Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 3

ANGGOTA :
1. Ahmad Fakhri Fikra Alfaruq 7. M Rizky Thoriqh
2. Aliyya Hashifah Masanda 8. Radishya Rifki Andika
3. Amaliya Risvi Afrizal 9. Rosa Caesaria Putri Kasi
4. Keisya Melati Adelaura 10. Safira Dwi Aziza
5. M Bachtiar Aqmar 11. Salsa Novadianti Dwi Azzahra
6. M Farel Wibawa 12. Talitha Salsanabilah
PERAN :
1. Ahmad Fakhri Fikra Alfaruq (prajurit cina) 7. M Rizky Thoriqh (Tan Bun An)
2. Aliyya Hashifah Masanda (Siti Aura) 8. Radishya Rifki Andika (prajurit Plg)
3. Amaliya Risvi Afrizal (penjual kue) 9. Rosa Caessaria Putri Kasi (Siti Aulia)
4. Keisya Melati Adelaura (permaisuri) 10. Safira Dwi Aziza (dayang)
5. M Bachtiar Aqmar (pengawal) 11. Salsa Novadianti Dwi Azzahra(Siti Fatimah)
6. M Farel Wibawa (ayah Tan Bun An) 12. Talitha Salsanabilah (narator)

NASKAH :
Legenda pulau Kemaro
Alkisah diceritakan ada seorang permaisuri bijaksana memiliki 3 orang putri bernama Siti
Fatimah,Siti Aulia,Siti aura.mereka memiliki paras yang cantik jelita, kerajaan tersebut berada di
pesisir sungai Musi ,rakyatnya sangat mencintai permaisuri tersebut.tibalah saatnya sang
permaisuri mencarikan jodoh untuk anak-anak nya dan diadakan sayembara untuk memilih
pangeran terbaik di negerinya
Prajurit permaisuri : “perhatian- perhatian, permaisuri akan memasuki istana.”
Permaisuri :“anak anakku tanpa terasa usia kalian sudah menginjak dewasa,ada
baiknya bagi kalian ,terutama engkau putriku yang pertama untuk
mendapatkan jodoh dan segeralah menikah, terutama engkau putriku yang
pertama untuk mendapatkan jodoh dan segeralah menikah, sebagaimana
kita ketahui bahwa mahkota kerajaan harus segera kita wariskan.”
Siti Fatimah : “dengan izin permaisuri,ananda hanya mengikuti yang mana yang
baiknya saja bagi ibu permaisuri.”
Siti Aulia : “jika boleh ananda mengusulkan bagaimana jika yang akan menikah,kita
dahulukan Kaka tertua saja .”
Siti Aulia : “baiklah permaisuri,benar sekali usul Kaka kedua ,ada baiknya yg segera
menikah dan mendapatkan jodoh kita dahulukan Kaka tertua saja.”
Permaisuri : “Baiklah anak-anakku, jika itu pilihan kalian, ibundo akan mengadakan
sayembara untuk memilih pangeran terbaik dinegeri ini.”
Dayang : “Ampun permaisuri,”
Permaisuri : “Ada apa inang?”
Dayang : “aku ni nak belaki jugo, permaisuri.”
Permaisuri : “boleh, tapi selesaikan dulu sekolah.”
Dayang : “Kalo masalah sekolah, aku ni lah S3.”
Prajurit P. : “HAHHH.. S3?!!”
Dayang : “iyo, es 3 gorengan 2.”
Prajurit P. : “Ai inem, inem.”
Permaisuri : “selain itu, kalian juga akan melihat langsung rakyat-rakyat kalian.
kalian menghampiri rakyat-rakyat kalian baik itu di kampung-kampung,
maupun di pasar, di sepanjang pesisir sungai Musi.”
3 putri : “daulat ibu permaisuri, perintah ibu permaisuri akan dilaksanakan.”
Permaisuri : “Inem!”
Dayang : “daulat ibu permaisuri”
Permaisuri : “tolong kau jaga dan antar ke tiga putriku, untuk menghampiri rakyat-
rakyatnya baik itu di kampung-kampung maupun di pasar, di sepanjang
pesisir sungai Musi”
Dayang : “tenang be permaisuri aku akan ngejagoi ke-tigo Putri permaisuri,
asalkan ado doetnyo”
Prajurit P. : “Ai inem, inem, Mato doetan nian”
Dayang : “awak Dio jugo”
Prajurit P. : “Iyo 3x”
3 putri : “kami pamit permaisuri”

Di sisi lain, datanglah seorang penjual pempek yang menawarkan dagangannya dengan penuh
semangat.
Penjual pempek : “pempek-pempek siapo nak beli pempek, payo ibuk, mamang, bibik, beli
pempeknyo. di sini ado macem-macem pempek ado pempek lenjer,
pempek telok, kulit, pempek pistel. Payo mamang, bibik, pada kemano
ini”
Penjual pempek : “payo pempek-pempek, Ya Allah nasib aku ini, mano laki aku katek
lagi, aku ni lah yang nyari nafkah, Malang Nian nasib aku ini, aku ni lah
cantik-cantik, kato pak RT aku nih mirip Syahrini ngapo jadi tukang
pempek, Ya Allah nasib aku ini. payo pempek-pempek.”
Pada saat penjual pempek tersebut sedang menjual dagangannya, datanglah seorang putra
kerajaan cina yang kaya raya Bersama prajuritnya, putra kerajaan tersebut Bernama Tan Bu An.

Prajurit Tan Bun an : “wahai pangeran, negeri apakah ini pangeran, alangkah indah sekali
masyarakatnya, banyak baik-baik sekali, baik itu ibu-ibu maupun bapak-
bapak. maaf pangeran di situ ada penjual pempek pangeran, sepertinya
makanannya enak pangeran mari kita beli pangeran.”
penjual pempek : "darimanakah gerangan ini? caknyo kalian ini bukan dari sini"
Tam Bu An : "Perkenalkan, nama saya Tam Bu An"
penjual pempek : "anak kecil berlari lari, lari-lari sambal dikejar itik, salam manis namo
aku siti Anjani, pedagang pempek yang paling cantik"
prajurit cina : "Gantian dong pangeran, nama owe zoe"
Tam Bu An : "kamu kan pengawal, saya kan pangerannya"
Prajurit cina : "Pangeran, kita kan menyamar, pangeran kakak, owe kan adik"
Lalu prajurit dan tam Bu an kembali menghampiri penjual kue.
penjual pempek : "caknyo kalian nih laper nian, payo dicicipi pempek aku ini.."

Ketika Tam Bu An dan prajuritnya sedang menikmati pempek tersebut, datanglah ketiga putri
kerajaan sriwijaya.

Prajurit Palembang : "Perhatian, perhatian... putri raja akan lewat!"


Siti Fatimah : "pedagang apakah itu?"
Adik Siti Fatimah : "kelihatannya enak sekali!"
Kakak Siti Fatimah : "ramai sekali pembelinya"
Dayang : "caknyo.. uong itu jualan pempek.. dari mambunya, hmmm lemak nian"
Siti Fatimah : "Oh, itu penjual pempek? inem.. bolehkah saya membelinya?
kelihatannya enak sekali"
Dayang : "tentu saja boleh tuan putri!”
Penjual Pempek : “Daulat tuan puteri, mari dicicipi pempeknya”
Lalu siti Fatimah mendatangi penjual untuk membeli dagangannya, Kemudian Tam Bu An
terpana melihat kecantikan siti Fatimah, kemudian mengajaknya untuk berkenalan"

Tam Bu An : "apakah boleh aku berkenalan dengan anda?"


Siti Fatimah : "anda berbicara kepada saya?"
Tam Bu An : "apakah boleh aku berkenalan dengan anda?"
Siti Fatimah : "senang sekali berjumpa dengan tuan, jika boleh saya bertanya,
darimakah gerangan berasal? kalau dilihat dari pakaian tuan, sepertinya
tuan berasal dari negara yang jauh.."
Tam Bu An : "perkenalkan nama saya Tam Bu An"
Siti Fatimah : "nama saya Siti Fatimah"
Siti Aulia : "Nama saya siti Aulia"
Siti Aura : "nama saya siti aura"
Tam Bu An : "alangkah cantiknya.. 3 putri"
Dayang : "ett, mandi berenang sana cetek, kapal mudik ke kayo aro, ini dio uong
paling cantik, mirip nian artis korea.. sarangeo"
Prajurit cina : "biar owe yang balas, bunga melati jangan dipetik, kecil-kecil biji
ketumbar, memang adek yang paling cantik.. membiat hati owe berdebar-
debar.."
Siti Fathimah : “Ayo inem kita pulang”

Setelah berbincang-bincang dengan Tan Bu An, akhirnya ketiga putri Kembali ke kerajaan.

Penjual pempek : “Oh ya Allah, caknyo hari ini la nak sore. Balek bae aku, mano cucian
aku la nompok, cucian baju lom dicuci, apolagi cucian piring nompok di
rumah. Payolah aku nak balek dulu”

Tan bun an : “PENGAWAL,PENGAWAL,PENGAWAL!!”


Prajurit cina : “siap tan bun an”
Tan Bu An : “sebenarnya saya telah jatuh hati kepada Siti Fatimah, putri kerajaan
Sriwijaya. Bagaimana bila kita bertemu dengan permaisuri kerajaan
sriwijaya untuk meminta restu agar bisa meminang anaknya, Siti Fatimah
yang cantik nan jelita. Baiklah prajurit, siapakan perlengkapan untuk
melamar Sang Putri”
Prajurit cina : “Baiklah tuan, perintah anda akan hamba laksanakan”
Tam Bu An pun segera pergi menghadap permaisuri Sriwijaya untuk melamar Siti Fatimah.

Prajurit Palembang : “Daulat permaisuri, ada seorang pangeran dari negeri seberang
yang datang untuk menemui permaisuri”
Permaisuri : “Persilahkan ia untuk masuk”
Prajurit Palembang : “Baik permaisuri”

Kemudian masuklah Tam Bu An Bersama prajuritnya, ke dalam istana menemui permaisuri


untuk meminta restu permaisuri.

Tam Bu An : “Daulat permaisuri! Nama hamba Tam Bu An, putra raja dari
negeri cina. Hamba datang menghadap kepada Permaisuri untuk
meminta restu. Jika diperkenakan, hamba ingin menikahi putri
permaisuri, Siti Fatimah”
Permaisuri Sriwijaya terdiam sejenak. Ia berpikir bahwa Tam Bu An adalah seorang putra raja
cina yang kaya raya. Maka dari itu, Ia pun menyetujuinya dengan satu syarat.

Permaisuri : “Baiklah, Tam Bu An! Aku merestuimu menikahi putriku dengan satu
syarat!”
Tam Bu An : “apakah syarat itu permaisuri?”
Permaisuri : “Kamu harus menyiapkan Sembilan guci berisi emas’

Tanpa berpikir Panjang, Tam Bu An pun bersedia memenuhi syarat tersebut.

Tam Bu An : “Baiklah, permaisuri! Hamba akan memenuhi syarat itu”

Setelah Tam Bu An mendapat restu dari permaisuri, Tam Bu An dan prajuritnya pun pergi ke
negeri cina untuk meminta restu kepada ayahnya dan menyiapkan persyaratan dari Sang
permaisuri sriwijaya.
Prajurit : ”PERHATIAN PERHATIAN, pangeran akan memasuki istana”
Tam Bu An : “Mohon izin ayahanda, kokoh telah menemukan dambaan hati yaitu putri
dari kerajan sriwijaya Bernama Siti Fatimah. Mohon restu baginda untuk
merestui keputusan yang kokoh buat dan membantu kokoh untuk
menyiapkan persyaratan yang di berikan oleh permaisuri yaitu 9 guci
emas.”
Raja Cina : “baiklah Tam Bu An aku memberi restu kepadamu untuk meminang
sang putri sriwijaya, dan menyiapkan persyaratan yang engkau perlukan
dan aku meminta maaf karena tidak dapat menghadiri acara pernikahanmu
dengan sang putri.”
Tam Bu An : “Baiklah terima kasih ayahanda, restu mu akan menjadi berkat untukku.”
Raja Cina : “Panglima, Panglima, PANGLIMA!!!!”
Panglima : “Haiyaaa, pelan pelan saja raja memanggil owe, owe ni idak pekak, ada
apa raja memanggil owe?”
Raja Cina : “Tolong kamu hubungi bendahara kerajaan, katakan kepadanya siapkan
emas, permata, dan kain sutra untuk dipakai sang putri saat pernikahan.
Siapkan juga kapal layar terbaik untuk berlayar dikerajaan tersebut.”
Panglima : “Ha apa baginda, tolong ulangi lagi, owe dak kedengeran”
Raja Cina : “Ya Tuhan, Tolong kamu hubungi bendahara kerajaan, katakan
kepadanya siapkan emas, permata, dan kain sutra untuk dipakai sang putri
saat pernikahan. Siapkan juga kapal layar terbaik untuk berlayar
dikerajaan tersebut!!!!, sekali lagi nanya dapat piring kamu.”
Panglima : “Siap baginda, perintah baginda akan owe laksanakan dengan sepenuh
hati, jiwa, raga, dan tenaga.”

Narator: “saat yang dinantikan tiba, lamaran pangeran diterima oleh sang putri dan keluarga
kerajaan, kapal pun berlayar dengan 9 buah guci emas dan kain sutra emas. Untuk mengelabui
perompak dijalan, 9 guci emas ditutupi dengan tauco dan sawi asin sehingga seolah olah hanya
mengirimkan makanan saja”

Kerajaan pesisir sungai musi melaksanakan pesta yang meriah untuk merayakan pernikahan
pangeran dan putri dengan pesta 7 hari dan 7 malam. Dengan hiburan dan tarian, seluruh rakyat
bergembira, dan sampailah 9 guci tersebut dibawakan oleh pengawal kerjaan dari negri cina
Sesampainya di jembatan ampera ,Tan bu ann pun menemui siti fatimah dan menunjukkan
persyaratan yang di berikan oleh ibunya, seraya menyuruh sang prajurit untuk mengambilnya
Tan bu ann :” Prajurit ,ambilkan persyaratan dari permaisuri ! “
Prajurit :” baiklah tuan permintaanmu akan hamba laksanakan “
Tam bun an : “kenapa ini isinya cuman asinan sawi dan tauco saja kemana emas permata yang
saya minta, baginda raja benar benar mempermainkan saya!!!!!!”
Tan bu ann yang mengetahui nya pun langsung naik pitam

Siti Fatimah : “sabar kakanda…”


Pangeran pun membuang satu persatu guci dan bahan2 makanan tersebut. Putri yang melihatnya
pun berusaha mencegahnya.tanpa piker Panjang Tan bu ann langsung membuang guci-guci
tersebut ke dalam sungai satu-persatu ,pada saat ingin membuang guci ke delapan kakinya pun
tersandung sehingga guci yang kedelapan pun jatuh ,ternyata didalam guci tersebut terdapat
emas yang ditutupi oleh tauco dan asinan sawi ,Tan bu ann yang mengetahui nya pun sangat
terkejut dan sangat malu jika ia datang ke kerajaan tanpa membawa persyaratan dari sang
permaisuri .akhirnya tanpa piker Panjang ia pun terjun ke sungai berharap dapat
mengambilnya ,prajurit dan sang putri yang melihatnya pun terkajut dan langsung terjun untuk
berusaha menyelamatkan sang pangeran tan bu ann

Prajurit : “pangeran….”
BLURRRRRRRRRRRRRRRRR
Siti Fatimah : “kakanda…….”
Para dayang yang melihat putri ingin terjun langsung menahaannya
Dayang : “putri….. sudahlah jangan mengorbankan dirimu”
Siti Fatimah : “Tidak inem, aku harus menyelamatkan calon suamiku ,dia sudah
berkorban untuk ku maka aku pula harus berkorban untuk nya”
BLURRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Konon sekarang tempat mereka menyeburkan diri menjadi 1 pulau yang tidak pernah basah dan
terendam air. Di pulau tersebut juga tumbuh pohon cinta sehingga disebutlah legenda pulau cinta

Anda mungkin juga menyukai