Anda di halaman 1dari 7

LEGENDA DANAU TELUK GELAM

Fathyah Ulfa Harahap

(DI IRINGI MUSIK)


Narator: Pada zaman dahulu kala, dikawasan Marga Bengkulah, terdapat sebuah kerajaan
kecil yang dipimpin seorang raja yang arif lagi bijaksana.bernama Raja Awang.
(RAJA MEMASUKI PANGGUNG DENGAN GAYA WIBAWA DAN BERKELILING
LALU DUDUK DI KURSI KERAJAAN)
Narator: Raja Awang mempunyai permaisuri bernama Putri Rajenah, berasal dari daerah Sugi
Waras keturunan Arab.
(PERMAISURI MASUK DUDUK DI IKUTI INANG DENGAN MEMBAWA JAHITAN,
LALU SIBUK MENJAHIT)
Narator: Dalam keseharian, kondisi kerajaan terasa damai dan tenteram, banyak kerajaan kecil
lainnya yang bergabung dengan pemerintahannya. Hasil pertanian dan perkebunan
dari wilayah kekuasaan Raja Awang banyak dibawa keluar kerajaan hingga
kekawasan tanah Palembang sehingga rakyat terjamin sejahtera.
(MUSIK, PENARI MASUK LALU MENARIKAN TARIAN LAYAR BATUTA)
(RAJA DAN PERMAISURI BERDIALOG DIKURSI KERAJAAN)
(PENARI MENINGGALKAN PANGGUNG)
Raja: (berjalan mondar mandir seperti kebingungan)
Permaisuri: Wahai kakanda ada apa gerangan dengan kakanda? Seperti nya kakanda sedang
kebingungan.
Raja: (duduk di kursi) Benar adinda,saya memang sedang kebingungan.
Permaisuri: Ada masalah apa, kakanda? Ada baiknya kakanda bercerita kepada adinda.
Raja: Begini, adinda. Usia kita sudah merangkak senja. Tak lama lagi kita akan meninggalkan
dunia ini. Lalu, kepada siapa saya harus mewarisi tahta kerajaan ini?
Permaisuri: Kakanda tak perlu bingung untuk memikirkan hal ini. Pangeran Tapa Lanang-lah
yang pantas menggantikan posisi kakanda sebagai pewaris kerajaan ini.
Raja: (melihat Inang) Hai, Inang.
Inang: Ya, Yang Mulia Raja.
Raja: Tolong kamu panggilkan Pangeran Tapa Lanang.
Inang: Baiklah, yang mulia Raja. (keluar panggung)
Narator: Raja Awang dalam perkawinannya bersama Putri Rajenah, dikaruniai seorang putra
yang bergelar Pangeran karena dia adalah pewaris tahta kerajaan. Sang pangeran
diberi nama Pangeran Tapa Lanang.
(PANGERAN TAPA LANANG PUN MEMASUKI PANGGUNG)
Pangeran: Hormat saya, ayahanda (Duduk sambil Hormat) Ada apa gerangan Ayahanda
memanggi saya ?
Raja: Begini, anakku pangeran Tapa Lanang. Ayah Sudah tua. Tak lama lagi ayah pasti tiada.
Ayah kira kamu lah yang pantas menggantikan ayah sebagai raja dan pewaris tahta di
Kerajaan ini.
Pangeran: Amanat mulia yang ayah berikan akan saya lakukan dengan sebaik-baiknya.
Raja: Baiklah, kalau begitu ayah ingin mengajak kamu berburu binatang di hutan. (Kemudian
berdiri) Adinda saya akan pergi ke hutan mengajak tanah lapang untuk berburu.
Permaisuri: (Berdiri) Baiklah kalau begitu hati-hati di jalan.
(RAJA,PANGERAN,PERMAISURI KELUAR PANGGUNG)
Narator: Suatu hari Putri Rajenah memanggil inang pengasuh untuk membicarakan hal ihwal
yang saat itu merasuki dirinya. Permaisuri menderita suatu penyakit, dimana
penyakit yang diderita beliau semakin hari semakin parah.
(PERMAISURI MASUK KE PANGGUNG BERDIALOG KEPADA INANG SAMBIL
MENAHAN SAKIT)
(DI IRINGI MUSIK)
(INANG LALU MEMANGGIL RAJA)
(PUTRI RAJENAH TERBARING SAKIT)
Narator: Suatu hari dari istana berdatangan berbunyian telukup atau bunyi pertanda bahwa di
istana telah terjadi sesuatu musibah, ternyata sang permaisuri telah meninggal,
semua merasa sedih dan terharu karena telah kehilangan seorang ibu yang baik,
ramah dan pengasih sesama rakyat.
(PUTRI RAJENAH MENINGGAL DENGAN KAIN TERTUTUP DI SEKUJUR TUBUH
DENGAN DI IRINGI MUSIK)
(RAJA,PERMAISURI BESERTA INANG MENINGGALKAN PANGGUNG)
Narator: Hari berganti hari bulan beganti bulan tahun pun silih berganti. Suatu hari, Solim
putra tiri Raja Awang merasa iri melihat Pangeran Tapa Lanang, menggantikan
kedudukan ayahnya sebagai raja, dan dia pun mulai menyusun strategi untuk
memfitnah pangeran Tapa Lanang, dia mengatakan kepada sang raja bahwa sang
pangeran telah berbuat mesum dengan perempuan anak petani diluar istana, padahal
sang pangeran tidak pernah keluar istana semenjak ibundanya meninggal.
Solim: Tak pantas nya dikau Tapah Lanang untuk duduk dikursi itu. Saya akan mencari jalan
keluar bagaimana untuk mengusirnya dari kerajaan ini. (keluar)
(RAJA MASUK DENGAN MUKA SANGAR DI IKUTI ANAK PETANI DAN
PANGAWAL)
Narator: Dengan memperlihatkan bukti noda darah dikain yang dikatakannya bahwa darah
tersebut adalah darah keperawanan sang wanita yang dimaksudnya. Melihat
kenyataan itu, sang raja yang selama ini dikenal bijak dan arif, berubah menjadi
sangat murka, dengan kasar dan kejam dia menyiksa putra kandungnya, bahkan dia
mengusirnya keluar meninggalkan istana.
(BERDIALOG LALU MENGUSIR PANGERAN TAPAH LANANG DARI KERAJAAN)
Raja: Tapah Lanang. PERGI kamu dari kerajaan ini!!!
Inang: (sambil menangis) Nak Tapa Lanang. Hati-hati djalan. (sambil mengelus kepalanya)
(keluar panggung)
Narator: Lalu, sang Pangeran mengembara entah kemana dia akan pergi, berhari-hari dia
menelusuri hutan belukar, akhirnya dia singgah pada sebuah talang yang sekarang
disebut dengan daerah Talang Pangeran. Didaerah tersebut sang pangeran masih
damai hidup sendiri karena dalam istana dia selalu bermain dengan berbagai jenis
hewan, maka sang pangeran tidak merasakan kesepian, karena banyak hewan yang
hidup disekelilingnya. Suatu hari Ia berjalan meninggalkan talang tersebut untuk
mencari tahu daerah lain yang dianggapnya dapat memberi kehidupan yang layak.
Setelah melewati perjalanan yang jauh, sang pangeran kehujanan tiba di sebuah
kawasan rawa, disana dia melihat ada sebuah gubuk lalu berteduh pada gubuk itu.
Gubuk itu dihuni oleh seorang wanita yang dianggapnya aneh, karena setiap dia
mendekati gubuk tersebut, sang penghuninya tidak pernah menampakkan wajahnya,
dimana wajah itu selalu ditutupi dengan rambut yang tebal dan panjang hinggah ke
tanah.
Pangeran: (menoleh kepada wanita) Siapakah disana?
Putri: (menangis ngeri)
Pangeran: Hei, siapakah gerangan disana?
Putri: (masih menangis) Jangan mendekat.
Pangeran: (lalu mendekat)
Putri: Saya mohon jangan mendekat. (berteriak sambil menangis)
Pangeran: Saya tidak ada maksud apa-apa. Ceritakan apa yang terjadi? Mengapa kamu berada
di sini?
Putri: Saya bilang jangan mendekat.
(Pangeran mengambil batok kelapa lalu melemparkan pelan kearah putri)
Putri: (mengibaskan rambut nya dan terlihat muka yang sangat buruk)
Pangeran: (Terkejut lalu mundur) Apa yang terjadi? Mengapa wajah kamu seperti itu ?
Ceritakan apa yang terjadi!
Putri : (sambil menangis) Saya di usir dari kerajaan.
Pangeran : Mengapa kamu di usir? Apakah ini hanya kebenaran sama yang seperti saya
alami?
Putri: Saya adalah seorang anak raja dari kerajaan kuto besi dari daerah lempuing. Saya di
usir dari kerajaaan karena di tuduh telah melakukan perbuatan zina. Oleh karena itu,
ayah saya menyuruh penyihir untuk mengutuk saya dengan rupa seperti ini.
Pangeran: Lalu, bagaimana supaya wajah kamu kembali seperti semula?
Putri: Si penyihir pernah berjanji, wajah saya akan kembali semula jika ada laki-laki yang bisa
menikahi saya dan menjadi muhrim buat saya.
Pangeran: Baiklah, saya bersedia untuk menikahi kamu. Sebelum kita menikah ada baiknya
saya mengenal nama kamu
Putri: Saya bernama Putri Gelam.
(KELUAR PANGGUNG)
(PENARI MASUK LALU MENARIKAN TARIAN NIRMALA)
(PENARI KELUAR)
Narator: Sementara itu, di sebuah istana kerajaan, Raja Awang melihat Pangeran Solim yang
bercengkrama dengan wanita desa itu. Entah apa yang mereka bicarakan. Karena
terlihat sangat mencurigakan, Raja Awang agak mendekat agar bisa mendengar
pembicaraan mereka.
Solim: Terima Kasih, sudah membantuku untuk mengusirnya. Kau sangat mudah untuk
diandalkan. Dengan diusirnya ia keluar, aku pasti yang akan menjadi ahli waris
kerajaan.
Wanita Desa: Sama-sama. Kalau begitu, mana bayarannya?
Solim: Ini. (sambil memberikan beberapa keeping emas).
Narator: Melihat hal itu, Raja Awang sangat terkejut. Selama ini Solim telah bersekongkol
dengan wanita desa itu untuk membodohi dia untuk mengusir anaknya sendiri.
Kemudian Raja Awang keluar dari tempat persembunyiannya.
Raja Awang: Hai, Solim. (Solim dan wanita desa terkejut melihat Raja Awang yang keluar
dari tempat persembunyiannya)
Raja Awang: Jadi selama ini kalian telah bersekongkol ya! Mulai sekarang, keluar kalian dari
kerajaan ini!
Narator: Akhirnya Solim dan wanita desa itu diusir dari kerajaan karena telah memfitnah
putranya sendiri dalam berbuat zina. Mereka tak luput mendapat cemohan dari warga
sekitar, hingga dipukul habis-habisan karena telah memfitnah Pangeran Tapah
Lanang yang ramah dan bijaksana. Karena terus dipukul oleh warga disana, mereka
pun akhirnya tewas.
(DI ISTANA)
Raja Awang: Pengawal! Carilah kembali Pangeran Tapah Lanang.
Pengawal: Baik, Yang Mulia Raja. (kemudian pergi keluar istana untuk mengembara mencari
Pangeran Tapah Lanang).
(KELUAR PANGGUNG)
(PENARI MASUK. KEMUDIAN MENARIKAN TARIAN NIRMALA)
(PANGERAN DAN PUTRI MEMASUKI PANGGUNG)
Narator: Pangeran Tapah Lanang dan Putri Gelam pun akhirnya menikah dan disambut
bahagia oleh warga sekitarnya mengingat Pangeran Tapah Lanang merupakan Orang
yang sangat ramah dan suka menolong. Karena keramahannya, banyak warga yang
turut berbahagia atas keberlangsungan pernikahan mereka. Kemudian, setelah sekian
lama akhirnya pengawal menemukan mereka yang sedang memperlangsungkan
pernikahan.
Pengawal: Wahai Pangeran Tapah Lanang.
Pangeran: Wahai Pengawal Kerajaan. Apa yang membuat kalian kembali kemari menemuiku?
Pengawal: Raja Awang menyuruh kami untuk menjemput pangeran. Raja Awang sudah
mengetahui semuanya. Pangeran tidak bersalah, Pangeran Solim lah yang
merencanakan semuanya untuk memfitnah Pangeran.
Pangeran: Benarkah? Lalu bagaimana dengan Solim ?
Pengawal: Pangeran Solim dan wanita desa itu telah tewas, Pangeran. Mereka telah dipukul
habis-habisan oleh warga karena mendengar kabar pangeran difitnah.
Pangeran: Aku turut berduka mendengarnya.
Pengawal: Saya mohon, kembalilah ke istana, Pangeran. Raja Awang telah menunggumu.
Pangeran: Baiklah, Namun izinkan istriku juga untuk ikut denganku. Kami baru saja menikah.
Pengawal: Baik, Pangeran.
(Akhirnya Pangeran dan Putri Gelam pun kembali ke istana untuk menemui Raja Awang.
Setelah sampai di istana, mereka disambut bahagia oleh Raja Awang).
Raja Awang: Pangeran, Mohon maafkan ayahanda yang selama ini telah berburuk sangka
kepadamu. (sambil menangis kemudian memeluk Pangeran Tapah Lanang)
Pangeran: Tidak apa-apa, Yang Mulia Raja.
Raja Awang: Siapakah dia? (Sambil menunjuk Putri Gelam)
Pangeran: Beliau sekarang sudah menjadi istriku, Ayah. Kami baru saja menikah.
Raja Awang: Aku turut senang mendengar kalian sudah menikah.
(Akhirnya, Pangeran Tapah Lanang dan Putri gelam mengarungi bahtera kehidupan rumah
tangga bahagia, dari hasil perkawinan mereka dikaruniai anak).
Putri: (memetik hasil kebun)
Pangeran: Wahai, istriku. Coba kamu lihat batok kelapa yang berisi air ini.
Putri: (terkejut dan Bahagia lalu memegang wajahnya yang telah berubah menjadi cantik
Jelita) Ini berkat kamu, kakanda. Terima kasih karena kakanda jualah yang bisa
merubah saya seperti semula.
(Tiba–tiba, datanglah segerombolan perampok, untuk merampas semua hasil kebun yang
berada dibawah gubuk mereka).
Perampok: Hahahahahahaha (tertawa)
Pangeran: (terkejut) Siapa kalian?
Perampok: Kamu tidak perlu tau siapa saya. Yang jelas, kalo anak kalian ingin selamat
serahkan hasil kebun yang kalian sembunyikan.
Pangeran: Keparat, kalian. Saya tidak akan menyerahkan hasil kebun kami dan saya juga
tidak akan membiarkan buah hati kami mati di tangan kalian.
(MULAI PERTARUNGAN, DI IRINGI MUSIK)
(PERAMPOK PUN SATU PERSATU MATI)
Perampok 2: Kau lihat ini anak mu.
Pangeran: TIDAAAK…… (melihat anaknya bersimbah darah) Manusia yang tak berhati.
(lalu menancapkan golok keperut perampok)
Perampok 2: (Jatuh tersungkur)
Pangeran: (menggotong tubuh anaknya) Anakku. Anakku. (sambil menangis)
Anakkuuuuuuuu.. (berteriak, Lalu menangis)
Putri: Suamiku, berhentilah untuk menangis air mata mu membanjiri tanah ini.
Narator: Pangeran terhuyung kesana kemari sambil menjerit, dan akhirnya dia tersungkur ke
tanah. Tangisnya kian menjadi, air mata yang mengucur tiada henti menggenangi
tanah berlubang tempat dia tersungkur, lama-lama kian membanjiri dan
menenggelamkannya. Dimana saat itu tubuh sang pangeran hanya terlihat bagian
kepala saja. Saat itu istrinya berupaya untuk menarik rambut suaminya, namun
seakan ada magnet yang menyeret tubuh pangeran hingga terhisap didalam genangan
air yang kian membesar, dan putri Gelam pun terlempar dan tersangkut pada
pepohonan. Suatu keajaiban pun terjadi, tanah itu meluas hingga membentuk sebuah
danau, dan munculah sosok yang menjelma seekor ikan besar sebagai jelmaan dari
tubuh sang pangeran, sementara sosok putri Gelam yang tersangkut dipepohonan
menjelma sebagai seekor burung putih berleher panjang.

Anda mungkin juga menyukai