Orientasi : Alkisah di sebuah desa, hiduplah seorang wanita kaya bernama Nyai Bagendit. Nyai
Bagendit berstatus janda dengan warisan harta melimpah dari almarhum suaminya yang telah
lebih dulu meninggalkannya. Sayang, Nyai Bagendit dan suami tidak dikaruniai anak sehingga ia
pun hidup sebatang kara. Selama hidupnya, Nyai Bagendit hanya memikirkan harta dan sangat
takut jatuh miskin. Hal tersebut membuatnya menjadi orang yang pelit meski ia telah mendapat
julukan sebagai orang paling kaya di desanya. Nyai Bagendit juga dikenal warga sebagai wanita
yang sombong dan kejam kepada sesama. Ia suka memamerkan hartanya di depan warga desa
yang sebagian besar miskin dan hidupnya kesulitan.
Komplikasi : Suatu hari, Ajeng saudara dari Nyai Bagendit, datang ke rumah nyai untuk
meminjam uang kepada nyai karena anak dari Ajeng yaitu Ujang sakit dan membutuhkan
bantuan dari Nyai Bagendit. Namun, sesampainya Ajeng disana ia tidak dipinjamkan uang oleh
Nyai Bagendit melainkan dihina dan di caci-maki olehnya. Ajeng merasa sedih dan kecewa
dengan kelakuan Nyai Bagendit yang diterima olehnya, dan berkata bahwa akan memberi
pelajaran akan sikap kasar yang dilakukan oleh Nyai Bagendit. lalu Ajeng kembali ke rumahnya
dengan perasaan Gelisah dan Khawatir akan keadaan Anaknya yang semakin memburuk.
Sesampainya dirumah dugaan Ajeng benar, bahwa keadaan anaknya semakin memburuk dan
membutuhkan pertolongan secepatnya. Disaat itu pula Ajeng pergi dan terburu-buru mencari
pertolongan warga sekitar, saat Ajeng berlari dan mencari pertolongan, ada seorang tetangga
yang bernama “ Pak Asep ” seorang petani yang sedang berjalan pulang setelah dia
menyelesaikan panennya, Pak Asep terheran dan memanggil Ajeng untuk menghampiri dan
bertanya
Di sisi lain, Nyai Bagendit yang terbaring sakit dan tidak berdaya telah menghembuskan nafas
terakhirnya saat malam sebelum bergantinya hari karena ia terbaring dan tidak memiliki tenaga
untuk bangkit mengatur diri dan meminta pertolongan. Badannya membusuk, dan kondisinya
yang sudah tidak bisa dikenali lagi. Pak Jaka, tetangga dekat Nyai Bagendit mencium bau busuk
datang dari arah rumah Nyai Bagendit, ia merasakan hal aneh karena sudah 5 hari Nyai
Bagendit tidak keluar dari rumahnya dan sekarang ia mencium bau aneh dari arahnya.
Pak Jaka : Waduh, Bau apa ini sudah 4 hari tidak hilang-hilang. Sampah sudah bersih semua saya
rasa..
Pak Jaka : Baunya saya rasa dari sini
Ucapnya berarah ke rumah nyai. Dan Pak Jaka bergegas pergi ke rumah Nyai Bagendit untuk
memastikan hal yang ia duga itu benar terjadi atau tidak. Sesampainya disana...
Pak Jaka : *mengetuk pintu
Pak Jaka : Permisi Nyai Bagendit, Boleh buka pintunya?
Ia terus mengetuk pintunya, tetapi tidak ada respon dari rumah Nyai Bagendit.
Pak Jaka : Aduh, gak beres nih saya sudah tidak tahan lagi baunya!
Karena sudah terlalu lama ia menunggu dan tidak tahan akan bau tidak sedapnya, ia mendobrak
pintu sekencang-kencangnya untuk jalan petunjuknya.
Pak Jaka : Bau nya dari arah Nyai.
Pak Jaka : Permisi! Saya izin masuk ya
Soraknya..
Lalu tidak disangka Nyai Bagendit sudah membusuk dan disekelilingi lalat, awalnya ia tidak
mengira bahwa itu Nyai Bagendit karena wajahnya yang sudah tidak dikenali. Ia terlihat pucat
dan membengkak.
Pak Jaka : Innalilahi wa inna illahi rojiun, Pak, Bu! Tolong!
Sorak dan Teriaknya
Bu Tiyem, yang sedang berjalan untuk berangkat bertani mendengar hal itu bergegas mendekat
kearah teriakannya tetapi ia berkata
Bu Tiyem : Bau busuk apa ini, Jorok sekali!
Ia terkejut dan menertawakannya.
Bu Tiyem : Hah! Haha. Itu akibat dari menertawakan kondisi duka saat itu!
Pak Jaka yang mendengarnya merasa tidak enak karena apa yang Bu Tiyem lakukan juga salah.
Pak Jaka : Sudah bu, tidak baik seperti itu. Biarkan Nyai beristirahat dengan tenang.
* Tarian dan Sambutan terakhir dari pemain dan seluruh penampil dan membacakan pesan
moral.
Pesan Moral :
Kesimpulan :
Antagonis : Nyai Bagendit > Zahra Aurora S.
Protagonis : -Bu Ajeng > Nurul Ramadhani.
-Ujang > Adrian Putra H.
-Pak Asep > Aditiya Rifki A.
-Pak Rt > Zaki Amirul H.
-Pak Jaka > Demian Bhisma M.
Tokoh Tambahan :
-Warga sekitar. > Tokoh Tambahan.
1. Nabila Kamilannisa. > Bu Tiyem
Narasi : Mahsa Anindya
Perekap :
1.
2. Bimo Rudhy S.
3. Riony Maycha S.
4. Devan D.
5. Luthanazar Arnando T.
Sutradara : Raissya Ameliya S.
Naskah :
Raissya Ameliya S.
Dokumentasi : [ Fotography, Videography, Editing ]
1. Uga Dyaksa A. A.
2. Muhamad Hasbi S.
Penari :
1. Ivana Zain.
2. Lintang Mahanani S.
3. Minaz Salischa N.
4. Rayza Kumala P.