Raja : Wahai permaisuri ku, bagaimana kalau hari ini kita melihat
kondisi penduduk di desa
Permaisuri : Hamba menuruti saja yang mulia
Raja : Baiklah, aku akan meminta dayang untuk mempersiapkan
emas dan beras untuk ku bagikan kepada para rakyatku
Namun tiba-tiba datanglah seorang dayang yang meminta izin untuk
menyampaikan sebuah berita
Dayang : Salam dari hamba yang mulia, hamba izin memberikan
sebuah surat dari utusan raja muda negeri yang makmur
Raja : Berikanlah surat itu kepadaku
Raja pun membuka surat itu dan membacanya untuk mengetahui
maksud dari Raja muda itu
Permaisuri : Maaf hamba lancang yang mulia, namun bolehkah saya
mengetahui isi dari surat itu yang mulia
Raja : Tentu saja wahai permaisuri ku, ini adalah sebuah berita besar
yang pasti akan membuat mu bahagia
Permaisuri : Apakah itu gerangan yang mulia?
Raja : Surat ini adalah surat pinangan yang ia tujukan untuk
meminang putri kita
Permaisuri : Sungguh berita yang membahagiakan, kalau begitu aku
akan memanggil kan putri kesini
Permaisuri pun meninggalkan aula kerajaan dengan bahagia, ia
berjalan menyusuri lorong kerajaan, hingga akhirnya bertemu putri
yang sedang merawat tanaman, dan menyuruh putri untuk bertemu
dengan sang raja karena terdapat berita besar yang ingin
disampaikan
Permaisuri dan putri pun berjalan menuju ruang aula untuk bertemu
yang mulia raja
Putri : Baiklah yang mulia, hamba akan menjaga diri hamba dengan baik.
Semenjak datangnya berita itu hari -hari putri menjadi lebih bahagia, ia
menjadi lebih sering melakukan kegiatan kegiatan rutin untuk
mempersiapkan diri menjadi ratu. Setiap hari permaisuri selalu berada
disampingnya dan terus mengajarinya tata krama seorang ratu yang baik
sebagai bekal untuk kehidupan nya di Kerajaan baru itu kelak.
Dayang : Mohon izin tuan putri peralatan rajut ini ingin diletakkan di
sebelah mana?
Putri dan permaisuri pun mulai merajut syal itu bersama, sambil
mengobrol bersama layaknya ibu dan anak yang sedang berkumpul.
Beberapa minggu pun berlalu, hingga tidak terasa sudah tinggal satu
minggu menuju hari pernikahan tuan putri. Kebahagiaannya kala itu
sangatlah tidak dapat terucapkan oleh kata – kata.
Putri : Dayangku, hari ini aku ingin bersantai disini. Biarlah aku sendiri
disini dan engkau pergi membantu di kerajaan
Dayang : Tapi tuan putri, hamba diminta untuk selalu menjaga tuan putri
Dayang : Baiklah tuan putri, hamba akan menuruti perintah tuan putri,
kalau begitu hamba izin pamit
Putri pun menikmati suasana santai yang diiringi hembusan angin ringan
di sore itu, sambil memikirkan betapa bahagianya dia duduk di
pelaminan bersama raja muda itu nanti. Namun tanpa sadar hembusan
angin menjadi lebih kencang, bahkan karena kuatnya angin itu membuat
pohon yang berada di atas putri itu bergoyang dan menjatuhkan sebuah
dahan pohon yang sudah rapuh, sehingga mengenai hidup sang putri.
Seketika angin menjadi lebih kencang dan awam tampak lebih gelap,
hingga terdengar lah suara petir yang menggelegar. Seketika kaki putri
di penuhi oleh sisik sisik, yang membuat Dayang nya menjadi panik.
Dayang : Mohon izin yang mulia raja dan permaisuri, t-ttuan putri
mengeluarkan sisik yang mulia