Anda di halaman 1dari 5

Legenda Putri Ular Simalungun

Dahulu kala di kawasan Simalungun berdirilah sebuah kerajaan yang


dipimpin oleh seorang raja yang adil dan arif. Raja ini memiliki
seorang putri yang amat cantik jelita bahkan, karena kecantikannya
banyak pangeran dari seluruh pelosok negeri tertarik dengannya.

Raja : Wahai permaisuri ku, bagaimana kalau hari ini kita melihat
kondisi penduduk di desa
Permaisuri : Hamba menuruti saja yang mulia
Raja : Baiklah, aku akan meminta dayang untuk mempersiapkan
emas dan beras untuk ku bagikan kepada para rakyatku
Namun tiba-tiba datanglah seorang dayang yang meminta izin untuk
menyampaikan sebuah berita
Dayang : Salam dari hamba yang mulia, hamba izin memberikan
sebuah surat dari utusan raja muda negeri yang makmur
Raja : Berikanlah surat itu kepadaku
Raja pun membuka surat itu dan membacanya untuk mengetahui
maksud dari Raja muda itu
Permaisuri : Maaf hamba lancang yang mulia, namun bolehkah saya
mengetahui isi dari surat itu yang mulia
Raja : Tentu saja wahai permaisuri ku, ini adalah sebuah berita besar
yang pasti akan membuat mu bahagia
Permaisuri : Apakah itu gerangan yang mulia?
Raja : Surat ini adalah surat pinangan yang ia tujukan untuk
meminang putri kita
Permaisuri : Sungguh berita yang membahagiakan, kalau begitu aku
akan memanggil kan putri kesini
Permaisuri pun meninggalkan aula kerajaan dengan bahagia, ia
berjalan menyusuri lorong kerajaan, hingga akhirnya bertemu putri
yang sedang merawat tanaman, dan menyuruh putri untuk bertemu
dengan sang raja karena terdapat berita besar yang ingin
disampaikan

Permaisuri : Putri, kudengar akhir – akhir ini engkau sudah merawat


tanaman- tanamanmu dengan baik
Putri : Terimakasih ibunda atas pujiannya
Permaisuri : Putri ibunda ingin menyampaikan bahwa yang mulia raja
sedang memanggilmu untuk segera ke ruang aula
Putri : Baiklah ibunda hamba akan pergi ke ruang aula

Permaisuri dan putri pun berjalan menuju ruang aula untuk bertemu
yang mulia raja

Raja : Wahai, putriku! Tahukah engkau maksud aku memanggilmu


kesini, bahkan sampai permaisuri sendiri lah yang menghampirimu.
Putri : Maaf yang mulia hamba tidak tahu apakah maksud yang mulia
memanggil hamba

Raja : Ketahuilah, putriku! Kedatangan mereka kemari untuk


menyampaikan pinangan raja mereka yang masih muda. Bagaimana
menurutmu?

Putri : Jika yang mulia senang, maka putri bersedia

Permaisuri : Betapa bahagianya diriku, putriku yang manis kini sudah


beranjak dewasa dan akan memiliki kehidupan barunya.
Raja : Putriku, jagalah dirimu baik-baik! Jangan sampai terjadi sesuatu
yang dapat membatalkan pernikahanmu

Putri : Baiklah yang mulia, hamba akan menjaga diri hamba dengan baik.

Semenjak datangnya berita itu hari -hari putri menjadi lebih bahagia, ia
menjadi lebih sering melakukan kegiatan kegiatan rutin untuk
mempersiapkan diri menjadi ratu. Setiap hari permaisuri selalu berada
disampingnya dan terus mengajarinya tata krama seorang ratu yang baik
sebagai bekal untuk kehidupan nya di Kerajaan baru itu kelak.

Suatu hari di kamar putri,seperti biasa, ia sedang mengobrol santai


bersama permaisuri hingga datanglaj seorang sayang membawakan
barang permintaan putri

Dayang : Mohon izin tuan putri peralatan rajut ini ingin diletakkan di
sebelah mana?

Putri : Letakkan saja di sebelah sini.

Dayang : Baiklah tuan putri

Putri : Ibunda bisakah engkau mengajariku cara merajut? Aku ingin


membuat sebuah syal untuk calon suamiku

Permaisuri : Tentu saja putri, ibunda akan mengajarimu cara membuat


syal yang terbaik
Putri : Terimakasih banyak ibunda

Putri dan permaisuri pun mulai merajut syal itu bersama, sambil
mengobrol bersama layaknya ibu dan anak yang sedang berkumpul.
Beberapa minggu pun berlalu, hingga tidak terasa sudah tinggal satu
minggu menuju hari pernikahan tuan putri. Kebahagiaannya kala itu
sangatlah tidak dapat terucapkan oleh kata – kata.

Hari itu situasi di Kerajaan sudah mulai dipenuhi oleh ornamen –


ornamen mewah pernikahan. Sang putri pun ingin bersantai di halaman
belakang Kerajaan untuk menyegarkan diri dari kesibukan di Kerajaan.

Putri : Dayangku, hari ini aku ingin bersantai disini. Biarlah aku sendiri
disini dan engkau pergi membantu di kerajaan

Dayang : Tapi tuan putri, hamba diminta untuk selalu menjaga tuan putri

Putri : Tenanglah aku tidak akan kemana-mana, lagipula ada beberapa


pengawal di dekat sini. Jadi kau tidak perlu khawatir

Dayang : Baiklah tuan putri, hamba akan menuruti perintah tuan putri,
kalau begitu hamba izin pamit

Putri pun menikmati suasana santai yang diiringi hembusan angin ringan
di sore itu, sambil memikirkan betapa bahagianya dia duduk di
pelaminan bersama raja muda itu nanti. Namun tanpa sadar hembusan
angin menjadi lebih kencang, bahkan karena kuatnya angin itu membuat
pohon yang berada di atas putri itu bergoyang dan menjatuhkan sebuah
dahan pohon yang sudah rapuh, sehingga mengenai hidup sang putri.

Putri : Awwwww hidungku sakit

Seketika Dayang pun datang karena mendengar teriakan sang putri

Dayang : Tuan putri, apa yang terjadi dengan anda


Putri memalingkan wajahnya dan melihat ke dalam genangan air kolam
di dekat tempatnya, dan dilihatnya pantulan wajahnya yang kini tidak
lagi sempurna dan cacat, ia pun merasa sedih karena raja muda pasti
akan mencari calon ratu lainnya. Putri pun menangis dan memohon
kepada Tuhan untuk menghukummnya atas perbuatannya yang telah
mengecewakan kedua orang tuanya itu karena tidak bisa lagi menikah
dengan raja muda.
Putri : Tuhan, hukum lah aku karena telah mengecewakan yang telah
mengecewakan raja dan permaisuri karena gagal untuk menikah, hukum
lah aku ya Tuhan

Seketika angin menjadi lebih kencang dan awam tampak lebih gelap,
hingga terdengar lah suara petir yang menggelegar. Seketika kaki putri
di penuhi oleh sisik sisik, yang membuat Dayang nya menjadi panik.

Dayang : Tuan putri!!!, apa yang terjadi denganmu tuan putri

Dayang pun segera beranjak ke Kerajaan untuk menyampaikan hal


tersebut kepada yang mulia raja dan permaisuri dengan tergesa-gesa

Dayang : Mohon izin yang mulia raja dan permaisuri, t-ttuan putri
mengeluarkan sisik yang mulia

Raja : Apa yang terjadi dengan putri, cepat antarkan ku kesana

Mereka segera bergegas ke tempat putri, namun sesampainya di sana


tinggallah seorang ular besar saja yang berada di tempat terakhir putri.
Raja dan permaisuri pun terkejut dan menangis sambil memanggil-
manggil putri mereka, namun sayang putri mereka sudah berubah
menjadi ular

Raja : putri apa yang terjadi denganmu putri!!!!

Permaisuri : putriku kembalilah putri, kumohon kembalilah

Namun ular penjelmaan putri yang putus asa itu, membalikkan


badannya sambil pergi menuju semak belukar menuju ke luar istana dan
tidak pernah kembali lagi.

Anda mungkin juga menyukai