Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK

(TAX COMPLIANCE)
DAN KEBIJAKAN TAHUN PEMBINAAN WAJIB PAJAK (TPWP) 2015
TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK
(STUDI KASUS WAJIB PAJAK BADAN
DI KPP PRATAMA LAMONGAN)
*( M. Mukhlis
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Tax Compliance yang mempengaruhi
Peningkatan Penerimaan Pajak dan untuk mengetahui apakah Kebijakan Tahun Pembinaan Wajib
Pajak (TPWP) 2015 mempengaruhi Peningkatan Penerimaan Pajak. Penulis menggunakan metode
deskriptif kuantitatif dan model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Penelitian
ini membuktikan bahwa Tax Compliance (Kepatuhan Wajib Pajak) dan Kebijakan Tahun
Pembinaan Wajib Pajak (TPWP) 2015 memiliki pengaruh yang positif cukup kuat dan signifikan
terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak di KPP Pratama Lamongan.
Kata Kunci :

Kepatuhan Wajib Pajak, Kebijakan Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015, TPWP
2015, Peningkatan Penerimaan Pajak
assessment system menjadi self assessment

PENDAHULUAN
Pajak memiliki peran yang sangat

system

yang

mulai

reformasi

kehidupan negara tidak akan bisa berjalan

diterapkannya sistem self assessment dalam

dengan baik. Pajak memegang peranan

undang-undang perpajakan di Indonesia,

penting bagi pemerintah Indonesia karena

Wajib

terbukti dari tahun ke tahun penerimaan

memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya

pajak

(tax

meningkat

dan

terus

Pajak

perpajakan.

sejak

vital dalam sebuah negara, tanpa pajak

semakin

sistem

diterapkan

memiliki

compliance)

peran

untuk

Sejak

dalam

menghitung,

mendominasi Anggaran Pendapatan dan

membayar, dan melaporkan sendiri jumlah

Belanja Negara (APBN).

pajak yang seharusnya terutang. Kepatuhan

Upaya

pemerintah

untuk

wajib pajak (Tax Compliance) menjadi aspek

meningkatkan penerimaan dalam negeri dari

penting

sektor pajak, antara lain dengan merubah

Indonesia menganut sistem Self Asessment di

sistem pemungutan pajak dari

mana

official

mengingat
dalam

sistem

prosesnya

perpajakan

secara

mutlak

memberikan

kepercayaan

kepada

wajib

pajak untuk menghitung, membayar dan


melapor kewajibannya.

dan pembuatan rekomendasi (Sugiyono ;


2014:7).
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah

Selain dengan mengukur tingkat

metode

analisis

dengan

melakukan

kepatuhan wajib pajak (Tax Compliance),

pendekatan ilmiah terhadap pengambilan

Pemerintah juga melakukan upaya dengan

keputusan manajerial dan ekonomi (Kuncoro

melakukan terobosan lain dalam penggalian

; 2011:3). Penelitian dengan menggunakan

potensi

pendekatan

kuantitatif

mengeluarkan kebijakan pajak bagi Wajib

menggunakan

angka,

Pajak yaitu pengurangan atau penghapusan

pengumpulan data, penafsiran terhadap data

Saksi

tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

perpajakan,

Administrasi

diharapkan

dapat

meningkatkan
Direktorat

yakni

Perpajakan

yang

memudahkan

dan

kepatuhan
Jenderal

dengan

Wajib
Pajak

Pendekatan

kuantitatif
bahwa

dituntut
mulai

dari

didasari

Pajak.

pertimbangan

(DJP)

melakukan suatu kuantifikasi (pengukuran)


bersifat

peneliti

oleh

matematis

hendak

mengkampanyekan Tahun Pembinaan Wajib

yang

Pajak (TPWP) 2015 yang semata-mata

permasalahan

diharapkan dapat meningkatkan penerimaan

melakukan penghitungan terhadap data-data

pajak di Indonesia.

yang bersifat pembuktian dari masalah.

yang

diteliti

terhadap
dengan

Berdasarkan latar belakang tersebut


maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.

2.

Populasi dan Sampel

Untuk mengetahui sampai sejauh mana

Populasi dalam penelitian ini adalah

pengaruh Tax Compliance terhadap

seluruh wajib pajak badan yang terdaftar di

peningkatan penerimaan pajak.


Untuk mengetahui sampai sejauh mana

KPP Pratama Lamongan sebesar 62.627 WP

kebijakan

Tahun

Pembinaan

Wajib

Pajak (TPWP) 2015 mempengaruhi


peningkatan penerimaan pajak.

Badan. Teknik pengambilan sampel dalam


penelitian ini adalah dengan menggunakan
Nonprobability Sampling. Metode yang
digunakan peneliti dalam pemilihan sampel
penelitian

adalah

pemilihan

sampel

METODE PENELITIAN

bertujuan (purposive sampling), dengan

Jenis Penelitian

teknik

Penelitian

ini

bersifat

berdasarkan

pertimbangan

deskriptif

(judgement sampling) yang merupakan tipe

kuantitatif. Metode deskriptif merupakan

pemilihan sampel secara tidak acak yang

suatu metode yang menjelaskan karakteristik

informasinya

diperoleh

dengan

suatu fenomena atau masalah yang ada,

menggunakan

pertimbangan

tertentu,

sehingga dapat memberikan gambaran yang

umumnya disesuaikan dengan tujuan atau

cukup jelas atas objek yang diteliti dan

masalah penelitian (Nur Indriantoro dan

kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan

Bambang Supomo, 2002:131). Berdasarkan

metode judgement sampling tersebut, maka

wajib pajak Badan mulai bulan Januari

sampel yanng digunakan dalam penelitian

Desember

tahun

ini adalah sampel tahun 2015.

digunakan

dalam

Sampel dalam penelitian ini adalah data

2015.

Kriteria

pengambilan

yang
sampel

adalah :
Tabel 1

Kriteria Pengambilan Sampel


Data rencana dan realisasi penerimaan pajak badan

(Periode Tahun 2015)


Data jumlah wajib pajak badan yang terdaftar dan jumlah wajib pajak badan

yang menyampaikan SPT masanya tepat waktu (Periode Tahun 2015)


Data jumlah rupiah kurang bayar yang merupakan

nilai dari Kebijakan TPWP 2015


(Periode Tahun 2015)

Metode Pengumpulan Data

keterangan yang terpercaya. Dalam

Metode pengumpulan data dalam penelitian

wawancara ini peneliti menggunakan

ini adalah :

pedoman

a)

terstruktur, dimana menurut Arikunto

Studi Pustaka
Yaitu

dengan

yang

tidak

dan

(2013:202) pedoman wawancara tidak

baik

terstruktur yaitu pedoman wawancara

literatur, artikel, maupun situs internet

yang hanya memuat garis besar yang

yang relevan dan berhubungan dengan

akan ditanyakan.

memahami

mempelajari

wawancara

sumber

informasi

pembahasan.
b) Metode Dokumentasi

Operasional Variabel

Yaitu suatu proses untuk memperoleh

Variabel Independen

data-data atau dokumen yang telah

Dalam penelitian ini yang menjadi

dipublikasikan oleh pihak lain yang

variabel bebas adalah :


a.
Tingkat kepatuhan

terkait

dengan

permasalahan

yang

sedang diteliti. Data yang dikumpulkan


berupa data sekunder yaitu arsip atau
dokumen yang dimiliki oleh KPP
Pratama Lamongan.
c)

1.

data dengan cara mengadakan tanya


jawab secara langsung dengan berbagai
yang

berkepentingan

penelitian

ini

adalah

waktu

pelaporan

SPT

Masa,

dimana

dilakukan

Yaitu kegiatan untuk mengumpulkan

pihak

pajak badan (X1).


Alat ukur yang digunakan dalam

melihat

Wawancara/interview

dan

dianggap dapat memberikan data atau

wajib

dari

penelitian

oleh

Putu

yang
Putra

Mahendra dan I Made Sukartha


(2014) ; Pengukuran kepatuhan
wajib pajak yang digunakan adalah
perbandingan ketepatan pelaporan
SPT Masa 25/29 Wajib Pajak Badan

per bulannya dengan Jumlah Wajib

berhasil dihimpun atau diterima dalam

Pajak Badan Efektif yang terdaftar

satu bulan dibandingkan dengan target

tiap bulannya periode Tahun 2015,

penerimaan Pajak Penghasilan (PPh)

sehingga menggunakan rumus :

Badan setiap bulan periode Tahun 2015.

menggunakan
:
ketepatanSehingga
pelaporan
SPT Masarumus
25 /29
pengukuran kepatuhanwajib pajak=
realisasi penerim
jumlah wajib
pajak badanterdaftar
peningkatan
penerimaan pajak=
rencana penerim
b.

Kebijakan Tahun Pembinaan


Wajib Pajak (TPWP) 2015 (X2).
Alat ukur yang digunakan adalah

Metode Analisis Data

data jumlah Rupiah kurang bayar.

Metode analisis data dalam penelitian ini

Mengacu

yang

adalah menggunakan statistik deskriptif, uji

Mangunsong

asumsi klasik, dan uji hipotesis. Adapun

pada

dilakukan

penelitian

Soddin

(2009) ; Kebijakan TPWP 2015

penjelasannya adalah sebagai berikut:

atau yang biasa disebut dengan

1.

Sunset Policy dilihat dari jumlah

Statistik

Rupiah kurang bayar, sehingga

peneliti untuk memberikan informasi

dalam penelitian ini dilihat dari data

mengenai

pelaporan SPT Masa 25/29 Kurang

penelitian

Bayar per Bulan yang dilakukan

demografi responden.

oleh Wajib Pajak Badan tahun

2.

diskriptif

digunakan

karakteristik
yang

utama

oleh

variabel
dan

daftar

Uji Asumsi Klasik


Untuk melakukan uji asumsi klasik atas

2015.
2.

Statistik Deskriptif

Variabel Dependen (Y)

data

Variabel terikat (dependent variable)

melakukan

merupakan

variabel

multikolonieritas, uji autokorelasi dan

perhatian

utama

yang

menjadi

dalam

sebuah

pengamatan. Pengamatan akan dapat


mendeteksi

ataupun

menerangkan

sekunder
uji

ini,

maka

peneliti

normalitas,

uji

uji heteroskedastisitas.
3.

Analisis Regresi Linier Berganda


Untuk

melihat

pengaruh

tingkat

variabel dalam variabel terikat beserta

kepatuhan wajib pajak badan dan

perubahan yang akan terjadi nantinya.

kebijakan tahun pembinaan wajib pajak

Variabel terikat dalam penelitian ini

(TPWP) 2015 terhadap penerimaan

adalah peningkatan penerimaan pajak.

pajak,

Menurut penelitian yang dilakukan oleh

persamaan regresi linier berganda :

Putu Putra Mahendra dan I Made

Y = + 1 X1 + 2 X2 +

Sukartha

(2014)

maka

digunakan

bentuk

Peningkatan

penerimaan pajak penghasilan badan


dapat dilihat dari jumlah penerimaan
Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang

Dimana :
Y

Peningkatan

Penerimaan

Pajak Penghasilan Pada

KPP Pratama

X2

Kebijakan TPWP 2015

Konstanta

1, 2

Koefesien Regresi

X1

Tingkat Kepatuhan Wajib

Error

Pajak Badan

PEMBAHASAN

macam SPT yang dilaporkan oleh Wajib

Hasil Penelitian

Pajak Badan, seperti : PPh Pasal 21,

1.

Deskripsi Data Tax Compliance

PPh Pasal 22, PPH Pasal 23, PPh Pasal

Salah satu cara untuk melihat Tax

26, PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15,

Compliance (Kepatuhan Wajib Pajak)

PPN dan PPnBM.

adalah dengan membandingkan data

mengambil kesimpulan bahwa setiap

ketepatan pelaporan SPT Masa Badan

bulannya tingkat kepatuhan wajib pajak

dengan Jumlah Wajib Pajak Badan yang

badan

terdaftar setiap bulannya periode Tahun

Kepatuhan pajak merupakan fenomena

2015.

yang sangat kompleks yang dilihat dari

Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar

banyak perspektif.

terbesar di bulan Desember dengan total

2.

cenderung

Sehingga peneliti

naik

dan

turun.

Deskripsi Data Kebijakan Tahun

4,178 WP ini dikarenakan setiap bulan

Pembinaan Wajib Pajak (TPWP)

jumlah

2015

WP

yang

terdaftar

terus

penyampaian

Untuk melihat pengaruh Kebijakan

SPT yang Tepat Waktu paling banyak

TPWP 2015 atau yang disebut dengan

dilakukan di bulan Juni dengan total

Sunset Policy jilid II digunakan data

392 SPT. Untuk jumlah Wajib Pajak

Jumlah Rupiah Kurang Bayar SPT

yang terdaftar paling sedikit adalah pada

Masa 25/29 per Bulan yang merupakan

bulan Januari dengan total 3,101 WP

nilai dari Kebijakan TPWP 2015.

sedangkan penyampaian SPT Tepat

Jumlah rupiah kurang bayar terbanyak

Waktu paling sedikit adalah bulan

adalah pada bulan Februari dengan nilai

Desember dengan total 134 SPT.

Rp

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa

rupiah kurang bayar paling sedikit pada

rata-rata perbandingan antara jumlah

bulan

wajib pajak yang terdaftar dengan SPT

274,885,446.

bertambah,

sedangkan

Masa Pasal 25/29 yang disetor tepat

3.

322,342,834, sedangkan jumlah


Oktober

dengan

nilai

Rp

Deskripsi Data Rencana dan Realisasi

waktu adalah 14:1, ini dikarenakan

Penerimaan Pajak Tahun 2015

peneliti hanya membatasi selama tahun

Untuk melihat peningkatan penerimaan

2015 mulai bulan Januari Desember

pajak

dengan menggunakan sampel pelaporan

penerimaan Pajak Penghasilan (PPh)

SPT Masa Pasal 25/29 dari berbagai

badan yang berhasil dihimpun atau

dapat

dilihat

dari

jumlah

diterima oleh KPP Pratama Lamongan

Desember,

dalam satu bulan dibandingkan dengan

72.988.376.647.

target penerimaan Pajak Penghasilan

Target rencana penerimaan paling kecil

(PPh) badan setiap bulannya periode

adalah pada Bulan Februari, yaitu

Tahun 2015.

sebesar Rp. 9.520.924.927, sedangkan

Pada Bulan Januari, April, Juli, Agustus,

target paling besar adalah pada Bulan

September, Oktober, Nopember dan

Desember,

Desember target Rencana Penerimaan

86.577.433.341. Target Penerimaan dan

Pajak belum terealisasi. Sedangkan pada

Realisasi Penerimaan tertinggi terjadi di

Bulan Februari, Maret, Mei dan Juni

Bulan Desember.

target

Rencana

Penerimaan

Januari,

adalah

yaitu
tinggi

sebesar

Rp.

Hubungan dari tiap variabel yang

pada

Bulan

diteliti dalam penelitian ini dilihat dari hasil

sebesar

Rp.

pengolahan data menggunakan SPSS versi

9.965.833.064, sedangkan penerimaan


paling

yaitu

Rp.

Analisis Data

yang ditentukan. Penerimaan pajak


rendah

sebesar

sudah

terealisasi bahkan melebihi dari taget


paling

yaitu

adalah

pada

23

Bulan
Tabel 4
Correlations
Peningkatan_

Pearson
Correlation
Sig. (1tailed)
N

Peningkatan_Penerimaan_Pajak
Kepatuhan_Wajib_Pajak
TPWP_2015
Peningkatan_Penerimaan_Pajak
Kepatuhan_Wajib_Pajak
TPWP_2015
Peningkatan_Penerimaan_Pajak
Kepatuhan_Wajib_Pajak
TPWP_2015

Kepatuhan_

Penerimaan_Pajak
1.000
.335
.426
.
.144
.083
12
12
12

Wajib_Pajak
.335
1.000
-.408
.144
.
.094
12
12
12

TPWP_2015
.426
-.408
1.000
.083
.094
.
12
12
12

Peningkatan

Penerimaan

Sumber : Data diolah dengan SPSS


Berdasarkan data yang telah diolah,

terhadap

bisa dilihat pada tabel 4 tingkat hubungan

Pajak. Sehingga pada tabel diatas

antar

menunjukkan semakin tinggi tingkat

tiap

variabel

berbeda-beda

dan

berdasarkan teori yang ada pada bab 3,

Tax

sehingga dapat disimpulkan bahwa :

Pajak) dan TPWP 2015, akan membuat

1.

Arah hubungan yang positif antara Tax

semakin

Compliance (Kepatuhan Wajib Pajak)

Peningkatan Penerimaan Pajak.

dengan Peningkatan Penerimaan Pajak,

2.

Compliance
tinggi

(Kepatuhan
pula

Wajib

terjadinya

Besar hubungan antara variabel

selain itu arah hubungan positif juga

Tax

menunjukkan

Pajak) dengan Peningkatan Penerimaan

antara

TPWP

2015

Compliance

(Kepatuhan

Wajib

Pajak adalah 0,335 yang berarti terdapat

2015 yang dilihat dari jumlah kurang bayar

korelasi yang rendah (0,20 0,399).

(nilai Sunset Policy), memiliki pengaruh

3.

Besar hubungan antara variabel


TPWP

2015

dengan

Peningkatan

positif meskipun nilainya sangat rendah,


sehingga

tidak

berpengaruh

signifikan

Penerimaan Pajak adalah 0,426 yang

terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak di

berarti terdapat korelasi yang sedang

KPP Pratama Lamongan.

(0,40 0,599).
4.

Namun

dari

kedua

variabel

Kemudian untuk hubungan antara

independen diatas tidak dominan atau

dua variabel bebasnya yaitu hubungan

mutlak mampu menjelaskan faktor penting

antara Tax Compliance (Kepatuhan

dari Peningkatan Penerimaan Pajak di KPP

Wajib Pajak) dan TPWP 2015 adalah

Pratama Lamongan tersebut. Ada faktor lain

-0,408 yang berarti terdapat korelasi

yang lebih dominan yang tidak disertakan

yang sedang dan berlawanan arah (bila

dalam

satu variabel meningkat, maka variabel

(Kepatuhan Wajib Pajak) dan Kebijakan

yang lain akan turun atau sebaliknya)

TPWP 2015 yang seharusnya diharapkan

5.

Skala
hubungan

pengukuran
dalam

tingkat

penelitian

penelitian

ini,

Tax

Compliance

mampu memberikan kontirubusi positif yang

ini

signifikan terhadap Peningkatan Penerimaan

didasarkan pada interprestasi koefesien

Pajak di KPP Pratama Lamongan ternyata

menurut Sugiyono (2014:184).

menunjukkan hal yang sedikit berbeda


dalam penelitian ini.

Pembahasan

1.

Dari hasil analisis data dengan

Pengaruh

Kepatuhan

Wajib Pajak (Tax Compliance) Terhadap

bantuan program SPSS dan dari pengujian

Peningkatan Penerimaan Pajak

hipotesis sebelumnya, terlihat bahwa dalam

Hasil dari persamaan Y = -2,813 + 7,128

persamaan

regresi,

X1 + 1,071E-8 X2 + perhitungan

(Kepatuhan

Wajib

Tax

dukur

regresi linier berganda diatas bisa dilihat

berdasarkan SPT yang dilaporkan oleh

bahwa nilai koefesien untuk X1 = 7,128

fiskus setiap bulan, memiliki pengaruh

dari konstanta yang bernilai -2,813.

positif dan nilainya cukup kuat, dapat dilihat

Koefesien variabel Tax Compliance

dari hasil analisis regresi menunjukkan R

(Kepatuhan Wajib Pajak) bernilai positif

sebesar

artinya

0,702

Pajak)

Compliance

sehingga

yang

berpengaruh

pengaruh

Kepatuhan

Wajib

signifikan terhadap Peningkatan Penerimaan

Pajak terhadap Peningkatan Penerimaan

Pajak. Hal ini berarti, semakin banyak SPT

Pajak bersifat postif dan cukup kuat.

yang disetor tepat waktu maka akan semakin

Jika skor Tax Compliance (Kepatuhan

semakin tinggi pula Peningkatan Penerimaan

Wajib

Pajak di KPP Pratama tersebut. Kebijakan

Peningkatan Penerimaan Pajak akan

Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP)

semakin tinggi. Uji t dalam tabel output

Pajak)

meningkat,

maka

Coefficient
diketahui
(Kepatuhan

regresi

berganda

bahwa

Tax

Wajib

dapat

Kebijakan Tahun Pembinaan Wajib

Compliance

Pajak (TPWP 2015 (X2) berpengaruh

Pajak)

(X1)

positif

signifikan

karena

tingkat

berpengaruh positif signifikan karena

signifikasi (0,029) yang lebih kecil dari

tingkat signifikasi (0,044) yang lebih

angka signifikan yang ditolerir (0,05),

kecil dari angka signifikan yang ditolerir

akan tetapi besarnya thitung (2,596) yang

(0,05), akan tetapi besarnya thitung (2,346)

lebih besar dari ttabel (2,262) maka H0

yang lebih besar dari ttabel (2,262) maka

ditolak, sehingga dapat disimpulkan

H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa Kebijakan Tahun Pembinaan

bahwa Tax Compliance (Kepatuhan

Wajib

Wajib Pajak) (X1) berpengaruh terhadap

berpengaruh

Peningkatan Penerimaan Pajak. Dengan

Penerimaan Pajak. Dengan demikian

demikian hipotesis dalam penelitian

hipotesis

yang

terdapat

menyatakan bahwa terdapat pengaruh

Compliance

dari Kebijakan Tahun Pembinaan Wajib

(Kepatuhan Wajib Pajak) (X1) terhadap

Pajak (TPWP) 2015 (X2) terhadap

Peningkatan

Peningkatan

menyatakan

pengaruh

dari

bahwa
Tax

Penerimaan

Pajak

(Y)

berhasil dibuktikan.
2.

Pengaruh

Pajak

(TPWP)

2015

terhadap
dalam

(X2)

Peningkatan

penelitian

Penerimaan

yang

Pajak (Y)

berhasil dibuktikan.
Kebijakan

Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP)

PENUTUP

2015 Terhadap Peningkatan Penerimaan

Kesimpulan

Pajak

Dari

pembahasan

pada

bab

Hasil dari persamaan Y = -2,813 +

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa

7,128 X1 + 1,071E-8 X2 + perhitungan

dari hasil pengujian terhadap SPT yang

regresi linier berganda diatas bisa dilihat

disetor tepat waktu, Jumlah Wajib Pajak

bahwa nilai koefesien untuk X2 =

yang terdaftar, Nilai Kurang Bayar (Jumlah

1,071E-8 dari konstanta yang bernilai

Rupiah)

-2,813. Koefesien variabel Kebijakan

Penerimaan

TPWP 2015 bernilai positif artinya

Lamongan,

pengaruh

membuktikan

Kebijakan

TPWP

2015

dan

Laporan
Pajak

Realisasi

serta

di

KPP

Pratama

penelitian

ini

mampu

bahwa

Tax

Compliance

terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak

(Kepatuhan Wajib Pajak) dan Kebijakan

bersifat positif dan sangat rendah. Jika

Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP)

skor Kebijakan TPWP 2015 meningkat,

2015 memiliki pengaruh yang positif yang

maka Peningkatan Penerimaan Pajak

cukup

akan semakin tinggi. Hasil perhitungan

Peningkatan Penerimaan Pajak di KPP

Uji t dalam tabel output Coefficient

Pratama Lamongan.

regresi berganda dapat diketahui bahwa

kuat

dan

signifikan

terhadap

Saran

Wajib Pajak 2015 (Nilai Sunset Policy)


Berdasarkan

hasil

kesimpulan

dan Penerimaan Pajak Badan. Selain itu,

tersebut, maka penulis memberikan saran

penggunaan data yang lengkap dengan

yang diharapkan bermanfaat dan dapat

rentan periode waktu penelitian yang

dijadikan

lebih panjang sehingga mampu untuk

evaluasi

bagi

KPP

Pratama

Lamongan serta bagi peneliti selanjutnya :

melakukan

1.

penelitian tersebu.

Bagi Kantror Pelayanan Pajak (KPP)

generalisasi

atas

hasil

Pratama Lamongan
Diharapkan

lebih pro aktif dalam

melakukan pengawasan terhadap Wajib

Arikunto,

Suharsimi.

2013.

Prosedur

Pajak (Khususnya Wajib Pajak Badan),

penelitian : suatu pendekatan praktik

meningkatkan

ed. Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

melakukan

kualitas

pelayanan,

penyuluhan

kepada

Indriantoro, dan Supomo. 2002. Metodologi

masyarakat akan pentingnya pajak bagi

Penelitian Bisnis untuk Akuntansi

negara

dan

sehingga

Penerimaan

Pajak

Negara dapat meningkat diiringi dengan


peningkatan

kesejahteraan

pada

Manajemen,

Edisi

Pertama,

BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
Kuncoro,

Mudrajad.

2011.

Metode

masyarakat. Selain itu bisa melakukan

Kuantitatif : Teori dan Aplikasi

pemeriksaan pajak secara konsisten dan

Untuk

merata, penegakan hukum yang adil dan

Yogyakarta: STIM YKPN.

transparan sehingga wajib pajak yang


memanfaatkan
Pembinaan
undang
sehingga

Kebijakan

Wajib

Sunset

Pajak

Policy)

bisa

Bisnis

dan

Ekonomi.

Putu, I Made. 2014. Pengaruh Kepatuhan,

Tahun

Pemeriksaan, dan Penagihan Pajak

(Undang-

Pada Penerimaan Pajak Penghasilan

bertambah,

meningkatkan

Penerimaan Pajak Negara.


2.

DAFTAR PUSTAKA

Badan.
Universitas

E-Jurnal
Udayana

Akuntansi
No.

9.3.

(2014) : 633-643

Bagi peneliti selanjutnya

Soddin. 2009. Pengaruh Sunset Policy

Penelitian selanjutnya diharapkan agar

Dalam Penerimaan Pajak. Jurnal

menambah variabel terikat dan variabel

Akuntansi Vol.1 No.1. Mei 2009: 85-

tidak terikat sehingga memungkinkan

100

adanya

hubungan

antara

Tax

Sugiyono.

2014.

Metode

Compliance (Kepatuhan Wajib Pajak)

Kuantitatif

Badan, Kebijakan Tahun Pembinaan

Bandung : Alfabeta.

Kualitatif

Penelitian
dan

R&D.

Anda mungkin juga menyukai