kepada adiknya, iapun mengangkat dan memeluk adiknya
Sulung : maafkan aku juga karna dendam samamu dek, tidak seharusnya aku seperti itu. Aku
Sudah memaafkanmu. kami semua sudah memaafkanmu
Aril : terimakasih ya bang(sambil memeluk si sulung)
Sulung : Sekarang ayo kita ibadah natal, kau mau nggak duduk bersama kami?
Ayah dan ibu : (tersenyum bahagia, mengangguk dan menepuk bahu si bunggu untuk
mengiyakan)
Aril : tentu bang, aku akan ibadah bersama kalian...
Ibu : ( ibu memakaikan topi natal untuk Aril )
Aril : (Si Aril pun membawa ayah ibu dan sulung menduduki tempat terhormat di bagian depan
sebagai ungkapan terimakasih dia karena dia sudah diterima di keluarganya kembali
Narator: mereka merayakan natal bersama-sama, mereka berdoa karna bersyukur Aril
anak bungsu yang yang tadinya pergi dan tidak benar-benar mengasihi keluarganya, kini
kembali dan menyadari kesalahannya.
Setelah beribadah kebaktian natal ayah Aril menemui pendeta, ia meminta ijin agar Aril dapat
kembali ke rumah dan tetap melayani Tuhan di gereja...
Ayah : Ibu pdt saya mau meminta ijin untuk Aril kembali bersama kami ke rumah dan namun dia
tetap melayani Tuhan di gereja ini
Pdt : Puji Tuhan kalian sudah menerima Ariel kembali, tentu dia boleh pulang bersama dengan
kalian dan kapan saja dia bisa kembali melayani Tuhan di gereja ini
Ayah dan ibu : (tersenyum dan berterima kasih) terima kasih bu pendeta
Pdt : sebelum kalian pulang boleh kah saya memberkati kalian semua.
Ayah: tentu boleh..dengan senang hati bu pendeta..
pendeta: Sebelum kalian berdoa izinkan saya mendoakan keluarga kalian
Marilah berdoa, Pujian syukur kami persembahkan padamu Tuhan atas tuntunan kasihmu .
( mengangkat tangan dan memberkati keluarga mr x)

Terkadang kita manusia berlaku seperti anak sulung yang tidak suka dan memandang
rendah si anak bungsu yang pulang setelah pergi dan berbuat kesalahan. Sama halnya
dengan kita yang terkadang tidak menerima orang di sekitar kita karena mereka berdosa
dan melakukan kesalahan. Namun Tuhan bersikap seperti sosok ayah, yang meskipun kita
bersalah dan pergi meninggalkannya, namun Dia tetap mengasihi kita dia tetap membuka
pintu untuk kita kembali kepadaNya
Selamat natal semoga kasih Tuhan yang tak pernah meninggalkan kita dapat kita
pancarkan kepada semasa ciptaanNya.

Anda mungkin juga menyukai