Anda di halaman 1dari 4

THE LEGEND OF “KI AGENG RENGGI”

Pada abad ke-12 berdirilah sebuah kerajaan panjalu yang sekarang dikenal dengan Kediri.
Wilayah Kerajaan tersebut hanya di sekitar sungai Brantas. Raja pertamanya Bernama Sri
Jayawarsa yang menamakan dirinya sebagai titisan Dewa Wisnu. Sang Raja ingin memperluas
wilayah Panjalu. Akhirnya Raja Jayawarsa mengadakan pertemuan Agung yang melibatkan
Sang Abdi Dalam,Mahapatih,dan Senopati.

Raja : ”Wahai abdiku,Kemarilah!”


Abdi Dalam : “Baik Baginda, Hamba menghadap.”
Raja : “Panggilkan Mahapatih dan Senopati kemari! Katakan pada
mereka untuk menghadapku segera.”
Abdi dalam : “Baik Baginda.”

Abdi dalam memanggil Mahapatih dan Senopati kehadapan Raja.


Maha patih : “Hamba menghaturkan sembah bekti. Ada apa Baginda
memanggil kami? “
Raja :” Ada yang ingin ku katakan, duduklah kalian semua. Aku ingin
memperluas wilayah panjalu. Maha patih kau ku utus untuk
membagitugas memperluas wilayah Utara,Selatan,Timur,Barat.”
Maha patih : “Baik Baginda, perintah Baginda Hamba junjung tinggi dan
laksanakan. Untuk mempercepatnya, Ki Ageng Renggi kau ku
tugaskan untuk memperluas wilayah barat, sedangkan senopati-
senopati yang lain bersamaku.”
Ki Ageng Renggi & Senopati : “ Baik Maha Patih”

Setelah mendapatkan perintah dari Maha patih, Ki Ageng Renggi pergi menemui istrinya”
Ki Ageng Renggi : “Adinda, aku diperintahkan Maha patih untuk memperluas
wilayah barat. Ikutlah bersamaku dan segera berkemaslah!”
Nyi Ageng Renggi : “Baik Kanda”

Ki Ageng Renggi beserta istrinya dan prajurit berangkat ke wilayah barat. Pada saat perjalanan
menuju wilayah barat, Ki Ageng Renggi melewati banyak rintangan dikarenakan banyak
pepohonan yang rimbun dan masih banyak binatang buas. Ketika tiba di wilayah barat bagian
utara Gunung Wilis, Ki Ageng Renggi beserta rombongannya dihadang oleh sebangsa jin.
Ki Ageng Renggi : “Adinda bersembunyilah dahulu, Prajurit jagalah istriku baik-
baik!”
Prajurit : “Baik Tuan”
………..
Bangsa jin : “ Mengapa kau datang ke wilayahku?”
Ki Angeng Renggi : “Aku datang ke sini dengan damai untuk memperluas wilayah
kerajaan panjalu.”
Bangsa jin : “ Ini wilayahku. Kau tidak boleh semena-mena mengambil
wilayahku.”
Ki Ageng Renggi : “ Biarkan aku mengambil alih wilayah ini akan kubuat wilayah
ini lebih maju dan indah dari pada sekarang.”
Bangsa jin : “ Halah itu hanya omong kosongmu belaka. Serang Mereka!!!”
Perang pun terjadi anatara Ki Ageng Renggi dan rombongannya melawan Bangsa jin.
…….
Akhirnya peperangan itu pun dimenangkan oleh Ki Ageng Renggi bersama rombongannya.
Bangsa jin : “ Aku mengaku kalah. Kau boleh menempati wilayahku dan
melanjutkan tugasmu.”
Ki Ageng Renggi : “ Baiklah aku akan menetap disini untuk menjalankan tugasku.”

Ki Ageng Renggi memutuskan untuk bermukim di wilayah tersebut beserta pasukannya.


Nyi Ageng Renggi : “ Kanda apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?”
Ki Angeng Renggi : “ Aku baik-baik saja Dinda. Tenanglahbangsa jin mengaku kelah,
mereka mengizinkan kita semua untuk menetap disini.”
Nyai Renggi : “ Aku bisa bernafas lega kalau begitu. Baguslah!”
Ki Ageng Renggi : ‘ Karena ditempat ini banyak bangsa jin dan manusia yang
Sakti mandraguna dan sulit dikalahkan kesaktiannya sangat
Ugal ugalan maka tempat ini saya namakan POGALAN.

Setelah perang usai, beliau mendirikan padepokan Senopati di pinggir sungai untuk mengasah
ilmu para pasukannya.
Ki Ageng Renggi : “ Prajurit kemarilah, kumpulkan semua orang disini. Akan ku
ajarkan ilmu untuk melindungi diri saat menghadapi banyaknya
rintangan di wilayah barat ini.”
Prajurit : “ Baik Tuan. Perintah Tuanku akan saya laksanakan.”

Berkumpulah semua orang dihadapan Ki Angeng Renggi. Dilatihkan murid-murid Ki Ageng


Renggi ilmu kanuragan, ilmu kebatinan dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Mereka berlatih hari demi hari tanpa kenal Lelah hingga mereka bisa menguasai semua ilmu
yang diajarkan.
Ki Ageng Renggi juga dikenal sebagai seorang empu pembuat pusaka. Beliau membuat pusaka
untuk dijadikan senjata dalam peperangandi wilayah barat dan di Kerajaan Panjalu sendiri.
Setelah menguasai wilayah barat, yang dinamakan Pogalan, Ki Ageng Renggi Kembali ke istana
untuk meletakan pusaka di kerajaan panjalu dan melaporkan pada sang Maha patih.
Saat sampai……
Ki Ageng Renggi : “ Wahai prajurit apakah Maha patih ada di kediamannya? Aku
ingin menghadap kepada beliau.”
Prajurit : “ Ada Ki Ageng Renggi, Beliau sedang berada di ruang pusaka.
Hamba haturkan dahulu. Silahkan Ki Ageng Renggi tunggu
sebentar!”
Ki Ageng Renggi : “ Baiklah prajurit, aku tunggu di ruang paseban.”

Prajurit pun melangkah menuju ruang pusaka.


Prajurit : “ Mohon ampun Tuan Patih, ada Ki Ageng Renggi yang ingin
menghadap kepada Tuan!”
Maha patih : “ Baiklah prajurit haturkan padaku. Akusudah menanti-nanti
kedatangannya.”

Prajurit pun melangkah keluar menuju Ki Ageng Renggi berada.


Prajurit : “ Mohon ampun Ki Ageng Renggi, beliau sudah menunggu Tuan
di ruang dalem.”
Ki Ageng Renggi : “ Baik prajurit, Haturkan aku padanya!”
Prajurit : “ Baik Tuan.” ( Berjalan menuju ke hadapan Maha patih)
…….
Ki Ageng Renggi ; “ Hamba menghadap Tuanku Patih.”
Maha patih : “ Ada apa senopati? Apa semuanya baik-baik saja? Bagaimana
tugas yang kuberikan padamu?”
Ki Ageng Renggi : “ Semuanya baik-baik saja Tuan. Hamba datang ke sini untuk
menyerahkan pusaka di kerajaan ini dan melaporkan bahwa hamba
berhasil menguasai wilayah Barat dan menetap di desa yang saya
beri nama Pogalan .”
Maha patih : “ Baguslah, kau benar-benar bisa ku andalkan Ki Ageng Renggi.
Sekarang aku ingin perluas lagi wilayah barat ini hingga
kekerajaan wengker di Ponorogo dan sekitarnya . Apakah kau
sanggup?”
Ki Ageng Renggi : “ Baik Tuan, perintah Hamba terima.”
Maha patih : “ Kau akan pergi dengan orang-orang kepercayaanku mereka
berdua Si kembar yang akan menemanimu.”
Ki Ageng Renggi : “ Baik Tuan, Hamba mohon diri.”
Ki Ageng Renggi pun pergi bersama dua orang kepercayaan Sang Maha patih. Untuk
memperluas wilayah barat sampai kerajaan wengker. Setelah terjadi beberapa peperangan.,
mereka berhasil memenangkannya serta menaklukan wilayah baratutamanya sekitaran gunung
wilis meliputi Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan.
Akhirnya Ki Ageng Renggi memutuskan untuk menetap di Dusun Pogalan, bersama istrinya
hingga akhir hayatnya. Beliau wafat pada masa kepemimpinan Raja Jayabaya. Makam beliau
terletak di Dusun Pogalan, Desa Sendang Bumen, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk.

Anda mungkin juga menyukai