Anda di halaman 1dari 5

KISAH GADIS PENJUAL SUSU

Pada suatu waktu di zaman Khalifah Umar bin Khattab hiduplah seorang gadis penjual susu kambing. Ia
tinggal di pinggiran kota madinah, bersama ibunya. Karena sejak beberapa tahun yang lalu, ia telah menjadi yatim
dan harus berjuang keras demi memenuhi kebutuhan hidup bersama ibunya.
Di sebuah pasar..
(Banyak yg berjualan. Ada penjual baju, kurma, dan dua penjual susu murni) semua menjajakan dagangannya.
Pembeli 1 : "bu, berapa harga satu kendinya?"
Ibu penjual susu : "seperti biasa, setengah dirham bu".
Pembeli 2 : "aduuh.. kok mahal sekali."
Ibu penjual susu : "harganya memang segitu bu, dari dulu."

Lalu terdengar penjual susu yang lain sedang mempromosikan dagangannya.

Bapak penjual susu : "Ayo ibu², susu kambing saya ini murni dan murah. Ayo silahkan siapa yg mau beli. Harganya 1
dirham dpt 5 cawan. Ayo, susu murah dan sehat!"
Pembeli : "Wah disana lebih murah. Maaf ya bu, saya mau beli susunya disana saja. Ayo ibu² kita beli disana saja."
Lalu pembeli mendatangi bapak penjual susu tersebut dan membelinya. Pelanggan yang biasa membeli pada ibu
tersebut berpindah pada penjual susu murni yang lebih murah.
Setelah beberapa waktu menunggu tak ada pembeli akhirnya anak perempuannya memutuskan untuk
menjualnya dengan cara berkeliling.
Gadis penjual susu : "bu, saya coba jual susunya berkeliling saja ya. Siapa tau, nanti ada pembeli disana."
Ibu : "baiklah nak. Hati² ya."
Kemudian gadis itu pergi berkeliling menjajakan dagangannya.
Gadis : Susu murni, susu murni..! Susu murninya pak, bu.. Ayo siapa mau beli..
Lalu beberapa saat kemudian ada pembeli.
Pembeli 3 : "saya mau beli kak, satu kendi saja ya".
Gadis : "Alhamdulillaah.. Baiklah, harganya setengah dirham ya."

Keesokan harinya, di pasar.. (banyak yg berjualan). Kemudian Bapak penjual susu menghampiri ibu penjual susu.
Bapak : "bagaimana penjualan susu kambingnya akhir² ini bu?"
Ibu : "Alhamdulillah lumayan, tp memang belakangan ini kurang laku."
Bapak : "ibu tau apa sebabnya? "Itu karena harga susu yg ibu jual harganya terlalu mahal. Coba kalau dijualnya lebih
murah, pasti banyak pembeli."
Ibu : "sebenarnya susu yg saya jual ini harganya tidak mahal. Saya hanya mengambil untung sedikit. Kalau harganya
diturunkan lagi, saya pasti rugi."
Bapak : "ibu mau tau gak caranya? Agar ibu tidak rugi meskipun harganya diturunkan?"
Ibu : "bagaimana caranya?"
Bapak : "ibu campurkan saja susu kambingnya dengan air. Dengan begitu, jumlahnya pasti jadi lebih banyak. Jadi ibu
bisa menjualnya dengan harga yang murah."
Ibu : "hm.. bukannya itu perbuatan jahat?"
Bapak : "jadi maksud ibu, saya ini penipu?"
Ibu : "Maaf bukan maksud saya seperti itu."
Bapak : "Awas ya, ibu akan menyesal telah menghina saya."

Malam harinya ketika khalifah umar sedang berpatroli, ia berbincang dengan sahabatnya.
Khalifah : "Akhir² ini, saya mendapat keluhan dari masyarakat. Katanya banyak susu kambing yang dijual di pasar
sering terasa encer, seperti dicampur dengan air"
Sahabat : "Saya juga mendengar hal yg sama wahai amirul mu'minin."
Khalifah : "Kita harus menyelidikinya, dan ini tidak boleh dibiarkan."
Sahabat : (mengangguk)
Keesokan harinya, sahabat mendatangi pasar sambil berkuda. Lalu dia memberi maklumat.
Sahabat : "wahai para pedagang dan para penduduk madinah, dengar! Aku ingin menyampaikan sebuah maklumat
yang disampaikan oleh khalifah umar bin khattab. Maklumat ini berisi tentang larangan mencampur susu kambing
dengan air. Karena kami mendengar, bahwa ada penjual susu kambing yang mencampurnya dengan air. Beliau ingin
mengingatkan kepada siapa yang melakukannya. Takutlah kepada Allah swt, tinggalkan dan jauhilah perbuatan
curang karena itu adalah perbuatan haram dan aniaya. Dan barang siapa yg tetap melakukannya bersiaplah
menghadapi pedang amirul mu'minin umar bin khattab yang akan meluruskannya. Demikianlah maklumat ini aku
sampaikan.
Para pedagang di pasar ribut dan membuat para pedagang curang ciut. Lalu bapa penjual susu menghampiri ibu
penjual susu.
Bapak : "Heh, kamu ya yang melaporkan kami kepada khalifah?" (Menendang kendi)
Ibu : "apa yang kalian lakukan? Apa salah saya?"
Bapak : "halah, dasar sok suci." Menendang kendi lagi.
Ibu : (menangis sambil merapikan kendi)
Bapak : "Mulai sekarang, kamu tidak boleh berdagang di pasar ini. Silahkan cari tempat lain. Mengerti?"
Ibu : (menangis)

Hingga beberapa bulan kemudian, di bawah terik matahari kemarau kota madinah
ketika ibu dan gadis penjual susu baru saja pulang berdagang.
Ibu : "Ayo istirahat dulu nak."
Gadis : "Iya bu."
Mereka pun duduk.
Ibu : "Musim panas sudah tiba. Kambing kita mulai sedikit susunya, berarti akan semakin sedikit susu yang kita jual
dan semakin sedikit uang yg kita dapatkan dr hasil menjual susu kambing."
Gadis : "Sabar ya bu. Ini kan ujian dari Allah swt. Siapa tau setelah semua ini berakhir, kita memetik kemenangan.
Yang penting kita tidak ikut²an berlaku curang seperti yang lain. Kita harus yakin bu, rezeki dari Allah akan datang
untuk kita. Jika padang rumput mulai menghijau lagi, in syaa Allah kambing² kita akan gemuk dan kita bisa banyak
mendapatkan susu."
Ibu : "Aamiin"
Lalu ibu dan gadis itu menjual susu kambingnya dari rumah ke rumah. Alhamdulillah, dari hari ke hari
penjualannya bagus dan mereka sudah memiliki pelanggan tetap. Setiap pagi mereka rutin mengantarkan susu
kambing ke rumah pelanggannya.
Mendengar kabar ini si bapak penjual susu yang berdagang di pasar merasa tidak terima. Ia tidak ingin
pelanggannya berkurang karena telah membeli susu dari si ibu penjual susu kambing itu.
Akhirnya dia menyusun sebuah rencana.
Pagi² sekali dia mengantarkan dan menjual susu kambing dari rumah ke rumah. Terutama pada pelanggan si ibu.
Yang akhirnya, tingkat penjualan si ibu jadi berkurang dari hari kehari.
Hingga pada suatu malam, ketika sedang berjalan² memeriksa keadaan rakyatnya khalifah mendengar suatu
percakapan dari rumah ibu dan gadis penjual susu.
Ibu : "bagaimana penjualan susu kambing kita hari ini nak?"
Gadis : "ibu, susu kambing kita tidak banyak yg laku hari ini."
Ibu : "kenapa?"
Gadis : "ternyata para pedagang yg pernah menyarankan ibu untuk mencampur susu dengan air, dia juga
menjualnya dari rumah ke rumah sekarang."
Ibu : "Hah? Dengan harga yg sangat murah?"
Gadis : "Begitulah bu."
Ibu : "Mereka benar² nekat. Padahal amirul mu'minin sudah melarang mereka mencampur susu dengan air."
Gadis : "sudah lah bu."
Ibu : "Sejak ayahmu meninggal, penghasilan kita semakin menurun. Sekarang persediaan gandum kita juga sudah
habis. Ya Allah.."
Gadis : "Sabar ya bu. Untuk sementara, kita minum susu kambing dulu saja. Semoga dapat mengganjal perut kita yg
lapar."
Ibu : "Anakku, ibu tau kau anak yang baik. Tapi, sementara ini bagaimana kalau kita campurkan saja susu ini dengan
air. Supaya kita bisa bertahan. Toh pedagang² lain juga banyak yg melakukannya."
Gadis : "hah? Astaghfirullaahal 'azhiim. Tidak bu, ibu kan tau khalifah melarang keras untuk melakukan itu. Apa ibu
lupa, sanksi yang akan dijatuhkan pada para pedagang yg curang pada pembeli?"
Ibu : "tapi nak, kan tidak ada yang tau. Termasuk khalifah umar. Selama ini kita terkenal sbg pedagang yang jujur,
pasti tidak ada yang curiga pada kita. Lagi pula, sudah tengah malam begini tidak akan ada yg melihat."
Gadis : "Wahai ibuku sayang, walaupun khalifah umar tidak melihat kita tp Allah. Tuhan khalifah umar dan Tuhan
kita, sungguh Maha Melihat seluruh perbuatan hamba-Nya."
Ibu : "Tapi.."
Gadis : "ibu, aku tidak mau melakukan kecurangan pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin Allah akan selalu
mengawasi apa yg kita lakukan setiap saat."
Ibu : "Astaghfirullah. Kamu benar nak, maafkan ibu." (Menangis dan berpelukan
Gadis : "Ya Allah, kami memohon perlindunganMu dari kelemahan diri dan perbuatan yang buruk dan kuatkanlah
iman kami. Aamiin."
Sementara di luar rumah..
Khalifah : "Maa syaa Allah, anak perempuan itu sungguh jujur".
Sementara itu di sudut lain di kota makkah.
Lelaki : "hei tunggu".
Dia memanggil sahabat khalifah.
Sahabat : "ada apa?"
Lelaki : "kami telah menemukan pedagang yang sedang mencampur susu. Kita harus segera kesana."
Sahabat : "ayo kita tangkap mereka!"
Mereka bergegas menuju tempat yang diarahkan. Lalu mereka menemukan orang² yg sedang mencampurkan air
dengan susu. Lalu mereka pun ditangkap dan tidak dapat melawannya. Mereka ketakutan, membayangkan
hukuman yang akan diberikan oleh khalifah Umar yang terkenal tegas.
Sepulang dari patroli malam, khalifah umar berbicara dengan anak laki²nya.
Khalifah : "anakku, di pinggir kota ada sebuah rumah yang di huni oleh seorang gadis dengan ibunya mereka menjual
susu kambing di pasar kota."
Ashim : "ya, aku tau ayah. Lalu kenapa?"
Khalifah : "besok, cari tau siapa wali nikah gadis itu dan laporkan pada ayah."
Ashim : "untuk apa ayah? Siapa yg akan menikah?"
Khalifah : "nanti ayah jelaskan semuanya."
Anaknya : "baik ayah."
Keesokan harinya, di rumah gadis penjual susu.
Tok..tok..
Assalamu'alaikum..!
Gadis dan ibu : "Wa'alaikumsalam." (Ibunya membukakan pintu)
Lalu dia terkejut melihat khalifah umar yang datang. Setelah masuk dan duduk, kemudian khalifah menyatakan
maksud kedatangannya.
Ibu : "Ada apakah gerangan, sampai amirul mu'minin datang kemari? Apakah kami melakukan suatu kesalahan?".
Sahabat : "tidak bu.. Kami kesini mau melamar anak ibu."
Ibu : "Apa? Melamar?"
Khalifah : "iya bu. Saya bermaksud melamar anak ibu untuk saya nikahkan dengan Ashim. Anak saya."
Ibu : "Hah? Bagaimana mungkin? Apakah pantas, anak seorang khalifah menikah dengan anak saya yang hanya
seorang pedagang susu kambing dan miskin seperti kami?". (Sambil menunduk)
Sahabat : "Bu, khalifah tidak membeda-bedakan manusia dari soal harta dan jabatan. Karena menurut beliau,
ketaqwaanlah yang menjadi ukuran."
Khalifah : "Benar. Sebagaimana Allah berfirman, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling
bertakwa diantara kalian." Aku telah menyaksikan dan sangat terkesan dengan kejujuran anakmu."
Ibu : "Bagaimana engkau bisa tau wahai amirul mu'minin?"
Khalifah : "Aku telah mendengar pembicaraan kalian mengenai susu kambing tadi malam. Tidak mudah untuk
menemukan gadis berpendirian spt anakmu di jaman skrg ini."
Ibu : (terharu dan tersenyum lalu mengangguk).
Demikian keimanan yang menancap kuat di dadanya telah menjadi jaminan bagi kemuliaannya di hadapan Allah
dan di hadapan manusia. Khalifah umar yg dpt melihat kemilau emas dari akhlak seorang gadis pemerah susu
kambing tanpa ragu lagi menikahkan gadis itu dengan Ashim bin Umar putera beliau.
SELESAI
Allah Ta’ala berfirman,

ُ ‫وه ْم َأ ْو َو َز ُن‬
َ ‫وه ْم ُي ْخس ُر‬
‫ون‬ ُ ‫) َو َذا َك ُال‬2( ‫ون‬ َّ ‫ين َذا ْاك َت ُالوا َع َلى‬
َ ‫الناس َي ْس َت ْو ُف‬ َ َّ َ َّ ُْ ٌ َْ
ِ ‫ِإ‬ ِ ‫) ال ِذ ِإ‬1( ‫ويل ِللمط ِف ِفين‬
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang
lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
(QS. Al Muthoffifin: 1-3).
‫ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ َتْأ ِوياًل‬ ِ ‫َوَأ ْوفُوا ْال َك ْي َل ِإ َذا ك ِْل ُت ْم َو ِز ُنوا ِب ْالقِسْ َط‬
َ ِ‫اس ْالمُسْ َتق ِِيم َذل‬
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al Isra’: 35).

‫ان ِب ْالقِسْ طِ اَل ُن َكلِّفُ َن ْفسًا ِإاَّل وُ سْ َع َها‬ َ ‫َوَأ ْوفُوا ْال َك ْي َل َو ْالم‬
َ ‫ِيز‬
“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang
melainkan sekedar kesanggupannya.” (QS. Al An’am: 152).
‫ان‬ َ ‫َوَأقِيمُوا ْال َو ْز َن ِب ْالقِسْ طِ َواَل ُت ْخسِ رُوا ْالم‬
َ ‫ِيز‬
“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS. Ar Rahman: 9).
Pedagang kurma = Rayhan
Pedagang buku = Farhul
Pedagang baju = Almira + Sisil
Pembeli 1 = Naraya
Pembeli 2 = Asla
Pembeli 3 = Mirna
Ibu Penjual Susu = Yuna
Gadis Penjual Susu = Hana
Bapak Penjual Susu = Ridhan, Arkha, Azzam
Khalifah : Azhar
Sahabat : Calvin, Tsaqif
Ashim : Rakha
Lelaki : Rehan

Anda mungkin juga menyukai