Anda di halaman 1dari 55

PANJI SEMIRANG

Tari Klana gending Kalongan slendro pathet


sepuluh Pathet Wolu
(Gending Ayak slendro pathet wolu)

(Gending Jula-Juli slendro Wolu )

BABAK PERTAMA

Janturan Dalang

Di kerajaan Jenggala, putra mahkota ialah Raden Inu Kertapati memutuskan untuk pergi
menemui pujaan hati di Kediri. Ia berangkat bersama orang kepercayaannya serta para
prajurit yang setia menemaninya. Berbekal tak terjumlah, mereka berangkat menuju
Kediri. Namun, ditengah perjalanan mereka dihadang oleh sekelompok prajurit. Dengan
sigap, Raden Inu Kertapati mengangkat tangan kirinya seraya memberikan aba-aba agar
para prajuritnya bersiap untuk berperang. Akan tetapi, dugaan mereka salah. Mereka
malah dipertemukan dengan Panji Semirang, pemimpin daerah tersebut. Sejak pertama
kali bertemu dengan Panji Semirang, Raden Inu Kertapati tidak merasa asing dengannya.
Ia merasa Panji Semirang ialah orang yang telah lama dikenalnya. Raden
menyembunyikan dugaannya tersebut hingga akhirnya ia mengetahui bahwa kekasihnya
menghilang dari kerajaan. Hilangnya Candra Kirana membuat hatinya pilu hingga ia
tersadar bahwa dugaannya benar, Panji Semirang ialah Candra Kirana.

DI ISTANA, KERAJAAN JENGGALA. SUASANA TENTRAM SEAKAN IKUT MENDENGARKAN


PEMBICARAAN RAJA DAN PUTRA MAHKOTANYA.

Raden Inu Kertapati

Selamat malam ayahanda.

Raja Jenggala
195

Selamat malam anakku. Apa yang hendak kau sampaikan sehingga malam-malam begini
kau menemuiku?

Raden Inu Kertapati

Hamba mohon ampun ayahanda, jika kedatangan hamba mengganggu waktu


istirahatmu.

Raja Jenggala

Hehee… anakku, sudah pasti kedatanganmu tak menggangguku. Katakan! Apa yang
ingin kau sampaikan.

Raden Inu Kertapati

Ayahanda. Rasanya sudah lama hamba tak menemui pujaan hati hamba, Candra Kirana.
Jika ayahanda mengizinkan, esok hamba ingin pergi ke kerajaan Daha. Namun, jika
ayahanda tak berkenan, maka hamba tidak akan berangkat jika tak berbekal izin dari
ayahanda.

Raja Jenggala

Anakku, jangankan untuk pergi ke kerajaan Daha. Jika memang kau menginginkan untuk
membelah lautan sekalipun, aku pasti memberimu izin. Asal kau menjaga dirimu dengan
baik. Pergilah anakku. Persiapkan apa saja yang kau butuhkan selama perjalananmu.
Semoga Sang Hyang Widhi selalu menyertai disetiap langkah kakimu.

Raden Inu Kertapati

Terima kasih ayahanda. Baiklah, hamba akan mempersiapkan segala keperluan yang
hamda butuhkan. Hamba mohon undur diri.

Raja Jenggala

Pergilah nak!

SUASANA SEMAKIN TENANG KARENA HARI YANG SEMAKIN LARUT MALAM.

Raden Inu Kertapati

Pengawaaaaaaaall!!!
196

Pengawal 1 dan 2

Mohon ampun Raden. Apakah Raden memanggil hamba? Apa yang bisa hamba bantu
Raden?

Raden Inu Kertapati

Pengawalku, besok sebelum matahari menampakkan diri. Aku akan pergi menemui
pujaan hatiku di Kediri. Aku ingin, segera kau persiapkan segala keperluan yang akan kita
butuhkan selama perjalanan. Aku mempercayaimu. Aku yakin kau mampu
mempersiapkan semuanya.

Pengawal 1

Walah den raden, itu mah hal kecil. Ya kan? (sambil menyenggol pengawal 2)

Pengawal 2

Hehee iya. Tenang saja den, itu hal kecil. Nanti akan hamba persiapkan untuk raden.

Raden Inu Kertapati

Baiklah, siapkan semua yang diperlukan dalam perjalanan. Aku ingin tak ada satupun
yang data menghalangi perjalananku agar aku segera menemukan pelukis senyumku
yang telah lama tak kutemui.

Pengawal 1 dan 2

Baik raden.
197

DI HUTAN. RADEN INU KERTAPATI BESERTA ROMBONGANNYA BERBONDONG-


BONDONG

Pengawal 1

Mohon maaf raden? Ini berapa lama lagi? Kaki hamba rasanya sudah mau patah.

Pengawal 2

Heee, kamu kok berlebihan sekali sih. Ini belum setengah perjalanan.

Pengawal 1

Haaaaa? Benarkah den?

Pengawal 2

Yaiyalah, yaiya dong. Hahaaa!!

Pengawal 1

Heeeeh aku nggak tanya ke kamu. Aku tanya ke Raden.

Pengawal 2

Heheee (nyengir) mohon ampun den.

Raden Inu Kertapati

Hehee. Memang benar, ini belum setengah dari perjalanan. Jika memang kau lelah, maka
bersitirahatlah sebentar. Kita lanjutkan perjalanan setelah kakimu tak terasa pegal.
198

Pengawal 1

Hehe mohon ampun raden, hamba hanya bercanda saja hehe lebih baik kita lanjutkan
perjalanan ini.

Pengawal 2

Eeee la kamu ini bagaimana, kok malah bercanda dengan raden.

Pengawal 1

Hehe mohon ampun raden, mohon ampun. Kamu ini apaan sih (memukul pengawal 2)

Pengawal 2

Kamu ini yang apa-apaan.

TAK TERASA, PERJALANAN MEREKA SAMPAI PADA KERAJAAN KAHURIPAN DAN KEDIRI.
SUASANA MENCEKAM KARENA ROMBONGAN MEREKA DIHADANG OLEH
SEKELOMPOK ORANG TAK DIKENAL.

Prajurit Asmarantika

Berhenti!

Raden Inu Kertapati

Siapa kau? Beraninya kau menghentikan perjalananku? (Raden Inu Kertapati berhenti,
seraya mengangkat tangan kiri sebagai tanda agar prajuritnya turut berhenti. Tombak
maupun pedang diacungkan pertanda pertempuran akan dimulai. Namun suasana
mereda)
199

Prajurit Asmarantika

Ampun Raden, kami hanya menyampaikan utusan agar Raden berkenan menemui
pimpinan kami, Panji Semirang.

Raden Inu Kertapati

Apa yang diinginkan pimpinanmu itu dariku?

Prajurit Asmarantika

Mohon maaf Raden, kami tidak mengetahui akan hal itu. Kami hanya menyampaikan
utusan.

Raden Inu Kertapati

Baiklah, pertemukan aku dengan pimpinanmu itu.

Pengawal 1

Loh den, mengapa raden mau bertemu dengan pimpinan mereka? Kita belum mengenal
siapa mereka. Kalau misalnya mereka jahat, kita harus bagaimana?

Pengawal 2

Heee kamu ini lo, mana mungkin mereka jahat, dilihat dari cara mereka ngomong saja
sudah kelihatan kalau mereka orang baik. Nah siapa tau juga nanti kita diberi makanan.
Kan enak. Heheee

Pengawal 1

Halaaahh, kamu ini apaa? Makanan terus. Lihat tuh perutmu sudah offside. Sudah
melebihi batas garis. Jangan cuma makan mulu yang ada diotakmu ini. Lagian sekarang
200

ini, kita tidak bisa menilai orang hanya dari fisik saja. Apalagi dari omongan. Halaaaaah
jelas gak bisa. Sekarang lo banyak yang ngomong panjang lebar, ngomong banyak janji
manis tapi ya kenyataannya gak bisa dipegang. Jangan suka menilai orang dari luarnya
saja, hati orang siapa yang tau?

Pengawal 2

Kamu kok bener juga ya kadang-kadang kalau ngomong.

Pengawal 1

Ya memang benar, hahaa. Eh sudah-sudah, ituloh raden kebingungan kok kamu malah
ngajakin bercanda. Mohon ampun den, bagaimana den jadinya?

Raden Inu Kertapati

Aku hanya ingin mengetahui sebenarnya apa yang mereka inginkan dariku. Kita ikuti saja
mereka. Tetapi kita harus tetap waspada.

Pengawal 2

Betul den, kita ya harus waspada.

Pengawal 1

Betul den itu betul.

DISEBUAH TEMPAT DI KERAJAAN ASMARANTIKA

Panji Semirang
201

Salam hormat saya Raden. Terimakasih sudah berkenan hadir dan menyempatkan diri
untuk memenuhi panggilanku.

Raden Inu Kertapati

Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?

Panji Semirang

Wahai ksatria dari kerajaan Jenggala. Sudikah kiranya kau berkenalan denganku.
Perkenalkan namaku Panji Semirang. Penguasa di daerah ini.

Raden Inu Kertapati

Lantas apa yang kau inginkan dariku?

Panji Semirang

Raden Inu Kertapati, putra mahkota dari kerajaan Jenggala. Kami tidak ingin membuat
pertumpahan darah denganmu. Kami hanya ingin menyambut pasukanmu dengan
memberikan jamuan.

Pengawal 2

Naaaah, benar kan kataku, jamuan?

Pengawal 1

Huuuss mulutmu itu loh.

Raden Inu Kertapati


202

Oh Panji Semirang. Rupanya, kau ini yang bernama Panji Semirang. Aku banyak
mendengar cerita tentangmu dan prajuritmu. Katakan saja sejujurnya, apa yang kau
inginkan?

Panji Semirang

Tak terbesit sedikitpun niat keji untukmu. Aku hanya ingin menyambutmu saja. Tidak
lebih.

Raden Inu Kertapati

Baiklah, kalau memang itu keinginanmu. Aku dan anak buahku melakukan perjalanan
panjang. Jika memang kau benar-benar ingin menjamu kami. Berikan jamuan yang
terbaik darimu.

Panji Semirang

Hehee tidak masalah untukku raden. Silahkan menikmati seluruh jamuan yang telah
kupersiapkan untukmu dan anak buahmu.

SUASANA MERIAH. MAKANAN MELIMPAH RUAH. DI SUDUT RUANGAN, RADEN DAN


PENGAWALNYA TENGAH BERBINCANG

Pengawal 1

Kenapa raden terlihat bimbang?

Raden Inu Kertapati

Bagaimana aku tidak bimbang, ia orang asing yang belum kukenal sebelumnya. Banyak
cerita buruk tentangnya. Dalam benakku tertanam bahwa dirinya orang yang tak
203

beretika. Namun hari ini ia merubah segalanya. Sikap manisnya bertolak belakang
dengan cerita yang kuterima selama ini.

Pengawal 1

Mohon maaf raden, hamba sudah tau kalau raden pasti berat untuk memilih tawaran ini.

Pengawal 2

Sudah pasti berat ya den.

Pengawal 1

Kamu ini jangan bercanda terus.

Pengawal 2

Eeeee la kamu ini loh, aku ini serius.

Pengawal 1

Serius kok kayak gitu. Sudah jangan ngeciwis terus.

Raden Inu Kertapati

Bagaimana jika tawaran ini datang padamu?

Pengawal 2

Hambapun kalau berada di posisi raden akan menerima tawaran ini namun harus tetap
waspada.
204

Raden Inu Kertapati

Mengapa kau bersedia untuk menerima tawarannya?

Pengawal 2

Begini den, karena hamba hanya ingin membuktikan tentang semua cerita Panji
Semirang yang terkenal tak beretika itu.

Pengawal 1

Lah tumben kamu bisa ngomong serius.

Pengawal 2

Eeee yaiyalah yaiyadong. Hahaaa

Raden Inu Kertapati

Baiklah, aku ingin membuktikan bagaimana sebenarnya Panji Semirang itu.

SETELAH JAMUAN SELESAI, RADEN DAN KEDUA PENGAWALNYA BERBINCANG DENGAN


PANJI SEMIRANG

Raden Inu Kertapati

Sebenarnya, apa yang kau inginkan dariku?

Panji Semirang

Wahai putra mahkota dari Jenggala. Aku tak menginginkan apapun darimu.
205

Raden Inu Kertapati

Lantas mengapa kau melakukan semua ini?

Panji Semirang

Aku hanya ingin bersahabat denganmu.

Raden Inu Kertapati

Hanya itu saja yang kau inginkan?

Panji Semirang

Iya, hanya itu saja. Ini kerajaanku, Asmarantika. Aku yakin kau banyak mendengar hal
buruk tentangku, tentang kerajaan ini, dan tentang para prajuritku. Dengan cara seperti
ini, aku ingin membuktikan bahwa aku dan segerombolanku bukanlah seorang
perampok. Aku hanya menumpas orang-orang yang tak mengenal kemanusiaan.

Raden Inu Kertapati

Aku mempercayainya. Dan aku yakin prajuritku juga akan mempercayaimu. Bukankah
begitu?

Pengawal 1 dan 2

Iyaaa, betul den raden.

Semua Prajurit

Iyaa betul raden.


206

Raden Inu Kertapati

Terimakasih untuk semua yang kau berikan. Namun aku dan pasukanku ingin
melanjutkan perjalanan kami.

Panji Semirang

Baiklah raden, terimakasih sudah berkenan menerima tawaranku.

BABAK KEDUA

DI PERJALANAN MENUJU KEDIRI. KEGUNDAHAN MENYELIMUTI HATI RADEN INU


KERTAPATI

Raden Inu Kertapati

Sepertinya aku tidak asing dengan Panji Semirang?

Pengawal 1

Mohon maaf raden, bagaimana maksud raden?

Raden Inu Kertapati

Perangainya seperti sudah kukenal sebelumnya.

Pengawal 2

Mana mungkin den. Kan kita baru bertemu dengan Panji Semirang.

Pengawal 1

Nah iyaaa den, bagaimana mungkin.


207

Raden Inu Kertapati

Mungkin hanya perasaanku saja. Baiklah mari kita lanjutkan. Sebentar lagi kita akan
sampai di Kediri.

HUTAN TERUS DISUSURINYA. TETAPI HATINYA GELISAH KARENA ADA SESUATU YANG
MENYELIMUTI HATINYA TIBA DI KEDIRI. SUASANA RAMAI, DISAMBUT DENGAN PENUH
SUKA CITA.

Raden Inu Kertapati

Ada apa ini?

Pengawal 1

Mohon maaf raden, hambapun tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi disini.

Raden Inu Kertapati

Akupun tak mengetahuinya mengapa penyambutan ini meriah sekali.

Pengawal 1

Hamba heran. Apakah ini sebuah keberuntungan atau malah sebaliknya?

Raden Inu Kertapati

Semoga saja keberuntungan yang selalu menyertai kemanapun kita melangkahkan kaki.
208

RAJA KERAJAAN DAHA, DEWI LIKU, DAN GALUH AJENG MENYAMBUT MEREKA DENGAN
SENYUM MEREKAH.

Raja Daha

Selamat datang wahai ksatria. Lama kau tak berkunjung ke kerajaan ini.

Raden Inu Kertapati

Salam hormatku untukmu paduka raja. Memang sudah lama aku tak menginjakkan kaki
disini.

Raja Daha

Bagaimana kabar kerajaanmu?

Raden Inu Kertapati

Kerajaan tetap pada posisi yang aman. Bagaimana denganmu raja?

Raja Daha

Syukur mendengar kabar baik darimu, semoga Sang Hyang Widhi selalu menyertai
langkahmu. Keadaanku seperti yang kau lihat sekarang ini.

Raden Inu Kertapati

Hehee syukurlah raja.

Raja Daha
209

Hehee, baiklah. Sebagai tanda penyambutanmu, kupersilahkan kau dan pasukanmu


untuk menikmati jamuan yang telah tersedia. Setelah itu kupersilahkan juga agar kau dan
pasukanmu untuk beristirahat karena aku yakin perjalananmu yang panjang menguras
semua tenagamu.

Raden Inu Kertapati

Terimakasih paduka raja, hamba tak tau harus dengan cara apa hamba membalas
kebaikanmu .

Raja Daha

Tak perlu kau pikirkan kau harus membalas dengan cara yang seperti apa, cukup nikmati
saja semua yang telah kusiapkan untukmu.

Pengawal 2

Yeeee makanan, makanan yeeee

Pengawal 1

Huusss, kamu ini lo jangan malu-maluin Raden dong.

Pengawal 2

Hehee, ya maafkan saya. Sering over bahagia kalau melihat makanan. Apalagi makanan
yang enak-enak.

Pengawal 1

Mohon ampun paduka raja, ini memang matanya membiru kalau melihat makanan.
210

Raja Daha

Hehe tidak apa, silahkan-silahkan.

DI SALAH SATU RUANGAN YANG ADA DI KERAJAAN. SUASANA RIANG GEMBIRA.


SEDANG BERLANGSUNG ACARA JAMUAN DARI KERAJAAN DAHA

Raden Inu Kertapati

Pengawal, apakah kau melihat Candra Kirana?

Pengawal 1

Mohon maaf raden aku tak melihatnya sejak kita sampai disini.

Raden Inu Kertapati

Akupun tak melihat senyum yang kucari. Aku tak menemukan setengah hatiku yang telah
lama kunanti.

Pengawal 1

Sebaiknya raden tanyakan langsung pada paduka raja.

Raden Inu Kertapati

Ya paduka raja, sebenarnya kedatanganku kesini untuk bertemu dengan Candra Kirana.
Namun aku tak melihatnya sama sekali. Kemanakah gerangan dirinya?

Raja Daha

Can..Can..Ndra Kirana.. Ia belum bisa menemuimu!


211

Raden Inu Kertapati

Mengapa ia tak bisa menemuiku? Katakan saja, aku ingin mengetahuinya.

Dewi Liku

Wahai paduka raja, sebaiknya katakan saja yang sejujurnya pada Raden Inu Kertapati.
Sudah saatnya ia harus mengetahui semua yang terjadi. Terus terang saja! Tanpa ada
yang ditutup-tutupi!

Raden Inu Kertapati

Apa yang sebenarnya terjadi pada pujaan hatiku? Kemanakah ia sekarang?

Galuh Ajeng

Raden Inu Kertapati, aku akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Raden Inu Kertapati

Aku sangat berterimakasih kalau Galuh Ajeng ingin mengatakan yang sejujurnya. Cepat
katakana saja! Apa yang sebenarnya terjadi!

Galuh Ajeng

Sejak beberapa bulan yang lalu Candra Kirana meninggalkan kerajaan tanpa pamit.

Raden Inu Kertapati

Apaaaa? Meninggalkan kerajaan? Mana mungkin adindaku pergi begitu saja tanpa
alasan.
212

Galuh Ajeng

Candra Kirana pergi tanpa pamit. Dia tak mengatakan apapun mengapa dia pergi
meninggalkan kerajaan ini. Itu menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukan calon
pendamping hidup yang baik untukmu.

Raden Inu Kertapati

Galuh Ajeng! Kau tak sepantasnya mengatakan hal ini. Candra Kirana adalah tunanganku.
Dia calon istriku! Dan bagaimanapun juga, kau adalah saudaranya. Seharusnya kau
menjaga perkataanmu! Dia pasti mempunyai alasan mengapa dia pergi tanpa pamit.

Galuh Ajeng

Kalaupun ada alasannya mengapa tidak dia katakan?

Raja Daha

Percaya atau tidak percaya, itulah kenyatannya. Candra Kirana pergi tanpa pamit dan tak
beralasan. Aku sebagai ayahnya juga merasa heran. Aku bingung memikirkan bagaimana
dengan pesta pernikahan kalian jika ia tak kunjung datang.

Raden Inu Kertapati

Jadi paduka sudah menyebarkan tentang pernikahan itu?

Raja Daha

Kabar bahwa kau dan Candra Kirana akan menikah sudah tersebar luas. Kalau Candra
Kirana tak kembali, lantas bagaimana dengan nasibku dan kerajaan ini. Rasa malu pasti
tak terbendung lagi.
213

Raden Inu Kertapati

Lalu apa yang akan paduka lakukan jika Candra Kirana tak kembali?

Raja Daha

Aku sudah mempunyai rencana tapi tak bisa kusampaikan sekarang.

RAJA MENINGGALKAN TEMPAT PENJAMUAN. SUASANA SEMAKIN MENCEKAM. DEWI


LIKU DAN GALUH AJENG MENGHAMPIRI RADEN INU KERTAPATI.

Dewi Liku

(nada sinis sambil melirik Galuh Ajeng) Raden, sepertinya raden sudah lelah, sebaiknya
raden istirahat saja. Jangan memikirkan Candra Kirana, Karena pasti ada pengganti yang
lebih baik darinya.

Raden Inu Kertapati

Baiklah Gusti Dewi Liku, hamba mohon untuk undur diri.

NAMPAK RADEN DAN KEDUA PENGAWALNYA SEDANG BERBINCANG

Raden Inu Kertapati

Pengawalku, aku merasa sepertinya ada yang aneh dengan semua ini?

Pengawal 1

Apa yang aneh raden? Apa yang raden maksud adalah mengenai kepergian Candra
Kirana?
214

Raden Inu Kertapati

Betul

Pengawal 2

Eeee ladalaaaah den, lha anehnya dimana raden?

Raden Inu Kertapati

Coba kalian pikir. Seorang Candra Kirana pergi tanpa pamit. Aku telah mengenal lama
bagaimana perangainya. Tidak mungkin dia meninggalkan kerajaan begitu saja tanpa
alasan yag jelas. Pasti ada sesuatu dibalik semua ini. Aku yakin. Ada yang sengaja
membuat Candra Kirana terusir dari kerajaan. Kita harus mencari penyebabnya. Mencari
kebenaran atas semua yang terjadi. Kenyataan ini sungguh menyayat hati. Bak tersiram
air garam pada luka yang tergores karang. Berita ini seketika membuat tubuhku
melemah, patah semangat, luluh, dan hancur.

Pengawal 1

Raden, hamba mohon ampun. Apapun yang terjadi adalah kehendak Sang Hyang Widhi.
Kita harus tabah menghadapi semua ini. Hamba yakin kalau memang ia jodoh raden
maka ia akan kembali suatu saat nanti.

Pengawal 2

Betul itu den betul

Raden Inu Kertapati


215

Aku tahu akan hal itu, namun aku tak bisa menerima kenyataan pahit tentang
tunanganku begitu saja. Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada
Candra Kirana.

Pengawal 1

Wahai raden. Karena hamba adalah utusan raden, hamba akan selalu melaksanakan
perintah raden, apapun itu. Hamba akan setuju dengan keputusan yang telah raden
tetapkan.

Raden Inu Kertapati

Baiklah, kita harus mencari tau kebenaran yang terjadi.

Pengawal 1 dan 2

Inggih raden.

MALAM BERGANTI PAGI. RADEN DAN PENGAWALNYA MASIH BERADA DALAM RUANG
UNTUK TAMU YANG TELAH DISEDIAKAN OLEH KERAJAAN

Raden Inu Kertapati

Pengawalku, nanti setelah kita keluar dari pintu gerbang istana, kita berpisah di jalan.

Pengawal 1

Kemana Raden Inu akan mencari Candra Kirana?

Raden Inu Kertapati


216

Aku tak tau harus kemana kakiku melangkah. Aku hanya menuruti kata hatiku.
Kemanapun ia menginginkan, maka arah itulah yang akan kutuju.

Pengawal 1

Mohon maaf raden, apakah itu tidak terlalu membahayakan?

Pengawal 2

yaiyalah yaiyadong Raden, itu sangat membahayakan.

Raden Inu Kertapati

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan selain menuruti kemauan hatiku. Tapi kalian
jangan khawatir. Aku bisa melindungi diriku sendiri dari bahaya yang sewaktu-waktu ku
temui di tengah perjalananku nanti.

Pengawal 1

Tapi raden, hamba tak sampai hati jika harus berpisah dengan raden.

Pengawal 2

Hamba juga raden. Huuuuuuu hamba jadi sedih den, hamba terharuuuu.

Pengawal 1

Kamu ini loo ah, jangan bercanda terus. Ini serius.

Pengawal 2

Hemm iya iya iya


217

PERBICANGAN TERHENTI. NAMPAK DARI BALIK PINTU, DUA DAYANG MEMBAWA


BEBERAPA MAKANAN

Dayang 1

Permisi raden. Hamba hanya ingin memberikan jamuan ini.

Pengawal 2

Eeeeee ladalaaaaahh, cantik sekali.

Pengawal 1

Heeee, kamu ini lo kok kurang ajar sekali. Ini dayang. Dayang kerajaan. Jangan diganggu.
Tapi memang benar, cantik sekali.

Pengawal 2

ya benar kan kataku. Memang cantik sekali seperti rembulan dan bintang-bintang yang
bersinar.

Pengawal 1

Halah kamu ini ngomong apa?

Pengawal 2

Ngomong itu.

Pengawal 1
218

Sudah-sudah. Kamu kok semakin nglindur saja.

Raden Inu Kertapati

Hehee, maafkan pengawalku dayang. Mereka memang sering aneh. (senyum raden
merekah)

Daayang 2

Tidak apa raden. Hehee. Baiklah silahkan menikmati raden. Hamba mohon undur diri.

DAYANG KELUAR, PEMBICARAAN DILANJUTKAN

Raden Inu Kertapati

Sebaiknya kita jangan meninggalkan kerajaan Daha terlebih dahulu.

Pengawal 1

Mohon maaf raden, mengapa raden bisa secepat ini berubah pikiran? Baru saja raden
mengatakan bahwa raden ingin segera menemukan Candra Kirana. Namun, mengapa
sekarang raden berubah pikiran secepat ini?

Raden Inu Kertapati

Ini bukan masalah perubahan pikiran, pengawalku. Aku hanya memikirkan keselamatan
kita. Terutama keselamatanku. Aku memutuskan untuk tidak mencari Candra Kirana
dalam waktu dekat ini.

Pengawal 2

Lantas apa yang akan kita lakukan, raden?


219

Raden Inu Kertapati

Kita tinggal disini saja untuk beberapa waktu. Sembari mencari jawaban atas kepergian
pujaan hatiku.

Pengawal 1

Berapa lama kita harus tinggal disini raden?

Raden Inu Kertapati

Aku belum bisa menentukan seberapa lama kita harus menetap disini.

Pengawal 1

Lalu apa yang kita lakukan disini raden?

Raden Inu Kertapati

Kita bisa melakukan apa saja yang berguna bagi kita. Kita bisa berlatih perang dengan
para prajurit dari kerajaan Daha.

Pengawal 1

Bagaimana kalau hamba dan para prajurit lainnya kembali ke kerajaan Jenggala raden?

Raden Inu Kertapati

Jangan, aku takkan memberimu izin untuk kembali ke Jenggala tanpa aku. Kau harus ikut
denganku kemanapun aku pergi. Aku akan menyuruh salah satu prajurit untuk
menyampaikan pada ayahanda, bahwa kita memutuskan untuk menetap disini beberapa
waktu. Dan aku yakin ayahanda akan menyetujuinya.
220

Pengawal 1

Baiklah raden, hamba akan setia menemani raden kemanapun raden pergi. Ya kan?

Pengawal 2

Iya raden. Sudah pasti kami akan menemani raden.

Raden Inu Kertapati

Baiklah, segera katakana pada prajurit yang lain bahwa kita akan menetap disini.

Pengawal 1 dan 2

Enggih raden.

DI SINGGASANA RAJA DAHA. SUASANA HENING. NAMPAK RADEN INU KERTAPATI DAN
RAJA DAHA SEDANG BERBINCANG MASALAH YANG SERIUS DITEMANI DENGAN GUSTI
DEWI LIKU

Raja Daha

Nakmas Raden Inu Kertapati, ada yang harus aku bicarakan padamu.

Raden Inu Kertapati

Wahai paduka raja, apakah gerangan yang ingin paduka sampaikan pada hamba?

Raja Daha

Aku telah menganggapmu sebagai anakku sendiri. Perangaimu yang membuatku


memutuskan untuk menjodohkanmu dengan putriku, Candra Kirana. Namun, kenyataan
221

pahit menimpamu. Sebenarnya bukan hanya kau. Akupun merasakan kepahitan itu. Aku
sebagai orang tua Candra Kirana merasa sedih sekali atas kepergiannya.

Raden Inu Kertapati

Lalu, apa yang mesti hamba lakukan, paduka raja? Apa yang hamba lakukan agar paduka
raja tidak malu atau merasa dipermalukan kalau Candra Kirana tidak pulang kemari?

Raja Daha

Sebenarnya, aku tidak sampai hati mengatakan ini padamu. Namun, nakmas Raden harus
bisa menerima keadaan ini. Aku pun merasa takut kalau Raden tidak sejalan denganku.
Tidak sepaham dengan keputusan yang telah aku tetapkan.

Raden Inu Kertapati

Apa yang telah paduka putuskan? Sebaiknya paduka katakan saja pada hamba. Hamba
ini calon putra paduka. Paduka katakan saja yang sejujurnya.

Raja Daha

Berat untuk kukatakan padamu Nakmas.

Raden Inu Kertapati

Wahai Paduka raja. Hamba akan senang hati menerima keputusan paduka raja jika
memang keputusan itu yang terbaik dan selaras dengan keinginan hamba.

Raja Daha

Baiklah akan kukatakan padamu. Nakmas, apa yang kukatakan ini demi kebaikan kita
semua. Terutama demi kebaikan dirimu sendiri.
222

Raden Inu Kertapati

Sebaiknya Gusti Ayu Dewi Liku mengatakan secara terang-terangan pada hamba agar
semuanya jelas.

Dewi Liku

Baiklah, akan kukatakan sejujurnya pada Raden.

Raden Inu Kertapati

Silahkan katakan saja pada hamba.

Dewi Liku

Begini Raden, paduka raja denganku telah memutuskan bahwa Raden harus menikah
dengan Galuh Ajeng untuk menutupi rasa malu keluarga.

Raden Inu Kertapati

Menikah dengan Galuh Ajeng? Tetapi hamba tak mencintainya. Tak terbesit sedikitpun
rasa cintaku pada Galuh Ajeng. Hanya Candra Kirana yang kucintai. Hanya dia seorang.

Dewi Liku

Raden tau bukan? Ia telah meninggalkan kerajaan. Tanpa pamit. Kurasa itu sudah
menjadi bukti bahwa ia tak lagi mencintaimu.

Raden Inu Kertapati

Tidak Gusti Ayu Dewi Liku! Hamba yakin ada sesuatu yang terjadi sehingga Candra Kirana
meninggalkan kerajaan.
223

Dewi Liku

Raden Inu Kertapati, berita tentang pernikahanmu dengan Candra Kirana sudah meluas
ke seluruh penjuru negeri ini. Lantas, jika Candra Kirana tak kembali, kau akan tahu sendiri
betapa malunya kami menanggung beban ini. Kami hanya ingin kau bersedia menikah
dengan Galuh Ajeng. Aku yakin ia lebih baik dari Candra Kirana.

Raden Inu Kertapati

Mohon ampun paduka Raja dan Gusti Ayu Dewi Liku, hamba tak bisa memutuskan
dengan cepat mengenai hal ini. Beri hamba waktu untuk menentukan jawaban.

Raja Daha

Nakmas Inu Kertapati, baiklah. Memang ini keputusan berat untukmu. Aku mengerti akan
hal ini. Kuberi kesempatan untukmu memikirkan jawaban yang tepat. Kuharap kau
menerima tawaran ini Nakmas.

Raden Inu Kertapati

Hamba akan memikirkannya terlebih dahulu paduka raja. Hamba mohon undur diri.

Raja Daha

Baik, pergilah.

TERLIHAT DEWI LIKU DAN GALUH AJENG MENYIAPKAN MINUMAN UNTUK RADEN INU
KERTAPATI

Dewi Liku
224

Anakku Galuh Ajeng, aku mempunyai rencana agar Raden Inu bersedia menikah
denganmu.

Galuh Ajeng

Ibunda, apa rencana ibunda?

Dewi Liku

Berikan minuman ini pada Raden Inu. Dalam minuman ini telah kutaburi serbuk agar
hatinya luluh dan ingatannya hanya pada dirimu. Serbuk ini dapat membuatnya tergila-
gila padamu. Sayangnya, ia tak akan bertahan lama. Namun kau tau perlu cemas
memikirkannya. Yang penting sekarang berikan ini padanya.

Galuh Ajeng

Benarkah Ibunda? Lantas bagaimana jika suatu saat ia tersadar bahwa ia tak mencintaiku?

Dewi Liku

Hahaaa, jangan khawatir anakku. Semua akan baik-baik saja. Percayalah, apapun
kulakukan untukmu anakku.

Galuh Ajeng

Terima kasih ibunda. Baiklah, segera kuantarkan minuman ini pada Raden Inu. (sambil
memeluk Dewi Liku)

BABAK KETIGA

DI RUANG KHUSUS TAMU KERAJAAN. GALUH AJENG MUNCUL DARI BALIK PINTU
225

Galuh Ajeng

Permisi Raden Inu. Maafkan hamba mengganggu waktu istirahatmu. hamba hanya ingin
memberimu minuman ini.

Raden Inu Kertapati

Terima kasih Galuh Ajeng.

Galuh Ajeng

Sama-sama den. Baiklah hamba mohon untuk undur diri.

Raden Inu Kertapati

Pergilah Diajeng.

RADEN MEMINUM MINUMAN YANG BERACUN ITU, DAN TIBA-TIBA IA TAK SADARKAN
DIRI.

SEDANG ASYIK BERBINCANG RADEN INU DAN PENGAWALNYA DI SUDUT RUANG.

Raden Inu Kertapati

Pengawalku, aku memutuskan untuk menikah dengan Galuh Ajeng.

Pengawal 1

Menikah dengan Galuh Ajeng?

Pengawal 2

apakah hamba tidak salah dengar?


226

Raden Inu Kertapati

Kalian tak salah dengar. Memang benar, keputusanku sudah bulat. Aku memutuskan
untuk menikah dengan Galuh Ajeng.

Pengawal 1

Mohon ampun den, lantas bagaimana dengan pertunangan Raden dengan Candra
Kirana?

Raden Inu Kertapati

Candra Kirana tak jua datang. Aku tak sanggup bila harus menunggunya. Dengan dia
meninggalkan kerajaan ini, membuatku yakin bahwa dia memang tak mencintaiku.

Pengawal 2

kalau hamba boleh mengatakan sejujurnya. Sebenarnya ada yang janggal dari kepergian
Candra Kirana.

Raden Inu Kertapati

Sudahlah, keputusanku sudah bulat. Tidak bisa diganggu gugat. Kupastikan akau akan
menikah dengan Galuh Ajeng.

Pengawal 1

Baiklah den, kalau memang itu keputusan raden. Kami pasti menyetujuinya.

Raden Inu Kertapati

Baiklah, aku akan menghadap pada paduka raja.


227

Pengawal 1 dan 2

Inggih raden.

DI SINGGASANA RAJA. SUASANA HENING

Raden Inu Kertapati

Mohon ampun paduka raja.

Raja Daha

Nakmas Inu Kertapati, apa yang hendak kau sampaikan hingga kau datang kemari?

Raden Inu Kertapati

Ampun beribu ampun paduka raja. Hamba hanya ingin menyampaikan bahwa hamba
telah menemukan jawaban atas tawaran paduka.

Raja Daha

Benarkah Nakmas? Lantas apa jawabanmu?

Raden Inu Kertapati

Hamba bersedia menikah dengan Galuh Ajeng. Kalau memang itu jalan yang terbaik,
hamba siap melaksanakannya.

Raja Daha

Jadi nakmas bersedia menikah dengan Galuh Ajeng?


228

Raden Inu Kertapati

Bersedia, paduka.

Dewi Liku

Benarkah Raden?

Raden Inu Kertapati

Inggih Gusti Ayu Dewi Liku.

Raja Daha

Hehee. Aku yakin pasti kau menerima tawaran ini. Baiklah Nakmas, akan segera
kupersiapkan pesta yang meriah untuk pernikahanmu.

Raden Inu Kertapati

Terima kasih paduka raja.

DI KAMAR GALUH AJENG, DEWI LIKU DAN GALUH AJENG SEDANG BERBINCANG

Dewi Liku

Anakku sayang, ibunda punya kabar baik untukmu. Aku yakin kau pasti merasa gembira
sekali.

Galuh Ajeng

Kabar gembira? Apa itu ibunda? Aku tak sabar untuk mengetahuinya.
229

Dewi Liku

Sebentar lagi kau akan jadi permaisuri dari putra mahkota kerajaan Jenggala. Raden Inu
Kertapati bersedia menikah denganmu. Hahahaa

Galuh Ajeng

Sungguh ibunda? Aku bak mendapatkan seluruh mutiara yang diidamkan semua orang.
Akulah orang paling beruntung didunia ini. Ibunda, aku senang sekali.

Dewi Liku

Memang kau orang yang paling beruntung didunia ini sayang. Kau telah berhasil
menggantikan posisi Candra Kirana. Aku ikut berbahagia dengan hal ini.

Galuh Ajeng

Rasanya seperti mimpi, hahaaa. Secepatnya aku akan menjadi permaisuri putra mahkota.

Dewi Liku

Hahaaaa kau sangat beruntung.

BERBAGAI PERSIAPAN PESTA PERNIKAHAN HAMPIR RAMPUNG. SUATU MALAM


MENJELANG PESTA PENIKAHAN, GALUH AJENG SEDANG BERHIAS MEMPERCANTIK
DIRINYA UNTUK MENYAMBUT PESTA PERNIKAHAN.

Dewi Liku

Wahai bidadariku, rupanya kau sedang berhias disini. Mengapa tak kau temani Raden Inu
duduk di taman kerajaan?
230

Galuh Ajeng

Ibunda, tadi aku sudah menemuinya, tapi dia mengatakan bahwa dia ingin sendiri. Maka
aku disini saja. Bagaimana ibunda, apakah semua telah ibunda persiapkan dengan baik?

Dewi Liku

Sudah kupastikan anakku. Pasti semuanya baik-baik saja.

Galuh Ajeng

Ibunda, tapi aku takut kalau suatu saat Raden menyesal menikah denganku.

Dewi Liku

Untuk sementara waktu, pengaruh guna-gunaku masih kuat. Perasaan menyesal itu pasti
datang, tapi kau jangan risau anakku. Semua pasti baik-baik saja.

Galuh Ajeng

Baiklah ibunda, aku percaya semua akan baik-baik saja.

BABAK KEEMPAT

BEBERAPA ORANG BERLARIAN KESANA KEMARI. TERIAKAN KETAKUTAN DAN


KEPANIKAN SEMAKIN JELAS TERDENGAR. LAUTAN BARA MENYAPA HALAMAN
KERAJAAN. KOBARAN API SEMAKIN MEMBESAR. MELULUH LANTAHKAN PERSIAPAN
PESTA YANG AKAN DIGELAR.

Galuh Ajeng

Ibunda, apa yang terjadi diluar sana?


231

Dewi Liku

Aku juga tak tahu pasti apa yang terjadi disana.

Galuh Ajeng

Sepertinya kobaran api membakar seluruh persiapan pesta.

Dewi Liku

Mengapa ini semua terjadi?

Galuh Ajeng

Aku juga tak tahu ibunda, hancur sudah pestaku.

SELURUH ANGGOTA KERAJAAN BERKUMPUL MENYAKSIKAN SEMUA PERSIAPAN YANG


LUDES DIMAKAN SI JAGO MERAH. TAK ADA YANG MEREKA LAKUKAN, HANYA
TERTEGUN MELIHAT API YANG SEMAKIN MEMBESAR. RAJA DAHA HANYA BISA
MENELAN LUDAH. MENERIMA KENYATAAN PAHIT UNTUK YANG KESEKIAN KALINYA.
TAK HANYA DIA, RADEN INU KERTAPATI JUGA MERASAKAN HAL YANG SAMA.

Raden Inu Kertapati

Pengawal, apa yang sedang terjadi?

Pengawal 2

Eeeee ladalaaaah den, persiapan untuk pesta telah lenyap dimakan api.
232

Raden Inu Kertapati

Siapa yang berani menyulut api disini?

Pengawal 1

Hambapun tak mengetahuinya Raden.

Raden Inu Kertapati

Mungkinkah orang yang kulihat tadi adalah dalang dari semua ini.

Pengawal 2

siapa den?

Raden Inu Kertapati

Aku tak nampak jelas dengan wajah orang itu. Tapi sepertinya dia adalah………… sudahlah,
mari ikut denganku.

RADEN DAN PENGAWALNYA MENINGGALKAN PANGGUNG. SUASANA MENCEKAM.


LAMPU MEREDUP

Pengawal 1

Raden, kita sekarang kemana? Semua jalan telah kita lewati, namun tak kunjung
menemukann siapa dalang dalam masalah ini.

Raden Inu Kertapati

Kita harus mencari Panji Semirang!


233

Pengawal 1

Panji Semirang? Mengapa kita mencari Panji Semirang den?

Pengawal 2

Iya den, mengapa kok Panji Semirang?

Raden Inu Kertapati

Aku yakin Panji Semirang yang melakukannya. Tadi sekilas aku melihat tubuh Panji
Semirang.

Pengawal 1

Apakah raden yakin?

Raden Inu Kertapati

Aku yakin sekali.

Pengawal

Lantas kita harus mencari kemana lagi Raden?

Raden Inu Kertapati

Asmarantika.

MALAM SEMAKIN LARUT, PENCARIAN TERHENTI. MEREKA MEMILIH MELANJUTKAN


PENCARIAN ESOK HARI.

Pengawal 1
234

Raden, kalau memang benar bahwa yang membakar adalah Panji Semirang. Hamba jadi
curiga.

Raden Inu Kertapati

Apa yang kau curigai?

Pengawal 1

Jangan-jangan Panji Semirang adalah pimpinan gerombolan penjahat yang ingin


menaklukkan kerajaan Daha.

Raden Inu Kertapati

Kerajaan Daha? Kau tak boleh mengatakan seperti itu. Belum tentu ia melakukan
kejahatan seperti yang kita duga. Tadi sekilas aku melihat Panji Semirang dan aku seperti
tak asing lagi dengan dirinya. Semua yang ada pada dirinya sepertinya telah lama aku
kenal.

Pengawal 2

Eeeee ladalaaah kok bisa to den?

Pengawal 1

Hih kamu ini kok ladalah ladalah terus (sambil memukul pengawal 2) memangnya siapa
den?

Raden Inu Kertapati

Candra Kirana.

Pengawal

Maksud Raden, Panji Semirang adalah saudaranya Galuh Candra Kirana?

Raden Inu Kertapati

Aku tidak berfikir begitu karena Candra Kirana tidak memiliki saudara kecuali Galuh
Ajeng.

Pengawal 1
235

Kalau begitu, apa yang Raden pikirkan?

Raden Inu Kertapati

Aku berfikir bahwa Panji Semirang adalah Candra Kirana.

Pengawal 1

Apaaa? Raden menduga kalau Panji Semirang adalah Candra Kirana?

Raden Inu Kertapati

Iya, aku melihat gerak geriknya yang sama seperti Candra Kirana.

Pengawal 1

Lantas, mengapa Raden meninggalkan Daha, padahal Raden telah bersedia menikahi
Galuh Ajeng?

Raden Inu Kertapati

Aku tak tahu apa yang merasukiku sehingga aku memutuskan untuk menikah dengan
Galuh Ajeng. Aku seperti kehilangan diriku sendiri. Namun sekarang, aku telah kembali.
Bayangan Candra Kirana juga kembali menghantuiku dan menuntunku untuk mengejar
Panji Semirang.

Pengawal 1

Apakah kemarin raden tidak merasa bahwa Raden telah diguna-guna oleh Dewi Liku agar
mau menikah dengan Galuh Ajeng?

Pengawal 2

masak iya begitu?

Raden Inu Kertapati

Tak terbesit sedikitpun dalam benakku bahwa Dewi Liku tega melakukan hal licik seperti
itu.

Pengawal 1
236

Dewi Liku melakukan hal senista itu agar Raden bersedia menikah dengan putrinya.
Hamba tahu bahwa Dewi Liku dan Galuh Ajeng yang meracuni minuman raden sehingga
raden tak sadarkan diri dan akhirnya raden tak mampu berfikir lagi. Raden hanya
mendengarkan Dewi Liku karena memang diotak raden telah terdoktrin ucapannya.
Sebenarnya hamba telah mengetahui semuanya, namun nyali hamba tak terlalu besar.
Apalah daya, hamba hanya rakyat kecil yang mana mungkin mampu menasehati
pemimpin seperti raden. Sehingga hamba hanya mampu menyimpan kebenaran
sendirian. Sekarang ini, keputusan Raden untuk meninggalkan kerajaan Daha sangat
tepat.

Raden Inu Kertapati

Mengapa kau tak menegurku? Mengapa pula kau bungkam seribu bahasa? Namun
sekarang sudah tak berarti lagi bagiku. Sudah kutinggalkan segenap harapan yang
pernah kutaruh pada Galuh Ajeng. Kini aku hanya menginginkan Candra Kirana seorang.
Aku menyadari bahwa hati yang tak berhati tak akan mampu menaklukkan pujaan hati.

Pengawal 1

Ampun beribu ampun Raden, hamba meminta maaf atas kesalahan hamba.

Raden Inu Kertapati

Baiklah pengawal, hal itu sudah menjadi masalalu bersama hari-hari yang telah berlalu.
Sekarang, kita istirahat disini. Besok kita lanjutkan perjalanan kita untuk mencari Panji
Semirang.

PANGGUNG GELAP. MENDADAK TERANG. BERGANTI SUASANA MENJADI PAGI.


BERSAMA KICAUAN BURUNG YANG SETIA MENEMANI. DI KERAJAAN ASMARANTIKA.
SUASANA TEGANG.

Raden Inu Kertapati

Pengawal, ini sebuah hal yang aneh. Disini tidak ada seorangpun.

Pengawal 1
237

Raden, ini semakin menguatkan dugaan Raden kemarin?

Raden Inu Kertapati

Dugaan apa pengawal?

Pengawal 1

Dugaan bahwa Panji Semirang adalah Candra Kirana. Pasti di kerajaan Daha telah terjadi
sesuatu yang menjadikan Candra Kirana pergi. Sekarang, Candra Kirana masih menjadi
tunangan Raden, sehingga dia tidak rela kalau raden akan menikah dengan Galuh Ajeng.
Nah, satu-satunya cara yang bisa menggagalkannya hanyalah dengan membakar pesta
itu.

Pengawal 2

Betol itu den betol.

Pengawal 1

Huuuusss kamu ini betal betol saja.

Pengawal 2

Heheee ampun ampuuuun.

Raden Inu Kertapati

Bagaimana kau bisa seyakin itu pengawal?

Pengawal 1

Hamba semakin yakin setelah melihat bahwa kerajaan ini tak berpenghuni. Panji
Semirang melakukan hal ini agar penyamarannya tak diketahui oleh siapapun.
238

Raden Inu Kertapati

Bagus sekali hipotesismu itu pengawal. Akupun semakin yakin bahwa Panji Semirang
adalah Candra Kirana yang kucari. Kau memang bisa kuandalkan.

Pengawal 2

Hehee yaiyalah yaiyadong. Sudah pasti bisa diandalkan. Ya kan?

Pengawal 1

Halah kau ini apa?

Pengawal 2

Aaaaah jangan begitulah.

Pengawal 1

Hahaa iya iya, sudah pasti bisa diandalkan dong den. Hehee terima kasih Raden. Mari kita
cari mereka dengan mengikuti tanda-tanda yang tergambar.

TIBA DI SUATU TEMPAT DITENGAH HUTAN

Pengawal 1

Den, lantas kita harus kemana?

Pengawal 2

Kita sudah lama lo den berkeliling tapi tak tau arah dan tujuan. Bagaimana kalau kita
balik ke kerajaan Jenggala saja.
239

Pengawal 1

Huuuussss kamu nggak sopan sekali kalau bicara dengan raden.

Pengawal 2

Ampun raden ampun.

Raden Inu Kertapati

Tidak masalah untukku wahai pengawal setiaku. Terima kasih atas semua bantuan kalian
selama ini. Tapi aku belum bisa kembali ke kerajaan jika aku belum menemukan pujaan
hatiku. Jika kalian ingin kembali, kembalilah. Tapi aku masih tetap melanjutkan
perjalananku.

Pengawal 1

Raden, den. Maaf den. Bukan maksud hamba seperti itu. Kamu sih.

Pengawal 2

Eeeee kok aku. Iyaa raden hamba mohon ampun raden, ampun.

Raden Inu Kertapati

Hehee tidak apa pengawal. Aku tidak memaksa kalian untuk ikut denganku. Begitu pula
dengan prajurit yang lain. Kalau kalian ingin kembali, kembalilah ke Jenggala. Biar aku
sendiri yang melanjutkan ekspedisiku.

Prajurit 1

Kami akan setia dan ikut kemanapun raden pergi.


240

Pengawal 1

Kami juga raden.

Pengawal 2

Kami juga den. Hidup raden Inu.

Semua

Hidup!

Pengawal 1

Semangat Raden Inu.

Semua

Semangat.

Raden Inu Kertapati

Terimakasih para pengawal setiaku. Baiklah mari kita lanjutkan perjalanan ini bersama-
sama.

Semua

Inggih Raden.

Raden Inu Kertapati

Sebentar lagi, diseberang sana adalah kerajaan Gegalang. Bagaimana kalau kita pergi
kesana untuk menemui pamanku, Prabu Ranujaya. Siapa tau ia mengetahui dimana
perginya Panji Semirang dan rombongannya itu.

Pengawal 1

Baiklah den, kalau memang itu yang raden inginkan, kami akan mengikuti kemanapun
raden pergi.
241

SAMPAI DI KERAJAAN GEGALANG

Raja Gegalang

Raden Inu Kertapati, tumben engkau datang kemari? Apakah ada utusan dari
ayahandamu?

Raden Inu Kertapati

Mohon ampun paman. Tak ada satupun utusan dari ayahanda untukmu. Sebenarnya
kedatangan hamba kemari ingin mencari Panji Semirang. Tahukah paman mengenai
Panji Semirang itu?

Raja Gegalang

Panji Semirang? Nama itu bukan nama yang asing lagi buatku. Untuk apa kau mencari
Panji Semirang?

Raden Inu Kertapati

Sebenarnya hamba ingin mencari Candra Kirana, Candra Kirana telah lama meninggakan
kerajaan Daha.

Raja Gegalang

Lantas? Mengapa engkau mencari Panji Semirang, sedangkan yang hilang adalah
tunanganmu?

Raden Inu Kertapati

Itulah paman, aku seperti melihat Candra Kirana dalam tubuh Panji Semirang. Aku yakin
bahwa Panji Semirang adalah tunanganku yang sedang menyamar.

Raja Gegalang

Seyakin itukah kau?

Raden Inu Kertapati

Aku sendiri tidak sepenuhnya yakin paman. Maka dari itu, aku giat untuk mencari Panji
Semirang guna membuktikan apakah ia memang tunangan yang kucari atau bukan.

Raja Gegalang
242

Nakmas Inu Kertapati, aku banyak mendengar cerita tentang Panji Semirang. Namun aku
tak tau pasti dimana dia dan pasukannya menetap.

PERBINCANGAN TERHENTI TATKALA ADA SEORANG PRAJURIT KERAJAAN DATANG


DENGAN NAFAS TERSENGAL-SENGAL

Prajurit Gegalang

Mohon ampun paduka raja, hamba hanya ingin menyampaikan bahwa saat ini sedang
terjadi kekacauan kembali di depan gerbang kerajaan yang dipimpin oleh Lasan dan
Sategal.

Raja Gegalang

Apa yang diinginkannya lagi dariku? (marah besar)

Raden Inu Kertapati

Mohon ampun paman. Siapakah Lasan dan Sategal itu?

Raja Gegalang

Mereka adalah perampok jahanam yang selalu membuat kerusuhan di kerajaan ini.
Belum ada yang mampu mematahkan tulang-tulangnya dan mengkoyak-koyak
pertahanan yang ia buat.

Raden Inu Kertapati

Biar aku saja yang menghabisinya, paman.

Raja Gegalang

Baik, kalau memang kau bersedia, silahkan lakukan sekarang juga!

RADEN INU KERTAPATI DAN PARA PASUKANNYA MENGGALANG KEKUATANNYA


UNTUK MELAWAN ROMBONGAN LASAN DAN SATEGAL.

Raden Inu Kertapati

apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau selalu membuat kekacauan disini.
243

Lasan

siapa kau? Aku tak ada urusan denganmu.

Raden Inu Kertapati

jika kau membuat kerusuhan disini, sudah pasti itu menjadi urusanku

Sategal

haha anak muda. Kau bisa apa? Aku tak ada urusan denganmu. Pergilah atau kau
menemui ajalmu disini!

Raden Inu Kertapati

hahaa rupanya kau menantangku. Prajurit bersiaplah! Serbuuuuuuuuuuuuuuuu!

Prajurit

Serbuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!

Perang di Gegalang terjadi. Hingga akhirnya pedang menebas Lasan dan Sategal dan
sorak kemenangan terdengar dan Gegalang tak ada yang mengusik kembali.

Pengawal

Hidup Raden Inu Kertapati

Prajurit

Hidup Raden.

Prajurit

Hidup!

Raja Gegalang

Nakmas Raden, terimakasih karena kau telah membantuku untuk menumpas perampok
jahanam itu. Semoga kerajaan kita aman dan nyaman.

Raden Inu Kertapati

Ya paman, aku juga berharap seperti itu. Tidak usah berterimakasih padaku paman. Jika
tak ada bantuan yang lain, mungkin aku juga tak bisa melakukan ini sendirian.
244

Raja Gegalang

Tetap saja aku harus berterima kasih padamu, karena pedangmu yang dapat menghabisi
mereka.

Raden Inu Kertapati

Hehe aku melakukan ini demi kebaikan banyak orang paman.

Raja Gegalang

Hehe aku tau memang kau bisa diandalkan, sebagai tanda kemenangan kita. Aku akan
mengadakan pesta megah tujuh hari tujuh malam.

Raden Inu Kertapati

Baiklah paman hehe aku setuju denganmu.

PESTA HAMPIR RAMPUNG. MALAM HARI DI HARI KETUJUH. SUASANA MERIAH.

Pengawal Gegalang

Wahai semua hadirin. Malam ini merupakan malam puncak pesta di kerajaan Gegalang
ini. Sebagai malam penutup pesta, ada sebuah persembahan pantun. Seorang pujangga
dari Asmarantika. Mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah……

Panji Semirang :

Jenggala bersuka cita

Sang raja telah temukan tambatan hatinya

Ialah Galuh Ajeng Candra Kirana

Yang tak tertandingi kecantikannya

Jenggala saudara Gegalang

Raja Jenggala raja bijaksana


245

Pujaan hati raja menghilang

Ialah diajeng Candra Kirana

Raja Kediri tak berpendirian

Kasih sayangnya tak lagi sama

Candra Kirana hilang ingatan

Selir rajalah yang menyihirnya

Kediri tentram tanpa kacau

Kediri damai tanpa perang

Candra Kirana pergi merantau

Berganti Panji Semirang

Pergi raja kearah harapan indah

Ingin raja bertemu pujaan hati

Bekal raja tak terjumlah

Namun ternyata tak sesuai ekspektasi

Pion Asmarantika mengahadang

Raja bersiap untuk perang

Suasana tak lagi menegang

Diutusnya raja menghadap Panji Semirang

Jamuan melimpah ruah


246

Dinikmatinya dengan senang hati

Perasaan raja tak terarah

Seperti menemukan kembali pengisi hati

Sampai raja di Kediri

Menghadap raja juga selir

Tak ditemukannya pengisi hati

Hati raja yang terpengaruh sihir

Sihir membatukan hati

Hingga tak mampu berkutik lagi

Namun raja tersadar kembali

Diputuskannya pergi tinggalkan Kediri

Teringat raja pada Gegalang

Pergi raja untuk mencari jawaban

Jawaban tak kunjung datang

Hanya perang yang harus dilawan

Gegalang bersorak menang

Berkat bantuan Inu Kertapati

Candra Kirana kembali datang

Panji Semirang pergi


2
4
7

SEMUA TERTEGUN MENYAKSIKAN PANJI SEMIRANG MEMBACAKAN


PANTUN

Pengawal 2

Mohon maaf den, kok ceritanya sama ya seperti perjalanan


kita.

Pengawal 1

Leeeee iya, sama den. Nah benar kalau memang Panji Semirang ini Galuh Candra
Kirana.

Raden Inu Kertapati

(menuju ke tempat Candra Kirana membacakan pantun) Diajeng Candra Kirana, aku
tau itu adalah kau Diajeng. Telah lama kumencari senyuman itu.

Candra Kirana

Kakanda Inu Kertapati, rupanya kau telah mengetahui siapa diriku. Memang akulah
yang kakanda cari selama ini.

Raden Inu Kertapati

Diajeng, mengapa kau melakukan ini semua?

Candra Kirana

Kakanda, aku disihir Gusti Ayu Dewi Liku sehingga ingatanku menghilang. Aku terusir
dari kerajaan.

Raden Inu Kertapati

Benarkah diajeng? Tak kusangka, betapa kejamnya ibu tirimu itu. Tapi, apapun itu
Diajeng, yang terpenting sekarang ini cinta kita telah dipertemukan kembali oleh Sang
Hyang Widhi. Kakanda tak menginginkan perpisahan ini terjadi lagi.

Candra Kirana

Akupun tak menginginkannya kakanda.


Berpegangan tangan, sorak-sorak dari seluruh yang mengikuti pesta semakin
memeriahkan suasana.

Anda mungkin juga menyukai