WASENGSARI
WASENGSARI
Janturan Dalang
Dikisahkan, dua insan yang ditakdirkan untuk bersatu, Sekartaji sebagai ratu Kerajaan
Daha dengan Inu Kertapati calon pewaris tahta Kerajaan Gegelang. Mereka akan
dipertemukan dalam suatu malam yang menentramkan bagi keduanya. Keluarga
pasangan kerajaan telah memusyawarahkan hari pernikahan Sekartaji dengan Inu
Kertapati. Raja Magadha diselimuti rasa cemburu karena mendengar berita bahwa
Sekartaji dan Inu Kertapati akan menikah. Mendengar hal tersebut, Raja Magadha
menjadi murka hingga berencana akan memberi pembalasan kepada Inu Kertapati.
BABAK PERTAMA
Raja Magadha
Aku mendengar rumor bahwa Galuh akan menikah dengan Inu, dan pernikahan mereka
akan segera dilaksanakan. Sial! Mantri! Cepat kemari!
Mantri 1
42
Raja Magadha
Aku mempunyai satu misi untukmu. Kau ingat dengan Inu? Dia segera menikahi Galuh.
Kau tahu? Pernikahan itu tidak akan terjadi sampai kapan pun! Dua Kerajaan itu tidak
akan pernah bisa menyatu!
Mantri 1
SInuwun, jadi saya dipanggil ke sini hanya untuk datang ke acara pernikahan Inu dan
Galuh. Begitukah, Raja?
Raja Magadha
Hemmm….
Mantri 1
Waduhh….
Raja Magadha
Benar-benar susah. Engkau kebanyakan makan ketela! Jadi gendutnya di perut saja, ndak
di otak!
Mantri 1
Saya suka ketela, pisang, apalagi petai. Nah, berhubung ini acara pernikahan, pasti
banyak makanan. Saya akan makan sepuasnya.
Raja Magadha
Tepat sekali! Kau akan menikmati berbagai macam makanan di sana. Tapi, tentu kau
harus menjalankan satu misi dariku, paham? Oh ya, ini ada serbuk. Sebelum kau pergi,
cepat mInum air di botol ini. Tapi, ingat! Kau hanya perlu makan satu atau dua makanan
saja, karena jika kau mengambil semua makanan, maka ramuan suci yang kau tenggak ini
akan berkurang pengaruhnya. Jadi, kau jangan ceroboh dan tergoda!
43
Mantri 1
Loh, berarti saya harus menahan lapar dan haus seperti rakyat-rakyat yang mengalami
paceklik?
Raja Magadha
Iya, kau telah kuangkat sebagai Mantri. Jadi, sudah sewajarnya kau harus merasakan apa
yang dirasakan oleh rakyatmu semasa paceklik.
Mantri 1
Oooh… tentu saja, Raja. Meskipun di sana saya akan menemui berbagai macam makanan,
tapi saya akan cukup dengan hanya makan sebiji anggur saja, Raja. Saya berjanji.
Raja Magadha
Bagus! Ini hanya penambah stamina saja. Cepat mInum, dan sisakan untuk temanmu
yang akan menemanimu menculik Inu!
Mantri 1
Raja Magadha
Kau cukup pergi kesana! Culik Inu, dan bawa dia pergi jauh dari kerjaan itu. Terserah mau
kau apakan dia. Mengerti?
Mantri 1
(manggut-manggut)
Siap laksanakan!
Hemmm… Baginda, sebelum terencana, seharusnya ada jaminan buat sangu pergi ke
kerajaannya Raden Inu. Hehehehe….
Raja Magadha
Oh, itu masalah gampang, akan ada banyak imbalan yang akan kau dapat jika kau
berhasil membawa Inu pergi dan membuat pernikahan mereka batal.
Mantri 1
44
Baik, Raja.
Siap laksanakan!
Mantri 1
Raja, mohon maaf sebelumnya. Perjalanan menuju Gegelang cukup jauh, dan kuda saya
akan mendapat beberapa perawatan. Kalau saya bereaksi tanpa kuda, rencana Raja tidak
akan tertangani secara cepat. Bagaimana kalau ditunda saja? Pernikahannya masih lama
toh? Kita santai dulu saja, sambil makan-makan.
Raja Magadha
Eh eh eh! Enak tenan! Makan-makan itu memang enak, tapi rencana harus tetap
terlaksana! Mau jadi generasi mantri macam apa engkau ini? Belum apa-apa kok sudah
santai-santai. Cepat pergi!
Mantri 1
He he he, Raja. Jangan marah toh. He he he..., saya kira makan juga perlu, Raja. Supaya
kita, para pasukan raja ini tidak krempeng begini. Nanti kalau perang bisa tunjukin otot,
begitu, Raja. Pasti semua dayang-dayang akan terpesona sama otot saya. He he he.
Raja Magadha
Engkau ini sebenarnya memahami perintah atau tidak, sudah sana, cepat berangkat dan
jangan ceroboh!
Mantri 1
Mantri 1
Tapi, Raja. Tadi Raja hanya menuyuruh saya untuk membawa Raden Inu ke kerajaan ini,
benar begitu raja? Hanya Raden Inu?
45
Raja Magadha
Iya, kau cukup bawa dia kemari. Sudah itu saja. Apa yang kau pikirkan?! Cepat bergerak!
Mantri 1
Baik, Raja!
Raja Magadha
Segera kau bawa Inu pergi, dan aku akan segera menikahi Raden Galuh. Ha ha ha!
Dalang
Marang ati kudu iso laku-laku, iso laku-laku ya kudu iso ati-ati
BABAK KEDUA
Tibalah mereka pada kerajaan yang dituju, di sana nampak megah dan mewah. Mereka
pandangi keadaan sekitar. Penjagaan istana kerajaan Gegelang tidak terlalu ketat.
Mantri 1
Aku akan mengendalikan bagian utara dan timur dan kau mengendalikan bagian selatan
dan barat. Kamar Raden Inu tepat ditengah-tengah.
Mantri 2
Mantri 1
Mantri 2
(Berjalan mengendap-endap)
Mantri 1
(Menoleh kebelakang)
Mantri 2
46
Mantri 1
(Menoleh ke belakang) Mengapa kau masih di situ! Engkau belum juga paham
apa perintahku?
Mantri 2
Mantri 1
Wah, kau ini! Merebut sebagian rencana ku. Sepertinya ini lebih enak dari pada yang
biasa disajikan oleh dayang-dayang di kerajaan.
Mantri 2
Mantri 1
berasa kuat tulangku. Wah, enak ini... Hemm rasanya. kok aneh? Ini wujudnya enak, tapi
kok gini rasanya ya?
Mantri 2
He he he... Itu tadi kena tetes air liur ku. Aku tidak tahan sama makanan sebanyak itu.
Mantri 1
Hwek! Jijik aku. Bekas air ludahmu toh! Mbok ya bilang dari tadi. Eh, tapi makanan
tadi sudah banyak masuk ke mulutku, semoga masih cemerlang mantranya.
Mantri 2
Lhawong aku mau bilang tapi keburu kau santap duluan. Ya sudah.
Mantri 1
Aduh duh, sudah terlanjur! Sekarang sudah tidak nafsu lagi, gara-gara kena air ludahmu
itu! (meninggalkan mantri 2)
47
Mantri 2
Wah, iya. Ini yang tak tunggu-tunggu. Ha ha ha…. Nanti aku bawakan saja satu kantong
buat engkau dan dua kantong makanaan buat aku nanti.
Dalang
Mereka berhasil membawa Raden Inu keluar dari kerajaan dengan tidak terkendala suatu
apapun. Mereka bergerak lengang dan santai. Sampailah mereka pada sebuah sungai
yang jauh dari suara gemuruh kedamaian orang-orang desa yang terdengar lirih
gemericik air yang jernih, membuat setiap orang akan betah berlama-lama di tempat
tersebut.
Mantri 2
Mantri 1
Tidak juga, raja hanya mengintrusikan kepadaku untuk membawa pergi Inu .
Mantri 1
Kita sudah berada jauh dari kerajaan, aku rasa kita perlu untuk memberikan tindakan
kepada Inu. Bagaimana menurutmu?
Sihir yang ditelan oleh mantri tadi hanya dapat membawa Raden Inu sampai di tepi
sungai. Selanjutnya terjadi perlawanan antara Inu dengan mantri suruhan Magadha.
BABAK KETIGA
Dalang
Kabut pagi itu cukup tebal, bagi yang memaksa untuk melewati pasti akan basah. Namun
untuk para rombonganyang membawa Raden Galuh waktu itu tetap menerjang.
Rombongan bergegas menuju ke tempat pengabetan untuk mandi dan beristirahat di
tempat yang dekat dengan sungai. Para rombongan Sanggit yang lain mulai untuk
mebersihkan diri. Namun hanya Sanggit dan Bayan yang memilih tempat yang sedikit
jauh dari rombongan yang lain.
Bayan
48
Aku merasakan suasana kerajaan yang damai, kala mendengar sebentar lagi Raden Galuh
akan memiliki seorang suami. Hemmm…, kira-kira bagaimana raja kita selanjutnya ya?Ah,
pasti dia lebih rupawan dibandingakan dengan para pengawal. Wajahnya pasti mulus,
tubuh tegap dan ideal. Sorot matanya tajam yang menambah gagah. Oh raja....
Sanggit
Sudah pasti jauh lebih tampan dari pengawal-pengawal itu. Tapi aku ya agak sulit
menggambarkan pangeran rupawan yang seperti apa yang engkau maksud. Dipikiranku
hanya pengawal-pengawal bau itu.
Bayan
Ah, engkau dari dulu hanya bergaul dengan bau kuda para pengawal. Makanya engkau
tidak bisa membayangkan bagaimana kerupawanan seorang raja. Makanya engkau itu
jangan suka bergaul sama minyak, liat itu wajahmu kenak efeknya. Sekali-kali engkau ikut
aku ngantar makanan ke ruang tamu. Di sana engkau akan menemukan kerupawanan
yang hakiki. Mereka itu tampan-tampan. Andai saja aku menjadi Raden Galuh. Pasti akan
kujadikan suami semua yang pernah bertamu ke kerajaan. Gusti... aku meminta kirimkan
aku seseorang yang rupawan seperti para raja yang akan menjadi suamiku nanti, Gusti.
Aku memaksa.
Sanggit
Bayan
Hemmm… siapa itu? Rupawan benar kulitnya, berkilau. Waah.. itu pasti jodohku. Terima
kasih, Gusti. Doaku terkabulkan.
Sanggit
Engkau ini kenapa? Dari tadi engkau hanya berkhayal, belum juga bersihin badan. Engkau
ini kesurupan ya?
Bayan
Kau lihat di sana. Dia sedang berendam dengan air sungai. Dia nampak rupawan dari
sini.
Sanggit
Bayan
Sanggit
Dasar gila. Mana bisa Gusti mengabulkan doamu dengan mendatangkan seorang
rupawan secara tiba-tiba? Engkau banyak menghayal!
Bayan
Dia tidak bernafas. Kulitnya, kulitnya keriput, nadi… nadii... Aaa!!! Ma… mayat...!!! Duh
Gusti, kenapa kau datangkan mayat rupawan kepadaku? Bukan ini yang aku maksud,
Gusti!
Sanggit
Engkau memang banyak berhayal sudah tadi engkau menemui seorang yang rupawan
sekarang mayat maumu itu apa toh. Jangan banyak bercanda, ini area sakral!
Bayan
Sanggit
50
Gusti! Itu benar benar orang? Sebentar, aku akan kesitu. Jangan ditepikan, badan dia
lebih besar dari badanmu.
Bayan
Ayo cepat, dia sudah tidak bernyawa. Sanggit, kenapa jodohku ini tidak bernyawa?
Sanggit
Bayan
Sanggit, aku mau berjodoh dengannya. Sanggit, bagaimana ini? Aku tidak akan bisa
menikah dengannya kalau dia seperti ini. Dia jodohku, Sanggit. Dia datang saat aku
benar-benar menginginkan jodoh, Sanggit. Hu hu hu... kenapa?!
Sanggit
Sebentar, aku akan panggilkan Raden Galuh. Kau jaga orang ini, jangan apa-apakan dia.
Kau diam di sini saja.
Bayan
Sanggit, aku mau ikut! Aku takut kalau dia memang bukan jodohku, aku takut ia
memakanku, Sanggit.
Sanggit
Kau diam dulu di sini. Tidak lama, dia tidak akan memakan engkau, kecuali kalau engkau
menggoda dia, dia akan bangun dan menggodamu. He he he….
Bayan
Ah! Sanggit. Beri tahu Raden Galuh, aku takut bersama-sama dengannya.
Sanggit
Bayan
Cepat, Sanggit!
Inukertapati
51
Sa... Sanggittttttt!!! Dia bangun! Aku takut dimakan oleh dia, Sanngggggggittt!
Tolonglah!
Sanggit
Berisik! Aku di sini. Dia tadi terbangun den Galuh, sebelum Raden kemari, dia terbatuk.
Inukertapati
Sejak saat itu Raden Inu berubah nama menjadi Undakan Wasengsari oleh Raden Galuh.
BABAK KEEMPAT
Pengawal
SInuwun, Raja. Ada beberapa jurudeh yang sedang bertamu, menanyakan Raden
Inu. Raja Daha
Raden Inu?
Pengawal
Raden Inu? Kita tidak tau Raden Inu. Kemarin hanya pemuda kusut, berlumpur, dan
memiliki bau menyengat yang datang bersama Galuh.
Raja Daha
52
Ya sudah, ijinkan mereka untuk masuk dan tetap pantau gerak-gerik mereka dalam
istana. Tetap ingatkan kepada semua prajurit untuk tetap berkonsentrasi dan tidak
terbawa dengan bujukan yang menyesatkan menggoyahkan konsentrasi mereka.
Pengawal
Jurudeh
Wasengsari
(memalingkan wajah)
Jurudeh
Kami datang kemari bukan untuk memata-matai kerajan ini, kami ingin gusti kami
kembali.
Wasengsari
Jurudeh
Kami cukup senang sekali melihat Raden Inu kembali. Tidak sia-sia kita sudah sampai
Daha dan berhasil menemukan Raden Inu. Sekarang, apa yang bisa saya bantu untuk
Raden?
Wasengsari
Kerajaan ini dalam tawanan. Kau bisa membantuku untuk mengatur misi kemenangan.
53
Dalang
Raja menghadiahkan sebagian dari barang-barang rampasan milik raja-raja yang telah
ditewaskan kepada Wasengsari dan mengangkatnya menjadi kepala (bekel) para wong
anarawita, sekelompok kadehan yang mengikuti sang puteri.
BABAK KELIMA
Angin mulai masuk lirih ke cela-cela jendela, membawakan bunyi suara gamelan yang
ditabuh terdengar hingga keluar. Bunyi tersebut melembutkan batin seseorang yang
mendengarnya. Keluarga kerajaan sudah tidak pernah bosan untuk mendengarnya.
Wasengsari dan kedua temannya menghampiri sumber bunyi tersebut.
Wasengsari
Raden Galuh
Oh engkau, ternyata engkau, bagaimana engkau sampai masuk ke dalam ruang ini?
Wasengsari
Notasimu yang mengantarku sampai di sini. Sehingga aku tertatrik untuk menikmatinya
lebih dekat dan ingin mengetahui siapa pemainnya.
Raden Galuh
Wasengsari
Raden Galuh
Sudah cukup engkau jangan merayu seperti itu. Langsung saja mau apa kemari?
Wasengsari
Raden Galuh
54
Wasengsari
Raden Galuh
Bagaimana bisa? Engkau dari kerajaan Gegelan tidak mampu memainkan gamelan.
Engkau pasti berbohong. Kalau datang hanya untuk merayu, jangan kemari.
Wasengsari
Raden Galuh
Baiklah, sebelum kau mulai untuk memainkannya, kau terlebih dahulu menghafal notasi
yang terdapat dalam gamelan, sama halnya dengan notasi pada umunya ada notasi siji,
loro, telu, papat, limo, enem, pitu. Semakin besar angka notasi yang engkau pukul, maka
semakin nyaring bunyi yang dihasilkan.
Wasengsari mulai berpura-pura tidak mengetahui notasi yang dimaksudkan oleh Raden
Galuh, sebenarnya ia telah memelajarinya ketika ia masih berada di kerajaan Gegelan.
Dalang
Berawal dari gamelan, hasrat cinta mereka mulai menemukan titik terang di antara
keduanya, terutama pada diri Wasengsari. Terang nurani yang dipanjatkan Wasengsari,
menimbulkan gradasi di ufuk barat, di sana mulai tampak sedikit kelam, hewan-hewan
peliharaan penduduk mulai memasuki kandang. Sedang, para pengawal mulai
mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa oleh raja untuk mengunjungi
Gegelang bersama permaisuri. Perjalanan mereka akan dimulai malam ini.
Permaisuri
Pastikan semua barang-barang saya sudah berada di kendaraan semua. cCek kembali,
jangan sampai ada barang-barang raja ataupun barang-barang saya yang tertinggal,
ingat! Cek kembali! Beritahu saya kalau kau sudah selesai mengeceknya, kita akan
berangkat malam ini.
Pengawal
55
Baik, Tuan Putri. Saya akan segera memberi tahu Tuan Putri ketika saya telah usai
mengecek semua barang bawaan Tuan Putri dan raja. Siap laksanakan, Tuan Putri!
Permaisuri
Dalang
Malam itu rembulan sedang cantik-cantiknya. Penjagaan di kerajaan tidak begitu terlihat
lebih ketat dari biasanya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Wasengsari untuk memasuki
kediaman Raden Galuh, sedang para rekannya ( Kadehan) ikut membuntuti kemana
Wasengsari pergi. Kadehan telah berhasil menggoda para dayang-dayang yang berada
di luar kamar Raden Galuh menambah leluasa Wasengsari untuk menemui Raden Galuh.
Wasengsari
Raden Galuh
Wasengsari
Sudah dipastikan bahwa aku akan menemuimu. Kau masih meragukan kata-kataku?
Raden Galuh
Aku hanya meragukan sebuah pernyataanmu waktu itu, aku fikir hanya candaan
Wasengsari
Tidak apalah kau fikir bahwa aku bercanda, namun rasaku padamu bukan hanya sekedar
candaan atau mainan.
Raden Galuh
Wasengsari
Aku merasakan sebagian diriku ada padamu. Tidak heran jika kalau aku jauh darimu,
rasanya seperti ada yang tertinggal.
56
Raden Galuh
Wasengsari
Aku hanya berpesan padamu bahwa semua yang aku ungkapkan bedasarkan apa yang
aku rasakan saat ini aku bukan hanya pengagummu, bukan hanya pengagum caramu
bermain gamelan, bukan pula pemuja kecantikanmu. Aku benar-benar akan datang
padamu pada saatnya. Kau tak perlu khawatir jika nanti aku tak selalu disisimu. Kau tetap
ada disetia aku melangkah, disetiap hembusan udara dan tak lupa aku mengingatmu
sebelum aku terbangun dan tertidur kembali.
Raden Galuh
Wasengsari
Tidak aku tidak akan pergi untuk saat ini, buktinya aku masih disini menatapmu
Raden Galuh
Engkau bisa saja merayuku, namun aku tak butuh hanya rayuan. Kalau engkau mau pergi
sekarang tidak apa, akan aku buka pintu itu.
Wasengsari
Raden Galuh
Iya silahkan
Wasengsari
Raden Galuh
Wasseng... Engkau benar-benar ingin pergi? engkau benar-benar seius? Kalau engkau
pergi aku akan ikut pergi.
Wasengsari
57
Raden Galuh
Wasengsari
Raden Galuh
Maaf bukan bermaksud untuk mengujimu. Aku... mulai merasakan kehadiranmu begitu
nyaman.
Wasengsari
Hemm.. benarkah?
Raden Galuh
Wasengsari
Raden Galuh
Kali ini aku lebih mantap dari biasanya. (membalas tatapan Wasengsari).
Sakjroning dada...
BABAK KEENAM
Permaisuri
Galuh telah berani memadu kasih dengan pemuda yang bernama Waseng, itu! Pemuda
yang baru dikenal sudah lancang untukmmembawa beberapa teman-temannya! Pasti ini
ada kaitannya dengan peperangan dn strategi yang disusun
58
Raja Daha
Wahai istriku, tidak seharusnya kau berkata seperti itu, sebelum kau bertanya
langsug kepada Galuh.
Permaisuri
Raja Daha
Engkau jangan asal omong, dia pemuda baik, engkau berbicara tanpa didasari bukti dan
fakta yang kuat.
Permaisuri
Terserah... terserah percaya atau tidak namun, hal tersebut akan terjadi, liat saja nanti!
Bulan kedua Wasengsari memohon ijin kepada sang raja untuk menemui keluarganya
yang berada di Kahuripan. Sedangkan raja mengijinkan Wasengsari untuk pulang
menengok kedua orang tuanya.
Raden Galuh
Wasengsari
Aku tidak akan lama, hanya beberapa bulan saja dan aku pasti akan memberi kabar
untukmu.
Raden Galuh
Wasengsari
59
Hanya beberapa bulan saja, tidak akan lama. Aku perlu memberi kabar kepada mereka,
menerangkan bahwa aku masih hidup dan sejahtera seperti ini berkat di tolong oleh
seorang putri yang berada dihadapanku saat ini.
Raden Galuh
Aku ingin ikut denganmu.. percayalah aku aku tidak akan menyusahkanmu, aku sudah
mandiri. Dan bisa saja aku memebnatumu dalam berperang.
Wasengsari
Engkau hanya perlu menunggu saja... tunggu saja kabar baik dariku.. jangan pernah
kemana-mana aku akan kembali pada waktu yang tepat. Aku akan terus mengirim surat
padamu mengenai aktivitas yang aku lakukan disana. Jangan khawatirkan aku. Aku selalu
mengingat nama mu disetiap hembusan nafasku.ikhlaskan aku, hanya sebentar. Hanya
sebentar....
Raden Galuh
Waktu akan menajdi cukup panjang ketika kau tak mapu mengartikan sebuah aktivitas
tanpa makna. Aku tidak mau setiap hari terbelenggu oleh beberapa pertanyaan
mengenai kedaanmu, aktivitasmu dan lain sebagaianya tentang dirimu.
Wasengsari
Aku memahami bahwa engkau tidak akan menerima keputusanku untuk pergi sekarang.
Tapi kali ini aku memaksamu untuk mengerti aku, bahwa disana aku juga memunyai
sebuah keluarga yang masih perlu kabarku dan keadaanku saat ini, aku hanya
memberikan kabar bahagia untuk mereka, dan akan kembali kemari dengan kabar
bahagia dari kepulanganku, kumohon kau bisa bersabar sedikit saja. Ini ada sebuah
lembaran yang didalamnya telah aku rangkai beberapa notasi. Dan aku ingin kau
mencoba untuk memainkannya nanti jka kau benar-benar merindukan akan kehadiranku.
Mungkin notasi yang aku buat tak menghasilkan nada yang cukup enak didengar,
minimal inilah hasil belajarku selama berguru kepadamu.
BABAK KETUJUH
Kerajaan Kahuripan menganggap pulangnya Wira Namtani (Raden Inu) merupakan suatu
kejutan besar.
60
Wira Namtani
Pengawal
Sedari kemarin, kerajaan Daha mengalami serbuan sebagi wujud balas dendam raja
Wirabumi.
Wira Namtani
Raden Galuh.. dalam bahaya, siapkan beberapa bekal dan kendaraan. Malam nanti kita
harus sampai di Daha. Segera siapkan.
Pengawal
Raden Galuh memulai perjalanan dengan rasa dongkol dalam hati, ia mengajak
Bramita untuk menemaninya sepanjnag perjalanan menyusuri hutan. Hal ini ia lakukan
untuk memulai pencarian Wasengsari. Ia Mencari Wasengsari karena dia dipercaya yang
dapat membantu kerajaan, disaat peperangan.
Permaisuri
Sudah kubilang mereka akan kembali menyerang, dengan siasat yang dirancang oleh
Wasengsari tersebut, dialah mereka kan menyerang kerajaan dengan bebas.... karena
Waseng! Telah, mengatur strategi untuk memenangkan perang, dan kerajaan ini....
kerajaan ini kan jatuh berantakan! Dan... kau... kau yang harus bertanggungjawab atas
semua ini... kau yang akan aku jadikan jaminan jika kau tak berhasil membawa
Waseng kemari!
Raden Galuh
Permaisuri
Bagus cepat pergi! Jangan kembali jika kau belum menemukan Wseng Sari! Jangan
pernah kembali ke kerajaan.
Kerajaan dalam bahaya. Ini akibat penabuh Gamelan yang berani menantang kerajaan
Gegelan
61
Raden Galuh
Bramita
Sebenarnya kita akan melangkah kemana? Galuh kita sudah meninggalkan kerajaan
berkilo-kilo meter...
Raden Galuh
Menurutmu langkah yang aku tempuh saat ini tepat atau tidak?
Bramita
Raden Galuh
Bramita
Ibu muda mu yang meminta kau untuk mencari Waseng. Walau bagaimanapun ia
tetap ibumu.. mekipun kalian tidak terdapat hubungan sedarah. Tapi kau tetap anak
ibumu, beliau adalah sosok yang seharusnya kau hormati. Mereka adalah sosok yang
seharusnya kau muliakan. Mereka tetap orang tuamu. Jadi sejauh manapun kau akan
pergi.. tapi tetaplah ingat kerajaanmu tetap menjadi tempat kembalimu. Dan kau harus
kembali ke pangkuan ibumu..
Raden Galuh
Bramita
Tidak ada yang salah dalam perjuangan. Tidak ada pula itung-itungan dalam perjuangan.
Aku menghargai niat sucimu untuk mencari Wasengsari.
Raden Galuh
62
Sebenarnya aku tidak tega, ketika meninggalkan kerajaan, kerajaan sedang tidak
kondusif saat ini, tapi aku cukup gemas dengan kejelasan Wasengsari.
Bramita
Raden Galuh
Apaan sih enggakk.. dia hanya baik.. aku harus membalas kebaikannya. Tapi dia rupawan.
Bagaima mungkin rasaku bermain dengan kemunafikan. Aku sulit untuk mengucapkan
kata Tidak ketika berhadapan dengannya. Rasanya sejulur nadiku akan kembali bersinergi
ketika bertemu dengannya.
Bramita
Raden Galuh
Aku rasa memang begitu. Bekal kita hanya tinggal satu , tapi tujuan kita hanya satu
mencari Wasengsari sampai ketemu.
Bramita
Aku ikut Bersemangat. Mari kita lanjutkan jalan diujung sana sudah menanti.
Pagi itu semilir angin menggoyangkan rambut Raden Galuh. Sedari tadi ia berusaha
untuk mendirikan sebuah tenda kecil sebagai tempat istirahat sementara mereka.
Sedangkan Bramita hanya terbujur. Disampingnya.
Bramita
Raden Galuh
63
Tidak apa ini sudah menjadi risiko yang aku fiirkan jika aku mengajakmu. Sementara aku
hanya bisa memberikan obat yang berasal dari tanaman disekitar sini. Aku akan mencari
bantuan, didekat sini. Pasti ada penduduk desa yang datang kemari dan menemukan
kita, serta dapat membantu kita.
BABAK KEDELAPAN
Raja Gegelang
Dayang
Baik raja.
Dayang
Amahi lara
Dayang
Benar, tuan putri raja mengutus saya untuk menjemput tuan putri.
Amahi Lara
Dayang
64
Tuan raja.. putri Amahi Lara sudah berada di depan pintu, apakah saya sudah
memperbolehkan untuk ia masuk kemari?
Raja Gegelang
Amahi Lara
Raja Gegelang
Tidak ada maksud apapun tuang putri. Jangan takut aku tidak akan menyakitimu. Aku
hanya menghadiahkanmu sebuah pengakuan. Agar istriku tidak berprasangka negatif
kepadaku, ketika kau kuajak kemari.
Suara deritan pintu kamar mendakan seseorang sedang membuka pintu itu dari luar.
Perasaan berkecamuk dalam hati Amahi Lara tak munjung usai dikepalanya terdapat
kecamuk yang sulit dikendalikan.
Permaisuri Gegelang
Raja Gegelang
Waktu yang tepat sekali. Kau berada disini. Duduk sebelah sini disampingku.
Permaisuri Gegelang
Jadi ini rencanamu untuk memamerkan bahwa kau sudah memepunyai Premeswari
Anom, begitu?
Raja Gegelang
Tenanglah, duduk disebelahku terlebih dahulu. Nanti akan aku jelaskan siapa dia.
Permaisuri Gegelang
Raja Gegelang
65
Ingatlah wahai istriku. Aku tidak berniat untuk mengankat Amahi Lara sebagi Prameswari
Anon.. aku hanya ingin mengakui bahwa Amahi Lara mulai detik ini menjadi anggota
kelaurga baru kita. Ia aku angkat sebagai saudara dari putri kita. Aku tidak berniat apapun
untuk memamnggilmu kemari Amahi, aku hanya memninta persetujuan, apakah kau
berkenan untuk menjadi suadara dari putri kami
Amahi Lara
Raja Gegelang
Syukurlah, mulai saat ini kau boleh memakai fasilitas kerajaan dan mendapatkan fasilitas
yang sama dengan putriku. Dan untuk kau permaisuriku, aku tau kau hatimu
memancarkan senyum kelegaan, seperti yang sudah aku bicarakan padamu aku tidak
akan mengangkat Amahi Lara sebagai Prameswari Anom.Sudahlah kemari temani aku.
Aku sudah lama tidak melihat senyum sederhaamu. O.. iya Amahi kau boleh
meninggalkankan ruangan ini. Beritahu Dayang jika kau butuh apa-apa.
Amahi Lara
Terimakasih raja. Saya cukup senang dapat diterima dengan baik di kerajaan i ni namun
saya tidak bermaksud untuk mewarisi tahta kerajaan ini, saya hanya meragukan apakah
memang benar, putri anda berkenan bersaudara dengan saya?
Raja Gegelang
Sebelum langkah persetujuan ini aku ambil aku telah mendiskusikan hal ini dengan puttri
ku dan ia. Sangat antusias ketika aku menwarkan kau yang akan menjadi saudaranya.
Amahi Lara
Aku sangat senang sekali tuan raja. Terima kasih sudah mengangkatku sebagai bagian
dari kerajaan Gegelang ini.
Raja Gegelang
Tidak perlu seperti itu. Sekarang beranjaklah dan temui saudara barumu, ia akan sangat
senang jika mempunyai suadara baru. Dan satu lagi kau boleh memanggilku dengan
sebutan Ayah.
66
Amahi Lara
Terima kasih Ayah. Aku akan sgera menemuninya, sekali lagi terima kasih ayah.
Bertolak dari kerajaan Kahuripan pangeran Wira Namntani memutuskan untuk pergi
ke Daha dan berniat untuk melamar Raden Galuh.
Wira Namtani
Sial! Aku sudah berkeliling kerajaan dua kali. Dan aku tak menemukan seberkas wangimu.
Aku tidak tau kenapa rasa ini begitu menyiksa. Kau mengambil seluruhnya. Kau
kemanakan rasaku? Galuh....
Sejak saat itu pencarian putri Daha dilakukan oleh panji pamasah, pencarian dilakukan
seperti ekspedisi militer, ia mendatangi beberapa kerajaan dan ia tetap akan meolak jika
raja menawarkan kepadanya untuk menikahi putrinya. Ia hanya menginginkan Raden
Galuh.
BABAK KESEMBILAN
Kerajaan Gegelan dalam intaian dan serbuan oleh para raja pajang dan paguhan.
Sekali lagi pamasah memutuskan membantu pamannya dan kali ini ia tidak terlambat
untuk turut serta dalam peperangan. Setibanya di medan pertempuran, pasukan-
pasukan Gegelang yang semula dikalahkan, kini menjadi pemenang, dan kedua raja di
pihak musuh ditewaskan.
Amahi Lara
Putri kau harus tenang, percayakan semua pada ayahmu. Ia akan mengembalikan
keadaan kerajaan seperti semula.
Putri Gegelang
Dia hanya diberi nyawa satu kali. Aku tidak cukup tenang, seandainya aku diberi
kesempatan untuk membantu ayah. Pasti tidak akan terjadi kekhawatiran seperti ini.
67
Amahi Lara
Percayakan smua akan baik-baik saja dan ayah kita akan selamat. Dan kembali bercada
dengan kita.
Putri Gegelang
Aku berharap ada seseorang ksatriya yang akan menolong ayah, ketika ayah sudah
melemah dan tak mampu untuk melawan musuh. Siapapun itu aku akan menjadikannya
ia seorang suami. Kali ini aku berjanji, aku akan menjadikan ia seorang suami dan aku siap
untuk menjadi istri baginya.
Angin mulai meniup jahat dedaunan mengakibatkan sebagian pohon yang tak kuat
menahan tiupananya jatuh terselungkup. Sedang sorot lampu langit menyambar
nyambar diiringi dengan dentuman yang cukup keras dan menggelennggan. Seiring
dengan tusukan panah tajam yang mulai menghampiri raja Gegelang.
Raja Gegelang
Pamasah
Raja Gegelang
Pamasah
Raja sekarang sudah berada di tempat yang aman, raja hanya pingsan saja. Raja tidak
terluka anak panah tadi jatuh dan menusuk tanah. Raja hanya pingsan saja.
Raja Gegelang
Benarkah, seluruh badanku tak apa... aku merasakan nyeri dipelipis.. dan bukannya aku
takut anak panah itu menghampiri, hanya saja rasa perih yang berada dipelipis ini yang
membawaku tak sadarkan diri. Terima kasih anak muda... kau sudah membawaku kemari.
Pamasah
Kerajaan dalam keadaan aman tuan raja. Para musuh tidak akan menyerang lagi, karena
kemenagan berada pada kerajaan Gegelang. Raja tak perlu risau.
68
Raja Gegelang
Terima kasih anak muda... mungkin jika aku tertusuk anak panah tersebut aku tidak akan
merasakan udara sebebas ini. Istri dan kedua anakku pasti tidak akan tenang. Terima
kasih anak muda. Besok kau datang kemari. Akan aku adakan jamuan makan malam
untuk kerajaan sebagai ucapan syukur atas kemenangan kerajaan gegelang. Bagaimana
kau bersedia?
Pamasah
Langit yang awalnya terang kini mulai petang bergulirnya suara riuh rendah dari meja
makan kerajaan. menandakan makan malam pertama pamasah di Gegelang.
Raja Gegelang
Pamasah
Dari tampilannya saja sudah menggugah selera yang melihatnya dan tak sabar ingin
menyantap semua makanan disini raja.
Raja Gegelang
Jadi tujuanku untuk mengajakmu makan malam yakni ingin memperkenalkan keluarga
kecil kerajaan kepadamu. Langsung saja, aku memilimki dua anak perempuan yang masih
lajang keduanya. Yah.. perkenalkan yang berada di sampingku ini ialah putri kami, dan.....
ee Amahi kemana?
Putri Gegelang
Dia sudah makan ayah, aku memaksa ia untuk tetap makan tapi ia tidak mau. Ia lebih
memilih untuk bermain gamelan. Setiap hari ia memainkannya.
Raja Gegelang
Oh ya selain putriku yang cantik ini, ada satu lagi putrri yang mahir dalam memainkan
gamelan, namanya Amahi Lara. Dia cukup mahir dalam memainkannya gamelan yang ia
tabuh selalu menentramkan fikiran orang yang mendengarnya. Amahi Lara menabuh
gamelan dengan ramuan-ramuan yang mujarab yang pata menyembuhkan oran-orang
yang menderita sakit dengan beberapa keluhan penyakit apapun dapat disembuhkan
69
dengan hanya mendengar gamelan yang ia tabuh. Sedikkit bercerita mengenai Amahi
Lara. Sebenarnya apa tujaunmu untuk mengunjungi kerajaan ini?
Pamasah
Em... tidak lain dengan visi yang dapat menguggah hati saya. Raja, saya mencari
seseorang yang sudah menautkan hati saya, dia menghilang ketika saya ingin
melamarnya.
Raja Gegelang
oo.. ternyata kau sudah mempunyai calon, sepertinya . maaf putri mungkin Pamasah ini
tidak bermaksud untuk menyakitimu...
Putri Gegelang
Ayah... aku hanya memerhatikan ia bercerita, tidak ada tujuan lain... ayah ini selalu
menggoda saja.
Pamasah
Hehehehe...
Raja Gegelang
Kelihatannya kau lebih dari memerhatikan, perhatianmu cukup detail ketika ia berbicara.
Ayah jadi curiga. Hahahah
Putri Gegelang
Permaisuri Gegelang
Suamiku memang suka bercanda tapi percayalah dia baik, dan belum pernah meyakiti
kedua anaknya.
Raja Gegelang
Kau tau sendiri istriku selalu merayu dan melemahkanku. Dan kau akan merasakn apa
yang aku rasakan ketika kau sudah beristri. Hahahah..
Pamasah
70
Saya cukup senang telah diundang kemari dan dapat berbagi cerita dengan Raja dan
permaisuri, saya merasa sangat terhormat sekali.Terima kasih raja dan permaisuri. Saya
tidak tahu harus membalas dengan apa, yang saya punya hanya terima kasih.
Raja Gegelang
Saya mengundangmu sebagai ucapan terima kasih saya. Karena kau telah menolong saya
dari peperangan kemarin. Mungkin ucapan terima kasihku tak cukup sampai disini. Hem...
begini, putriku ini yang sudah saya sebutkan, yah kau bisa menilai sendiri dari gerak-
geriknya sedari tadi ia sepertinya curi-curi pandnag padamu. Ya.. sebagai ucapan terima
kasih ku yang kedua ini, ya.. kau bisa menyimpulkan sendiri. Aku bermaksud baik untuk
menjadikanmu menanntu, bagaimana?
Putri Gegelang
Ayah.. cukup ayah jangan menggoda ku seperti itu, maafakn aku tuan muda, mungkin itu
hanya sebuah candaan ayah, jangan tersinggung. Hehe..
Pamasah
Hehehe sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sepenuhnya kepada raja dan
permaisuri atas jamuannya malam ini, perihal tawaran yang raja sebutkan tadi, saya
belum bisa menjawabnya saat ini karena saya masih mencari-cari seseorang yang dalam
pencaraian saya saat ini. Mohon maaf sekali raja.. saya akan berusaha untuk dalam
pencarian terlebih dahulu.
Raja Gegelang
Baik aku cukup mengerti posisimu tuan muda, semua keputusan berhak kau ambil. Ini
hanya sekedar tawaran saja. Jika kau berminat. Hehehe
Putri Gegelang
Raja Gegelang
Pamasah segera beranjak dari meja makan dan ia segera pamit. Ia berhenti sejenak ketika
ia mendengar tabuh gamelan yang lamat-lamat ia mulai merasakan setiap notasi yang
71
diciptakan dari gamelan terasa jiwanya mulai melebur dan ketenangan merasuk dalam
jiwanya.
Pamasah
Raden Galuh?kau berada disini? Aku merasakan kehadiranmu... dan.. notasi itu... notasi
yang aku berikan padamu... yah... tidak salah....benar ini... notasi yang aku berikan. Aku
masih ingat itu.. ya masihh..
Pamasah
Amahi Lara
Pamasah
Hehhe.. sepertinya kau benar-benar lupa denganku... coba perhatikan aku lebih dalam..
kau ingat notasi yang engkau mainkan?
Amahi Lara
Iya aku ingat notasi ini pemberian seseorang. Sebentar.. sebentar kau... Wa..seng.. sari?
Pamasah
Ingatanmu cukup kuat. Namun namaku bukan Wasengsari melainkan Wira Namtani. Dan
berasal dari kerajaan Kahuripan. Raden Galuh.. tidak sia-sia aku kesana kemari singgah
dari kerajaan sana kemari. Dan aku menemukanmu tepat pada waktunya.
Amahi Lara
Aku juga mencarimu kesana kemari, aku mepertanyakan janji-janjimu. Tapi aku tak
kunjung menemui titik terang tentangmu. Jadi aku memutuskan untuk meluapkan
kegelisahan dalam bermain gamelan ini, aku berharap orang-orang yang dapat
mendengarnya memperoleh kesejahteraan.
7
2
Sejak saat itu Raden Galuh dari kerajaan Daha dan Raden Inu (Wira Namtani) bersatu
dan hidup rukun. Mereka segera merencanakan tanggal pernikahan mereka. Mereka
kembali ke kerajaan masing-masing untuk memberitahukan kabar gembira ini.