Anda di halaman 1dari 6

Legenda Lala Buntar, Kisah Putri Raja Sumbawa yang Cantik dan

Bijaksana

Alkisah, di tanah Sumbawa (Samawa bagian) timur di Desa Pemasar yang


dulunya Kecamatan Plampang sekarang menjadi Kecamatan Maronge,
terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Silang. Kerajaan Silang ini
dipimpin oleh seorang raja bijaksana yang bernama Raja Silang. Raja Silang
memiliki seorang putri yang sangat cantik jelita dan juga baik hati bernama
Lala Bun tar (Lala dalam bahasa Sumbawa berarti Putri, Buntar artinya bulat
seperti bulan Purnama). Jadi Lala Buntar artinya putri yang sangat cantik
seperti bulan purnama yang sangat indah dan selalu bersinar. Putri Lala
Buntar anak semata wayang dari Raja Silang. Sang putri juga sangat boto
(dalam Bahasa Sumbawa berarti terampil). Keterampilan yang dimiliki sang
putri adalah terampil nesek (dalam Bahasa Sumbawa berarti menenun) Sang
ayah sangat menyayangi putrinya. Oleh karena itu, sang raja membelikan
sebuah perangkat alat un terbuat dari emas untuk sang putri.

"Lala Buntar, apa gerangan yang sedang engkau lakukan?" tanya sang raja
ketika menghampiri putrinya.

Ananda sedang menenun kain untuk yang mulia Raja, jangan dilihat dulu
ayahanda, Ananda malu,” ujar sang putri sambil tersipu malu.
"Baiklah putriku yang cantik, tapi sebagai balasan atas pemberian dirimu
ayahanda hadiahkan seperangkat alat tenun dari emas," ucap sang Raja.

"Terima kasih yang mulia, betapa senang hati ananda menerimanya," ujar
sang putri dengan penuh bahagianya.

Setiap hari, apabila ada waktu senggang sang putri selalu menyempatkan diri
untuk menenun dengan alat tenun pemberian sang ayah. Saat menenun,
kecantikan yang dimiliki oleh sang putri terpancar. Lentik jari-jemarinya dalam
mengaitkan benang dan memasang alat tenun begitu lentur. Paduan warna
benang-benangnya pun sangat serasi sehingga hasil tenunan sang putri
sangat khas dengan motif-motif kreasinya.
Kecantikan dan keterampilan yang dimiliki sang putri pun tersebar sampai ke
seluruh penjuru negeri. Bahkan sampai ke kerajaan Gowa (Sulawesi). Maka
dari itu, banyak lelaki terutama anak-anak raja bahkan raja-raja muda ingin
melihat secara langsung kecantikan sang putri Lala Buntar.

Hingga Suatu hari banyak sekali pemuda-pemuda yang merupakan putra raja
bahkan raja-raja datang berbondongbondong berkunjung ke Kerajaan Silang.
Mereka ingin melihat kecantikan dan kepintaran dalam menenun sang putri,
sekaligus berniat ingin mempersuntingnya. Sang Raja mempersilakan para
tamunya untuk memasuki istana dengan dikawal oleh pengawal istana untuk
menemuinya.

“Ada gerangan apa saudaraku Raja-raja dan putera raja dari kerajaan
seberang nan jauh datang kemari, apakah ada sesuatu yang telah terjadi
hingga kalian datang dari jauh?" tanya sang Raja sambil menyambut
tamunya.

"Semuanya baik-baik saja saudaraku Raja Silang. Aku hanya ingin datang
bersilahturahmi, aku dengar engkau memiliki putri yang sangat cantik serta
pandai menenun. Apakah dia yang sedang duduk di samping engkau
saudaraku? " Ujar salah seorang raja.

“benar sekali saudaraku, ini adalah putriku tercinta Lala Buntar”, Jawab Raja
Silang.

Waktu itu sang putri Lala Buntar sedang Duduk dengan ayah dan ibunya.
Para tamu itu terkesima melihat kecantikan Lala Buntar. Kemudian, Sang
Putri bergegas masuk ke kamarnya  karena at dia kecantiktidakan ingin
menjadi tontonan para tamu ayahnya.

“Ayahanda, ananda mohon izin untuk pamit masuk ke kamar, ananda kurang
sehat," ucap sang putri mencari alasan agar bisa masuk ke dalam tanpa
menyinggung ayahanda dan tamunya.

"Beristirahatlah putriku," ucap sang Raja mengerti akan situasi yang dihadapi
putrinya.
Para tamu itu dijamu dengan berbagai macam makanan dan minuman
kerajaan. Sang raja memerintahkan pengawalnya menjamu tamu dengan
baik. Singgasana raja, kala itu sangat ramai. Semua tamu tersebut memiliki
tujuan yang sama yaitu ingin mempersunting Lala Buntar yang cantik jelita
untuk dijadikan istri.

"SabRaja-raja yang datang, haatku Raja Silang, aku mewakili bahwa


kedatangan kami untuk mempersunting putri engkau Lala Buntar,” ungkap
salah seorang raja.

Para tamu itu awalnya berbincang sangat akrab, lama-kelamaan semakin


panas bahkan ada yang berani menantang menantang atau adu kekuatan.
Siapa yang menang dia boleh mempersunting sang putri , tetapi bila kalah dia
harus rela mundur dan tidak melanjutkan niatnya untuk mempersunting sang
putri. Raja Silang bingung untuk memilih siapa yang cocok untuk putrinya.
Sang raja pun berusaha menenangkan para tamunya. Kemudian raja
meminta waktu untuk bermusyawarah terlebih dahulu dengan keluarga istana.
Kemudian para tamu memberi waktu se minggu kepada raja silang untuk
bermusyawarah dengan keluarga istana.

Waktu seminggu itu dimanfaatkan dengan baik oleh sang raja. Sepulang
tamunya itu sang raja langsung ke kamar  putrinya. Sang raja menyampaikan
kepada sang putri tentang maksud kedatangan para tamunya itu. Sang raja
menanyakan apakah ada di antara tamunya yang memikat hati sang putri?

“Ampun ayahanda, jika diizinkan Ananda memutuskan untuk pergi


meninggalkan istana,” ucap sang putri dengan menatapnya.

Betapa kagetnya sang raja mendengar keputusan putrinya. Namun maksud


dari sang putri ini tidak lain, karena tidak ada yang dipilih dari tamu ayahnya
itu. Kalau dia memilih satu, maka yan lainnya akan bermusuhan bahkan
terjadi perkelahian ant ra pemuda-pemuda yang hendak mempersuntingnya.
Sang putri berpikir, kalau dia tetap di istana suasana akan makin kacau
karena perang antar sesama pasti tidak bisa di lakkan. Jika itu terjadi,
semuanya tidak akan tentraman baik di dalam istana ataupun di luar istana.
Bukan hanya itu, di istana pemuda-pemuda itu berasal pun akan kacau. Hal
yang seperti itu yang tidak diinginkan sang putri. Dia memelas kepada ayah
dan ibunya untuk diizinkan meninggalkan istana demi ketentraman
semuanya.

Akhirnya, sang raja dan ibu permaisuru, serta keluarga istana mengabulkan
permintaan sang putri dengan berat hati, asalkan sang putri mau ditemani
oleh para pengawal istana. Sang putri sangat gembira karena permintaannya
dikabulkan.

Pagi-pagi buta sang putri meninggalkan istana bersama para pengawalnya


agar tidak ada yang melihatnya. Dia berpikir kalau ada yang melihatnya
kemana pun dia pergi pasti ada yang berusaha untuk merebutnya. Dia tidak
lupa membawa aJat tenun yang terbuat dari emas pemberian ayahnya. Dia
meninggalkankesenangan, kemewahan istanaselama ini untuk mengasingkan
diri dari re bu tan para pemuda. Tak lama berjalan dari istana Sang putri Lala
Buntar menghentikan perjalanan dan memerintahkan pengawalnya untuk
menimbun batu dan tanah seperti bukit sebagai tempat persembunyiannya. Di
bawah bukit ada rongga tern pat untuk beristirahat a tau tempat tinggal sang
putri dan pengawalnya. Rongga itu dibukanya agar dia dapat bernapas.
Setelah timbunan itu jadi, sang putrl masuk dengan beberapa pengawal dan
satu pengawal yang tetap menjaga di luar siapa tahu ada yang mengetahui
keberadaannya sang putri. Di dalam rongga tersebut sang putri tetap
menenun. Selama di masa persembunyiannya pengawalnya selalu
mengantar makanan dari istana agar sang putri tetap sehat. Hal itu dilakukan
selama sebulan. Di dalam rongga tersebut sang putri tetap menenun. Sang
putri tidak keluar rongga tersebut karena asyiknya menenun begitu juga
dengan pengawalnya yang tetap setia menemaninya di dalam rongga bukit
tersebut. Hal yang dilakukan oleh putri Lala Buntar itulah yang membuat
pengawal yang tetap menjaga di Iuar rongga mengira bahwa sang putri serta
pengawal yang Iain sudah meninggal di dalam sana. Lalu pengawaJ tersebut
tanpa berpikir panjang atau mengecek terlebih dulu langsung menutup rongga
tersebut dengan batu dan tanah. Maka dibuatlah kuburan di atas bukut
tersebut.
Pengawal mengabarkan kepada raja tentang kematian sang putri. Betapa
sedihnya hati sang raja. Kabar kematian sang putri tersebar sampai ke
seluruh pelosok negeri, kepada para pemuda yang hendak mempersunting
dirinya. Kepergian sang putri meredam keinginan para pemuda dan
menghentikan peperangan yang akan timbul karena dirinya. Persaudaraan
yang terjalin antarkerajaan pun tidak terpecah belah. Pengorbanan sang putri
tidaklah sia-sia.
LIRIK LAGU POTO TANO

PEREMPUAN:
Poto Tano Lawang Desa (Poto Tano Pintunya Sumbawa)
Palabu Tana' Samawa' (Pelabuhan Tanah Sumbawa).
No Sendi ya tu kalupa (Tak sedikitpun akan terlupakan).
Gili ode' mara intan (Pulau kecil tampak bak intan).
Kasear nonda baroba (tersebar dan tak berubah).
Tulang jangi tu balayar (Menatap nasib kita yang berlayar).

Belo tampar somo umak (pantai yang memanjang menadah ombak).


Senap angin batarepa (sejuk angin menerpa).
Sajan ngasi ate notang (semakin merana hati yang merindu).
Me po tanang no ku totang (bagaimana mungkin aku tak rindu).
Siya tu ka bilen Desa (engkau pergi tinggalkan Sumbawa).
Langan lo layar let rea (berjalan mengarungi laut yang luas).

Sendi sate tusangaro' (ingin rasanya ku meminta).


Bentan gama we tanenang ( bawalah wahai burung).
Salam doa ku ko bulan (salam dan doa ku untuk bulan/kekasih).
Ling Palabu Poto Tano, (Di Pelabuhan Poto Tano)
Ku nokong ke Ai' mata ( aku datang dengan air mata).
Ku tari, kanatang siya (ku menunggu kedatanganmu).

Laki-laki:
Sabar gama we andi e (bersabarlah wahai adinda).
Na' giyer iman ling ate (jangan goyah iman di hatimu).
Maris pakarap ku lete ( semoga harapan selalu ku titih).
Lamin ya nan si bagian (kalau memang itulah/engkaulah separuh ku).
Mana pamalat let rea (walau berbatas laut yang luas).
Sadi jangi gayong kita (pastikan nasib mempersatukan kita).

Anda mungkin juga menyukai