Anda di halaman 1dari 38

Pajak Daerah merupakan sebuah iuran wajib kepada daerah yang

dilakukan oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa dan tidak
mendapat imbalan secara langsung yang juga dipergunakan untuk
keperluan daerah dengan tujuan memakmurkan rakyatnya berdasarkan
Undang-Undang yang berlaku. Pajak Daerah sendiri merupakan salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan dari iuran wajib
masyarakat yang digunakan untuk kepentingan pengelolaan pemerintahan
daerah.

Salah satu jenis pajak daerah adalah Pajak Restoran. Pajak Restoran
adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pemungutan
Pajak Restoran di Indonesia saat ini didasarkan pada Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
Pemungutan pajak daerah berdasarkan dengan peraturan daerah, begitu
juga dengan pemungutan Pajak Restoran. Dimana tarif pemungutan Pajak
Restoran tersebut adalah 10%.

Tarif pemungutan Pajak Restoran sudah ditentukan oleh peraturan


pemerintah yaitu pada Peraturan Daerah (PERDA) No 24 Tahun 2010. Dari
tahun ke tahun di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat bahwa jumlah Wajib
Pajak Restoran yang membayar pajak terus meningkat atau mengalami
kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena
semakin meningkatnya jumlah Pajak Restoran yang masuk di Kabupaten
Nganjuk. Sehingga hal ini akan menambah manfaat bagi peningkatan
perekonomian masyarakat yang berkelanjutan. Sehingga dari pemungutan
pajak tersebut dapat dilihat bahwa salah satu pajak yang dinilai mampu
memberikan masukan pendapatan yang mencapai realisasi dari target
setiap tahunnya adalah pajak yang berasal dari restoran.

Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk dilakukan setiap


bulannya. Sistem yang digunakan dalam pemungutan Pajak Restoran ini
adalah Self Assessment System. Self Assesment System adalah suatu
sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak
untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Penerapan Self
Assesment System di Kabupaten Nganjuk menggunakan sebuah sistem
online yang bernama E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah) Kabupaten Nganjuk. Jadi semua Wajib Pajak Orang Pribadi atau
Badan melaporkan wajib pajaknya melalui sistem online tersebut.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan sistem pemungutan Pajak Restoran di
Kabupaten Nganjuk ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari penerapan E-SPTPD dalam
sistem pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk?
3. Apakah penerapan E-SPTPD dalam sistem pemungutan Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk sudah efektif?

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui penerapan sistem pemungutan Pajak Restoran
di Kabupaten Nganjuk.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penerapan E-
SPTPD dalam sistem pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk.
3. Mengetahui efektivitas penerapan E-SPTPD dalam sistem
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk.

1.3 Manfaat Penelitian


Untuk mengetahui penerapan sistem pemungutan Pajak Restoran
pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk dan memberikan
informasi serta masukan kepada dinas Pendapatan Daerah khususnya
mengenai penerapan sistem pemungutan Pajak Restoran.

1.4 Batasan Masalah


Untuk lebih memfokuskan penelitian pada pokok permasalahan,
dan untuk mencegah terlalu luasnya pembahasan yang mengakibatkan
terjadinya kesalahan interoretasi terhadap simpulan yang dihasilkan,
maka dalam hal ini dilakukan pembatasan bahwa faktor-faktor yang
digunakan sebagai variabel penelitian adalah kesadaran Wajib Pajak,
pengetahuan tentang peraturan perpajakan, persepsi atas efektivitas
sistem perpajakan, kualitas pelayanan terhadap kemauan membayar
pajak, Wajib Pajak disini adalah Wajib Pajak Restoran yaitu orang
pribadi atau badan yang mengusahakan Restoran di wilayah
Kabupaten Nganjuk dan sudah resmi terdaftar di sistem E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk
milik Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan untuk menentukan


objek penelitian terlebih dahulu. Menurut (Sugiyono, 2020:68)
objek penelitian merupakan segala sesuatu yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penyusunan Tugas Akhir yang
dilakukan, peneliti memilih objek penelitian Sistem Pemungutan
Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang menggunakan sistem
Self Assesment System. Sistem pemungutan Pajak Restoran di
Kabupaten Nganjuk menggunakan sebuah sistem online yang
bernama E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini dilakukan pada Wajib Pajak
Orang Pribadi maupun Badan yang terdaftar di sistem online E-
SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk tersebut. Peneliti akan
menguji Sistem Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk
yang menggunakan sistem online yang bernama E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk
tersebut, dan kendala maupun hambatan apa saja yang dialami
oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk dalam
penggunaan sistem online tersebut.

3.2 Jenis Penelitian


Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2020:18) metode penelitian kualitatif
adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana
peneliti sebagai instrumen kunci, analisis data yang bersifat
kualitatif, dengan hasil penelitian yang cenderung lebih
menekankan pada makna hasil penelitian daripada kesimpulan yang
secara umum dan luas.
Metode penelitian deskriptif menurut (Sugiyono, 2020:206)
adalah proses analisis data dengan mendiskripsikan atau
menggambarkan bagaimana data yang terkumpul sebagaimana apa
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Penggunaan jenis penelitian kualitatif
deskriptif dikarenakan untuk mengetahui bagaimana sistem
Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem Self Assesment System. Sistem pemungutan
Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk menggunakan sebuah sistem
online yang bernama E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini dilakukan pada
Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan yang terdaftar di sistem
online E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk tersebut. Jadi Pada
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif,
karena pada judul yang digunakan oleh Peneliti membutuhkan
kesimpulan dari hasil analisis dokumen yang terkumpul dengan
berupa kata-kata atau gambar, serta juga menekankan pada angka
dan data yang menjadi objek penelitian. Dari dokumen dan data
yang diperoleh tersebut akan dianalisis lebih lanjut dan dijadikan
menjadi analisis data.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif deskriptif
menurut Bogdan dan Biklen dalam (Sugiyono,2020) penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif menggunakan jenis data yang
terkumpul berupa kata-kata atau gambar, dan tidak terlalu
menekankan pada angka. Dalam penelitian ini, sumber data yang
digunakan yaitu berupa data primer dan data sekunder, sebagai
berikut :
1. Data Primer
Menurut (Sugiyono, 2020:296) data primer
merupakan sumber data yang diberikan kepada peneliti
secara langsung. Pada penelitian ini menggunakan
sumber data primer. Untuk memperoleh data primer ini,
peneliti melakukan observasi dan wawancara secara
langsung dengan pihak terkait yaitu Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Nganjuk. Sumber data primer yang
diambil berupa data yang diperoleh secara langsung dari
kantor Dinas Pendapatan Daerah di Kabupaten Nganjuk
tentang Sistem Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk yang menggunakan sistem online yang bernama
E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk dan Wajib Pajak Orang Pribadi
maupun Badan yang terdaftar di sistem online E-SPTPD
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk tersebut
dalam melaporkan pajaknya. Selain itu, data yang
diperoleh dalam bentuk informasi dari Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Nganjuk, seperti bagaimana sistem
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk dan
bagaimana prosedur penerapannya.
2. Data Sekunder
Menurut (Sugiyono, 2020:296) data sekunder
merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung, misalnya lewat perantara orang lain atau
berupa dokumen. Data sekunder berupa data yang
diperoleh dan diambil dari buku, peraturan yang berlaku
terkait topik penelitian, serta jurnal dengan informasi
yang relevan guna untuk mendukung data primer. Dalam
hal ini peneliti menggunakan sumber buku yang relevan
berkaitan dan sesuai dengan judul Tugas Akhir yang
diambil, Undang-Undang Perpajakan, Peraturan Menteri
Keuangan, Peraturan Direktorat Jenderal Pajak yang
berlaku serta jurnal terbaru yang berkaitan dan relevan
dengan topik penelitian untuk mendukung penelitian
yang dilakukan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data sebagai langkah yang paling
penting dalam melakukan penelitian, karena tujuan utama dari
adanya penelitian adalah untuk memperoleh data (Sugiyono,
2020:296). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data, antara lain :
1. Observasi
Menurut Nasution dalam (Sugiyono, 2020:297)
menyatakan bahwa, observasi merupakan dasar semua
ilmu pengetahuan. Sedangkan menurut pendapat
Sanafiah Faisal dalam (Sugiyono, 2020:297)
mengelompokkan observasi menjadi tiga macam, yakni
observasi partisipasi, observasi secara terang-terangan
dan tersamar, serta observasi tak terstruktur.
Pada proses observasi yang dilakukan, peneliti
melakukan pengumpulan data dengan observasi
partisipasi pasif, yang berarti peneliti datang ke tempat
kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut (Sugiyono, 2020:299). Observasi yang
dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengamati
bagaimana Sistem Pemungutan Pajak Restoran di
Kabupaten Nganjuk yang menggunakan sistem online
yang bernama E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk, seperti bagaimana
sistem pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk, bagaimana prosedur penerapannya dari sistem
tersebut sehingga dapat diketahui cara penerapan Sistem
Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem Self Assesment System dengan
benar, serta mengetahui kendala maupun hambatan
yang terjadi dalam penggunaannya.
2. Wawancara
Menurut Esterberg dalam (Sugiyono, 2020:304)
mengartikan bahwa, wawancara merupakan pertemuan
dua orang dengan tujuan untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat diwujudkan
makna dalam suatu topik tertentu. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara dilakukan apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan apa yang harus diteliti, dan untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.
Pada proses wawancara, peneliti melakukan
pengumpulan data dengan wawancara tidak terstruktur
agar mendapatkan informasi yang secara mendalam
terkait Sistem Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk yang menggunakan sistem online yang bernama
E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk. Menurut (Sugiyono, 2020:307)
dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh,
sehingga dalam proses wawancara peneliti lebih banyak
mendengarkan dan memperhatikan semua apa saja yang
diceritakan oleh responden. Namun, dalam melakukan
wawancara tetap berpedoman pada garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan untuk mendapatkan
informasi yang lebih detail dan mendalam dari
responden. Wawancara dilakukan secara langsung
dengan narasumber yang bersangkutan. Dengan
menanyakan terkait penerapan Sistem Pemungutan Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk yang menggunakan
sistem online yang bernama E-SPTPD (Elektronik Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk yang
dilaksanakan sesuai dengan rumusan masalah peneliti.
Dalam proses wawancara yang dilakukan, peneliti
menggunakan alat bantu berupa buku catatan dan voice
recorder untuk membantu dalam pengumpulan hasil
wawancara yang dilakukan.
3. Dokumen
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penerapan
teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar,
ataupun karya-karya penting seseorang (Sugiyono,
2020:314). Pada proses pengumpulan data, peneliti akan
mengumpulkan dokumen terkait penerapan Sistem
Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem online yang bernama E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk, seperti berupa screenshot saat
proses pelaporan pajak yang dilakukan Wajib Pajak
Orang Pribadi maupun Badan yang terdaftar di sistem
online E-SPTPD Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Nganjuk tersebut dan juga dari hasil proses wawancara
yang dilakukan dengan pihak terkait. Selain dengan data
primer tersebut, juga menggunakan data sekunder yang
berupa referensi berupa sumber buku perpajakan yang
relevan berkaitan dan sesuai dengan judul Tugas Akhir
yang diambil, Undang-Undang Perpajakan, Peraturan
Menteri Keuangan, Peraturan Direktorat Jenderal Pajak
yang berlaku serta jurnal terbaru yang berkaitan dan
relevan dengan topik penelitian untuk mendukung
penelitian yang dilakukan.

3.5 Teknik Analisa Data


Teknik analisis data menurut Bogdan dalam (Sugiyono,
2020:319) ialah proses mencari dan menyusun secara keseluruhan
dan sistematis pada data yang diperoleh dari observasi dilapangan,
hasil wawancara, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan
mudah dipahami dan hasil yang diperoleh dapat di informasikan
kepada orang lain dengan mudah. Proses analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, menjabarkan nya ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana
yang penting serta sesuai dengan apa yang akan dipelajari,
kemudian membuat kesimpulan yang hasilnya mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian kualitatif
menurut (Sugiyono, 2020:320) analisis data dilakukan terhadap
hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan
untuk menentukan fokus penelitian. Pada penelitian kualitatif, fokus
penelitian yang ditentukan masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2020:321)
menerangkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif, dan dilakukan terus menerus sampai
tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun
teknik analisis dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Langkah utama dalam sebuah penelitian adalah
mengumpulkan data. Dalam penelitian kualitatif
pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi (Sugiyono,
2020:322). Pengumpulan data dilakukan di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk dengan
melaksanakan observasi partisipasi pasif yang berarti
peneliti datang ke tempat kegiatan yang diamati, tetapi
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (Sugiyono,
2020:299). Observasi yang dilakukan oleh peneliti
bertujuan untuk mengamati bagaimana Sistem
Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem online yang bernama E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk, seperti bagaimana sistem
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk,
bagaimana prosedur penerapannya dari sistem tersebut
sehingga dapat diketahui cara penerapan Sistem
Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem Self Assesment System dengan
benar, serta dapat mengetahui kendala maupun
hambatan yang terjadi dalam penggunaannya.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara tidak
terstruktur dengan narasumber yang bersangkutan,
dengan menanyakan terkait penerapan Sistem
Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem online yang bernama E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk yang dilaksanakan sesuai dengan
rumusan masalah peneliti. Serta tidak lupa melakukan
dokumentasi berupa foto dan rekaman agar observasi
dan wawancara yang dilakukan mendapatkan data yang
kredibel.
2. Reduksi Data
Pada data yang diperoleh dari proses pengumpulan
data kemudian dilakukan reduksi data. Menurut
(Sugiyono, 2020:323) mereduksi data berarti
merangkum, memilih dan memilah hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dalam proses reduksi data, penulis akan
berfokus pada implementasi Sistem Pemungutan Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk yang menggunakan
sistem online yang bernama E-SPTPD (Elektronik Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk
tersebut, dan kendala maupun hambatan apa saja yang
dialami oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Nganjuk dalam penggunaan sistem online E-SPTPD
tersebut.
3. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya
dilakukan penyajian data. Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data berupa uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono,
2020:325). Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan
berupa bagan pada alur penerapan Sistem Pemungutan
Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
menggunakan sistem online yang bernama E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk, seperti berupa screenshot saat
proses pelaporan pajak yang dilakukan Wajib Pajak
Orang Pribadi maupun Badan yang terdaftar di sistem
online E-SPTPD Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Nganjuk tersebut
4. Penarikan Kesimpulan
Langkah selanjutnya setelah melakukan penyajian
data ialah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
dalam penelitian kualitatif digunakan untuk menjawab
rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal,
tetapi masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono,
2020:329). Penarikan kesimpulan dilakukan dari rumusan
masalah dengan didukung oleh hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan, sehingga dapat
menghasilkan bukti-bukti yang valid dan konsisten agar
dapat memberikan kesimpulan mengenai implementasi
Sistem Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk yang menggunakan sistem online yang bernama
E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak


Daerah) Kabupaten Nganjuk

E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)


Kabupaten Nganjuk adalah suatu sistem aplikasi yang dibangun berbasis
web yang dikembangkan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk
sebagai sarana wajib pajak untuk mendaftarkan, membayar dan
melaporkan kewajiban pajak daerahnya secara online serta dapat diakses
dimana saja. E-SPTPD adalah suatu sistem online yang di bangun
berbasis web yang di kembangkan sebagai sarana wajib pajak dengan
sistem self assesment system (Pajak Hotel, Hiburan, dan Restoran) untuk
melaporkan kewajiban pajak daerahnya secara online serta dapat diakses
secara mandiri dengan mengunakan komputer, laptop, tablet atau
smartphone yang terkoneksi jaringan internet. Sistem aplikasi E-SPTPD
Kabupaten Nganjuk merupakan inovasi asli yang dibangun oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk dan Dinas Komunikasi
Informatika dan Persandian Kabupaten Nganjuk yang bekerja sama
dengan pihak ketiga dalam rangka menuju Nganjuk Smart City.

E-SPTPD atau Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah Kabupaten


Nganjuk merupakan sistem aplikasi yang dibangun berbasis web dan
dikembangkan sebagai sarana bagi Wajib Pajak untuk melaporkan
kewajiban pajak daerahnya secara online dan dapat diakses dimana saja.
Aplikasi ini terkoneksi secara real time dengan Sistem Informasi
Manajemen Pajak Daerah yang sudah berjalan di Badan Pendaptan
Daerah Kabupaten Nganjuk. Dengan melaporkan Pajak Daerah setiap
bulan melalui E-SPTPD, Wajib Pajak semakin dimudahkan karena tidak
perlu datang ke Loket Pelayanan Pajak Daerah. Untuk dapat mengakses
E-SPTPD Kabupaten Nganjuk kita dapat mengunjungi alamat situs
https://bapenda.nganjukkab.go.id/esptpd/.
Tiga langkah praktis menggunakan sistem online E-SPTPD Kabupaten
Nganjuk :

1. Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan dengan mengajukan pendaftaran email
usaha dan aktivasi akun, dilakukan satu kali di awal.
2. Pelaporan
Wajib Pajak cukup mengisi omset dan sistem secara otomatis akan
menghitung pajak yang harus dibayar.
3. Pembayaran
Melakukan pembayaran di seluruh Bank Indonesia seperti dapat
melalui Bank BNI, BCA, BRI, MANDIRI, BANK JATIM baik secara
tunai, transfer maupun mobile banking dengan menunjukkan kode
bayar. Bisa juga melalui E-Commerce berupa Tokopedia maupun
menggunakan QRIS.

4.2 Sistem Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk

Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk menggunakan


sistem E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah)
Kabupaten Nganjuk.

Alur Pembayaran Pajak


Restoran Di Kabupaten
Nganjuk

1. Melakukan pendaftaran ke pihak BAPENDA Nganjuk untuk


dibuatkan username dan password akun E-SPTPD. Akun E-
SPTPD digunakan untuk wajib pajak dalam melaporkan Pajak
Restoran. Aplikasi e-SPTPD dapat diakses di
https://bapenda.nganjukkab.go.id/esptpd
2. Masukkan username dan password akun e-SPTPD yang sudah
diperoleh dari BAPENDA Nganjuk.
3. Lalu pilih menu Lapor Pajak. Pada menu ini wajib pajak dapat
menginputkan Tahun Pajak, Masa Pajak, Dan Dasar Pengenaan/
Omzet. Setelah menginputkan Dasar Pengenaan/ Omzet maka
akan muncul total pajak yang harus dibayarkan. Lalu klik Simpan.

4. Setelah itu pilih menu Data Pajak. Pada menu ini terdapat
informasi No. SPTPD, NPWPD, Nama WP, Nama OP, Tanggal
Pendataan, Masa Pajak, Kode Bayar, Jumlah Pajak dan Status
Pembayaran.
5. Lalu klik icon Cetak Kode Bayar. Kode bayar ini digunakan
Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran pada Bank.

Hasil Cetak Kode Bayar.

Hasil cetak kode bayar untuk di setorkan ke bank terlampir untuk dapat
membayarkan kewajiban pajak restorannya.
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Penerapan E-SPTPD (Elektronik
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk

Kelebihan yang dapat dirasakan oleh Wajib Pajak dalam


menggunakan sistem online E-SPTPD (Elektronik Surat Pemberitahuan
Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk tersebut yaitu pengisiannya sangat
mudah dilakukan karena Wajib Pajak hanya perlu menginputkan dasar
pengenaan/omzet yang mereka dapatkan setelah itu maka akan muncul
total pajak yang harus dibayarkan dan Wajib Pajak tinggal
membayarkannya di Bank dan E-Commerce yang sudah bekerja sama
dengan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk dan hal itu bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja, bahkan pelaporan dasar
pengenaan/omzet Wajib Pajak per bulan dapat dilaporkan dengan
menggunakan smartphone berbasis android sehingga sangat
memudahkan Wajib Pajak kapanpun dan dimanapun.
Proses pelaporan juga sangat mudah dan cepat karena pengisian
tanggungan Wajib Pajak dapat dilakukan secara langsung di sistem online
E-SPTPD Kabupaten Nganjuk tersebut dan dilengkapi petunjuk pengisan
teknis, jadi Wajib pajak hanya tinggal mengikuti proses yang ada pada
fitur sistem E-SPTPD Kabupaten Nganjuk.

Namun sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk tersebut juga


memiliki kekurangan, yaitu membutuhkan koneksi internet yang lancar
dan stabil, tidak sedikit Wajib Pajak mengalami error saat pengisian omzet
bulanan mereka di sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk sehingga
total pajak yang harus dibayarkan Wajib Pajak tidak muncul muncul di
fitur Lapor Pajak pada sistem online E-SPTPD dikarenakan internet yang
tidak lancar dan tidak stabil, dari segi pengisian, sistem online E-SPTPD
Kabupaten Nganjuk diharuskan mengisi formulir Lapor Pajak hingga finish
dalam sekali unggahan. Jika tidak, maka Wajib Pajak harus mengisi
formulir Lapor Pajak dari awal kembali. Jadi pastikan semua data yang
dibutuhkan Wajib Pajak untuk pelaporan pajaknya sudah tersedia dan
memiliki koneksi internet yang lancar dan stabil.
4.4 Efektivitas Penerapan Sistem Online E-SPTPD Kabupaten
Nganjuk

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh Orang Pribadi
atau Badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang
dapat dipaksakan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang
dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan
Pembangunan Daerah. Salah satu potensi yang dapat meningkatkan taraf
hidup masyarakat dan akan membantu pelaksanaan pembangunan
Kabupaten Nganjuk adalah Pajak Restoran. Dibawah ini dapat dilihat data
tentang Target dan Realisasi Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk Pada Tahun 2023.

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran


2023 Tanggal 1 Januari S/D Tanggal 31 Januari 2023
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran
2023 Tanggal 1 Februari S/D Tanggal 28 Februari 2023

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran


2023 Tanggal 1 Maret S/D Tanggal 31 Maret 2023
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran
2023 Tanggal 1 April S/D Tanggal 30 April 2023

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran


2023 Tanggal 1 Mei S/D Tanggal 31 Mei 2023
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran
2023 Tanggal 1 Juni S/D Tanggal 30 Juni 2023

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran


2023 Tanggal 1 Juli S/D Tanggal 31 Juli 2023
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran
2023 Tanggal 1 Agustus S/D Tanggal 31 Agustus 2023

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran


2023 Tanggal 1 September S/D Tanggal 30 September 2023
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran
2023 Tanggal 1 Oktober S/D Tanggal 31 Oktober 2023

Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran


2023 Tanggal 1 November S/D Tanggal 30 November 2023
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun Anggaran
2023 Tanggal 1 Desember S/D Tanggal 31 Desember 2023

Selanjutnya dibawah ini dapat dilihat tabel tentang Pemaparan


Target dan Realisasi Pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten
Nganjuk Pada Tahun 2023.

Tabel Target dan Realisasi Pemungutan Pajak Restoran


Di Kabupaten Nganjuk Tahun 2023

No. Tahun Anggaran Target Realisasi Persentase


(Bulan) (Rp) (Rp)
1. 2023 (Januari) 3.011.200.000,00 337.681.774,00 11,21%

2. 2023 (Februari) 3.011.200.000,00 695.912.757,00 23,11%

3. 2023 (Maret) 3.011.200.000,00 1.176.534.355,00 39,07%

4. 2023 (April) 3.011.200.000,00 1.710.371.486,00 56,80%

5. 2023 (Mei) 3.011.200.000,00 2.217.685.150,00 73,65%

6. 2023 (Juni) 3.011.200.000,00 2.576.519.188,00 85,56%

7. 2023 (Juli) 3.011.200.000,00 3.150.712.007,00 104,63%


8. 2023 (Agustus) 3.011.200.000,00 3.755.108.433,00 124,70%

9. 2023 (September) 3.011.200.000,00 4.190.161.252,00 139,15%

10. 2023 (Oktober) 5.301.250.000,00 4.847.497.276,00 91,44%

11. 2023 (November) 5.301.250.000,00 5.766.984.722,00 108,79%

12. 2023 (Desember) 5.301.250.000,00 6.914.583.561,00 130,43%

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk

Jadi dapat di simpulkan dari data Target dan Realisasi Pemungutan


Pajak Restoran Di Kabupaten Nganjuk Tahun 2023 pada tabel diatas
dapat dilihat bahwa perkembangan realisasi pemungutan Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2023 penerimaanya
sangat bagus yang mana mencapai 130,43% bahkan sebelum akhir
tahun sudah dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat terhadap Kabupaten Nganjuk.

Pada tabel diatas juga dapat dilihat bahwa perkembangan realisasi


pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2023
sangat baik dan efektif yang mana terlampau jauh dari target yang
telah di tetapkan untuk tahun 2023 bahkan sebelum bulan
Desember/akhir tahun tepatnya pada bulan Juli realisasi pemungutan
Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk sudah mencapai target bahkan
sudah melampaui target yang telah di tetapkan Pemerintah Pusat
terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Pemerintah Pusat
bahkan meningkatkan lagi target realisasi pemungutan Pajak Restoran
di Kabupaten Nganjuk yang sebelumnya Rp3.011.200.000,00 menjadi
Rp5.301.250.000,00 pada bulan Oktober. Meskipun target realisasi
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk di tingkatkan oleh
Pemerintah Pusat nyatanya realisasi pemungutan Pajak Restoran di
Kabupaten Nganjuk juga dapat memenuhi target yang di tetapkan oleh
Pemerintah Pusat bahkan dapat melebihi target yang telah di tetapkan
oleh Pemerintah Pusat.
Jadi dari data tersebut dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa
penerapan sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk dalam sistem
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk sudah terbukti efektif
karena dapat dilihat bahwa perkembangan realisasi pemungutan Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2023 penerimaanya sangat
bagus yang mana mencapai 130,43% bahkan sebelum akhir tahun sudah
dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat terhadap
Kabupaten Nganjuk. Pemerintah Pusat bahkan meningkatkan lagi target
realisasi pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk yang
sebelumnya Rp3.011.200.000,00 menjadi Rp5.301.250.000,00 pada bulan
Oktober. Meskipun target realisasi pemungutan Pajak Restoran di
Kabupaten Nganjuk di tingkatkan oleh Pemerintah Pusat nyatanya realisasi
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk juga dapat memenuhi
target yang di tetapkan oleh Pemerintah Pusat bahkan dapat melebihi
target yang telah di tetapkan oleh Pemerintah Pusat.

4.5 Efektivitas Penerapan Sistem Online E-SPTPD Kabupaten


Nganjuk Menurut Wajib Pajak Kabupaten Nganjuk

Dibawah ini dapat dilihat hasil survey kuisioner kepada 10 Wajib Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk tentang Efektivitas Penerapan Sistem Online
E-SPTPD Kabupaten Nganjuk Menurut Wajib Pajak Kabupaten Nganjuk.
\
Jadi dapat di simpulkan dari hasil survey kuisioner kepada 10 Wajib
Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk tentang Efektivitas Penerapan
Sistem Online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk, bahwa menurut Wajib Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk sistem online E-SPTPD Kabupaten
Nganjuk sudah efektif bahkan 10 orang Wajib Pajak yang menjawab
survey kuisioner Efektivitas Penerapan Sistem Online E-SPTPD semuanya
memberikan penilaian 10 dari 1-10 tentang Efektivitas E-SPTPD. Rata-rata
Wajib Pajak juga menilai bahwa sistem online E-SPTPD di Kabupaten
Nganjuk sangat membantu mereka dalam melaporkan kewajiban
pajaknya. Bahkan semua Wajib Pajak juga menjawab bahwa sistem E-
SPTPD yang diterapkan di Kabupaten Nganjuk sudah efektif dan rata-rata
dari mereka memberikan jawaban bahwa sistem E-SPTPD sangat
memudahkan Wajib Pajak dalam melapor dan membayarkan kewajiban
pajaknya. Dari hasil survey kuisioner juga dapat kita lihat bahwa
kelebihan sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk ialah sangat mudah
dan efektif karena Wajib Pajak tinggal mengisi pajak yang harus mereka
bayar disistem berdasarkan omzet/penghasilan yang mereka peroleh
sebulan dari hasi penjualan rumah makan/restoran mereka. Mereka
sepakat mengatakan bahwa sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk
memang benar-benar membantu dan memudahkan Wajib Pajak Restoran
di Kabupaten Nganjuk dalam melaporkan kewajiban pajaknya. Dari hasil
survey kuisioner juga dapat kita lihat bahwa kekurangan dari sistem online
E-SPTPD Kabupaten Nganjuk itu sendiri berada di jaringan internet yang
harus baik dan lancar, karena jika jaringan internet yang kita miliki sedang
dalam kondisi yang tidak baik dan lancar atau terdapat gangguan jaringan
pada internet kita maka sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk akan
mengalami error dan semua Wajib Pajak yang mengisi kuisioner juga
sepakat bahwa kekurangan sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk
adalah berada pada jaringan internet.

4.6 Penyebab Efektivitas Penerapan Sistem Online E-SPTPD


Kabupaten Nganjuk

Dalam rangka mengetahui penyebab terjadinya Efektivitas


Penerapan Sistem Online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk yang diterapkan
untuk pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk pada penelitian
ini dilakukan kegiatan wawancara yang dilakukan terhadap narasumber
sistem online E-SPTPD. Narasumber yang di wawancarai adalah Ketua
bagian pengelolaan realisasi pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk
Tahun Anggaran 2023. Beliau memaparkan bahwa penyebab Efektivitas
Penerapan Sistem Online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk karena :

1. Sosialisasi Perpajakan Dan Sistem E-SPTPD Kepada


Masyarakat.
Kegiatan sosialisasi ini sangat penting karena
pengetahuan dan wawasan masyarakat akan sistem dan
peraturan perpajakan yang berlaku masih sangat kurang.
Wajib Pajak mengetahui dan memahami peraturan
perpajakan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk. Masyarakat
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan-peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya, pembayar pajak harus
mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Adanya
pemahaman tentang perpajakan diharapkan dapat
mendorong kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya. Dalam Surat Edaran Dirjen Pajak
No. SE-98/PJ./2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Kerja dan Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit
Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, disebutkan
bahwa upaya untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang hak kewajiban perpajakannya
harus terus dilakukan karena beberapa alasan, antara lain
program ekstensifikasi yang terus menerus dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak diperkirakan akan menambah
jumlah Wajib Pajak Baru yang membutuhkan
sosialisasi/penyuluhan, tingkat kepatuhan Wajib Pajak
terdaftar masih memiliki ruang yang besar untuk
ditingkatkan, upaya untuk meningkatkan jumlah penerimaan
pajak dan meningkatkan besarnya tax ratio, peraturan dan
kebijakan di bidang perpajakan bersifat dinamis.
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Nganjuk sendiri
sudah melakukan sosialisasi yang menyeluruh kepada
seluruh masyarakat Nganjuk tentang Self Assesment System
yang diterapkan untuk pemungutan Pajak Restoran di
Kabupaten Nganjuk. Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk
menerapkan pelaporan dan pembayaran pajak secara online
melalui sistem online E-SPTPD (Elektronik Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk. Jadi di
dalam Dalam melaporkan Pajak Daerah, biasanya diperlukan
data seperti nama Wajib Pajak, NPWPD (Nomor Pokok Wajib
Pajak Daerah), alamat Wajib Pajak, nama objek pajak,
alamat objek pajak, dan yang lain. Data tersebut cukup di
upload ke situs pajak daerah Kabupaten Nganjuk yang
bernama E-SPTPD tersebut.

2. Kualitas Layanan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten


Nganjuk
Pelayanan adalah cara melayani (membantu
mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan seseorang). Sementara itu fiskus adalah petugas
pajak. Pelayanan fiskus Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Nganjuk sangat tertata dengan baik, cara
petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan
segala keperluan yang dibutuhkan Wajib Pajak dalam
pelaporan dan pembayaran pajak secara online sangat di
bantu dan diperhatikan. Jika Wajib Pajak mengalami
kesulitan, kendala dan kebingungan dalam pelaporan dan
pembayaran Pajak Restoran dalam sistem online E-SPTPD
(Elektronik Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten
Nganjuk maka terdapat layanan kontak panggilan yang
dapat dihubungi untuk membantu Wajib Pajak dalam
melaporkan dan membayarkan pajaknya. Pemberian jasa
oleh aparat pajak kepada Wajib Pajak besar manfaatnya
sehingga dapat menimbulkan kesadaran Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Kemampuan fiskus
dalam berinteraksi yang baik dengan Wajib Pajak adalah
dasar yang harus dimiliki fiskus dalam melayani wajib pajak
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemauan Wajib
Pajak dalam membayar pajaknya.

3. Kesadaran Masyarakat Untuk Membayar Pajak


Kesadaran membayar pajak merupakan keadaan
dimana Wajib Pajak mau membayar pajak karena merasa
tidak dirugikan dari pembayaran pajak yang dilakukannya.
Irianto (2005) dalam Rantum dan Priyono (2009)
menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak
yang mendorong Wajib Pajak untuk membayar pajak.
Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk
partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan
menyadari hal ini, Wajib Pajak mau membayar pajak karena
merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak yang
dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan
negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.
Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak
sangat merugikan negara. Wajib Pajak mau membayar pajak
karena memahami bahwa penundaan pajak berdampak pada
kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan
terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran
bahwa pajak ditetapkan dengan Undang-Undang dan dapat
dipaksakan. Wajib Pajak akan membayar karena
pembayaran pajak disadari memiliki landasan hukum yang
kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian Efektivitas Penerapan Sistem
Online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk

Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas Penerapan Sistem Online E-


SPTPD Kabupaten Nganjuk yang telah dipaparkan sebelumnya telah
memberikan informasi bahwa Penggunaan Sistem Pemungutan Pajak
Restoran di Kabupaten Nganjuk yang menggunakan sistem online E-
SPTPD dinilai efektif dan efisien terbukti dari data perkembangan realisasi
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk pada tahun 2023
penerimaanya sangat bagus yang mana mencapai 130,43% bahkan
sebelum bulan Desember/akhir tahun tepatnya pada bulan Juli realisasi
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk sudah mencapai target
bahkan sudah melampaui target yang di tetapkan Pemerintah Pusat
terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk. Juga berdasarkan hasil
survey kuisioner Efektivitas Penerapan Sistem Online E-SPTPD Kabupaten
Nganjuk kepada 10 Wajib Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk. Dapat
dilihat bahwa menurut Wajib Pajak Restoran Kabupaten Nganjuk bahwa
sistem E-SPTPD Kabupaten Nganjuk sudah efektif. Rata-rata Wajib Pajak
juga menilai bahwa sistem online E-SPTPD di Kabupaten Nganjuk sangat
membantu mereka dalam melaporkan kewajiban pajaknya. Bahkan semua
Wajib Pajak juga menjawab bahwa sistem E-SPTPD yang diterapkan di
Kabupaten Nganjuk sudah efektif dan rata-rata dari mereka memberikan
jawaban bahwa sistem E-SPTPD sangat memudahkan Wajib Pajak dalam
melapor dan membayarkan kewajiban pajaknya. Dari hasil tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Sistem Online E-SPTPD
Kabupaten Nganjuk pada Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk sudah
sangat baik dan efektif.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk, kelebihan dan
kekurangan dari penerapan sistem online E-SPTPD (Elektronik Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah) Kabupaten Nganjuk dalam sistem
pemungutan Pajak Restoran di Kabupaten Nganjuk, dan Efektivitas
Penerapan Sistem Online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan
hasil analisis dari penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Kelebihan dari penerapan sistem online E-SPTPD Kabupaten
Nganjuk pajak ini ialah pemungutan pajak bisa berjalan lebih
efektif karena Wajib Pajak melakukan perhitungan pajak
mereka secara mandiri. Namun, sistem online E-SPTPD
Kabupaten Nganjuk juga memiliki kekurangan yaitu
membutuhkan koneksi internet yang lancar dan stabil, tidak
sedikit Wajib Pajak mengalami error saat pengisian E-SPTPD.
2. Sistem online E-SPTPD Kabupaten Nganjuk sudah terbukti
efektif berdasarkan penelitian yang telah di lakukan penulis.
3. Sosialisasi perpajakan dan penerapan sistem online E-SPTPD
Kabupaten Nganjuk berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam melaporkan dan membayar pajaknya.
4. Pelayanan yang di sediakan Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Nganjuk juga berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajaknya

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan oleh Penulis dari penelitian yang


telah dilakukan antara lain :

1. Dengan diterapkannya sistem self assessment system di


Indonesia seperti contoh penerapan sistem online E-SPTPD di
Kabupaten Nganjuk, diharapkan kepatuhan Wajib Pajak dapat
ditingkatkan dalam pembayaran kewajiban pajaknya, terutama
untuk seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan.
2. Untuk Direktorat Jenderal Pajak dan Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Nganjuk diharapkan dapat terus meningkatkan
sosialisasi perpajakan secara meluas, karena berdasarkan
penelitian yang dilakukan Penulis tidak semua masyarakat
sudah mengetahui secara detail tata cara pembayaran pajak
yang tepat dan benar.
3. Faktor lain selain sosialisasi perpajakan yaitu peningkatan
pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari pegawai Direktorat
Jendral Pajak maupun fiskus pajak lainnya. Pelayanan terhadap
Wajib Pajak perlu ditingkatkan guna meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak. Pemberian jasa oleh aparat pajak kepada Wajib
Pajak besar manfaatnya sehingga dapat menimbulkan
kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.
4. Untuk pembaca diharapkan dapat meningkatkan dalam hal
pengetahuan tentang perpajakan dan meningkatkan kepatuhan
dalam hal pembayaran pajak.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani , dalam Waluyo. 2013. Tentang Pengertian Pajak

Anggoro, Damas Dwi. 2017. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Malang:
UB Press.

Halim. 2017. Akuntansi Keuangan Daerah, (Jakarta: Salemba Empat).

Anggraini. 2016. Kontribusi Pajak Dalam Pemerataan Pembangunan Di


Indonesia. Jurnal Hukum, 13.

Supramono & Damayanti, Theresia Woro. 2015. Perpajakan Indonesia,


Yogyakarta: Andi Offset

Waluyo, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2013, hlm. 2

Anon. 2021. “Pengertian Dan Fungsi Pajak Di Indonesia.” Ayo! Pajak.


Retrieved March 31, 2022 (https://ayopajak.com/fungsi-pajak/).

Maulida, Rani. 2018. “Sistem Pemungutan Pajak.” Online Pajak. Retrieved


April 2, 2022(https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-
pribadi/sistem-pemungutan-pajak).

Sumarsan, thomas. 2017. Perpajakan Indonesia. Pedoman Perpajakan


Yang Lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. Jakarta: PT.
Indeks.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28. 2007. “Ketentuan Umum


Dan Tata Cara Perpajakan.”

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28. 2009. “Pajak Daerah Dan


Retribusi Daerah.”

Resmi, Siti (2017), Perpajakan: Teori dan Kasus. buku satu. Jakarta:
Salemba Empat.

Sumarsan, Thomas, 2015. Perpajakan Indonesia: Pedoman Perpajakan


yang Lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru, Edisi 2. Mitra
Wacana Media

Rochmat Soemitro, Pajak dan Pembangunan, Bandung, Eresco, 2012

Djajadiningrat. 2017. Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empa


Anitasari, A. M., Topowijono, & Husaini, A. (2018). Analisis Penerapan Self
Assessment System Pajak. Jurnal Perpajakan (Jejak) Vol. 10, No. 1,
1-11.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta).

Chomsatu, Yuli. (2017) Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemahaman


Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System.
Jurnal. Vol. 24 No.43

Niluh&Andryani. (2018) Pemahaman Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap


Pelaksanaan Self Assessment System. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.
7 No.1 Januari 2018

Putri, N. E., & Pharamitha, A. (2018). Keterkaitan Self Assessment System,


Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. STEI Ekonomi Vol 27 No 02, 237.

Rizki, I. (2018). Self Assesment system Sebagai Dasar Pungutan Pajak di


Indonesia. Al-'Adl, 82.

Anjanni et al. (2019). Pengaruh Penerapan Self Assessment System,


Pengetahuan Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akademik Akuntansi, 12.

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian. Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai