CERPEN
"Di sebuah desa yang indah dan lestari, para pedagang cabe memenuhi pasar dengan teriakan
menawarkan dagangannya. Seorang ibu paruh baya menghampiri untuk membeli cabe".
Dari kejauhan, seorang pria gagah bersama istri cantiknya berjalan menghampiri pedagang cabe.
Malin: Istriku.
Ibu Malin memandang putranya tak percaya. Setelah sekian lama pergi, akhirnya dipertemukan kembali.
Malin hanya menatap bingung. Ia tak mengenali wanita paruh baya itu.
Malin: Iya. Kamu siapa?
Ibu Malin: Omg, halo Malin! Aku ini ibumu. Tidak ingat ya?
Ibu Malin: Halo, aku ini ibu Malin. Kamu siapanya ya? Tukang pijitnya? Hahaha.
Istri: Gwh, istrinya, dong! Beb, ini bener ibumu? Norak banget sih!
Malin: Hei! Jangan kebangetan! Aku tidak mengenal kamu. Ibuku sudah mati!
Ibu Malin berusaha mengingatkan dengan luka bakar di tangan Malin dulu. Namun Malin tetap tidak
percaya. Sempat diusulkan tes DNA, tapi Malin menolak. Akhirnya, kehabisan kesabaran, Ibu Malin
mengutuk Malin menjadi batu. Benar saja, Malin pun perlahan membatu.
Ibu Malin menangis menyesali kutukannya sambil memanggil nama Malin. Hanya keajaiban yang dapat
mengembalikan Malin seperti semula. Begitulah kisah sedih Malin Kundang yang durhaka kepada
ibunya.
NASKAH DRAMA
Narator: "alkisah.. malin Kundang yang meninggalkan ibunya setelah sekian lama pergi akhirnya disuatu
desa yang indah dan lestari terjadilah sebuah pertemuan yang tidak di duga.. penasaran kan dengan
ceritanya?? sama
pedagang 2: lohh bukan cabenya yang maniss, tapi ibu yang maniss
malin: istrikuu
ibu malin: Omg hellooo malin, i am your mom. tidak kah kamu masih ingat?
ibu malin: malinn kemana saja kamu nak, sudah lama tidak ngasih kabar, Instagram nggak di tag,
Facebook nggak di chat
ibu malin: hellooo i am mami nya. you siapa nya ya? tukang pijit nya ya? hahaha
istri: gwh istrinya, beb ini bener ibu mu? aku ga mau ya beb punya mertua ihh alay begitu liat aja alisnya
iihh norak banget iiihhh...
malin: heii kamu!! jangan kebangetan ya! aku tidak mengenal kamu! ibuku sudah mati!!
pedagang: astaga cabe ku terguncang, astaga cabe ku kaget, astaga cabe ku restum
ibu malin: lihatlah luka bakar yang ada di tangan kirimu, itu luka bakar karna terkenal alat cetom mami
dokter: sudah sudah. sahabat saya yang super, keluarga yang paling berharga yang kita miliki betul?
tenang tenang, jangan pernah kita tidak mengakui keluarga kita, keluarga yang super
dokter: hmmm mm
ibu malin: belumm pak belumm, pak anak ku sudah dibesarkan dari kecil hingga besar
dokter: terus?
dokter: ya ya..
dokter: pertanyaan yang super! sekarang anak ibu sudah tidak mengakui ibu sebagai ibu kandungnya
ibu malin: malin! sudah habis kesuburan ibu, kalo kamu tidak mengakui saya sebagai ibumu, saya kutuk
kamu menjadi batu
malin: halah hari gini masih percaya sama kutukan? silah kan saja
ibu malin: malinn! ibukan cuman becanda, malinn malinn anak kuu
narator: dan akhirnya, begitulah kisah legenda si malin Kundang sekian dan terimakasih