BABAK PERTAMA
Janturan Dalang
Di kerajaan Jenggala, putra mahkota ialah Raden Inu Kertapati memutuskan untuk pergi
menemui pujaan hati di Kediri. Ia berangkat bersama orang kepercayaannya serta para
prajurit yang setia menemaninya. Berbekal tak terjumlah, mereka berangkat menuju
Kediri. Namun, ditengah perjalanan mereka dihadang oleh sekelompok prajurit. Dengan
sigap, Raden Inu Kertapati mengangkat tangan kirinya seraya memberikan aba-aba agar
para prajuritnya bersiap untuk berperang. Akan tetapi, dugaan mereka salah. Mereka
malah dipertemukan dengan Panji Semirang, pemimpin daerah tersebut. Sejak pertama
kali bertemu dengan Panji Semirang, Raden Inu Kertapati tidak merasa asing dengannya.
Ia merasa Panji Semirang ialah orang yang telah lama dikenalnya. Raden
menyembunyikan dugaannya tersebut hingga akhirnya ia mengetahui bahwa kekasihnya
menghilang dari kerajaan. Hilangnya Candra Kirana membuat hatinya pilu hingga ia
tersadar bahwa dugaannya benar, Panji Semirang ialah Candra Kirana.
Raja Jenggala
195
Selamat malam anakku. Apa yang hendak kau sampaikan sehingga malam-malam begini
kau menemuiku?
Raja Jenggala
Hehee… anakku, sudah pasti kedatanganmu tak menggangguku. Katakan! Apa yang
ingin kau sampaikan.
Ayahanda. Rasanya sudah lama hamba tak menemui pujaan hati hamba, Candra Kirana.
Jika ayahanda mengizinkan, esok hamba ingin pergi ke kerajaan Daha. Namun, jika
ayahanda tak berkenan, maka hamba tidak akan berangkat jika tak berbekal izin dari
ayahanda.
Raja Jenggala
Anakku, jangankan untuk pergi ke kerajaan Daha. Jika memang kau menginginkan untuk
membelah lautan sekalipun, aku pasti memberimu izin. Asal kau menjaga dirimu dengan
baik. Pergilah anakku. Persiapkan apa saja yang kau butuhkan selama perjalananmu.
Semoga Sang Hyang Widhi selalu menyertai disetiap langkah kakimu.
Terima kasih ayahanda. Baiklah, hamba akan mempersiapkan segala keperluan yang
hamda butuhkan. Hamba mohon undur diri.
Raja Jenggala
Pergilah nak!
Pengawaaaaaaaall!!!
196
Pengawal 1 dan 2
Mohon ampun Raden. Apakah Raden memanggil hamba? Apa yang bisa hamba bantu
Raden?
Pengawalku, besok sebelum matahari menampakkan diri. Aku akan pergi menemui
pujaan hatiku di Kediri. Aku ingin, segera kau persiapkan segala keperluan yang akan kita
butuhkan selama perjalanan. Aku mempercayaimu. Aku yakin kau mampu
mempersiapkan semuanya.
Pengawal 1
Walah den raden, itu mah hal kecil. Ya kan? (sambil menyenggol pengawal 2)
Pengawal 2
Hehee iya. Tenang saja den, itu hal kecil. Nanti akan hamba persiapkan untuk raden.
Baiklah, siapkan semua yang diperlukan dalam perjalanan. Aku ingin tak ada satupun
yang data menghalangi perjalananku agar aku segera menemukan pelukis senyumku
yang telah lama tak kutemui.
Pengawal 1 dan 2
Baik raden.
197
Pengawal 1
Mohon maaf raden? Ini berapa lama lagi? Kaki hamba rasanya sudah mau patah.
Pengawal 2
Heee, kamu kok berlebihan sekali sih. Ini belum setengah perjalanan.
Pengawal 1
Pengawal 2
Pengawal 1
Pengawal 2
Hehee. Memang benar, ini belum setengah dari perjalanan. Jika memang kau lelah, maka
bersitirahatlah sebentar. Kita lanjutkan perjalanan setelah kakimu tak terasa pegal.
198
Pengawal 1
Hehe mohon ampun raden, hamba hanya bercanda saja hehe lebih baik kita lanjutkan
perjalanan ini.
Pengawal 2
Pengawal 1
Hehe mohon ampun raden, mohon ampun. Kamu ini apaan sih (memukul pengawal 2)
Pengawal 2
TAK TERASA, PERJALANAN MEREKA SAMPAI PADA KERAJAAN KAHURIPAN DAN KEDIRI.
SUASANA MENCEKAM KARENA ROMBONGAN MEREKA DIHADANG OLEH
SEKELOMPOK ORANG TAK DIKENAL.
Prajurit Asmarantika
Berhenti!
Siapa kau? Beraninya kau menghentikan perjalananku? (Raden Inu Kertapati berhenti,
seraya mengangkat tangan kiri sebagai tanda agar prajuritnya turut berhenti. Tombak
maupun pedang diacungkan pertanda pertempuran akan dimulai. Namun suasana
mereda)
199
Prajurit Asmarantika
Ampun Raden, kami hanya menyampaikan utusan agar Raden berkenan menemui
pimpinan kami, Panji Semirang.
Prajurit Asmarantika
Mohon maaf Raden, kami tidak mengetahui akan hal itu. Kami hanya menyampaikan
utusan.
Pengawal 1
Loh den, mengapa raden mau bertemu dengan pimpinan mereka? Kita belum mengenal
siapa mereka. Kalau misalnya mereka jahat, kita harus bagaimana?
Pengawal 2
Heee kamu ini lo, mana mungkin mereka jahat, dilihat dari cara mereka ngomong saja
sudah kelihatan kalau mereka orang baik. Nah siapa tau juga nanti kita diberi makanan.
Kan enak. Heheee
Pengawal 1
Halaaahh, kamu ini apaa? Makanan terus. Lihat tuh perutmu sudah offside. Sudah
melebihi batas garis. Jangan cuma makan mulu yang ada diotakmu ini. Lagian sekarang
200
ini, kita tidak bisa menilai orang hanya dari fisik saja. Apalagi dari omongan. Halaaaaah
jelas gak bisa. Sekarang lo banyak yang ngomong panjang lebar, ngomong banyak janji
manis tapi ya kenyataannya gak bisa dipegang. Jangan suka menilai orang dari luarnya
saja, hati orang siapa yang tau?
Pengawal 2
Pengawal 1
Ya memang benar, hahaa. Eh sudah-sudah, ituloh raden kebingungan kok kamu malah
ngajakin bercanda. Mohon ampun den, bagaimana den jadinya?
Aku hanya ingin mengetahui sebenarnya apa yang mereka inginkan dariku. Kita ikuti saja
mereka. Tetapi kita harus tetap waspada.
Pengawal 2
Pengawal 1
Panji Semirang
201
Salam hormat saya Raden. Terimakasih sudah berkenan hadir dan menyempatkan diri
untuk memenuhi panggilanku.
Panji Semirang
Wahai ksatria dari kerajaan Jenggala. Sudikah kiranya kau berkenalan denganku.
Perkenalkan namaku Panji Semirang. Penguasa di daerah ini.
Panji Semirang
Raden Inu Kertapati, putra mahkota dari kerajaan Jenggala. Kami tidak ingin membuat
pertumpahan darah denganmu. Kami hanya ingin menyambut pasukanmu dengan
memberikan jamuan.
Pengawal 2
Pengawal 1
Oh Panji Semirang. Rupanya, kau ini yang bernama Panji Semirang. Aku banyak
mendengar cerita tentangmu dan prajuritmu. Katakan saja sejujurnya, apa yang kau
inginkan?
Panji Semirang
Tak terbesit sedikitpun niat keji untukmu. Aku hanya ingin menyambutmu saja. Tidak
lebih.
Baiklah, kalau memang itu keinginanmu. Aku dan anak buahku melakukan perjalanan
panjang. Jika memang kau benar-benar ingin menjamu kami. Berikan jamuan yang
terbaik darimu.
Panji Semirang
Hehee tidak masalah untukku raden. Silahkan menikmati seluruh jamuan yang telah
kupersiapkan untukmu dan anak buahmu.
Pengawal 1
Bagaimana aku tidak bimbang, ia orang asing yang belum kukenal sebelumnya. Banyak
cerita buruk tentangnya. Dalam benakku tertanam bahwa dirinya orang yang tak
203
beretika. Namun hari ini ia merubah segalanya. Sikap manisnya bertolak belakang
dengan cerita yang kuterima selama ini.
Pengawal 1
Mohon maaf raden, hamba sudah tau kalau raden pasti berat untuk memilih tawaran ini.
Pengawal 2
Pengawal 1
Pengawal 2
Pengawal 1
Pengawal 2
Hambapun kalau berada di posisi raden akan menerima tawaran ini namun harus tetap
waspada.
204
Pengawal 2
Begini den, karena hamba hanya ingin membuktikan tentang semua cerita Panji
Semirang yang terkenal tak beretika itu.
Pengawal 1
Pengawal 2
Panji Semirang
Wahai putra mahkota dari Jenggala. Aku tak menginginkan apapun darimu.
205
Panji Semirang
Panji Semirang
Iya, hanya itu saja. Ini kerajaanku, Asmarantika. Aku yakin kau banyak mendengar hal
buruk tentangku, tentang kerajaan ini, dan tentang para prajuritku. Dengan cara seperti
ini, aku ingin membuktikan bahwa aku dan segerombolanku bukanlah seorang
perampok. Aku hanya menumpas orang-orang yang tak mengenal kemanusiaan.
Aku mempercayainya. Dan aku yakin prajuritku juga akan mempercayaimu. Bukankah
begitu?
Pengawal 1 dan 2
Semua Prajurit
Terimakasih untuk semua yang kau berikan. Namun aku dan pasukanku ingin
melanjutkan perjalanan kami.
Panji Semirang
BABAK KEDUA
Pengawal 1
Pengawal 2
Mana mungkin den. Kan kita baru bertemu dengan Panji Semirang.
Pengawal 1
Mungkin hanya perasaanku saja. Baiklah mari kita lanjutkan. Sebentar lagi kita akan
sampai di Kediri.
HUTAN TERUS DISUSURINYA. TETAPI HATINYA GELISAH KARENA ADA SESUATU YANG
MENYELIMUTI HATINYA TIBA DI KEDIRI. SUASANA RAMAI, DISAMBUT DENGAN PENUH
SUKA CITA.
Pengawal 1
Mohon maaf raden, hambapun tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi disini.
Pengawal 1
Semoga saja keberuntungan yang selalu menyertai kemanapun kita melangkahkan kaki.
208
RAJA KERAJAAN DAHA, DEWI LIKU, DAN GALUH AJENG MENYAMBUT MEREKA DENGAN
SENYUM MEREKAH.
Raja Daha
Selamat datang wahai ksatria. Lama kau tak berkunjung ke kerajaan ini.
Salam hormatku untukmu paduka raja. Memang sudah lama aku tak menginjakkan kaki
disini.
Raja Daha
Raja Daha
Syukur mendengar kabar baik darimu, semoga Sang Hyang Widhi selalu menyertai
langkahmu. Keadaanku seperti yang kau lihat sekarang ini.
Raja Daha
209
Terimakasih paduka raja, hamba tak tau harus dengan cara apa hamba membalas
kebaikanmu .
Raja Daha
Tak perlu kau pikirkan kau harus membalas dengan cara yang seperti apa, cukup nikmati
saja semua yang telah kusiapkan untukmu.
Pengawal 2
Pengawal 1
Pengawal 2
Hehee, ya maafkan saya. Sering over bahagia kalau melihat makanan. Apalagi makanan
yang enak-enak.
Pengawal 1
Mohon ampun paduka raja, ini memang matanya membiru kalau melihat makanan.
210
Raja Daha
Pengawal 1
Mohon maaf raden aku tak melihatnya sejak kita sampai disini.
Akupun tak melihat senyum yang kucari. Aku tak menemukan setengah hatiku yang telah
lama kunanti.
Pengawal 1
Ya paduka raja, sebenarnya kedatanganku kesini untuk bertemu dengan Candra Kirana.
Namun aku tak melihatnya sama sekali. Kemanakah gerangan dirinya?
Raja Daha
Dewi Liku
Wahai paduka raja, sebaiknya katakan saja yang sejujurnya pada Raden Inu Kertapati.
Sudah saatnya ia harus mengetahui semua yang terjadi. Terus terang saja! Tanpa ada
yang ditutup-tutupi!
Galuh Ajeng
Raden Inu Kertapati, aku akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
Aku sangat berterimakasih kalau Galuh Ajeng ingin mengatakan yang sejujurnya. Cepat
katakana saja! Apa yang sebenarnya terjadi!
Galuh Ajeng
Sejak beberapa bulan yang lalu Candra Kirana meninggalkan kerajaan tanpa pamit.
Apaaaa? Meninggalkan kerajaan? Mana mungkin adindaku pergi begitu saja tanpa
alasan.
212
Galuh Ajeng
Candra Kirana pergi tanpa pamit. Dia tak mengatakan apapun mengapa dia pergi
meninggalkan kerajaan ini. Itu menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukan calon
pendamping hidup yang baik untukmu.
Galuh Ajeng! Kau tak sepantasnya mengatakan hal ini. Candra Kirana adalah tunanganku.
Dia calon istriku! Dan bagaimanapun juga, kau adalah saudaranya. Seharusnya kau
menjaga perkataanmu! Dia pasti mempunyai alasan mengapa dia pergi tanpa pamit.
Galuh Ajeng
Raja Daha
Percaya atau tidak percaya, itulah kenyatannya. Candra Kirana pergi tanpa pamit dan tak
beralasan. Aku sebagai ayahnya juga merasa heran. Aku bingung memikirkan bagaimana
dengan pesta pernikahan kalian jika ia tak kunjung datang.
Raja Daha
Kabar bahwa kau dan Candra Kirana akan menikah sudah tersebar luas. Kalau Candra
Kirana tak kembali, lantas bagaimana dengan nasibku dan kerajaan ini. Rasa malu pasti
tak terbendung lagi.
213
Lalu apa yang akan paduka lakukan jika Candra Kirana tak kembali?
Raja Daha
Dewi Liku
(nada sinis sambil melirik Galuh Ajeng) Raden, sepertinya raden sudah lelah, sebaiknya
raden istirahat saja. Jangan memikirkan Candra Kirana, Karena pasti ada pengganti yang
lebih baik darinya.
Pengawalku, aku merasa sepertinya ada yang aneh dengan semua ini?
Pengawal 1
Apa yang aneh raden? Apa yang raden maksud adalah mengenai kepergian Candra
Kirana?
214
Betul
Pengawal 2
Coba kalian pikir. Seorang Candra Kirana pergi tanpa pamit. Aku telah mengenal lama
bagaimana perangainya. Tidak mungkin dia meninggalkan kerajaan begitu saja tanpa
alasan yag jelas. Pasti ada sesuatu dibalik semua ini. Aku yakin. Ada yang sengaja
membuat Candra Kirana terusir dari kerajaan. Kita harus mencari penyebabnya. Mencari
kebenaran atas semua yang terjadi. Kenyataan ini sungguh menyayat hati. Bak tersiram
air garam pada luka yang tergores karang. Berita ini seketika membuat tubuhku
melemah, patah semangat, luluh, dan hancur.
Pengawal 1
Raden, hamba mohon ampun. Apapun yang terjadi adalah kehendak Sang Hyang Widhi.
Kita harus tabah menghadapi semua ini. Hamba yakin kalau memang ia jodoh raden
maka ia akan kembali suatu saat nanti.
Pengawal 2
Aku tahu akan hal itu, namun aku tak bisa menerima kenyataan pahit tentang
tunanganku begitu saja. Aku akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada
Candra Kirana.
Pengawal 1
Wahai raden. Karena hamba adalah utusan raden, hamba akan selalu melaksanakan
perintah raden, apapun itu. Hamba akan setuju dengan keputusan yang telah raden
tetapkan.
Pengawal 1 dan 2
Inggih raden.
MALAM BERGANTI PAGI. RADEN DAN PENGAWALNYA MASIH BERADA DALAM RUANG
UNTUK TAMU YANG TELAH DISEDIAKAN OLEH KERAJAAN
Pengawalku, nanti setelah kita keluar dari pintu gerbang istana, kita berpisah di jalan.
Pengawal 1
Aku tak tau harus kemana kakiku melangkah. Aku hanya menuruti kata hatiku.
Kemanapun ia menginginkan, maka arah itulah yang akan kutuju.
Pengawal 1
Pengawal 2
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan selain menuruti kemauan hatiku. Tapi kalian
jangan khawatir. Aku bisa melindungi diriku sendiri dari bahaya yang sewaktu-waktu ku
temui di tengah perjalananku nanti.
Pengawal 1
Tapi raden, hamba tak sampai hati jika harus berpisah dengan raden.
Pengawal 2
Hamba juga raden. Huuuuuuu hamba jadi sedih den, hamba terharuuuu.
Pengawal 1
Pengawal 2
Dayang 1
Pengawal 2
Pengawal 1
Heeee, kamu ini lo kok kurang ajar sekali. Ini dayang. Dayang kerajaan. Jangan diganggu.
Tapi memang benar, cantik sekali.
Pengawal 2
ya benar kan kataku. Memang cantik sekali seperti rembulan dan bintang-bintang yang
bersinar.
Pengawal 1
Pengawal 2
Ngomong itu.
Pengawal 1
218
Hehee, maafkan pengawalku dayang. Mereka memang sering aneh. (senyum raden
merekah)
Daayang 2
Tidak apa raden. Hehee. Baiklah silahkan menikmati raden. Hamba mohon undur diri.
Pengawal 1
Mohon maaf raden, mengapa raden bisa secepat ini berubah pikiran? Baru saja raden
mengatakan bahwa raden ingin segera menemukan Candra Kirana. Namun, mengapa
sekarang raden berubah pikiran secepat ini?
Ini bukan masalah perubahan pikiran, pengawalku. Aku hanya memikirkan keselamatan
kita. Terutama keselamatanku. Aku memutuskan untuk tidak mencari Candra Kirana
dalam waktu dekat ini.
Pengawal 2
Kita tinggal disini saja untuk beberapa waktu. Sembari mencari jawaban atas kepergian
pujaan hatiku.
Pengawal 1
Aku belum bisa menentukan seberapa lama kita harus menetap disini.
Pengawal 1
Kita bisa melakukan apa saja yang berguna bagi kita. Kita bisa berlatih perang dengan
para prajurit dari kerajaan Daha.
Pengawal 1
Bagaimana kalau hamba dan para prajurit lainnya kembali ke kerajaan Jenggala raden?
Jangan, aku takkan memberimu izin untuk kembali ke Jenggala tanpa aku. Kau harus ikut
denganku kemanapun aku pergi. Aku akan menyuruh salah satu prajurit untuk
menyampaikan pada ayahanda, bahwa kita memutuskan untuk menetap disini beberapa
waktu. Dan aku yakin ayahanda akan menyetujuinya.
220
Pengawal 1
Baiklah raden, hamba akan setia menemani raden kemanapun raden pergi. Ya kan?
Pengawal 2
Baiklah, segera katakana pada prajurit yang lain bahwa kita akan menetap disini.
Pengawal 1 dan 2
Enggih raden.
DI SINGGASANA RAJA DAHA. SUASANA HENING. NAMPAK RADEN INU KERTAPATI DAN
RAJA DAHA SEDANG BERBINCANG MASALAH YANG SERIUS DITEMANI DENGAN GUSTI
DEWI LIKU
Raja Daha
Nakmas Raden Inu Kertapati, ada yang harus aku bicarakan padamu.
Wahai paduka raja, apakah gerangan yang ingin paduka sampaikan pada hamba?
Raja Daha
pahit menimpamu. Sebenarnya bukan hanya kau. Akupun merasakan kepahitan itu. Aku
sebagai orang tua Candra Kirana merasa sedih sekali atas kepergiannya.
Lalu, apa yang mesti hamba lakukan, paduka raja? Apa yang hamba lakukan agar paduka
raja tidak malu atau merasa dipermalukan kalau Candra Kirana tidak pulang kemari?
Raja Daha
Sebenarnya, aku tidak sampai hati mengatakan ini padamu. Namun, nakmas Raden harus
bisa menerima keadaan ini. Aku pun merasa takut kalau Raden tidak sejalan denganku.
Tidak sepaham dengan keputusan yang telah aku tetapkan.
Apa yang telah paduka putuskan? Sebaiknya paduka katakan saja pada hamba. Hamba
ini calon putra paduka. Paduka katakan saja yang sejujurnya.
Raja Daha
Wahai Paduka raja. Hamba akan senang hati menerima keputusan paduka raja jika
memang keputusan itu yang terbaik dan selaras dengan keinginan hamba.
Raja Daha
Baiklah akan kukatakan padamu. Nakmas, apa yang kukatakan ini demi kebaikan kita
semua. Terutama demi kebaikan dirimu sendiri.
222
Sebaiknya Gusti Ayu Dewi Liku mengatakan secara terang-terangan pada hamba agar
semuanya jelas.
Dewi Liku
Dewi Liku
Begini Raden, paduka raja denganku telah memutuskan bahwa Raden harus menikah
dengan Galuh Ajeng untuk menutupi rasa malu keluarga.
Menikah dengan Galuh Ajeng? Tetapi hamba tak mencintainya. Tak terbesit sedikitpun
rasa cintaku pada Galuh Ajeng. Hanya Candra Kirana yang kucintai. Hanya dia seorang.
Dewi Liku
Raden tau bukan? Ia telah meninggalkan kerajaan. Tanpa pamit. Kurasa itu sudah
menjadi bukti bahwa ia tak lagi mencintaimu.
Tidak Gusti Ayu Dewi Liku! Hamba yakin ada sesuatu yang terjadi sehingga Candra Kirana
meninggalkan kerajaan.
223
Dewi Liku
Raden Inu Kertapati, berita tentang pernikahanmu dengan Candra Kirana sudah meluas
ke seluruh penjuru negeri ini. Lantas, jika Candra Kirana tak kembali, kau akan tahu sendiri
betapa malunya kami menanggung beban ini. Kami hanya ingin kau bersedia menikah
dengan Galuh Ajeng. Aku yakin ia lebih baik dari Candra Kirana.
Mohon ampun paduka Raja dan Gusti Ayu Dewi Liku, hamba tak bisa memutuskan
dengan cepat mengenai hal ini. Beri hamba waktu untuk menentukan jawaban.
Raja Daha
Nakmas Inu Kertapati, baiklah. Memang ini keputusan berat untukmu. Aku mengerti akan
hal ini. Kuberi kesempatan untukmu memikirkan jawaban yang tepat. Kuharap kau
menerima tawaran ini Nakmas.
Hamba akan memikirkannya terlebih dahulu paduka raja. Hamba mohon undur diri.
Raja Daha
Baik, pergilah.
TERLIHAT DEWI LIKU DAN GALUH AJENG MENYIAPKAN MINUMAN UNTUK RADEN INU
KERTAPATI
Dewi Liku
224
Anakku Galuh Ajeng, aku mempunyai rencana agar Raden Inu bersedia menikah
denganmu.
Galuh Ajeng
Dewi Liku
Berikan minuman ini pada Raden Inu. Dalam minuman ini telah kutaburi serbuk agar
hatinya luluh dan ingatannya hanya pada dirimu. Serbuk ini dapat membuatnya tergila-
gila padamu. Sayangnya, ia tak akan bertahan lama. Namun kau tau perlu cemas
memikirkannya. Yang penting sekarang berikan ini padanya.
Galuh Ajeng
Benarkah Ibunda? Lantas bagaimana jika suatu saat ia tersadar bahwa ia tak mencintaiku?
Dewi Liku
Hahaaa, jangan khawatir anakku. Semua akan baik-baik saja. Percayalah, apapun
kulakukan untukmu anakku.
Galuh Ajeng
Terima kasih ibunda. Baiklah, segera kuantarkan minuman ini pada Raden Inu. (sambil
memeluk Dewi Liku)
BABAK KETIGA
DI RUANG KHUSUS TAMU KERAJAAN. GALUH AJENG MUNCUL DARI BALIK PINTU
225
Galuh Ajeng
Permisi Raden Inu. Maafkan hamba mengganggu waktu istirahatmu. hamba hanya ingin
memberimu minuman ini.
Galuh Ajeng
Pergilah Diajeng.
RADEN MEMINUM MINUMAN YANG BERACUN ITU, DAN TIBA-TIBA IA TAK SADARKAN
DIRI.
Pengawal 1
Pengawal 2
Kalian tak salah dengar. Memang benar, keputusanku sudah bulat. Aku memutuskan
untuk menikah dengan Galuh Ajeng.
Pengawal 1
Mohon ampun den, lantas bagaimana dengan pertunangan Raden dengan Candra
Kirana?
Candra Kirana tak jua datang. Aku tak sanggup bila harus menunggunya. Dengan dia
meninggalkan kerajaan ini, membuatku yakin bahwa dia memang tak mencintaiku.
Pengawal 2
kalau hamba boleh mengatakan sejujurnya. Sebenarnya ada yang janggal dari kepergian
Candra Kirana.
Sudahlah, keputusanku sudah bulat. Tidak bisa diganggu gugat. Kupastikan akau akan
menikah dengan Galuh Ajeng.
Pengawal 1
Baiklah den, kalau memang itu keputusan raden. Kami pasti menyetujuinya.
Pengawal 1 dan 2
Inggih raden.
Raja Daha
Nakmas Inu Kertapati, apa yang hendak kau sampaikan hingga kau datang kemari?
Ampun beribu ampun paduka raja. Hamba hanya ingin menyampaikan bahwa hamba
telah menemukan jawaban atas tawaran paduka.
Raja Daha
Hamba bersedia menikah dengan Galuh Ajeng. Kalau memang itu jalan yang terbaik,
hamba siap melaksanakannya.
Raja Daha
Bersedia, paduka.
Dewi Liku
Benarkah Raden?
Raja Daha
Hehee. Aku yakin pasti kau menerima tawaran ini. Baiklah Nakmas, akan segera
kupersiapkan pesta yang meriah untuk pernikahanmu.
DI KAMAR GALUH AJENG, DEWI LIKU DAN GALUH AJENG SEDANG BERBINCANG
Dewi Liku
Anakku sayang, ibunda punya kabar baik untukmu. Aku yakin kau pasti merasa gembira
sekali.
Galuh Ajeng
Kabar gembira? Apa itu ibunda? Aku tak sabar untuk mengetahuinya.
229
Dewi Liku
Sebentar lagi kau akan jadi permaisuri dari putra mahkota kerajaan Jenggala. Raden Inu
Kertapati bersedia menikah denganmu. Hahahaa
Galuh Ajeng
Sungguh ibunda? Aku bak mendapatkan seluruh mutiara yang diidamkan semua orang.
Akulah orang paling beruntung didunia ini. Ibunda, aku senang sekali.
Dewi Liku
Memang kau orang yang paling beruntung didunia ini sayang. Kau telah berhasil
menggantikan posisi Candra Kirana. Aku ikut berbahagia dengan hal ini.
Galuh Ajeng
Rasanya seperti mimpi, hahaaa. Secepatnya aku akan menjadi permaisuri putra mahkota.
Dewi Liku
Dewi Liku
Wahai bidadariku, rupanya kau sedang berhias disini. Mengapa tak kau temani Raden Inu
duduk di taman kerajaan?
230
Galuh Ajeng
Ibunda, tadi aku sudah menemuinya, tapi dia mengatakan bahwa dia ingin sendiri. Maka
aku disini saja. Bagaimana ibunda, apakah semua telah ibunda persiapkan dengan baik?
Dewi Liku
Galuh Ajeng
Ibunda, tapi aku takut kalau suatu saat Raden menyesal menikah denganku.
Dewi Liku
Untuk sementara waktu, pengaruh guna-gunaku masih kuat. Perasaan menyesal itu pasti
datang, tapi kau jangan risau anakku. Semua pasti baik-baik saja.
Galuh Ajeng
BABAK KEEMPAT
Galuh Ajeng
Dewi Liku
Galuh Ajeng
Dewi Liku
Galuh Ajeng
Pengawal 2
Eeeee ladalaaaah den, persiapan untuk pesta telah lenyap dimakan api.
232
Pengawal 1
Mungkinkah orang yang kulihat tadi adalah dalang dari semua ini.
Pengawal 2
siapa den?
Aku tak nampak jelas dengan wajah orang itu. Tapi sepertinya dia adalah………… sudahlah,
mari ikut denganku.
Pengawal 1
Raden, kita sekarang kemana? Semua jalan telah kita lewati, namun tak kunjung
menemukann siapa dalang dalam masalah ini.
Pengawal 1
Pengawal 2
Aku yakin Panji Semirang yang melakukannya. Tadi sekilas aku melihat tubuh Panji
Semirang.
Pengawal 1
Pengawal
Asmarantika.
Pengawal 1
234
Raden, kalau memang benar bahwa yang membakar adalah Panji Semirang. Hamba jadi
curiga.
Pengawal 1
Kerajaan Daha? Kau tak boleh mengatakan seperti itu. Belum tentu ia melakukan
kejahatan seperti yang kita duga. Tadi sekilas aku melihat Panji Semirang dan aku seperti
tak asing lagi dengan dirinya. Semua yang ada pada dirinya sepertinya telah lama aku
kenal.
Pengawal 2
Pengawal 1
Hih kamu ini kok ladalah ladalah terus (sambil memukul pengawal 2) memangnya siapa
den?
Candra Kirana.
Pengawal
Aku tidak berfikir begitu karena Candra Kirana tidak memiliki saudara kecuali Galuh
Ajeng.
Pengawal 1
235
Pengawal 1
Iya, aku melihat gerak geriknya yang sama seperti Candra Kirana.
Pengawal 1
Lantas, mengapa Raden meninggalkan Daha, padahal Raden telah bersedia menikahi
Galuh Ajeng?
Aku tak tahu apa yang merasukiku sehingga aku memutuskan untuk menikah dengan
Galuh Ajeng. Aku seperti kehilangan diriku sendiri. Namun sekarang, aku telah kembali.
Bayangan Candra Kirana juga kembali menghantuiku dan menuntunku untuk mengejar
Panji Semirang.
Pengawal 1
Apakah kemarin raden tidak merasa bahwa Raden telah diguna-guna oleh Dewi Liku agar
mau menikah dengan Galuh Ajeng?
Pengawal 2
Tak terbesit sedikitpun dalam benakku bahwa Dewi Liku tega melakukan hal licik seperti
itu.
Pengawal 1
236
Dewi Liku melakukan hal senista itu agar Raden bersedia menikah dengan putrinya.
Hamba tahu bahwa Dewi Liku dan Galuh Ajeng yang meracuni minuman raden sehingga
raden tak sadarkan diri dan akhirnya raden tak mampu berfikir lagi. Raden hanya
mendengarkan Dewi Liku karena memang diotak raden telah terdoktrin ucapannya.
Sebenarnya hamba telah mengetahui semuanya, namun nyali hamba tak terlalu besar.
Apalah daya, hamba hanya rakyat kecil yang mana mungkin mampu menasehati
pemimpin seperti raden. Sehingga hamba hanya mampu menyimpan kebenaran
sendirian. Sekarang ini, keputusan Raden untuk meninggalkan kerajaan Daha sangat
tepat.
Mengapa kau tak menegurku? Mengapa pula kau bungkam seribu bahasa? Namun
sekarang sudah tak berarti lagi bagiku. Sudah kutinggalkan segenap harapan yang
pernah kutaruh pada Galuh Ajeng. Kini aku hanya menginginkan Candra Kirana seorang.
Aku menyadari bahwa hati yang tak berhati tak akan mampu menaklukkan pujaan hati.
Pengawal 1
Ampun beribu ampun Raden, hamba meminta maaf atas kesalahan hamba.
Baiklah pengawal, hal itu sudah menjadi masalalu bersama hari-hari yang telah berlalu.
Sekarang, kita istirahat disini. Besok kita lanjutkan perjalanan kita untuk mencari Panji
Semirang.
Pengawal, ini sebuah hal yang aneh. Disini tidak ada seorangpun.
Pengawal 1
237
Pengawal 1
Dugaan bahwa Panji Semirang adalah Candra Kirana. Pasti di kerajaan Daha telah terjadi
sesuatu yang menjadikan Candra Kirana pergi. Sekarang, Candra Kirana masih menjadi
tunangan Raden, sehingga dia tidak rela kalau raden akan menikah dengan Galuh Ajeng.
Nah, satu-satunya cara yang bisa menggagalkannya hanyalah dengan membakar pesta
itu.
Pengawal 2
Pengawal 1
Pengawal 2
Pengawal 1
Hamba semakin yakin setelah melihat bahwa kerajaan ini tak berpenghuni. Panji
Semirang melakukan hal ini agar penyamarannya tak diketahui oleh siapapun.
238
Bagus sekali hipotesismu itu pengawal. Akupun semakin yakin bahwa Panji Semirang
adalah Candra Kirana yang kucari. Kau memang bisa kuandalkan.
Pengawal 2
Pengawal 1
Pengawal 2
Pengawal 1
Hahaa iya iya, sudah pasti bisa diandalkan dong den. Hehee terima kasih Raden. Mari kita
cari mereka dengan mengikuti tanda-tanda yang tergambar.
Pengawal 1
Pengawal 2
Kita sudah lama lo den berkeliling tapi tak tau arah dan tujuan. Bagaimana kalau kita
balik ke kerajaan Jenggala saja.
239
Pengawal 1
Pengawal 2
Tidak masalah untukku wahai pengawal setiaku. Terima kasih atas semua bantuan kalian
selama ini. Tapi aku belum bisa kembali ke kerajaan jika aku belum menemukan pujaan
hatiku. Jika kalian ingin kembali, kembalilah. Tapi aku masih tetap melanjutkan
perjalananku.
Pengawal 1
Raden, den. Maaf den. Bukan maksud hamba seperti itu. Kamu sih.
Pengawal 2
Eeeee kok aku. Iyaa raden hamba mohon ampun raden, ampun.
Hehee tidak apa pengawal. Aku tidak memaksa kalian untuk ikut denganku. Begitu pula
dengan prajurit yang lain. Kalau kalian ingin kembali, kembalilah ke Jenggala. Biar aku
sendiri yang melanjutkan ekspedisiku.
Prajurit 1
Pengawal 1
Pengawal 2
Semua
Hidup!
Pengawal 1
Semua
Semangat.
Terimakasih para pengawal setiaku. Baiklah mari kita lanjutkan perjalanan ini bersama-
sama.
Semua
Inggih Raden.
Sebentar lagi, diseberang sana adalah kerajaan Gegalang. Bagaimana kalau kita pergi
kesana untuk menemui pamanku, Prabu Ranujaya. Siapa tau ia mengetahui dimana
perginya Panji Semirang dan rombongannya itu.
Pengawal 1
Baiklah den, kalau memang itu yang raden inginkan, kami akan mengikuti kemanapun
raden pergi.
241
Raja Gegalang
Raden Inu Kertapati, tumben engkau datang kemari? Apakah ada utusan dari
ayahandamu?
Mohon ampun paman. Tak ada satupun utusan dari ayahanda untukmu. Sebenarnya
kedatangan hamba kemari ingin mencari Panji Semirang. Tahukah paman mengenai
Panji Semirang itu?
Raja Gegalang
Panji Semirang? Nama itu bukan nama yang asing lagi buatku. Untuk apa kau mencari
Panji Semirang?
Sebenarnya hamba ingin mencari Candra Kirana, Candra Kirana telah lama meninggakan
kerajaan Daha.
Raja Gegalang
Lantas? Mengapa engkau mencari Panji Semirang, sedangkan yang hilang adalah
tunanganmu?
Itulah paman, aku seperti melihat Candra Kirana dalam tubuh Panji Semirang. Aku yakin
bahwa Panji Semirang adalah tunanganku yang sedang menyamar.
Raja Gegalang
Aku sendiri tidak sepenuhnya yakin paman. Maka dari itu, aku giat untuk mencari Panji
Semirang guna membuktikan apakah ia memang tunangan yang kucari atau bukan.
Raja Gegalang
242
Nakmas Inu Kertapati, aku banyak mendengar cerita tentang Panji Semirang. Namun aku
tak tau pasti dimana dia dan pasukannya menetap.
Prajurit Gegalang
Mohon ampun paduka raja, hamba hanya ingin menyampaikan bahwa saat ini sedang
terjadi kekacauan kembali di depan gerbang kerajaan yang dipimpin oleh Lasan dan
Sategal.
Raja Gegalang
Raja Gegalang
Mereka adalah perampok jahanam yang selalu membuat kerusuhan di kerajaan ini.
Belum ada yang mampu mematahkan tulang-tulangnya dan mengkoyak-koyak
pertahanan yang ia buat.
Raja Gegalang
apa yang sebenarnya kau inginkan? Kau selalu membuat kekacauan disini.
243
Lasan
jika kau membuat kerusuhan disini, sudah pasti itu menjadi urusanku
Sategal
haha anak muda. Kau bisa apa? Aku tak ada urusan denganmu. Pergilah atau kau
menemui ajalmu disini!
Prajurit
Serbuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!
Perang di Gegalang terjadi. Hingga akhirnya pedang menebas Lasan dan Sategal dan
sorak kemenangan terdengar dan Gegalang tak ada yang mengusik kembali.
Pengawal
Prajurit
Hidup Raden.
Prajurit
Hidup!
Raja Gegalang
Nakmas Raden, terimakasih karena kau telah membantuku untuk menumpas perampok
jahanam itu. Semoga kerajaan kita aman dan nyaman.
Ya paman, aku juga berharap seperti itu. Tidak usah berterimakasih padaku paman. Jika
tak ada bantuan yang lain, mungkin aku juga tak bisa melakukan ini sendirian.
244
Raja Gegalang
Tetap saja aku harus berterima kasih padamu, karena pedangmu yang dapat menghabisi
mereka.
Raja Gegalang
Hehe aku tau memang kau bisa diandalkan, sebagai tanda kemenangan kita. Aku akan
mengadakan pesta megah tujuh hari tujuh malam.
Pengawal Gegalang
Wahai semua hadirin. Malam ini merupakan malam puncak pesta di kerajaan Gegalang
ini. Sebagai malam penutup pesta, ada sebuah persembahan pantun. Seorang pujangga
dari Asmarantika. Mari kita sambut dengan tepuk tangan yang meriah……
Panji Semirang :
Pengawal 2
Pengawal 1
Leeeee iya, sama den. Nah benar kalau memang Panji Semirang ini Galuh Candra
Kirana.
(menuju ke tempat Candra Kirana membacakan pantun) Diajeng Candra Kirana, aku
tau itu adalah kau Diajeng. Telah lama kumencari senyuman itu.
Candra Kirana
Kakanda Inu Kertapati, rupanya kau telah mengetahui siapa diriku. Memang akulah
yang kakanda cari selama ini.
Candra Kirana
Kakanda, aku disihir Gusti Ayu Dewi Liku sehingga ingatanku menghilang. Aku terusir
dari kerajaan.
Benarkah diajeng? Tak kusangka, betapa kejamnya ibu tirimu itu. Tapi, apapun itu
Diajeng, yang terpenting sekarang ini cinta kita telah dipertemukan kembali oleh Sang
Hyang Widhi. Kakanda tak menginginkan perpisahan ini terjadi lagi.
Candra Kirana