Pathet Wolu
Janturan dhalang
Di kerajaan Kadiri hiduplah seorang raja dan permaisuri yang memiliki anak bernama
Galuh Candra Kirana. Kerajaan tersebut sangat tersohor karena keasrian dan kejayaannya.
Wilayahnya terbentang hijau dan rakyat-rakyatnya hidup dengan makmur. Dalam
keluarga kerajaan pun hidup harmonis dan bahagia. Tak ada badai yang berani
menyentuh kebagiaan raja, permaisuri, dan anaknya. Raja yang sangat bijaksana dan
disegani oleh rakyatnya menikah dengan seorang permaisuri yang lembut hatinya.
Akhirnya sang hyang widhi memberikan mereka keturunan yaitu Galuh Candra Kirana.
Seorang gadis yang hatinya tulus, sikapnya halus, dan bisa memanah mata siapa saja
yang memandangnya.
Gadis berparas ayu yang menjadikan beribu-ribu cinta pada siapa saja yang ingin
memilikinya. Begitu pula dengan pangeran tampan Panji Asmoro Bangun. Panji Asmoro
Bangun yaitu putra dari kerajaan yang sangat tersohor pula di Kediri. Gadis berparas
cantik memadu cinta dengan pangeran berparas tampan. Yaa dewa, satukan, satukan.
Ada-ada
Raja
Sungguh hidup ini begitu indah, bagaimana tidak, kita hidup dikerajaan yang makmur
rakyatnya juga makmur
Permaisuri
Benar sekali baginda. Sang hyang widhi semoga senantiasa memberkati kerajaan kita ini.
Kita dijauhkan dari malapeta dan wabah penyakit yang berbahaya
Raja
Semoga saja begitu. Aku hanya ingin melihat kerjaaan ini damai, tenang, dan rakyat-
rakyatku bisa menikmati hidup yang benar-benar hidup. Aku ingin melihat rakyatku
berkecukupan, sehat, dan bahagia seperti sekarang ini. Lihatlah, mereka bersendau gurau
sambil memanen padinya. Lihatlah…..
Permaisuri
Iya raja, rasanya bahagia melihat senyum mereka..
Raja
Dimanakah putriku Galuh Candra Kirana ?
Permaisuri
Itu galuh, dia seperti biasanya asyik bermain dengan anjing kesayangannya. Sayang..
kemarilah !
Permaisuri
Ibu hanya ingin kamu tahu tentang kehidupan kita ini nak. Janganlah selalu asyik dengan
mainanmu saja. Tetapi sesekali lihatlah dunia luar. Lihatlah para petani dengan
kebunnya. Ataupun lihatlah burung-burung itu pulang ke sarangnya. Lihatlah nak.
Permaisuri
Maknanya, kau harus melihat lingkungan disekitarmu. Jangan sibuk dengan hidupmu
sendiri nak. Lihatlah dan bantulah mereka yang kesusahan misalnya atau pun yang
lain.
Suatu ketika, datanglah badai yang begitu dahsyat menghantam kerajaan itu. Datanglah
segala petaka yang membalikkan kehidupan kerajaan. Segala aura gelap dan niat yang
sangat jahat sudah berdiri di keliling kerajaan itu. Datanglah ia seorang siluman yang
menjelma seorang permaisuri. Siluman itu bernama Totok Kerot. Dengan segala tipu
daya dan permainan busuknya yang lihai, baginda raja pun terpesona melihat kecantikan
dari Totok Kerot.
Ada-ada
Badai timur, badai barat, mengayun mengalun
Diombang diambing,
Pelan tapi menyayat
Sukar, jadi mengakar
Totok Kerot
Wahai raja… kemarilah.. kemarilah..
Raja
Siapa kau wahai wanita ?
Totok Kerot
Kemarilah.. aku adalah permaisuri dari kerajaan sebrang. Bolehkah aku menginap di
istana ini ?
(dengan menggunakan kekuatan sihirnya, raja mulai terperangkap dalam jebakannya)
Raja
Boleh, tentu saja boleh, silahkan ikut denganku (raja mengantar Totok Kerot ke
kamarnya)
122
Raja
Kau bisa tidur disini, kalau kau lapar kau bisa meminta ke dayang yang ada disini
Totok Kerot
Terimakasih raja, terimakasih
Totok kerot datang keistana itu dengan seorang anak bernama Galuh Ajeng. Galuh Ajeng
adalah anak kandungnya. Sudah beberapa hari mereka tinggal di istana tersebut. Begitu
hebatnya Totok Kerot, dalam waktu sesingkat itu, ia berhasil mengambil hati sang
baginda raja. Raja menyukainya dan berniat untuk menikahinya. Dalam sebuah kerajaan
sudah biasa seorang raja memiliki istri lebih dari satu. Jadi untuk pernikahan baginda raja
dengan Totok Kerot, permaisuri tidak dapat menghalangnya. Ia hanya bisa pasrah
menerima segala yang diputuskan oleh baginda raja. Akhirnya saat yang ditunggu itu
telah tiba. Baginda raja menikah dengan Totok Kerot dihadapan permaisuri dan Galuh
Candra Kirana.
Raja
Selamat datang di istana ini istriku..
Totok Kerot
Iya suamiku, bolehkah aku bertanya kepadamu ?
Raja
Tentu boleh, kau ingin menanyakan apa ?
Totok Kerot
Apakah permaisuri dan anakmu Candra menerima keberadaanku disini ?
Raja
Tentu saja, mereka akan menerimamu selayaknya saudara dan ibu. Permaisuri dan Galuh
Candra Kirana adalah dua orang yang hatinya sangat tulus, mereka juga orang yang baik
Mendengar pernyataan raja tersebut, Totok Kerot semakin naik pitam. Ia semakin
meranggas ketika mendengar raja memuji-muji permaisuri dan Galuh Candra Kirana. Ia
semakin membenci permaisuri dan anaknya tersebut. Ia tidak sadar bahwa ia adalah
123
seorang ibu dari Galuh Ajeng. Tapi sisi keibuannya telah sirna hanya karena gelap mata
saja.
Beberapa hari kemudian, datanglah berita baik. Raja ingin menjodohkan Galuh Candra
Kirana dengan Panji Asmoro bangun. Ia adalah anak seorang raja dari Jenggala.
Ada-ada
Raja
Wahai permaisuriku, aku berniat untuk menjodohkan putri kita Galuh Candra Kirana
dengan Panji Asmoro Bangun, yang tak lain adalah putra dari raja Jenggala. Bagaimana
menurutmu ?
Permaisuri
Aku setuju banginda, dengan ini kerajaan kita akan semakin erat dengan kerajaan
jenggala. Apa yang baginda inginkan, aku setuju jika untuk kebaikan bersama-sama
Raja
Baiklah, akan aku kirimkan undangan ke kerajaan jenggala. Pengawal….pengawal….
kemarilah !
Pengawal
Iya Raja, ada apakah raja memanggil saya ?
Raja
Kirimkanlah undangan ini ke kerajaan jenggala !
Pengawal
Baik raja, akan saya laksanakan.
124
Raja Panjalu
Selamat datang di panjalu saudaraku. Aku senang kau datang memenuhi
undanganku.
Raja Jenggala
Terimakasih saudaraku, aku senang bisa datang ke kerajaanmu. Aku ingin memastikan
apakah rencanamu itu sama seperti yang kau undangkan kepadaku ?
Raja Panjalu
Benar. Aku ingin menjodohkan putriku Galuh Candra Kirana dengan putramu Panji
Asmoro Bangun. Apa kau setuju ?
Raja Jenggala
Aku setuju. Dengan ini hubungan kerajaan kita akan tetap terjalin. Bahkan akan menjadi
semakin erat karena pernikahan putraku dengan putrimu. Akan aku sampaikan kepada
putraku Panji Asmoro Bangun.
Raja Panjalu
Baguslah. Semoga Galuh Candra Kirana dan Panji Asmoro Bangun dapat membina
keluarga dengan baik. Dan dapat membina hubungan kerajaan panjalu dan kerajaan
jenggala menjadi semakin baik.
Mendengar pembicaraan suami dan raja Jenggala tersebut, Totok Kerot menjadi gelap
mata. Ia tak ingin jika yang dijodohkan dengan Panji Asmoro Bangun adalah Galuh
Candra Kirana. Totok Kerot ingin anaknya Galuh Ajeng yang dinikahkan dengan Panji
Asmoro Bangun. Ia mempunyai rencana jahat untuk menyingkirkan permaisuri dan Galuh
Candra Kirana.
Totok Kerot
Dayang…
Dayang…..
Kemarilah, cepatlah kemari dayang……..
125
Dayang
Ada apakah engkau memanggilku ratu ?
Totok Kerot
Mengapa kau lelet sekali. aku sudah memanggilmu dari tadi. Dasar pelayan lelet. Ini
bawakan tapai ini ke permaisuri. Cepat !!!
Dayang
Baiklah, akan saya antarkan ini ke permaisuri. (Dayang tersebut mengantar tapai yang
sudah diberi racun oleh Totok Kerot)
Totok Kerot
Hahahaha….. mampuslah kau permaisuri, tunggu saja, aku akan menggantikanmu
menjadi seorang permaisuri seutuhnya di kerajaan ini, hahahahaa……
Dayang
Permaisuri, ini ada tapai dari Totok Kerot (sambil memberikan nampan yang berisi tapai
ke permaisuri)
Permaisuri
Oh, terimakasih dayang,
Dayang berlalu dari hadapan permaisuri. Permaisuri meletakkan tapai itu dan
melanjutkan kegiatannya kembali. Setelah sore hari, ketika ia sedang bersantai, ia ingat
dengan tapai yang diberi oleh Totok Kerot.
Permaisuri
Dayang.. tolong kemarilah…
Dayang
Ada apa permaisuri ?
126
Permaisuri
Tolong ambilkan tapai pemeberian Totok Kerot. Aku lupa
memakannya ! Dayang
Baiklah ratu, akan saya ambilkan
Dayang membawa nampan tapai tersebut dan memberikan tapai itu kepada permaisuri.
Dengan lahap permaisuri menyantap tapai itu. Setelah beberapa detik kemudian,
tubuhnya kejang-kejang, matanya terbelalak, dan mulutnya berbusa.. Galuh Candra
Kirana dan dayang-dayang sangat panik melihat kejadian tersebut. Galuh Candra Kirana
menjerit sejadi-jadinya melihat ibunya meninggal dengan cara yang tak wajar. Datanglah
baginda raja dengan tergopoh-gopoh melihat istrinya tersebut. Kerajaan Panjalu masih
berkabung setelah meninggalnya permaisuri. Galuh Candra Kirana pun masih terlihat
bersedih.
Ada-ada
Raja Panjalu
Jangan bersedih putriku. Dewa sangat menyayangi ibumu. Ibumu pun sangat
menyayangi dewa. Ia tak lupa setiap harinya memuja sang dewa, ya dewa yang maha
dewa. Bukankah di alam raya ini tak ada yang abadi ? apa kau pernah melihat dunia tanpa
siang ? apa kau pernah melihat dunia tanpa malam ? semua nihil putriku, alam raya selalu
berpasangan. Ada siang dan juga malam. Begitu pula dengan hidup. Ada kehidupan
maka ada kematian. Relakanlah ibumu….
Raja Panjalu
Dewa tak pernah salah putriku, restu dewa senantiasa bersama kita, sabarlah, sabarlah,
127
Setelah beberapa jam, akhirnya Galuh Candra Kirana keluar kamar dan kemudian
berjalan-jalan mengelilingi istana. Para dayang-dayang yang menjumpai Candra dengan
wajah sedih akhirnya mendatangi Candra dan mengajaknya bermain di taman kerajaan.
Dayang 1
Putri, apakah putri masih bersedih ?
Dayang 2
Iyaa, putri tampak tidak bersemangat dan terlihat pucat.
Dayang 3
Putri, disana ada kupu-kupu cantik. Di taman depan. Kupu-kupu itu selalu hinggap
diantara bunga yang lagi merekah-rekah itu. Warnanya sungguh indah. Apa putri mau
melihatnya bersama kami ?
Dayang 3
Itu dia kupu- kupunya putri
Waaahh… indah sekali. bunga itu juga indah. Ternyata aku sudah lama tak kemari.
Ternyata semua tumbuhan disini telah berbunga. Lihatlah kupu-kupu itu dayang….. indah
sekali..
Dayang 1
Iyaa putri, kami bahagia melihat putri bisa tersenyum kembali.
Terimakasih dayang, kalian sudah membuatku bahagia hari ini. Aku sudah lega dengan
melihat kupu-kupu dan bunga di taman ini. Terimakasih dayang.
Dayang 2
Sama-sama putri. Kami bahagia… mari bernyanyi dan menari bersama kami putri…
(Lagu hiburan )
Ujaran/kandha dhalang:
Pagi hari dengan sinar surya memancar dicelah-celah candela. Diantara duka yang belum
sirna, datanglah luka hati dan kenyataan hidup yang harus ditelan. Totok Kerot semakin
kejam dengan perlakuan kepada Galuh Candra Kirana :
Totok Kerot
Candra… Candraa…..
Totok Kerot
Apa kau sudah tuli ? apa kau tak dengar aku memangilmu dari tadi ?
Candra Kirana
Aku tadi masih membersihkan dapur ibu. Bukankah ibu tadi menyuruhku membersihkan
dapur ?
Galuh Ajeng
Halaah alasan, dasar lelet. Kau membersihkan dapur saja lama.
Totok Kerot
129
Dasar, sama saja kau dengan ibumu, ratu lelet. Sanaaa… kau bersihkan kamar ibu, setelah
itu kamar Galuh Ajeng. Aku sengaja melarang semua dayang yang ada disini untuk
membantumu. Sanaaa pergi… cepaaat pergi…..
Candra Kirana
Iya . Baik ibu (Candra bergegas pergi )
Galuh Candra Kirana membersihkan kamar ibu tirinya itu. Karena kamar ibunya tersebut
sangat besar, ia merasa sangat kelelahan. Banyak hal yang ia temukan dalam kamar ibu
tirinya tersebut. Setelah selesai membersihkan kamar tersebut, ia bergegas menuju
kamar Galuh Ajeng. Kelelahannya semakin menjadi-jadi setelah membersihkan kamar
Galuh Ajeng.
Pathet Sanga
1. ADEGAN GARA-GARA
Baginda raja mengampiri kedua anaknya yaitu Galuh Candra Kirana dan Galuh Ajeng
dengan membawa bungkusan kado. Kado yang satu dibungkusi dengan emas
sedangkan yang satunya lagi dibungkus dengan kain lusuh.
Raja
Kemarilah putri-putriku, ayah punya hadiah untuk kalian berdua. Cepatlah kemari nak !
apa kalian tidak mau ?
Galuh Ajeng
Sangaaaaaat mau ayah,……..
Raja
Apa engkau tidak mau Candra ?
Raja
Baiklah, silahkan Galuh Ajeng untuk mengambil terlebih dahulu…
Galuh Ajeng
Wow…. Iya ayah, nah aku memilih yang ini (ia memilih hadiah yang dibungkus dengan
emas. Sudah pasti, keserakahan telah diturunkan dari ibunya)
Raja
Ini untukmu Galuh
Kemudia kedua gadis tersebut membuka hadiah itu. Dengan sangat gembira, Galuh
Candra Kirana terpukau melihat boneka yang ada di dalam bingkisan tersebut. Ia
mendapat boneka kencana yang berkilauan. Ditimang-timang boneka itu dan selalu ia
bawa kemana saja ia pergi. Mengetahui bahwa boneka kakaknya lebih bagus dari
bonekanya, Galuh Ajeng memaksa Galuh Candra Kirana untuk menukarkan bonekanya.
Galuh Ajeng mendapatkan boneka yang terbuat dari kayu. Galuh Candra Kirana tetap
saja tidak mau. Galuh Ajeng kemudian memberitahukan hal ini kepada ibunya yaitu
Totok Kerot.
Galuh Ajeng
Ibuu.. ternyata boneka Candra lebih bagus dari boneka ku ibu, pokoknya aku mau
bonekanya Candra, aku mau bonekanya Candra.., titiik…
Totok Kerot
Tenang sayang, ibu akan merebut boneka itu dari Candra. Ibu tidak mau melihat anak ibu
yang cantik ini kalah dari Candra yang sok itu. Tenanglah nak !
Galuh Ajeng
Iya ibu, pokoknya aku nggak mau kalah dari Candra.
Totok Kerot
Ibu akan datang menemui raja. Tunggulah disini nak.
131
Datanglah Totok Kerot menemui suaminya. Ia menebar hasutan kepada suaminya itu
yang tak lain adalah ayah kandung Galuh Candra Kirana. Dengan keterampilannya
bersilat lidah, maka sang raja pun dibutakan hatinya.
Totok Kerot
Wahai baginda raja, anak-anak kita sedang bertengkar. Galuh Candra Kirana tidak mau
menukarkan bonekanya untuk Galuh Ajeng. Bukankah kakak seharusnya mengalah untuk
adiknya ? tolong baginda, seharusnya kau beri tahu Galuh Candra Kirana untuk
menukarkan bonekanya. Bukankah ini masalah sepele. Aku takut Galuh Candra Kirana
akan selalu membuat Galuh Ajeng menderita.
Raja
Iya benar, ratu. Akan aku bujuk Galuh Candra Kirana untuk memberikan bonekanya
kepada Galu Ajeng. Candra…. Kemarilah nak !
Raja
Sekarang juga tukarkan bonekamu dengan boneka Galuh Ajeng. Apa kamu tidak kasihan
kepada adikmu ?
Raja
Bukankah itu hanya boneka ? Kasihanilah adikmu nak. Berikan boneka itu pada adikmu !
Apa ayah tidak kasihan kepadaku. Asal ayah tau, selama ini ibu sudah menyiksaku. Aku
diperlakukan dengan cara yang kasar. Bahkan aku diperlakukan lebih rendah dari
pembantu.
132
Raja
Lancang sekali bicaramu Candra. Kau berani berkata seperti itu dihadapan ayah dan juga
ibumu. Ibumu ini sangat menyayangimu. Kau tega berkata seperti itu Candra …. .
keluarlah dari sini, keluarlah dari kerajaan ini sekarang juga !!! (ayahnya menjadi gelap
mata dan gelap hati)
2. ADEGAN DI HUTAN
Akhirnya Galuh Candra Kirana pergi dari istana. Ia berjalan terus berjalan tanpa tujuan.
Sepi dan kesepian. Ia membantu binatang kecil yang meminta bantuannya. Ia berjalan
terus berjalan. Hingga ia tersesat disebuah hutan. Di dalam hutan tersebut, Galuh candra
Kirana membuat tempat persinggahan. Ia juga menyamar menjadi seorang lelaki dengan
nama Panji Semirang Asmarantaka. Ia menodong para pejalan kaki yang membawa harta
mereka. Panji Semirang Asmarantaka memberikan dua pilihan bagi pejalan kaki, menetap
dengan hartanya atau mati dengan sia-sia.
Datanglah mereka pejalan kaki yang membawa harta mereka. Panji semirang
memberhentikan perjalanan mereka. Panji semirang menahan mereka dan hartanya.
Semakin hari semakin banyak orang yang melewati jalan itu, maka semakin banyak pula
orang-orang yang akhirnya memilih menetap dikerajaan milik Panji Semirang itu.
Semakin banyaklah rakyat di kerajaan itu. Dan akhirnya, kerajaan Jenggala pun mulai
mendengar adanya kerajaan baru tersebut.
Utusan raja Jenggala membawa barang-barang dan uang emas kawin untuk meminang
Galuh Candra Kirana, mereka dihadang dan dirampok oleh pasukan Panji Semirang.
Pasukan
Berhenti, kalian tidak boleh meneruskan perjalanan kalian. Serahkan semua barang-
barangmu, kalau tidak.. kau akan mati !!
Utusan raja
Siapa kalian… aku tidak mau,
(akhirnya mereka perang, dan perang dimenangkan oleh tentara Panji Semirang)
Pasukan
133
Hahaha… barang-barang ini akan aku kembalikan asal Panji Asmoro Bangun datang
menghadap Panji Semirang ! cepat sampaikanlah ke Panji Asmoro Bangun!!
(utusan raja pun kembali ke kerajaan jenggala menyampaikan peristiwa yang telah
dialaminya)
Utusan raja
Mohon ampun raja, rombongan kami diserang ditengah hutan. Barang-barang dan emas
kawin yang sudah kami bawa tersebut di rampas oleh orang-orang itu. Selalin, itu mereka
memberikan syarat kalau barang-barang itu ingin diambil kembali. Mereka meminta tuan
Panji Asmoro Bangun untuk menghadap Panji Semirang. Dengan begitu maka barang-
barang tersebut akan dikembalikan.
Raja Jenggala
Sialan… siapa yang berani-berani menyerang dan merapampas utusanku. Anakku…
kemarilah !
Raja Jenggala
Besok datanglah menemui Panji Semirang. Utusan kita telah dirampok dan semua
barang-barang kita untuk mas kawin pernikahanmu disita. Hanya dengan satu jalan, kau
harus menemui Panji Semirang dan mengambil barang-barang itu kembali.
Panji Semirang
Selamat datang tuan Panji Asmoro Bangun. Ternyata kau benar-benar datang demi
barang-barang ini (sambil menunjuk barang rampasan)
Panji Semirang
Aku hanya ingin kau tahu tuan, bahwa disini ada kerajaan baru yang tentu tak jauh dari
kerajaanmu. Aku hanya ingin memperkanlkan kerajaanku ini. Dengan begini, aku punya
alasan untuk mendatangkanmu kemari.
Oh jadi begitu maksudmu ? baiklah, selamat atas kerajaanmu ini. Salam kenal. Akan aku
sampaikan kepada ayahku bahwa disini ada kerajaan baru yang tak jauh dari kerajaan
kami. Terimakasih kau mengundangku meski dengan cara seperti ini.
Panji Semirang
Baiklah, kalau boleh aku tahu, mengapa kau rela kemari hanya untuk barang-barang
ini ?
Panji Asmoro Bangun
Barang-barang itu adalah mas kawin yang akan aku berikan kepada gadis yang sangat
aku cintai yaitu Galuh Candra Kirana. Aku sangat mencintainya. Dia gadis yang sangat
cantik dan berhati mulai. Aku sudah mengenalnya sejak kecil. Akan aku berikan barang-
barang itu untuk meminangnya.
(Panji Semirang jelas terharu mendengarnya, karena Galuh Candra Kirana sesungguhnya
adalah dirinya)
Ujaran/kandha dhalang :
Berhentilah semua. Kalian telah dibohongi oleh kedua pendusta ini. Dia (sambil
menunjuk Totok Kerot) tega menyakiti bahkan mengusir anak tirinya sendiri yaitu Galuh
Candra Kirana. Dia juga yang telah meracuni ibu permaisuri. Dan dia (sambil menunjuk
Galuh Ajeng) sama seperti ibunya. Serakah dan hatinya penuh kedengkian. Ibu dan anak
ini sama-sama pendusta.
Raja
Siapa kau ? lancang sekali kau datang kemari dan memberhentikan acara di istana ini ?
sungguh demi dewa siwa ya siwa, akan ku hancurkan siapa saja yang berniat buruk di
istana ini ! kau pergi atau akan mati sia-sia disini ?
Kita serang saja dia! dia terlalu banyak menghalangi acara pernikahanku. Asal baginda
tahu, dia yang telah merampas barang-barangku yang akan aku berikan kepada Candra.
Dia adalah raja dikerajaan sebrang, kerajaan baru yang dipimpin oleh raja semacam ini
(sambil menunjuk kea rah Panji Semirang Asmarantaka)
136
adalah korban kebusukkan dari ibu tiriku (sambil menunjuk Totok Kerot). Aku hidup di
hutan dengan kesendirian dan kesepian. Hingga berkat dewa aku bisa sampai diistana ini,
istanaku.
Totok Kerot
Kau ini siapa ? kau terlalu banyak omong kosong!
Baiklah, kau masih tidak mengakuinya ? akan aku bongkar segala keburukan yang kau
sembunyikan. Wajah indah, tapi hanya topeng belaka. Kau masih ingat peristiwa saat kau
meyuruhku membersihkan kamarmu ? kau memperlakukan aku lebih rendah dari
seorang pembantu. Yah.. diantara perlakuan itu, aku menemukan kebaikan dewa. Dewa
menunjukkan aslimu yang lebih kejam dari seekor binatang. Kau ternyata yang telah
meracuni ibuku. Kau memasukkan racun kedalam tapai yang kemudian dimakan oleh
ibuku. Aku menemukan sebotol racun yang kau simpan dan kau bungkus dengan kain
lalu kau kubur dalam tanah dekat kamarmu itu. Kau menutupinya dengan tanaman-
tanaman didekat kamarmu. Kau masih mau menjawab ?
Totok Kerot
Dasar pembohong, kau siapa, lagi-lagi dia hanya berkata bohong. Usir saja dia dari sini
raja.. usir sajaaa…
Raja
Tunggu sebentar, apa kau mempunayi bukti atas perkataanmu itu ?
Panji Semirang Asmarantaka dan semua yang ada di istana tersebut menuju kamar
Totok Kerot. Dan disana semua kebusukan terbongkar. Ternyata yang dikatakan Panji
Semirang Asmarantaka memang benar adanya. Totok kerot hanya diam sambil
137
menunduk, ia sudah terkepung oleh kebenaran yang memang benar. Dewa pun murka
padanya.
Totok Kerot
Itu bukan racun, itu hanya obat penenang saja. Itu obatku. Aku sengaja menguburnya
disitu.
Dayang
Iya tuan,
Dayang
Baik tuan ,
Baiklah, ini sudah ada senampan tapai. Tapai ini akan aku campurkan dengan cairan yang
ada dibotol itu. Setelah itu, aku ingin dia (sambil menunjuk Totok Kerot) memakan tapai
ini. Sungguh ini tidak berbahaya, katamu ini hanya obat penenang bukan?
Totok kerot diam, gemetar, sambil ketakutan. Rupanya ia tak mau menyentuh apalagi
memekan tapai itu.
Totok Kerot
Iya. Aku melakukan itu semua semata-mata hanya untuk kebaikan putriku Galuh Ajeng.
Aku tak ingin Galuh Candra Kirana yang menikah dengan Panji Asmoro Bangun. Aku
sengaja merencakan segalanya . aku yang meracuni ibumu.
Raja
138
Keparat ! ternyata ada bisa dalam istana itu. Semua hanya tipuan belaka. Aku sudah gelap
mata terhadap kejahatanmu. Aku menelantarkan anakku bahkan kematian istriku adalah
salahku. Salahku menikahimu !! pergi sekarang juga dari istana ini ! pergi ! pergi !
Totok Kerot dan Galuh Ajeng pergi meninggalkan istana dengan tersedu-sedu. Malu
bercampur dengan murka. Ada sorot dendam disana.
Galuh Candra Kirana dan Panji Asmoro Bangun akhirnya bersatu. Cinta sejati akhirnya
bertemu setelah banyak badai yang menghantamnya. Sedangkan yang jahat akhirnya
akan berakhir dengan kepedihan. Totok Kerot dan Galuh Ajeng diusir dari kerajaan oleh
baginda raja.